[MAIN RP]Chapter 1-152 years of Sabrie City

"Ahahaha..tidak apa-apa, tidak ada yang kami lakukan, hanya sedikit berbincang tadi, iya kan, Eh..Tuan..Ah, siapa yah..?"

aku mencium gelagat yang mencurigakan disini

oh...selamt berbincang-bincang kalau begitu.

Claire pun menoleh ke arah belakang, dilihatnya seorang dua sejoli yang sedang berpelukan. namun tidak sempat berkata Shein terlihat bertindak sesuatu.

WETEHEL....apa yang dia lakukan....hah, Duke Einverd yang aneh batin Claire

Zeno yang akan menyaksikan peristiwa berdarah langsung mengambil tindakan.

"Tuan Shein!"

Zeno menghentikan Shein dengan menatapnya dalam-dalam. Untung saja dia tidak dalam mode chain, atau tidak Shein akan membeku [XD].

"Jangan menggunakan kekerasan" Zeno mengambil gelas minuman tadi. "Gunakan saja ini" kata Zeno dengan mantap! [XD]. "Kita kan partner in crime" Zeno berbisik.

Sebelum Shein berniat membekukan Ducan dengan Phoebe, dia mendengar perkataan Zeno, dan kembali tersenyum.

"Gunakan saja ini"

"Kau hebat juga, Zeno, ini brilliant," Shein segera mengambil gelas yang berisi 2 gelas kecoa tersebut."Dan Rhea, tenang saja, jangan berubah dulu, bisa banyak kekacauan, aku ada ide lain," Shein tersenyum licik.

Dia mendekati Ducan, kemudian berbasa-basi dulu sebentar.

"Ah, anda Mr.Ducan bukan? Aku kesini membawakan minuman untuk anda, tuan. Saya Shein, Shein Einverd." Shein langsung melakukan aksi bejatnya tersebut.

Ducan yang mendengar bisikan Ivvi hanya melepas Ivvi dengan pelan dan tertawa kecil.

"PHOEBE! SERANG DIA, SERANG LAKI-LAKI BODOH ITU!"

Ducan melihat kesegalanya, yang ditunjuk laki-laki berambut perak itu adalah dia, apa salahku ?, gumam Ducan

Phoebe yang menyerangnya, membuat ducan menarik Ivvi dan membawanya cepat untuk menghindar.

Ivvi hanya kaget phoebe kali ini menyerang ia atau ducan. apa maksudnya ini ! , pikir Ivvi kesal dalam hati.

rantai-rantai mulai keluar dari tubuh Ducan, dilihatnya mata ducan menjadi sangat dingin kearah phoebe.
"hey...sudahlah ducan, aku kenal chain itu...", Ivvi menenangkan hati Ducan dengan memegang pundaknya. Ducan pun memasukan lagi rantainya. dan tetap menghindar dari serangan phoebe.

Ivvi melangkah kearah shein. hawa kesalnya menyala-nyala disekitar tubuhnya.

"hentikan shein..", Ivvi menatap shein dan phoebe sekarang.
nyaris Ivvi menjadi harimau putih, tetapi ditahannya karna phoebe itu chain seseorang yang dia sukai.

Claire merasa sangat curiga pada tingkah laku DUA orang itu.

"Zeno, apa yang yang kau bicarakan padanya" Claire bertanya pada Zeno. dan terlihat Zeno tersenyum licik.

"Kau hebat juga, Zeno, ini brilliant,"

"Tentu saja, Tuan Shein.. Hohohoho...." Wajah Zeno menunjukan tampang seorang kriminal.

Zeno berusaha menahan tawanya saat Shein mendekati Ducan. Kufufufufufu.... Sebenarnya Zeno tidak ada dendam apa pun kepada Ducan, dia hanya senang menjahili orang dan melihat orang menderita karena kejahilannya.

Fufufufufufu....

Wajah kriminal Zeno muncul ke permukaan. Sepertinya orang-orang di sekitarnya bakal enggan mendekati dia. Mungkin Claire sedang kebingungan melihat ekspresi dirinya.

Ahahahahahah..... Aku sudah tak tahan lagi.... Pasti seru nih..

"Zeno, apa yang yang kau bicarakan padanya"

Zeno tersadar dari lamunannya. "Tenang saja Oujousama.. Paling dia hanya akan dibawa ke rumah sakit" Zeno dengan santainya berkata seperti itu masih dengan senyum liciknya.

"hentikan shein.."

"Aku sudah menghentikan perilaku bodohku, untung Zeno mengingatkanku,"Shein melirik Zeno, tak tahan ingin tertawa teringat rencana mereka.

Perhatiannya kini sepenuhnya pada Ducan, saingan dalam cintanya.

"Maaf, tadi saya naik darah...Tapi, ini kubawakan minuman sebagai tanda minta maafku, bagaimana?" Di dalam hati Shein tertawa sepuasnya. Melihat bayangan kecoa mengambang di minuman tersebut.

"Tenang saja Oujousama.. Paling dia hanya akan dibawa ke rumah sakit"

"wow, sepertinya menyenangkan." [ (gyah...jadi ikut"an)

Claire terlihat antusias melihat apa yang dilalukan Shein selanjutnya.

tampang mesum....apa kali ini dia tertarik denganku ? bukan lawan jenis ?, pikir Ducan licik kearah Shein.

"Maaf, tadi saya naik darah...Tapi, ini kubawakan minuman sebagai tanda minta maafku, bagaimana?"

kali ini apa ? minuman beracun ? jamu ?, pikir Ducan sekali lagi.
ia mengambil gelas dari tangan Shein. Ducan mencoba untuk ramah dari luar, tetapi didalam hatinya, dia sangatlah tajam.

"terima kasih tuan leader Einverd", sahut Ducan sambil meminum minuman di gelas itu.

BRUSSSZZ...

Ducan menyemburnya kearah shein, dia melihat 2 kecoa digelas itu sedang telentang tidak bisa berdiri (?).

Ivvi yang melihatnya hanya menahan tawa, dia bingung mau marah atau tidak ke shein. tapi sekarang Ivvi benar-benar ingin tertawa keras.

"terima kasih tuan leader Einverd"

Dalam hati Shein berkata kayak DORA: BERHASIL, BERHASIL, BERHASIL, YEAH!

Dia memperhatikan Ducan, bagaimana reaksinya dengan kecoa tersebut.

Dan, yang terjadi, Ducan malah menyemburnya, dengan air yang ada kecoanya tersebut.

Shein menahan amarahnya, paling tidak dia sudah puas mengerjai Ducan.

"Oh, maaf Tuan Ducan...Sepertinya ada kecoak di sana, siapa yang menaruhnya ya? Aduh, jadi basah pakaianku," Shein bertingkah sok innocent.

"terima kasih tuan leader Einverd"

Zeno makin ingin tertawa. Rencananya dengan Partner in Crime-nya berhasil. Cowok bernama Ducan itu mengambil gelasnya dan meneguk minuman itu. Zeno serasa melihat kejadian itu dengan slow motion. Semakin tampak wajah liciknya.

dan... Ducan menyemburkan minuman itu ke Shein seperti dukun.[XD].. Dia tertawa sampai sesak nafas.. Tapi dia berusaha menutupinya agar tidak ketahuan

"Oh, maaf Tuan Ducan...Sepertinya ada kecoak di sana, siapa yang menaruhnya ya? Aduh, jadi basah pakaianku,"

Ini lagi, kelakuan Shein membuat ia hampir mati ketawa. Untung hari ini dia ikut ke acara ini. Hahaha...

"Oh, maaf Tuan Ducan...Sepertinya ada kecoak di sana, siapa yang menaruhnya ya? Aduh, jadi basah pakaianku,"

sialan lelaki tolol ini...dia memasukan 2 kecoa yang..., tiba-tiba ia berhenti berpikir, wajah ducan sekarang pucat, dia berlari kearah toilet dengan tangan yang memegang mulutnya. berlari dengan kencang seakan-akan menahan sesuatu.

Ivvi yang melihatnya,berhenti tertawa pelan, lalu ia menggerakan kakinya kearah ducan yang sedang berlari itu.

shein bodoh...gumam Ivvi. ia mulai khawatir dengan contractornya itu.

Shein melirik ke pelayannya, dengan tenang menuruhnya untuk mengambilkan baju ganti.

"Tolong bawakan baju ganti,"ucapnya tenang.

Si Shein berlagak tenang untuk mengembalikan reputasinya sebagai DUKE EINVERD.

Dia melewati Zeno saat itu dan sambil lewat sambil berbisik padanya,

"Terima kasih untuk ide gilanya..,"Shein berterima kasih pada Zeno, dan buru-buru menuju toilet untuk mengganti pakaiannya.

Lokasi: Gedung bangsawan

Jari-jari yuzu mengetuk-ketuk pelan ke meja minuman. Yah, bisa dibilang, ia bosan. Soal suasana, ramai sih ramai. tTpi apa gunanya untuk Yuzu? Toh Yuzu bukan orang yang mudah bersosialisasi, dan Yuzu tidak keberatan dengan sifat tersebut. Ya, hal itu juga menjadikan Yuzu pembunuh berpengalaman sampai detik ini.

Agak menyesal ia menuruti ajakan ibunya tadi. Kalau ia menolaknya, pastilah dengan leluasa Yuzu bisa membunuh banyak orang di taman. Membunuh memang menyenangkan dan tidak membosankan! Lain halnya dengan pesta bla bla bla yang 'Absolutely boring' ini. Apalagi, ia harus mengenakan rok panjang yang agak bergembung. Sudah tidak bebas bergerak, tidak ada keasyikan lagi.

Di titik tertentu, terdapat beberapa anak kumpul sambil tertawa-tawa. Letak Yuzu dengan titik tersebut tidak jauh, paling beberapa langkah. Yuzu hanya memandanginya dengan bosan. Apa sih enaknya bersosialisasi dan tertawa2 seperti itu? Toh mereka akan mati juga di tangan Yuzu.

"Oh, maaf Tuan Ducan...Sepertinya ada kecoak di sana, siapa yang menaruhnya ya? Aduh, jadi basah pakaianku,"

Claire melihat adegan membuatnya semakin senang dan terhibur. Namun dia harus menahan tawa, agar tidak terlihat aneh
Astaga, ternyata.....ahahahhhahah....aduh, aku tidak tahan, seperti banyak tertawaan yang akan keluar dari mulutku ini gumam Claire sambil menutupi mulutnya.

Shein sudah selesai mengganti pakaiannya, tak kalah rapih dengan yang sebelumnya.

Dilihatnya seseorang baru datang lagi, dari keluarga Deindery sepertinya.

Tak sengaja dia menabrak Yuzu.

"OH, Maaf, Nona..Nona tak apa-apa?"tanya Shein pada Yuzu, moodnya benar-benar baik akibat insiden kecoa tadi.

"Terima kasih untuk ide gilanya..,"

"Kembali" Zeno juga berbisik ke Shein yang langsung melewatinya. Zeno ingin mati ketawa.. Korbannya telah melarikan diri ke toilet. Sekarang ia sedang mencari inspirasi untuk korban selanjutnya.

Menyenangkannya.... Hohohoho....

Lokasi : Toilet Pria
______________________

Ducan memuntahkan apa yang ia minum itu ke toilet, Ivvi hanya mendengar suara muntahannya di luar pintu toilet. ia menunggu ducan untuk keluar dan menenangkannya.
diluar toilet, Ivvi hanya menyender lesu sambil tertawa pelan. Ivvi masih mengingat kejadian tadi.

didalam toilet, Ducan masih mengeluarkan minuman menjijikan itu dari tenggorokannya. wajahnya menjadi pucat dan lesu. "aah...aku harus ke Ivvi lagi sekarang", Ducan mengambil tisue ditoilet itu dan melapkan tisue itu kebibirnya.

Bruk

Seorang pemuda berambut keperakan menabrak Yuzu secara tak sengaja. Karena masih dalam keluarga 4 great duke house, maka Yuzu akan memaafkannya. Tetapi dengan syarat dalam hati akan membunuh pemuda tersebut kalau sengaja melakukannya lagi.

"OH, Maaf, Nona..Nona tak apa-apa?"

"Hm? Tidak, aku tak apa. Terima kasih." Kata Yuzu datar sambil memperbaiki letak kakinya lagi.

Haus, Yuzu mengambil minuman di meja yang sedari tadi ia ketuk. Hampir saja Yuzu terlompat melihat serangga cokelat yang mengambang di air sirup. Kecoak.

Yuzu berpaling pada pemuda berambut perak yang tadi menabraknya, lalu menyodorkan gelas minum berisi kecoak. "Hei, kau kan laki-laki. Bisakah kau tolong mengeluarkan serangga sial ini? Kalau saja aku tidak memakai sarung tangan, aku akan mengambilnya sendiri." tanya Yuzu tetap dengan nada datar.

Shein memperhatikan gadis itu. Raut mukanya dingin, tetapi menurutnya sangat manis.

"Hei, kau kan laki-laki. Bisakah kau tolong mengeluarkan serangga sial ini? Kalau saja aku tidak memakai sarung tangan, aku akan mengambilnya sendiri."

OH! GALAK! Aku suka sekali wanita galak..Tapi, hatiku untuk Ivvi seorang.. lengkap sudah kebahagiaan Shein hari itu.

"Tentu saja, Nona..,"Shein buru-buru menginjak kecoa tersebut, baru membuangnya(sadis jg)."Oh, ya..Apa benar nona dari keluarga Deindery? Kalau benar, siapa nama nona?"

Zeno kembali melihat seekor kecoak melewati lantai.

Kok banyak banget kecoaknya... Siapa yang melihara??

Zeno kebingungan.. Sepertinya ada yang memelihara kecoak di sini. Masa di gedung bangsawan ada yang pelihara kecoak? Aneh....

"Oujousama, anda bawa kelinci percobaan ke sini ya?" Zeno menunjuk-nunjuk kecoak yang berseliweran di lantai.

Ducan pun keluar dari toilet dan menemukan Ivvi sedang menyender kedinding, menunggunya.
Ducan tersenyum melihat Ivvi, hanya diakah yang tidak tertawa saat aku dikerjai manusia tolol itu ?

salah..
didalam hati Ivvi, sekarang ia lagi tertawa menggigil.
"ah...ducan..ini", Ivvi menyodorkan handuk kecil putih kearahnya.

"terima kasih"
"kau sebaiknya cepat pulang, wajahmu pucat..", Ivvi melihat wajah kusut Ducan.
"kalau aku pulang, kau juga pulang...aku contractormu", Ducan mengambil handuk kecil itu.
"kau tidak ingat syarat yang kubilang tadi huh ? aku tidak akan tinggal denganmu..", Ivvi berkata datar.

"kalau begitu, aku tidak akan pulang sebelum kau juga pulang", Kerasa kepala Ducan.
Ivvi hanya menatap ducan agak kesal.
sekarang setiap Ivvi berjalan kesana kemari, Ducan mengikutinya. walaupun ketoilet wanita, ducan menunggunya diluar. sejak kapan contractor membuntuti chainnya ?? bukannya kebalik ??

"Tentu saja, Nona..,"

Mata Yuzu membesar melihat pemuda tersebut menginjak-injak makhluk malang yang dibenci manusia itu, baru membuangnya. Astaga... Apa yang telah ia pikirkan? Harusnya toh ia tinggal membuangnya saja. Tidak tahukah ia kalau kecoak itu sebenarnya sudah tidak bergerak lagi? "Te.. Terima kasih.." Kata Yuzu dengan nada agak jijik memandangi tempat dimana pemuda itu membuang kecoak malang.

"Oh, ya..Apa benar nona dari keluarga Deindery? Kalau benar, siapa nama nona?"

Yuzu menghela napas "Yah.. Tentu saja.. Kelihatan dari sifatku ya?" Yuzu balik memastikan. Kalau dilihat dari wajahnya, Yuzu kurang yakin pemuda ini salah satu dari keluarga 4 great duke houses. Tapi lalu kenapa? Identitasnya sebagai bangsawan deindery toh sudah ketahuan. "Benar, aku Yuzuki Deindery," jawab Yuzu akhirnya. "Kau sendiri, siapa namamu?"

"Oujousama, anda bawa kelinci percobaan ke sini ya?"

Claire tersentak oleh perkataan Zeno. "Ah...Apa??..." Claire terlihat kebingungan oleh pertanyaan Zeno karna otaknya belum sempurna kembali setelah menahan tawanya tadi.
"kelinci percobaan? Maksudmu?"

Saat tersentak tadi, terdengar suara benda kecil tercatuh dari badan Claire
PIARR

"apa itu?"
sekejap kecoa-kecoa itupun bergerumbul di bawah kaki Claire.

"Kau sendiri, siapa namamu?"

Shein tersenyum," Aku..Shein Einverd..Oh iya, Nona Yuzu,"tiba-tiba saja kata-kata Shein terhenti, teringat akan Ivvi, dia refleks berlari ke arah depan toilet laki-laki.

Shein yang lagi kesenenangan, jadi lupa Ivvi masih bersama dengan Ducan.

AKH! Bodohnya aku..Kenapa malah berbincang-bincang di sini? Seharusnya aku terus memantau Ivvi kayak John Pantau..

Shein kaget sekali, terlihat hubungan mereka dekat sekali. Perasaan Shein seperti diasingkan dan dicuekkan di tengah-tengah mereka.

Sialan..Tapi kau harus menahan emosimu, bisa-bisa tambah kacau ini acara..

Raven yang baru saja datang, melihat Shein yang sedang mengintip ke depan toilet laki-laki.

"EH, SHEIN! Hobi baru ya?"Raven mengejek Shein, dan setengah mati Shein kaget tiba-tiba ada Raven.