[RP]EINVERD HOUSE

"Para tetua di Inggris mengatakan, jika seorang gadis sudah berciuman dengan seorang pria, baik langsung maupun tidak langsung, gadis itu harus menikahi pria itu."

memang Ivvi tidak terlalu pintar dengan yang namanya sejarah,mitos, dan lain-lain yang banyak dibuku. tapi kalo yang itu..
"HAH ?!! bohong !...lalu aku harus bagaimana ??", wajahnya masih memerah. dan gelisah...

bagaimana kalau cerita itu benar ??? tidaak...aku belum siap... >>

"lupakanlah..tadi kan aku tidak tau", wajahnya masih memerah. dan tangannya dilipatkan, berharap shein tidak melihat tangannya yang bergetar itu.

Gerakan Rhea terhenti seketika... melirik Shein dengan tatapan datarnya. Dan memisuh kembali, 'Kenapa orang ini tidak bosan menyiksaku? Tapi ia hanya bisa menurut, balik ke tempatnya.

Namunn ia tidak langsung duduk, tiba-tiba terlintas sebuah ide di pikirannya. "Saya buatkan teh," ucapnya kemudian lalu menuju meja pembuatan teh.

Melirik seorang Maid yang juga sedang mengulang pembuatan tehnya, "Biar saya yang kerjakan," ucapnya lalu mengambil cangkir, tatakan gelas, sejumput daun teh dan saringannya, air panas... dan ehm... gula?

Ah, perlu diketahui sebelumnya. Chain ini lemah dalam melakukan pekerjaan rumah tangga, dan agak tasteless.

"HAH ?!! bohong !...lalu aku harus bagaimana ??",

"Yang perlu kaulakukan hanya terus berada di sisiku, sampai kau siap menikahiku," Shein menjawabnya dengan santai, tak melihat Ivvi mukanya menjadi merah seperti tomat.

"lupakanlah..tadi kan aku tidak tau"

"Tidak apa-apa, mitos itu juga aku tidak tau kebenarannya," Shein tersenyum pada Ivvi. Walaupun tidak pasti kebenarannya, tetapi Shein berharap mitos itu benar-benar akan terjadi.

"Saya buatkan teh,"

Shein henya mengangguk, dan menunggu Rhea selesai membuatkan teh.

Dan... selesai!

Oh mejanya jadi berantakan, Rhea hanya melihat teh tersebut... sama sekali tidak rapi. Namun kemudian maid di sampingnya membantu merapikan tampilan teh tersebut dan mendorongnya untuk memberikan itu pada majikannya.

"Ini tehnya," kemudian meletakkannya di meja di hadapan Shein. Lalu Rhea kembali ke tempat duduknya. Ia tidak sadar bahwa tadi salah memasukan sesuatu ke dalam teh itu.

...

--salt?

"Ini tehnya,"

Shein langsung meminum teh buatan Rhea. Dia biasanya protes ini-itu, tetapi sekarang dia benar-benar haus, sehingga langsung meminum teh tersebut.

Dan...

tiba-tiba saja lidahnya merasakan rasa yang berbeda dari biasanya, refleks, Shein langsung terbatuk-batuk.

"AKH, DEMI TUHAN, RHEA!" Shein membentak Rhea yang salah memasukkan gula menjadi garam itu."KAU TIDAK BISA MEMBEDAKAN GULA DAN GARAM YA?" nada bicara Shein kali ini meninggi.

"Yang perlu kaulakukan hanya terus berada di sisiku, sampai kau siap menikahiku,"

cukup sudah, kenapa shein tau apa yang dipikirkan Ivvi soal kesiapannya dalam menikah ??
wajah Ivvi tambah memerah, ia langsung teriak..

"MANA MAKANANNYA ??", saltingnya.

"Tidak apa-apa, mitos itu juga aku tidak tau kebenarannya,"

Ivvi >>

Ivvi mulai mengambil teh lagi, namun kali ini ia memakai cangkir yang kosong yang belum terpakai.

"KAU TIDAK BISA MEMBEDAKAN GULA DAN GARAM YA?"

"mau mempunyai keriput diwajah ya ? jangan marah-marah...", Ivvi mulai menjadi penenang disana.

GARAM?!
--memangnya tadi itu garam? Seingatnya tadi hanya ada satu wadah di sana, dan lagi ia dibantu oleh seorang maid untuk mengerjakan semua itu... yang memberinya perangkat teh, air, gula (seharusnya sih) itu semua juga adalah maid di sana yang sedang senyum-senyum sendiri.

Tapi kenapa... bentakan uh, bentakan bisa membuatnya GILA seketika. Dan yah... seketika juga Rhea segera menutup telinganya rapat-rapat dan berlari ke luar ruangan tanpa mau mendengarkan bentakan lanjutan.

--trauma?

"mau mempunyai keriput diwajah ya ? jangan marah-marah...",

Shein berusaha menenagkan dirinya sendiri. Lagi pula dia tak ingin wajahnya menjadi keriput dan mitos-mitos bodoh lainnya.

Dan akhirnya hidangannya datang juga.

Shein masih ugal-ugalan, dia terus memarah-marahi MAID yang tidak bersalah itu.

makanan datang~
Ivvi pun riang, matanya berbinar-binar melihat makanan yang berbau sedap itu.

"neii...", yaap ! PM pun ingat, bahwa personality Ivvi kalo lagi lapar bilang 'neii'

Ivvi melahap makanan yang ada didepannya, ia seperti ingin menangis senang, karna akhirnya bisa makan sendiri tanpa disuapi.

saking laparnya, ia memakan sampai tidak karuan. ada sedikit sisa makanan yang berada dibawah bibirnya. namun ia tetap lanjut makan.....dasyat >33

Shein tidak berselera untuk makan. Dia hanya memperhatikan Ivvi yang sedang makan dengan lahapnya saja

Dan kemudian teringat Rhea lagi yang tadi kabur keluar ruangan akibat di bentak Shein.

"MAID, panggilkan Rhea juga. Suruh dia bergabung lagi... menyusahkan saja," Shein sebenarnya perhatian pada chainnya itu tetapi dia mengungkapkan perhatian itu dengan cara yang berbeda.

Lokasi : Dikamarnya

... Ungya~

Rhea berlari kencang menuju kamarnya, membanting pintunya, dan terjun menuju kasurnya. Kemudian mengambil bantal untuk menutupi kepalanya.

"Nai..."

Suara bentakan itu terus menggema di telinganya. Oh ya, lagi-lagi ia merasa terganggu dengan penyakitnya ini dan hanya bisa menyembunyikan dirinya di bawah bantal. Memang Chain yang aneh, selain anti-sosial ia juga agak anti kekerasan danautis.

Selang beberapa menit tiba-tiba saja perutnya berbunyi. Ah rasa lapar itu, tapi Rhea tidak mau keluar kamar, ia tidak mau bertemu dengan Shein dulu karena takut dibentak lagi. Lebih baik tidak usah makan.

Maid itu kembali ke ruang makan, tanpa Rhea. Shein semakin kesal setelah maid itu melaporkan kalau Rhea mengurung diri lagi di kamarnya.

"Ya, biar aku saja yang ke kamarnya."

Shein dengan malas-malasan pergi ke kamar Rhea, membujuknya untuk ikut makan juga. Lagi pula Shein merasa bersalah juga, gara-garanya Rhea tidak jadi makan.

"Hei, Rhea, keluarlah... ayo, makan bersama," Shein mengetuk-ngetuk pintu kamar Rhea. Gaya bicaranya malah seperti preman yang sedang mengincar mangsanya.

PS: Dabel post atas tolong hapus dong :3
------------------------------------------------------------


... Rhea masih menutupi kepalanya dengan bantal, berpura-pura tidak mendengar siapapun yang mengetuk pintu kamar itu. Awalnya seorang maid dengan suara pelan... Rhea tidak peduli ia tetap tidak mau keluar. Dan lalu, terdengar suara Masternya... ah bukan beranjak berdiri, Chain yang gampang pundungan ini malah makin merapatkan bantal di kepalanya.

Ia pasti kena bentak lagi kalau keluar... tidak tahan laparmu dan biarkan si Master nan galak itu memberikan titah ala preman di luar sana.

Shein sudah berteriak-teriak, dan tangannya mulai pegal gara-gara dia yang terus mengetuk bahkan memukul pintu itu secara keras, mulai habis kesabaran.

"RHEA! KALAU KAU TIDAK KELUAR AKU AKAN MENGHANCURKAN PINTU INI!"

Maksud Shein sebenarnya baik, ingin mengajak Rhea kembali untuk makan malam bersama. Ya, tapi beginilah Shein. Mengekspresikan kasih sayangnya agak berbeda mungkin dengan chainnya yang satu ini.

MENGHANCURKAN PINTU?!

Oh ya, terkadang Masternya memang agak... gila? Atau dia sudah gila?!
Rhea segera bangun dari posisi tidurnya, sebenarnya bukan masalah besar sih kalau pintu itu rusak toh yang menanggung kerugiannya kan keluarga Einverd sendiri. Namun rasanya Rhea tidak mau menambah masalah lagi, ia harus dibuat menyerah dengan situasi itu.

Kemudian sambil tetap menempelkan tangan di telinganya, ia membuka pintu tersebut. "Saya sudah keluar," ucapnya dengan tampang masam kemudian berjalan mendahului Shein menuju ruang makan.

Mungkin lain kali ia harus menyiapkan kapas atau penutup telinga agar tidak lagi mendengar bentakan Shein.

"Saya sudah keluar,"

Shein padahal sudah siap menghancurkan pintu tersebut, tetapi untungnya Rhea cepat-cepat keluar. Shein sendiri tidak mau repot-repot menghancurkan pintu sebenarnya.

"Bagus. Sekarang turuti apa perintahku, ke ruang makan."

Lokasi : Ruang makan kediaman Einverd

Shein melihat Ivvi masih makan di sana, dan duduk di sebelahnya.

"Nah, Rhea... makanannya sudah siap, silahkan kau makan. Lain kali aku tidak akan mau lagi repot-repot ke kamarmu untuk mengajakmu makan," ujar Shein.

Lokasi : Ruang Makan

... Rhea duduk di tempatnya dengan tenang, setidaknya Shein sudah tidak berbicara dengan suara KERAS lagi. Yah... walau sedikitnya masih takut, tapi perhatiannya sudah teralih pada makanan-makanan itu. Hm...

"Nah, Rhea... makanannya sudah siap, silahkan kau makan. Lain kali aku tidak akan mau lagi repot-repot ke kamarmu untuk mengajakmu makan,"

Tiba-tiba saja Shein berbicara seperti itu. Oh ya, "Oh... lain kali Anda tidak usah repot-repot, Master. Saya akan makan jika saya mau." Chain bertampang datar ini kemudian mengambil salah satu makanan di sana. Entah mengapa ia jadi tidak nafsu makan.

"mfft...", Ingin sekali Ivvi tertawa setelah mereka berdua datang, udah selesei sinetron hidayahnya ? =))

makanan Ivvi habis, dan ia juga sudah kenyang...
glek...glek

minumannya juga sudah habis, sempurnalah keadaan dia sekarang

"......", sekarang apa yang kulakukan ? aku terlalu cepat makan...
Ivvi bengong.. ternyata masih belum sempurna..

"Oh... lain kali Anda tidak usah repot-repot, Master. Saya akan makan jika saya mau."

Shein hanya diam saja, dan mulai memakan roti perancisnya. Shein sendiri tak nafsu makan sebenarnya, dia hanya memakan roti Perancis pada saat itu.

Shein menatap hidangan utamanya dengan malas, dan kembali melihat Ivvi. Piringnya sudah kinclong kayak habis di cuci pake sunlight. Shein lalu menyodorkan makanannya pada Ivvi. Lebih baik untuk Ivvi saja dari pada mubazir.

"Ini, makanlah punyaku," kata Shein sambil tersenyum."Tak usah ragu, aku belum menyentuh makanan itu."

Lalu melihat Rhea lagi.

"Tak usah pikirkan omonganku sebelumnya. Aku hanya bercanda."

"tidak...aku sudah kenyang", Ivvi menolaknya, memang benar dia kenyang, kalo belum kenyang..pasti tambah makanan ke maid.

"kau yang harus makan...."

"rhea, ayo makan", Ivvi tersenyum (tumben ? udah kenyang..~)

Ivvi kembali diam lagi. sambil menunggu shein dan rhea yang makan
ia berjalan mengelilingi ruang makan itu sambil nyanyi-nyanyi dikit (sebisanya..)

That day you softly whispered to me
You’ve made your dream come true
I’ll send you my love from here
With this song, forever~

dan intinya masih ga ada kerjaan (geleng2)
===================
rhea mau karaoke bareng ? >33 *digoreng*

@Ivvi: boleh tuh *dilempar*
kebetulan char ini lebih baik daripada PMnya kalo nyanyi
---------------------------------------------

Rhea menatap makanan di hadapannya, MALAS. Ia makin malas memakannya setelah Shein bilang kalau ia hanya bercanda. BERCANDA hah?! Yang seperti itu saja bercanda bagaimana seriusnya?!

Ia masih agak kesal dan itu menjadikannya malas untuk melakukan apapun.

"Tidak, saya makan ini saja," ia mengambil semangkuk sup yang tidak begitu mengenyangkan. Memakannya pelan kemudian mengambil air minum. Benar-benar bukan Rhea yang biasa kelaparan.

Setelah beberapa suapan akhirnya makanan tersebut habis. Rhea mengambil lap untuk mengelap mulutnya dan beranjak berdiri. "Sekarang saya boleh pergi kan?" ia bertanya pada Shein, seperti biasa berformalitas meminta izin Masternya.

"Sekarang saya boleh pergi kan?"

"Ya, tentu saja," Shein masih mengaduk-aduk tehnya yang menurutnya belum pas dengan seleranya itu.

Dan memperhatikan Ivvi yang sedang bernyanyi.

That day you softly whispered to me
You’ve made your dream come true
I’ll send you my love from here
With this song, forever~

Kenapa aku teringat seseorang... setiap mendengarkan ada yang bernyanyi... kenapa aku selalu mengingatnya?

Shein semakin kalem dan masih duduk, tetap memperhatikan Ivvi.

I close my eyes, and right away you make it all overflow
The tracks of my life so far
Along with smiles I can’t live without and nostalgic voices...

Ivvi mulai lagi karaokenya, ia tidak sadar bahwa shein memperhatikannya..ia masih berjalan-jalan pelan dan melihat kejendela. dilihatnya bunga-bunga berbagai warna disana.

It’s time for something to change
Coming out of my shell, I’m going to fly away now
You taught me the meaning of your love
Over time
It’s coloured me

Setelah ada persetujuan kemudian Rhea bangkit dari tempat duduknya, ia sekilas memerhatikan Ivvi yang tengah berkaraoke ria. Ingin ikutan? Ah tidak... Chain satu ini terlalu bersikap dingin ketika menanggapi sesuatu yang tidak begitu ia sukai.

Ia lalu menundukkan kepala dan kembali ke kamarnya. Di sana mungkin ia bisa bernyanyi seperti biasa (kalau lagi mandi) atau tidur di atas kasur kesayangannya. Apapun itu~

Shein semakin gelisah melihat setiap kata yang di nyanyikan Ivvi itu.

Mengingatkan kepada seseorang yang sudah lama di lupakannya, dan dia tidak ingin teringat lagi kejadian itu.

Claudia.... kah?

Shein tetap menunggu, sampai Ivvi menyelesaikan lirik lagu itu. Walau rasanya dia semakin kesepian setelah mendengar lagu itu, tetapi tetap ingin mendengarnya. Selalu.