[RP]LATOWIDGE ACADEMY

"Ternyata perkiraanku tidak salah...Aku sudah menyadari kedatanganmu daritadi.. Einverd..", Kepsek tersenyum licik.

"Tidak secepat itu..", Alice memakai fuzetsu lagi.

"Alice! Berhenti!" serunya

"Dan kau kepsek ga berguna! Apa maumu?!" seru lilica sambil mencekek kepsek itu

Shein panik, sekarang sekolah itu semakin ribut, dan kerusuhan semakin terjadi. Jangan sampai ini terjadi untuk yang kedua kalinya.

Murid-murid di dalam ruangan itu mulai berlarian keluar melihat akan adanya pertempuran di sana.

"Lalu... kau mau apa kalau tau aku Einverd?" Shein tersenyum tipis, kepala sekolah itu bukanlah tandingannya.

"Dan kau kepsek ga berguna! Apa maumu?!"

"Lilica, berhenti. Masalah ini lebih baik di selesaikan baik-baik. Jagalah prilaku mu sebagai seorang lady."

"dia sudah berjanji damai tetapi malahnmenyerang alice!" bantah lilica

"jangan ingatkan aku tentang tata krama lagi atau dia benar benar mati!" bentak lilica pada shein

memang tata krama adalahnsesuatu yang membuatnya sengsara hingga kini

"cih bodoh" kata lilica sambil melemparkan kepsek itu ke shein

"Lilica.. Sabarlah..", alice melihat murid-murid berlarian.
"FUZETSU!", Yukiji mengaktifkan fuzetsu[menghentikan waktu untuk sementara disekitarnya] sebelum terjadi yang aneh-aneh lagi.

"He.. Kau kira aku lebih muda dari perkiraanmu, sampai menganggap remeh diriku? Aku itu lebih tua darimu.. Usiaku sudah 800 tahun..Jangan macam-macam dengan yang lebih tua, anak muda.", kepsek ini makin menjadi-jadi.

"Ayo kita bertarung..", Alice geram melihat kepsek ini.

Lilica pun segera mencabut pedangnya menaruhnya di depan leher kepsek itu

"kau boleh 800 tahun bodoh tapi ingatlah Kami lebih kuat daripada mu karena kau hanyalah SAMPAH" desis lilica

"Alice bolehkah aku memberinya sedikit kenang kenangan di umurnya yang ke 800 ini? Hanya sedikit saja kok" kata lilica sambil tersenyum sadis pada kepsek itu

Ivvi....dia diam saja, sama seperti rhea

melihat situasi, dan melihat bahwa murid-murid disekitarnya sudah membeku atau diam ditempat. ada wajah laki-laki disana..

"fufufufu...", Ivvi mengambil spidol dan mencoret wajah murid laki-laki itu. ada saatnya ia jahil didalam situasi panas ?

"Hah.. Hanya dengan todongan pedangmu itu, tak akan membuatku mati..", Kepsek ini memang seperti monster.

"Kau ingin bertarung sekarang,Kobaran Api yang Membara?Kenapa tak menyerangku..?Apa kau takut terjadi hal 'itu' untuk sekali lagi, hah?", Kepsek ini tidak takut sama sekali pada alice, maupun Lilica. Alice tersentak kaget, hingga membuatnya menurunkan pedangnya.

Lilica yang mendengar itu pun manjawab "kuanggap itu sebagai ya"

lilica mengangjat pedangnya Dan mensummon aguila

"aguila! Hilangkan oksigen disekitarnya!"

Lalu ia pun menghampiri Alice "kau tak apa apa?"

lilica dapat mendengar teriakan kesakitan kepsek itu tapi membiarkannya

"Lilica... Ampuni dia...", Alice tak bisa berkata apa-apa lagi.Ia terkenang kembali semua kenangan itu..
"Apa kau takut terjadi hal 'itu' untuk sekali lagi, hah?", kalimat itu terngiang-ngiang dikepalanya.
"Aku...telah...melakukan..dosa...itu..."

"membunuh?" Tanya lilica

"baiklah"

maka lilica pun menghentikan aguila

tetapi sebagai balasannya ia me buat tanda hruf L.E

di badan kepsek itu

"Alice..!", Yukiji menghampiri Alice tanpa basa-basi lagi.

"membunuh?"

"Bisa dibilang..secara tidak sengaja..Ia melakukannya...", Yukiji melihat Alice dengan tatapan sedih. Ia melihat, tatapan Alice kosong. Hatinya sedang hampa sekarang.

"hn. Alice jangan membiarkan dosa itu menghantuimu apa yang terjadi terjadilah apa yang kau lakukan itu adalah pilihanmu tidak Ada yang salah dengan membunuh tapi jika kau menganggapnya salah maka itu Akan menghantuimu tapi jika tidak semua kan baik baik saja" kata lilica

"bukan kamu saja yang membunuh"

"hn. Alice jangan membiarkan dosa itu menghantuimu apa yang terjadi terjadilah apa yang kau lakukan itu adalah pilihanmu tidak Ada yang salah dengan membunuh tapi jika kau menganggapnya salah maka itu Akan menghantuimu tapi jika tidak semua kan baik baik saja"

"Itu cuma kenangan lama kok.. Hanya legenda..", Alice menghela napas panjang.

"lalu mengapa kau takut?" Tanya lilica

"oya badannya kepsek mau di apain?"

"lalu mengapa kau takut?"

"Bukan takut, cuma terkenang kembali..."

"oya badannya kepsek mau di apain?"

"Menurutku, lebih baik dia dibiarkan saja begitu..", Yukiji langsung menonaktifkan fuzetsu. Tempat itu kembali ke keadaan semula.

Shein baru saja mengalihkan perhatiannya, tetapi sang kepsuk sudah tumbang di bereskan oleh kedua gadis ini.

"Wah... hebat," ujar Shein, masih memperhatikan mereka berdua.

"shein tolong bawa tuh kepsek ga berguna ke klinik udah kehilangan banyak darah tub" kata lilica

"btw mau dibantuin ngangkut?"

"tidak di bawa ke klinik?"

"Biar dia yang rawat...", Alice menunjuk Yukiji tanpa sebab.
"HE??Kok aku??", Yukiji melihat ia ditunjuk sebagai perawat kepsek itu.
"Kau kan bisa penyembuhan...Ayolah...KAU KAN WAKIL OSIS...HARUSNYA BISA DONG?", Alice memaksanya agar merawat kepsek itu.
"Iya..iya...", tanpa basa-basi Yukiji mengangkat kepsek itu.

"Kenapa harus aku sih?", Yukiji hanya bisa pasrah.

"untung kau shein di yang membawakannya" kata lilica

"oh ya bagaimana yah reaksinya saat tau di badannya ada tato L.E" lilica membayangkan reaksi dari kepsek itu

"oh ya bagaimana yah reaksinya saat tau di badannya ada tato L.E"

"Mungkin dia akan ngamuk oleh kita semua. Hahahaha", Alice juga ikut membayangkan reaksi kepseknya itu saat melihat tanda L.E dibadannya.

Hari ini sangat penuh dengan kesibukan ya....

Alice merasa ada yang ia lupakan. Tapi ia sendiri lupa.
"Ah...Pedangku tadi kusimpan dimana ya?"
"Ini pedangmu..Masa kau lupa pada barangmu sendiri? benar-benar payah"

"oh ya bagaimana yah reaksinya saat tau di badannya ada tato L.E"

Shein mendadak tertawa, melihat lambang L.E. yang ada di kepsuk itu. Kali ini tawanya tak bisa tertahankan, jadi lupa sopan santun bangsawan yang harus menjaga sikap.

"AHAHAHAHA... apa-apaan tanda itu?" Shein masih menahan tawanya, dan setiap memperhatikan lambang itu ingin tertawa keras.

"AHAHAHAHA... apa-apaan tanda itu?" Shein masih menahan tawanya, dan setiap memperhatikan lambang itu ingin tertawa keras.

"Aku yakin artinya Lilica Einverd!! HAHAHAHA...Jadi tak sabar melihat amukannya~", Alice tertawa sangat keras karena membayangkan kepseknya mengamuk bagai monster.

"i-iya hukakakak" tawa lilica

"mukanya mau dicorat coret make spidol sekalian? tapi jangan deh kasian" kata lilica menimbang nimbang

"lambangnya kerenkan? keluarga einverd jadi makan terkenal"