[RP]EINVERD HOUSE

"hahahah...", Ivvi juga ikut tertawa. semuanya membuatnya merasa setengah lega sekarang.

"tidak, aku akan menemanimu untuk berlatih...kau berlatih, dan aku melihatnya...sekalian belajar juga hahaha", satu-satunya cara agar Ivvi punya kerjaan saat itu.

Lokasi : Ruangan tempat berlatih pedang lilica

lilica yang berlatih, membuat Ivvi menunggunya sambil bersemangat.
melihat cara lilica mengayuhkan pedang, Ivvi merasa ada gejolak yang panas dan kuat didalam dirinya.itulah semangat.. ?

tiba-tiba, Ivvi ingin bernyanyi...entah, dia jadi ingin karaoke (?) *digoreng*

Dakara ima ai ni yuku
So kimetanda
Poketto no kono kyoku wo
kimi ni kikasetai

Sotto boryu-mu wo agete
Tashikamete mitayo

Oh Good-bye Days
Ima, kawaru ki ga suru
Kinou made ni So Long
Kakko yokunai
Yasashisa ga soba ni aru kara
La la la la love with you

(goodbye days - yui) *anggap vers bahasa Inggrisnya wkwkwk * *digoreng*

mungkinkah suara ini bisa terdengar sampai ke abyss ?, gumamnya

"kau tidak ikut?" tanya lilica

"biar kuajari" tawarnya

sriiing.....

selesei bernyanyi, Ivvi mengambil salah satu pedang didekat sana.

"ayoo....ajari aku sekalian hahaha", ucap Ivvi sambil tertawa.

"hmm anda sudah pernah berlatih? nona ivvi?" tanya lilica sambil mengamati posisi tubuh ivvi

"pertama-tama coba tebaslah pedang itu dengan posisi anda sekarang"

"aku tidak belajar....tapi aku pernah mencoba putri Einverd", kaki kanannya ia majukan, dan kuatkan. like this >

"pertama-tama coba tebaslah pedang itu dengan posisi anda sekarang"

syuuttt...

pedang itu sudah ada disebelah leher lilica, "aku pernah membunuh beberapa penjaga abyss dengan posisi seperti ini...", ucap Ivvi santai. ini hanya berlatih...ia tidak akan melukai lilica.

"ahh" jawabnya lilica penuh pengertian

"well Mari saya sedang ingin berlatih, mau bertarung melawan saya nona?" tanya lilica sambil mundur beberapa langkah

"well Mari saya sedang ingin berlatih, mau bertarung melawan saya nona?"

"bukan bertarung...ini tetap berlatih, namun terlihat seperti fight", ia melepaskan pedang itu kemodel seperti biasa, namun tetap sigap.

semangat Ivvi mulai menaik, ia hanya tersenyum simpul kearah lilica.

"hmm anda tahu jangan pernah meremehkan saya" kata lilica

"mari kita mulai" katanya sambil menunggu ivvi untuk bergerak duluan

"aku tdak pernah meremehkan orang, nona muda...", ia mengatakannya dengan cepat. memang betul...Ivvi tidak pernah meremehkan apapun. ia lebih suka menantang dirinya ke orang lain untuk melatih skill yang dimilikinya.

"mari kita mulai"

Ivvi mengehembuskan nafasnya pelan-pelan. ia berkonstentrasi dan berpikir tenang... mendinginkan cara pemikirannya.

ia mulai menggeserkan kakinya, jari telunjuknya menunjuk dibawah pedang.
Ivvi langsung berlari kearah kanan...gerakannya sangat cepat, gerakan harimau ?

Lilica dengan cepat berlari dan melompat melewati ivvi, ia lalu segera mengacungkan pedangnya di belakang leher ivvi

"wow anda cepat!" serunya

oot : pengen masuk...pake si Rapen aja ahh..wkwk

=======================================

[in]

Bruk!

Tak lain dan tak bukan adalah suara Raven yang selalu saja terjatuh ketika menaiki pagar kediaman Einverd itu. Dia tepat terjatuh di atas semak-semak yang sudah di siapkan Shein untuk tempat mendarat Raven.

Raven buru-buru masuk ke dalam, tanpa permisi, sambil membawa koran tahun 1800-annya itu. Koran itu sudah sangat lecek, dan berwarna kuning, atau bisa di bilang umurnya sudah cukup lama.

Raven kemudian melihat maid yang kebetulan lewat. Raven bingung ingin mencari Ivvi dan Lilica kemana.

"Ah, Tuan Raven?" tanya maid itu.

Raven masih mengatur nafasnya. Karena dia berlari dari kediaman Novadion, yang jaraknya bisa di bilang berpuluh-puluh Kilometer dari kediaman Einverd. Bisa di bilang cukup jauh seperti dari bandung ke jakarta.

"A-aku... harus cepat-cepat bertemu dengan Nona Lilica dan Nona Ivvi! Mereka sudah kembali kan?" tanya Raven lagi.

"Ya... mereka kembali, setelah satu tahun menghilang. Tetapi Master Shein sama sekali belum di temukan. Master Shein belum kembali," jawab maid tersebut murung.

Ivvi menatap sekilas pedang lilica, ia mengayuhkan pedangnya dibalik tangan. dan langsung menunduk dan mengarahkan pedangnya kearah wajah lilica dari bawah.

"kau terlihat sangat manis jika dilihat dari sini lilica...", nyengir Ivvi sambil memancarkan wajah lilica di pedangnya.

"Ya... mereka kembali, setelah satu tahun menghilang. Tetapi Master Shein sama sekali belum di temukan. Master Shein belum kembali,"

Raven masih melongo, dan berharap dia salah mendengar pernyataan yang dikatakan oleh maid itu. Kemudian dia memastikan lagi pada koran lusuh yang di pegangnya.

KORAN SEPUTAR INGGRIS

Tanggal : 20 APRIL 1853

S-satu tahun... seingatku, sebelum aku menuju ke abyss, masih tahun 1852, kukira koran ini yang salah. Tapi yang maid katakan tadi.... Inikah akibat dari penjara abyss, dimensi tanpa waktu?

Raven tidak banyak berkata-kata. Masih kaget dengan pernyataan-pernyataan itu. Wajar saja Raven kaget. Untuk yang pertama kalinya dia merasakan pengaruh dari abyss. Sebelumnya belum ada kejadian seperti ini.

"Lalu, di mana nona Ivvi dan yang lainnya?" ujarnya pada maid itu lagi.

Maid itu memberitahukan tempatnya, dan tanpa mengucapkan apa-apa, Raven langsung menuju ke tempat itu. Untuk menemui Ivvi.


Lokasi : Ruang latihan bermain pedang kah?


Raven langsung membuka pintu dengan kencang. Di lihatnya Ivvi dan Lilica yang sedang bertempur. Raven mengira itu adalah pertarungan asli, padahal pertarungan itu hanya untuk latihan.

"AAAH, kenapa kalian malah bertarung di saat seperti ini? COBA LIHAT KORAN INI!" Raven menaruh koran itu di meja keras-keras. Masih tidak percaya sebenarnya dengan yang tertulis di koran itu.

Ada sebuah berita yang menceritakan tentang hilangnya berpuluh-puluh officer PANDORA, termasuk para anggota duke houses, dan leader Einverd.

Lilica segera menghindar kesamping dan menebas pedang ivvi dengan pedangnya

"wow lumayan tak buruk"

'cih gue mungkin bisa menang kalo PM gue ga sebodoh ini nulis cara make pedang!'

"cerewet, kami sudah tahu kok"

ya memang ia tak Suka jika diganggu saat berlatih

Raven menyipitkan matanya, dan menatap Lilica dengan tajam.

Entah kenapa dia sudah tidak terlalu suka pada Lilica ketika pertama kali bertemu dengannya.

Hhh... kenapa Shein harus memiliki adik sepertinya?

Raven kembali membuka halaman koran itu.

"Ini bahaya. Di sini tertulis mereka menuduh Shein sebagai pelaku dari semua ini. Terserah kalian. Sepertinya kalian sama sekali tidak khawatir padanya," ujar Raven menajamkan setiap kalimatnya, dengan sinis.

Ivvi langsung loncat dan mengambil pedangnya itu lagi. tebasan pedang lilica membuat ikat rambut Ivvi menjadi tipis dan terlepas, hingga sekarang rambutnya terkibar kemana-mana.

ia baru sadar raven ada disana melempar koran.
Ivvi mengambil koran itu.."bacakan...", ucapnya datar. *digoreng Ivvi*

"Ini bahaya. Di sini tertulis mereka menuduh Shein sebagai pelaku dari semua ini. Terserah kalian. Sepertinya kalian sama sekali tidak khawatir padanya,"

"ke,kenapa ? kenapa orang orang itu menuduhnya ??", Ivvi melempar pedang kearah dinding, alhasil pedang itu menancap kedinding.

"kau tak tahu yah?" tanya lilica dengan tajam

"semua pandora officer telah di hipnotis"

"kami ini berlatih supaya bisa melindungi shein" jelasnya

"5 hari lagi aku Akan menjadi pembelanya di pengadilan, dan memang aku butu kekuatan supaya officer lainnya tak menyakitinya"

"kami Akan membuka gerbang abyss besok, dan tentu saja shein puny 4 hari istirqhat sebelum ke pengadilan"

lilica pun membalikan pedangnya ke tempat asal dan duduk di sebuah kursi

Raven menunduk, dan mulai mebacakan sedikit berita di koran itu.

"6 Mei 1852, hilangnya berpuluh-puluh officer yang sedang melakukan pemeriksaan, di TKP kota Abyss, membuat pandora office bertindak. Bukan hanya itu, leader Einverd yang baru saja di angkat baru-baru ini, Shein Einverd menghilang juga. Dan para saksi mengatakan, sebelumnya Shein menuju ke belakang gedung. Para officer mencatat data tentang orang-orang yang hilang tersebut," Raven kemudian mengeluarkan koran dari jubahnya lagi, koran itu masih baru, koran terbitan hari ini."Setelah satu tahun, para officer mendata, mereka telah mendata semua orang yang masuk ke abyss. Dan yang tersisa adalah leader Einverd. Para officer menyimpulkan bahwa satu-satunya tersangka di sini adalah, Shein Einverd."

Raven selesai membacakan koran tersebut. Dia terus mencoba untuk mencari banyak informasi, tentang semua yang terjadi selama 1 tahun sebelumnya.

"kau tak tahu yah?"

"Tidak. Kakakku, Stein, mengurungku seharian di kediaman Novadion. Dan aku sekarang di usir dari sana, karena mencoba untuk membuka pintu menuju abyss yang di miliki oleh Stein nii-sama," jawab Raven murung. Dia kali ini tidak mempunyai tempat tujuan lagi, selain ke kediaman Einverd ini."Stein nii-sama tau aku akan menggunakan pintu itu untuk menyelamatkan Shein."

"kami Akan membuka gerbang abyss besok, dan tentu saja shein puny 4 hari istirqhat sebelum ke pengadilan"

Raven tersedak, agak kaget dengan perkataan Mizu.

"TIDAK! Kau tidak tau abyss, ya? Bisa saja 1 hari di sana, sama dengan 10 tahun di sini! Harus bertindak secepat mungkin...."

"maksudku besok dalam dunia manusia" kata lilica

"well raven saya Akan menjadi pembela shein di pengadilan"

"jika aku kalah Ada kemungkinan aku juga di hukum, tapi tenang kami leader Dari keluarga einverd jadi mereka tak bisa menghukum kami lama lama" Katanga enteng sambil
minum air Putih

Raven menghela nafas, dan mulai berbicara lagi.

"maksudku besok dalam dunia manusia"

"Aku tau, memang di dunia manusia. Maksudku, 1 hari di abyss, berarti 10 tahun di dunia manusia. Abyss dimensi tanpa waktu."

Raven bersandar di kursinya, lemas memikirkan semuanya.

Ukh... kenapa harus terjadi seperti ini. Kukira dengan keluarnya orang-orang yang tersisa di pertarungan setahun yang lalu, dapat memperbaik keadaan. Ternyata keadaan menjadi semakin buruk. SIAL...

Raven ngantuk sekali. Seharian dia berdebat dengan kakaknya, dan mencari informasi tentang pandora office. Lelah.

Ivvi hanya diam, ia hanya memikirkan keadaan shein saat itu. shein keluar dari abyss bukan berarti dia selamat dan Ivvi bisa lega. namun sebaliknya...
begitu pula shein masih di abyss, lebih parah..abyss itu seperti neraka bagi Ivvi.

apa yang harus kulakukan ?? semua menjadi kacau..., gumamnya kesal

"buatkan teh hangat untuk raven..", pinta Ivvi kearah maid yang berdiri dekat dengan pintu keluar.

"istirahatlah...", Ivvi menaruh bantal kecil dekat raven. "aku ingin kekamar dulu..", tatapannya kosong. Ivvi berjalan perlahan kearah kamarnya. saat dikoridor, tepatnya saat jalan kekamarnya. air matanya jatuh seketika. Ivvi langsung mengusapnya dengan cepat..ia berjalan lagi, dilihatnya foto shein disana. ia menatap foto itu dengan pandangan kosong. dan melanjutkan menuju kamarnya.

Lokasi : Kamar Ivvi

BRUK, Ivvi membanting dirinya ke tempat tidur. ia mencoba untuk memejamkan matanya..

Raven bingung. Dia tidak tau harus pulang ataupun tinggal di mana lagi nanti.

"aku ingin kekamar dulu.."

Raven mengangguk, dan tidak terlalu memperhatikan Ivvi setelah itu, karena dia yang lelah juga, dan bingung akan berbuat apa.

"I-iya...," jawab Raven pendek.

Dia kemudian menggunakan bantalnya untuk tertidur sebentar, di meja di dekat situ.

"ckckck padahal dia selamat" kata lilica sambil minum teh

"raven kau mau membuka pintu abyss? Sekarang maksudku" tanyanya

Raven bangun lagi dari tidurnya, mendengar pertanyaan Lilica yang cukup menarik baginya.

Hnng... apa aku tidak salah dengar...

Raven menatap Lilica dalam-dalam.

"Apakah ada cara? Melalui apa? Bukankah satu-satunya cara melalui pintu yang dimiliki setiap leader duke houses?" tanya Raven ragu.

"kau lupa? Akulah yang seharusnya menjadi duke!" kata lilica

"aku tahu dimana pintu itu"

"ku rasa ivvi tak bisa membukanya ia tak sanggup" kata lilica sedih

"jadi? Ini adalah satu satunya cara!"