[RP]EINVERD HOUSE

Ivvi tertawa kecil dengan apa yang shein bisikkan dikupingnya , ia tersenyum, lalu..

"gaun yang indah...krrr...", sepertinya Ivvi benar-benar pulas, sampai mengigau seperti ini.

kini ia diam...dia hanya ber-ZZzzzZz ria ditidurnya yang pulas itu. rambut Ivvi yang kemana-mana seperti selimut baginya.

dimimpinya...Ion yang sedang saling melawak dengan Ivvi sambil mengajarinya bahasa perancis, memperlihatkan gaun indah wanita pertamanya yang dibuatnya untuk firi. (~~ = w =)

"nee..", Ivvi menggerutu kecil. dan masih tertidur pulas..
entah Ivvi menyentuh sesuatu disebelah bunga mawar disebelahnya, tangan seseorang ? tangan shein ?

hangat..

"gaun yang indah...krrr..."

Shein masih dengan setia mendengar setiap perkataan Ivvi. Dan tiba-tiba teringat dengan gaun merah yang di belikannya untuk Ivvi, ketika di Sabrie Park.

Hhh... kapan aku bisa memberikannya ya. Satu tahun sudah berlalu. Niatku adalah memberikan gaun itu untuk Ivvi, dan di pakai di pesta ulang tahunku nanti. Tapi, ya sudahlah...

Kemudian, Ivvi menyentuh tangan Shein. Shein membalasnya, dengan menggenggam tangan Ivvi.

"Hei, nona Ivvi... kau bisa sakit kalau tidur di sini...," ucap Shein pelan. Shein sendiri tidak tega membangunkan Ivvi, makanya dia berkata pelan-pelan.

"werrr....", ia malah semakin pulas.

PM : WOY BANGUN !!! CUCI KAKI, CUCI TANGAN, PINDAH KEKASUR ! (<< kata2 nii-san sayo, kalo ngeliat sayo tidur kegeletak diruang tv) *digoreng*

"ha, hangat...", Ivvi semakin terjatuh dialam bawah sadarnya, merasakan tangan shein yang menggenggamnya.

PM : *nyiapin ember buat nyiram*

SHEIN SIDE

"ha, hangat..."

Hangat katanya?

Kemudian terpikir sebuah ide jahil di otak Shein, menjahili Ivvi lagi sepertinya.

"Hei, Nona Ivvi, kalau kau tidak bangun, aku akan mencium-mu, secara LANGSUNG...," Shein menekankan kata-katanya di 'langsung', dan masih berbisik, melihat reaksi Ivvi selanjutnya.

-Sementara itu Raven-

RAVEN SIDE

Lokasi : Ruang tamu

Raven celingak-celinguk memperhatikan ruang tamu kediaman Einverd, tidak ada Rhea di sana. Dia sudah memegang kotak obat, untuk Rhea.

"Lho? Rhea-nya ke mana?"

Raven melihat di bawah bantal di sofa tersebut, tetapi tidak ada, tentu saja.

langsung...sung...sung..., kata-kata itu berGEMA di mimpi Ivvi.

"......", Ivvi diam, dan..

"ZZZZZzzzzzZZZZzz", dia tambah ngorok, *digoreng*

yang namanya tidur pulas + tepar, Ivvi benar-benar kebo *disembelih*

Dan, tak ada reaksi apapun dari Ivvi. Itu berarti, Shein akan menciumnya sekarang.

Sebelumnya, Shein memastikan dulu Ivvi benar-benar tertidur, dan mulai berbisik lagi padanya, sebelum memulai aksinya itu.

"Kau yakin, nona Ivvi? Aku menganggap 'itu' sebagai jawaban iya, apakah kau keberatan jika aku menciummu, di bibir?"

Shein menunggu reaksi Ivvi lagi. Sebenarnya ingin langsung menciumnya, hanya saja rasanya kurang sopan, mencium lady tanpa seijinnya. Tentu Shein sangat memikirkan sopan santunnya.

Ivvi masih tertidur, sudah dibiling ia ini tepar..
"hnngh...", ia mulai terbangun, tapi ia sangat malas untuk bangun..ia lelah sekali.
hingga Ivvi masih memejamkan mata, dan tidak tau jika shein ada disebelahnya yang jaraknya udah ga tau berapa lagi.

dibenaknya, padahal sekali seumur hidup bisa tidur pulas kaya gini..serasa ga punya dosa lagi *digoreng*

Lokasi : Dapur

... "Ah..." Rhea berkeliling mencari Raven tapi si rambut kuning itu tidak ditemukan, sementara 'anaknya' si meong, terus-terusan merengek minta makan. Chain ini kemudian mencari makanan di dapur, melihat ke sana-ke mari apakah ada makanan yang cocok untuk anak kucing itu.

"Hm... mungkin susu?" lalu mencari botol susu, menuangkannya ke atas pisin dan memberikannya pada kucing yang tengah kelaparan tersebut. "Bulunya belum kering," komentar Rhea yang tengah mengelus-elus bulu kucing putih tersebut.


autis banget sih --a

Lilica yang tadi meninggalkan shein Dan ivvi sendirian mulai merasa bosan

ia pun menuju ke perpustakaan lag

'pasti.... Pasti Ada Cara membuat aguila menjadi... Lebih kuat' pikirnya

'pasti! Harus kutemukan.. Aku harus membuat aguila menjadi lebih kuat! Apapun... Apapun caranya Akan kulakukan ....'

tekadnya memang tinggi. Lilica sebenarnya merasa agak lemah sejak pertarungan dengan shien, jujur ia merasa tak berguna

lebih lagi ia merasa di rendahkan, lebih Dari sebelumnya. Saat pulang Dari abyss pun keluarga einverd mengatakannya egois Dan tak berguna hanya karena ia tak pulang bersama shein

ia merasa bahwa mereka tidak pantas bialng seperti itu, maka Dari itupun ia bertekad menjadi lebih kuat

SHEIN SIDE

Tidak ada jawaban lagi. Itu berarti Ivvi setuju akan aksinya yang akan dimulai Shein sebentar lagi.

Malam semakin larut, bintang-bintang bertaburan bagaikan berlian malam, di langit. Angin berhembus pelan, dan suasana saat itu sangatlah pas menurut Shein untuk melakukan 'adegan' itu.

Ivvi terlihat tertidur pulas sekali. Mungkin jika Shein melakukannya sekarang, Ivvi sendiri tidak akan menyadarinya. Shein mulai mendekati wajah Ivvi, dekat sekali, jaraknya sejengkal dari wajah Ivvi.

Wajah Shein sendiri memerah, melihat gadis yang dicintainya, sekarang benar-benar dekat dengannya.

4 cm jarak mereka....

kemudian.... Shein semakin mendekat, 3 cm...

lalu... angin bertiup sepoi-sepoi. Shein menghentikan aksinya sebentar, memandang Ivvi sebentar, sebelum dia menciumnya.


RAVEN SIDE

Raven benar-benar tak tau lagi, dia harus ke mana. Kemudian berpikir untuk ke dapur, mencari makanan. Jujur, dia memang lapar. Tidak di beri makan sejak pagi.

Lokasi : Dapur

"La-par...," Raven benar-benar lemas, ngesot ke arah dapur. Benar-benar kelaperan. Saking laparnya, dia tidak melihat ada Rhea dan Si Meong juga di sana.

Kemudian, pingsan kelaparan.

Lilica yang sudah berada di perpustakaan selama 5 jam penuh pun mulai merasa lapar

ia hampir berteriak melihat badan raven di sana...

Maka ia mengangkat raven Dan membaringkannya di kamar shein

ia lalu kembali ke dapur Dan membawa makanan

dimimpi Ivvi, tiba-tiba shein terlihat dekat darinya...entah

sambil tertidur Ivvi mengatakan, "apakah kau benar-benar ingin menikahiku.."
krrr... ia tertidur lagi, belum menyadari jika shein sudah sangat amat dekat jaraknya.

Lokasi : Dapur

*GABRUK!*

Rhea dan si meong tentunya terkejut dengan suara mengagetkan itu. Sebelumnya karena terlalu menghabiskan perhatian pada bulu kucing yang belum kering Rhea jadi tidak sadar bahwa ada yang masuk ke tempat itu.

Sampai... suara itu muncul dan membuat Rhea menoleh ke belakang untuk melihat apa yang terjadi.

"Tu... Tuan Raven!" serunya kaget kemudian mendekati Raven yang tiba-tiba saja pingsan. "Kenapa pingsan begini!" dan mendadak nona bersayap ini sibuk sendiri.

Untung saja Lilica segera datang dan menolongnya. Ah, sebenarnya Rhea agak kesal juga, padahal tadi ia berniat menolong, tapi lagi-lagi ia tidak bisa berbuat apapun.

"Hhh~" yang bisa dilakukannya hanya menghela nafas dan kembali menggendong kucingnya.

Mungkin sebaiknya ia mengikuti Lilica agar tidak kehilangan jejak si tuan Novaidon lagi.

"Rhea!@ kata lilica panik

"tolong cepat bawakan air Dan makanan!"

"dia sepertinya pingsan kelaparan!" jelasnya

"a-adakah cara untuk menolongnya?" tanyanya pada Rhea

saat ini lilica benar benar bingung; ia merasa tak berguna lagi

tak Ada yang bisa ia lakukan untuk membantu

SHEIN SIDE

"apakah kau benar-benar ingin menikahiku.."

Shein semakin yakin untuk mencium Ivvi, setelah mendengar Ivvi yang mengigau seperti itu.

"Aku akan membahagiakanmu," Shein mengucapkannya dengan yakin, seperti halnya seorang pengantin pria yang mengatakan hal tersebut kepada pengantin wanitanya, sebelum menciumnya.

2 cm... jarak mereka...

1 cm...

Dan akhirnya, Shein sukses menjalankan adegannya itu. Shein kemudian melepaskan ciumannya secara perlahan. Yah, sepertinya gadis yang diciumnya sendiri masih bermimpi, dan tidak akan pernah menyadari, bahwa Shein sudah menciumnya. Kecupan pelan di bibir, yang Shein lakukan secara hati-hati, tentu tidak akan membuat Ivvi terbangun.

Tak tau harus melakukan apa setelah itu.

"Ahh... aku tidak percaya, aku sudah menciumnya?" Shein masih duduk di sebelah Ivvi, memandanginya terus-terusan. Wajah manisnya membuat Shein semakin ingin menciumnya untuk yang kedua kalinya.

Gairahnya mendadak naik. Tapi Shein tetap menahannya. Sebuah prilaku yang tak sopan, mencium seorang wanita tanpa sepengetahuannya, apalagi untuk yang kedua kalinya.

Shein kemudian tidur di rerumputan itu, memandang bintang-bintang, sambil menunggui Ivvi benar-benar bangun. Atau mungkin dia akan menggendongnya ke kamarnya, jika sampai larut malam nanti Ivvi tidak bangun.

RAVEN SIDE

Semuanya menjadi gelap.

Tidak tau apa-apa, dan dia merasakan perutnya terus-terusan berbunyi.

"La-par...," Raven dari tadi hanya bisa mengucapkan kata-kata itu. Lapar sekali, seperti sang PM-nya saat ini.

Lilica pun tambah bingung harus berbuat apa

"emm jadi.... Kita harus ngapain??" Tanyanya cengo

"raven ini makanan" katanya sambil mengambil roti Dan menjejalkannya ke mulutnya raven

"He?!" langkah Rhea terhenti begitu Lilica mulai panik. Sebenarnya apa sih yang diinginkan oleh anak ini --a bukannya tadi ia seperti bersikap seolah semua-sudah-ditanganinya? Tapi kini berbalik dan menyuruhnya.

Dan karena ia panik Rhea jadi ikut-ikutan panik, ah... ia menaruh si kucing di kepalanya dan pergi mengambil air dan kembali diikuti beberapa pelayan yang membawakan makanan.

"Ini air... dan makanan. Lalu?" menyerahkannya pada Lilica.

Jangankan, Rhea juga tidak tahu caranya membangunkan orang pingsan. Mungkin dengan... meninjunya atau, "Tuan, bangunlah," kemudian menaruh si meong di atas muka Raven. Mungkin ini namanya bentuk pembalasan dendam yang tadi *dilempar*.

"eh? I-iya terima kasih" kata lilica gugup

lalu saat lilica melihat Rhea menaruh kucing di kepala raven ia pun cukup kaget

"e-eh tak apa apa tuh? Aku baru saja menjejalkan roti ke mulutnya juga loh" kata lilica dengan cengonya

"Eh?!" sejujurnya Rhea tidak sadar dengan keadaan itu. Menjejalkan roti katanya, dalam posisi tidur seperti itu er... ya... buru-buru Rhea mengangkat si meong, ah... kok ia makin terlihat tidak berguna saja ya --a

"Ya ampun! Maaf!" dan merasa semakin bingung saja. Mungkin seharusnya ia tidak mengambil tindakan ya, biar nona Lilica saja yang bertindak, toh yang manusia kan dia.

"Ah... mungkin sebaiknya saya er... pergi dulu," ucapnya jadi semakin kebingungan. Yah sejujurnya Rhea memang tidak bisa dengan urusan seperti itu, pekerjaan rumah tangga atau apalah. Yang ia bisa kan hanya menghajar musuh saja.

Ivvi bermimpi...shein menciumnya ! astaga...jika para pembaca bisa lihat mimpi Ivvi, mungkin akan sangat terlihat seperti film-film dorama jepang wkwkwk *digoreng*

adegan shein yang menciumnya didalam mimpi, langsung membangunkan Ivvi dari tidurnya. entah ia merasa bak putri aurora...setelah diambil first kissnya dengan pangeran yang ia cintai. ia langsung bangun dan bahagia selamanya *digoreng malah dongeng*

mata Ivvi terbuka, wajahnya menjadi gelisah..
itu mimpikan ??

dilihat kesebelahnya shein sedang tiduran menatap Ivvi. wajah shein saat itu membuat Ivvi mangingat mimpinya. wajah Ivvi pun memerah

"shein...", wajahnya masih memerah. "aku merasa kehilangan first kissku...apa itu benar ?", ucapnya sambil memainkan tangannya, dan swt-swt.

"ehh?! Rhea jangan pergi!!" seru lilica

"jujur gue lagi bingung nih orang mau diapain, batuinn"

"si meong taruh di perutnya aja buat nindihin si raven jadi supaya ga laper gitu"

"bener ga?" tanyanya sambil celingak celinguk

Hah? Tunggu... sejujurnya Rhea tidak mengerti pada apa yang dimaksudkan oleh Lilica. Teori dari mana yang mengatakan kalau kucing di taruh di atas perut seseorang bisa mendadak kenyang.

"Ah..." memasang wajah SWT-nya dan tampang datar seperti biasa, sembari berbicara dalam hati... 'mustahil' tapi ya...

"Saya rasa tindakan itu tidak akan membantu Nona, lebih baik Anda bangunkan dulu baru diberi makan. Kalau diberi makannya seperti itu yang ada Tuan Raven bisa tersedak dan tambah tidak sadar," ucap Rhea panjang lebar, memberikan pengetahuanya pada si nona kecil ini.

Semoga ia mengerti.

"hah? oh iya" kata lilica yang mulai menampari raven pelan

"lah? kok tak mau bangun??" tanya lilica pada rhea

"Rhea bantuinn" kata lilica yang sudah mulai mau nangis ini

Menampari =________= ah, itu cara yang agak keras, tapi membangunkan orang bukan dengan cara yang seperti itu.

"Ah... jangan begitu," ucap Rhea pelan yang nampaknya sudah makin SWT saja dengan kelakuan si nona kecil.

... Ia lalu mengambil sepotong ayam goreng dan kemudian mendekatkannya ke hidung Raven, "Tuan... tuan bangunlah... ada ayam goreng spesial dengan saus mentega di sini..." mencoba memancingnya.



*PMnya ngiler sendiri, ya sudahlan tunggu postingan selanjutnya juga pasti bangun*

"oh? eh? i-iya" jawab lilica gugup PM nya makin error ajak nih

l"Tuan... tuan bangunlah... ada ayam goreng spesial dengan saus mentega di sini..."

"eh? ada yah?? minta juga boleh??" tanya lilica