[RP]LATOWIDGE ACADEMY

"Rupanya Aki!Kemana saja kau?", alice melihat Aki kearah mereka.
"Shein, kurasa kau dan Ivvi.. Sedang diawasi..", Alice berbisik pada Shein. Ia curiga pada kepseknya itu.

"Aku merasa, kita semua deh..", Yukiji merasa keganjalan disekitar sini.

"Aaaa..."

Rhea benar-benar tidak bisa melihat orang sebanyak itu. Memusingkan, kepalanya kini berputar-putar dan ia terduduk lemas di antara kerumunan orang itu. Kenapa ada orang sebanyak ini di sini? Belum lagi suara-suara mereka yang menggema di sana-sini.

mati saja

Ia kemudian berpaling ke belakang, melihat cahaya di pintu keluar namun baru saja akan melangkah tiba-tiba saja seorang guru datang dan menutup pintu itu. Menandakan pidato akan segera dimulai.

--oh NO!

"Keluar... saya harus keluar!" ia berusaha menerobos pintu tersebut, namun sang guru tidak memperbolehkannya dan malah mendorongnya ke arah kerumunan orang.

--bisa gila!

Rhea kemudian kehilangan kendalinya, ia mengeluarkan kipas yang menjadi senjatanya lalu mengibaskannya ke arah guru tersebut. Di sana, terciptalah angin yang sangat besar hingga sanggup melempar guru tersebut. Sayangnya pintu sudah terkunci.

"Haah..." benar-benar tidak kuat untuk tetap berada di sana.

"Shein, kurasa kau dan Ivvi.. Sedang diawasi.."

Shein mengangguk, dan memperhatikan kepsuk itu lagi.

"Memang. Apa itu yang biasa di lakukannya pada murid baru, ya?" tanya Shein masih heran dengan prilaku kepsuk ganas tersebut.

Lalu... Shein mendengar teriakan dari beberapa murid yang terkejut karena ada salah satu guru yang terlempar oleh angin yang cukup besar. Itu pasti Rhea.

Shein memelototi Rhea, seolah-olah berkata, Apa yang kau lakukan, sampai membuat keributan?

Shein kemudian memulai aktingnya, dan mendekati Rhea.

"Maaf nona, sebaiknya kau bergabung duduk dengan kami," kata Shein yang mengeluarkan senyum aktingnya.

Rhea semakin merasa, GILA! Dengan banyaknya orang yang malah semakin mengerumuninya dan di antaranya terdapat Shein yang kemudian mendekatinya. Oh tapi apalah bedanya manusia satu ini dengan para manusia lainnya, semuanya makin membingungkan untuknya. Bahkan dalam penglihatannya, Shein yang sedang menyamar tidak tampak lagi seperti Masternya.

Chain ini kemudian menampik ajakan Shein kemudian mencari sudut ruangan kosong yang bisa ditempatinya. Seluruh siswa di sana terlanjur berpikir ngeri mengenai keberadaannya, sehingga begitu Rhea melangkah, gerombolan orang itu segera menyingkir dari jalannya.

Biarlah ia terkurung di sana, setidaknya ada pojok ruangan yang sepi di mana ia bisa mengalihkan perhatiannya.

"Memang. Apa itu yang biasa di lakukannya pada murid baru, ya?"

"Tidak.. Kurasa, dia sudah menyadai kita...", Alice agak ragu dengan semua ini. Sebentar lagi ia juga akan dipanggil.
"Daritadi sudah kubilang...Bukan hanya Shein dan Ivvi yang dijaga ketat, tapi, kita semua...", Yukiji agak waspada dengan kepsek ini.
"Sekarang apa yang akan kau lakukan lagi....", Yukiji menatap kepsek itu dari jauh dengan tajam.

"Tidak.. Kurasa, dia sudah menyadai kita..."

Ivvi tidak peduli, kalau ia ingin mengacau...bisa saja aula besar ini hancur seketika.

"Daritadi sudah kubilang...Bukan hanya Shein dan Ivvi yang dijaga ketat, tapi, kita semua..."

jedeng...Ivvi kaget menjadi batu >>

ke,kenapa yukiji tau namaku ?, gumamnya.

jedeng...Ivvi kaget menjadi batu >>

ke,kenapa yukiji tau namaku ?

Yukiji melihat Ivvi membatu sendiri.
"Ivvi-chan, kenapa kamu membatu seperti itu?", Yukiji heran melihat tingkah laku Ivvi yang daritadi makin aneh

+
----
-

"Rupanya Aki!Kemana saja kau?"

"Alice? Dari tadi aku disini, kok!"kata Akiyuki kepada Alice. Lalu, ia mendengar sesuatu yang mengejutkan dirinya.

"Ivvi-chan, kenapa kamu membatu seperti itu?"

"Ivvi katamu?"tanya Akiyuki pada Yukiji. "Tapi, bukankah ia bernama Carlene?"tanya Akiyuki pada Yukiji lagi sambil mengarahkan pandangan pada Ivvi, lalu pada Yukiji lagi.

"Ivvi katamu?"tanya Akiyuki pada Yukiji. "Tapi, bukankah ia bernama Carlene?"tanya Akiyuki pada Yukiji lagi sambil mengarahkan pandangan pada Ivvi, lalu pada Yukiji lagi.

"Ma..maksudnya Clarene!! Iya clarene!! Aku akhir-akhir ini salah ngomong terus.", Yukiji hampir lupa kalau sekarang ada Aki.

'Astaga....aku keceplosan...'

"Ma..maksudnya Clarene!! Iya clarene!! Aku akhir-akhir ini salah ngomong terus."

Akiyuki merasa ada yang aneh pada sikap Alice. Sikapnya bagi Akiyuki terlihat mencurigakan.
Hmmp.. Ini mulai mencurigakan!, pikir Akiyuki dalam hati. Ia menatap Alice dengan tajam, namun akhirnya kembali bersikap biasa.

"Aah~! Begitu, ya?"tanya Akiyuki, lalu kembali tersenyum ramah pada Alice dan yang lainnya.
Namun, dalam hati ia merasa ada yang janggal dengan teman-teman yang berada di depannya sekarang.

Baiklah, baiklah..! Saat ini, sebaiknya kulepaskan saja mereka. Tapi, tunggulah. Suatu hari pasti akan kubongkar, lho! Fufufufufufufu...!, kata Akiyuki dalam hati tanpa melepaskan senyuman ramah dari wajahnya.

"Aah~! Begitu, ya?"

"Yah....Begitulah...ahahaha...Yukiji akhir-akhir ini sering kepeleset terus ngomongnya...", Alice hampir kaget setengah mati saat mendengar Aki yang curiga dengan ucapan Yukiji.

"Lalu apa yang akan kalian lakukan pada kepsek itu sekarang? Ia nampak tak suka pada kalian"kata Akiyuki pada Alice dan yang lainnya. "Kalian tak berbuat aneh padanya pada hari pertama kalian, kan?"tanya Akiyuki lagi.

"Kalian tak berbuat aneh padanya pada hari pertama kalian, kan?"

"Yah...ada beberapa hal yang membuat si Adelart itu akan dikeluarkan....Orang itu telah membuat kekacauan...", Alice hanya terdiam. Ia tak mau banyak bicara.

"Yah...ada beberapa hal yang membuat si Adelart itu akan dikeluarkan....Orang itu telah membuat kekacauan..."

Akiyuki hanya menghela nafas setelah mendengar jawaban dari Alice tadi. "Ya, baiklah kalau begitu"kata Aki, sambil menepuk pundak Alice."Tapi kalau ada apa-apa, kau bisa cerita padaku. Aku dan Hera akan berusaha membantumu"kata Akiyuki lagi.

Lalu, Akiyuki kembali menatap Hera."Ne. Hera, disini tidak panas kan? Bagaimana kalau kau lepas topinya?"usul Akiyuki kepada Chainnya tersebut.

"Ya, baiklah kalau begitu"kata Aki, sambil menepuk pundak Alice."Tapi kalau ada apa-apa, kau bisa cerita padaku. Aku dan Hera akan berusaha membantumu"kata Akiyuki lagi.

"Oh iya, sebentar lagi upacara dimulai kan?"

"Beberapa saat lagi, upacara akan dimulai. Dimohon semua murid memasuki aula..."

"Sial....Aku akan kedepan nanti.....", Alice membatu

"Sial....Aku akan kedepan nanti....."

"Yah. Berusahalah Alice, dalam berpidatonya"kata Akiyuki, lalu tersenyum untuk menyemangati Alice.

hey nama samaran ku carlene, bukan cralene , teriak Ivvi dalam hati.

dilihatnya alice sudah bersiap-siap untuk pidato, Ivvi hanya berdoa semoga pidato itu berhasil dengan mulus

disana ada akiyuki, Ivvi hanya tersenyum hangat (akting) ke dia.

"Cih, upacara dimulai..", Alice menggerutu terus.

"Sekarang sambutan dari kepala sekolah, diwakili oleh wakil kepala sekolah.."

"Setekah itu aku deh.."

Shein masih duduk manis di tempatnya, dia ingin menyeret Rhea, tetapi upacaranya sepertinya sudah akan di mulai

Jadi, Shein menahan niatnya tersebut, dan memperhatikan ke panggung.

"Setekah itu aku deh.."

\

"Aku tak sabar melihat pidato-mu...," kata Shein yang memang belum pernah menghadiri acara seperti itu.

Ah, akhirnya keributan itu selesai... yah sang nona biangkerok kini memilih untuk diam di sudut ruangan, mencari celah untuk keluar dari tempat dengan kerumunan manusia itu. Kepalanya mulai berputar-putar lagi walau keadaan sudah mulai teratur.

Rhea hanya bisa berjongkok di sudut ruangan, dengan aura suramnya seakan ada penampakan di siang bolong... yah, mana wujudnya yang serba putih-putih itu kan?

--semoga upacara atau sekolahnya cepat berakhir.





*numpang lewat doang~*

Lilica yang telat pun segera lari lari ke aula

"wuah telat!".

Ia menemukan tempat duduk tepat dibelakang shein

Shein menghampiri Rhea yang mulai menyudutkan dirinya lagi.

"Jangan terlalu jauh dariku. Di sini ramai sekali, kau mau tersesat dan tidak bisa pulang? Bukankah itu akan semakin membuatmu susah?" tanya Shein yang mulai memaksa Rhea untuk bergabung dengannya. Di tengah-tengah keramaian.

"wuah telat!".

APA?! AKU LUPA, LILICA JUGA SEKOLAH DI SINI!

Shein mulai panik. Berharap Lilica tidak mengenalinya sama sekali. Shein memang sedang menyamar, sebagai Jacob.

Lilica pun menyadari kehadiran shein

"halo sedang apa kau di sini?" Tanya lilica

"Shein, dia saudaramu ya?", alice berbisik setelah melihat seseorang[Lilicia]baru datang.

"Sekarang, mari kita dengar sambutan dari ketua OSIS, Alice Springfield."

"GLEK...Aku...harus...", Alice sudah keringat dingin mendengar namanya dipanggil.

"ya" jawab lilica pada Alice

" btw kamu lg apa?" Tanya lilica pada shein