[RP]Sabrie's Park - Ordinary Life

KETENTUAN
- Tempat ini boleh di masuki oleh siapapun
- Ceritakan tentang keseharian charamu disini, seperti jajan,bermain, olahraga, atau lainnya di taman
- Harap perhatikan sistem IN/OUT yang berlaku
- Tidak ada battle
- Lokasi bisa ditentukan dengan pengkhayalan masing-masing contoh : tukan permen jualan didekat sana, Kedai Es krim kecil, area pasir untuk anak-anak / taman bermain anak-anak, air mancur, dll

================================================================

Tanggal : 7 hari (seminggu) sesudah pesta Ulang tahun Sabrie city, 3 Mei 1852
Jam : taman Ini buka 05.30 AM. - dan tutup pukul 23.00 (BUKA 24 JAM NONSTOP jika ada hari raya)


Lokasi : Taman bunga di Sabrie's Park, 09.00 AM

pertama kalinya Ivvi bangun pagi, ia pergi bersama shein dan rhea kesabrie city untuk berbelanja atau bisa dibilang jalan-jalan. Ivvi tidak mengikuti shein dan rhea yang menuju toko-toko di sabrie city. ia memilih untuk ditaman sabrie dan bermain-main disana.(kayak anak kecil == *digoreng*)

"hmmmhh...",Ivvi mencium salah satu bunga ditaman sabrie itu.
"segar sekali rasanya..", Ivvi tersenyum memetik bunga itu.

dilihatnya kupu-kupu berterbangan disana, Ivvi pun tertawa melihat kupu-kupu yang keluar dari bunga, jika ia menyenggol bunga itu.

pengamen-pengamen jalanan kota sabrie juga berada disana, memainkan lagu-lagu memakai biola, gitar acoustic, cello, gendangm dan terompet.

Lokasi : Toko baju di Sabrie City

Shein melihat-lihat ke toko tersebut. Penjualnya tentu sudah kenal dengan pembeli langganan mereka, sang DUKE EINVERD. Merupakan suatu kehormatan baginya, tokonya ternyata sering di kunjungi oleh leader DUKE HOUSES.

"Hmm... bagaimana kalau yang ini?" Shein memperlihatkan sebuah baju era victorian, tepatnya gaun kepada Rhea.

Dia ingin membelikan sebuah gaun untuk Rheam tentu saja.

Lokasi : Toko baju

... Hng, Rhea memperhatikan sebuah gaun dengan beragam renda di sana-sini yang diperlihatkan oleh Shein. Bisa dibilang Rhea tidak memiliki selera khusus pada pakaian, tapi ia tidak begitu suka gaun panjang yang berat (karena instingnya sebagai burung).

"Ehm... ini bagus juga," tidak bisa memilih, toh apa saja itu pasti akan diterimanya dengan senang hati.

Mata Rhea kemudian terarah pada sebuah pernik berbentuk kupu-kupu yang terpampang di atas sebuah etalase. Itu adalah sebuah hiasan rambut, rasanya bagus... tapi ia hanya menyimpan keinginannya dalam hati saja.

"Ehm... ini bagus juga,"

Shein hanya mengangguk-angguk saja. Sebenarnya dia tidak terlalu mengerti tentang selera wanita dan lain-lain. Dia kadang asal saja memilih baju, tetapi gaun itu memang cocok untuk Rhea menurut Shein.

OH! Akan kuberikan untuk Ivvi juga... apa yang dia suka ya?

Shein melirik baju berwarna merah, terlihat agak pendek, tapi menurutnya itu cocok untuk Ivvi yang hiperaktif(?).

Shein memperhatikan Rhea lagi yang kelihatannya tertarik dengan salah satu aksesori di sana. Kupu-kupu?

"Hoo... itu hiasan yang indah, kau mau?"tanyanya lagi.

Rhea masih memusatkan pandangannya pada pernik kupu-kupu yang menurutnya indah itu. Ia bahkan lupa dengan masalah gaun tadi. Sampai kemudian suara Shein mengagetkannya.

"Ng... ah, tidak usah," Rhea tidak bisa meminta terlalu banyak. Lagipula hiasan itu tidak ada hubungan dengan pekerjaannya sebagai Chain. Mana ada senjata yang diperlakukan khusus seperti diberi pakaian atau barang kesukaannya?

"Ng... ah, tidak usah,"

Shein melihat mata Rhea, jelas sekali matanya berbinar ketika melihat aksesori itu.

Oh... dia pasti menginginkannya, tak ada yang bisa berbohong padaku.. Shein hanya senyum-senyum sendiri saja, dan malah membawa aksesori itu ke kasir.

"Sudahlah... ini hadiah karena selama ini kau sudah bekerja keras menjadi chain-ku, sebaiknya di terima," Shein memberikan pernik tersebut pada Rhea, tentu sudah di bayarnya tadi.

Dan kemudian... terpaksa (karena ingin) akhirnya Rhea menerima benda tersebut, ah... ia merasa tidak enak atau tidak ingin memanjakan dirinya sendiri. Tapi ia jelas menyukai benda tersebut.

Aksesori rambut berbentuk kupu-kupu itu memang menarik untuknya, dan tentunya ia harus berterima kasih soal ini. "Te... terima kasih, Master," ucapnya masih memegang benda tersebut dan menunduk hormat pada Shein sebagai balas terima kasihnya.

--setelah ini pasti harus bekerja lebih keras lagi.

"Te... terima kasih, Master,"

"Yap, sama-sama...," Shein kembali ke kasir, mengurus pembayaran."Oh, untuk yang satu itu, tolong di bungkus saja," Shein menunjuk ke gaun merah untuk Ivvi.

Setelah selesai membungkus, Shein kembali ke taman untuk bergabung lagi dengan Ivvi. Shein tak perlu repot membawa belanjaan yang cukup banyak itu, dia hanya tinggal menyuruh pelayannya untuk menaruh semuanya di kereta Shein.

Lokasi : Taman bunga di Sabrie's park

Shein melihat kesana-kemari, mencari Ivvi tentunya.

Di mana dia?

Lokasi : toko loak menjual barang-barang antik

Yosh, hari ini waktunya mencari dan mencari hehhehhe
hari ini adalah jadwal Claire untuk mencari sebagian dari bahan ekperimennya. Karena barang itu sendiri tidak dijual dipasaran, maka Claire mencarinya di toko loak suka barang loak nih orang mungkin saja ketemu apa yang dia inginkan.

Claire berjalan di sepanjang kota Sabrie City menemukan toko loak yang cocok. Dia menengok kesana kemari Humm, pilih toko yang mana yah?!

"bolehkah saya memainkan barang itu ?", Ivvi menunjuk kearah pengamen tua yang memegang gitar ditaman.

pengamen tua itu hanya tersenyum melihat Ivvi dan memberi gitarnya. Ivvi hanya membalas dengan tawa kecilnya.
kini ia memegang gitar itu bak seorang roker sedang pentas dipanggung (padahal gitar accoustic)

jreeng

"waaah...", matanya berbinar-binar.
Ia petikkan lagi gitar itu.

jreeeng

"ahahhaha....bagaimana cara memainkannya ?", tanya Ivvi bingung melihat pengamen tua itu.
alhasil pengamen tua itu hanya tertawa melihat Ivvi.
Ivvi melihatnya pengamen itu balik dengan begini >>


"hey ! aku kan tidak mengerti, kenapa ditertawakan ??"

Shein melihat ke arah taman sebelah barat(ngasal). Dilihatnya Ivvi sedang mencoba memainkan sebuah gitar.

Oh? Memangnya dia bisa memainkan itu? Wah, wah... Shein hanya memperhatikan Ivvi sejenak, melihat apakah Ivvi bisa memainkan alat musik tersebut. Tapi sepertinya tak bisa.

Shein mencoba mendekati Ivvi, dia ingin memainkan sebuah lagu juga. Walau dia tidak sehebat Raven dalam memainkan musik, tetapi tetap Shein sejak dulu memang sudah di besarkan dengan musik dan lukisan.

"Coba, biar aku yang memainkannya," Shein mengambil gitar tersebut.

Shein memainkan lagu 'MOONLESS' yaitu lagu terakhir yang di dengarnya, ketika Raven memainkan versi pianonya. Shein memang sudah jarang mendengarkan musik seperti itu, dia lebih ke arah melukis.

Kini shein beralih profesi jadi pengamen?

"Coba, biar aku yang memainkannya,"

"er...memangnya kamu bisa ?", tanya Ivvi heran.

"itu barang aneh...hanya bisa dibunyikan dengan suara jreeng, tidak bisa dibunyikan dengan nada lain", kata Ivvi sok tau.

pengamen tua itu tertawa lagi, "hey...! sudah kubilangkan, aku tidak mengerti cara memainkannya ??"

sekarang tampangnya >>

Shein tertawa melihat Ivvi yang sedang marah-marah pada pengamen itu. Rasanya kasihan juga jadi pengamen itu.

"er...memangnya kamu bisa ?"

Shein mengangguk, dia masih memainkan lagu 'MOONLESS'-nya Raven.

"Aku memang bisa memainkan beberapa alat musik, tetapi tak sejenius Raven. Dia seperti guru musik bagiku. Dan lagu ini juga Raven yang membuatnya," Shein menjelaskan dengan tenang, dan masih asyik dengan gitar tersebut.

Shein melihat banyak orang melemparkan receh kepadanya, Shein tertawa. Sekarang mereka mengira, dialah sang pengamen. Tapi entah kenapa itu malah membuatnya senang. Orang-orang bertepuk tangan, meriah, dan Shein sekarang di kerumuni oleh banyak orang.

Ahahaha... andai saja, aku tidak menjadi bangsawan dan keseharianku setiap hari seperti ini. Benar-benar menyenangkan

Lokasi : Taman Bunga

Rhea masih mengikuti Shein, mengekorinya karena takut hilang (toh ia tidak tahu jalan pulang) sambil memegang-megang aksesori kupu-kupu yang baru saja diberikan padanya. Dan setelah melihat kelakuan Ivvi... er, yah seperti itu, Rhea tidak bisa berkomentar. Ia lebih memilih duduk di bangku taman.

... Kemudian setelahnya, tidak ada juga yang bisa ia kerjakan. Hanya melihat Masternya memainkan gitar itu dengan lagu yang pernah dibawakan oleh Raven. Gitar, hm... Rhea tidak pernah menyentuh benda itu sebelumnya. Sesuatu yang menarik karena suaranya.

Dan... pluk, gadis ini tertidur.

melihat shein yang asik memainkan gitar, Ivvi hanya nganga melihatnya....shein bisa, kenapa aku tidak bisa..

melihat shein tertawa dengan uang yang diberi orang yang melihatnya, Ivvi menjadi tertawa juga. ia melihat kecrekan (?) di dekat pengamen tua itu. dan mengambilnya..

creek...kecrek kecrek

Ivvi hanya bisa mengecrek (?) benda itu.
ia melihat rhea yang sedang ketiduran dibangku taman.

"rhea !", teriak Ivvi.
"kau bisa menyanyi kan ?"

... Padahal baru saja asik terlelap, kenapa tiba-tiba harus ada suara kencang di telinganya. Spontan Rhea menutup kedua telinganya, ia memang agak takut dengan bentakan atau yang sejenisnya.

Dengan kedua mata ngantuknya ia lalu menatap Ivvi... "I... iya, memangnya kenapa?"

Sebenarnya, tahu darimana Ivvi kalau Rhea suka menyanyi? Jangan-jangan Ivvi pernah mengintipnya ketika sedang bersenandung tidak jelas lagi.

Claire menuju sebuah toko loak yang namanya.....EVIL SMILE
reaksi pertama kali lihat papan namanya >>>

Meskipun begitu Clire tetap saja memasukinya, dan mencari penjualnya "permisi!"
"wah ternyata ada pengunjung, silahkan nona mau mencari barang apa?" kata penjual toko yang nyatanya adalah seorang wanita paruh baya.

"Um, aku akan mencarinya dulu, siapa tahu ada barang yang cocok" ucap Claire lembut pada wanita itu.

"baiklah, silahkan mencarinya nona" Claire hanya menanggapi dengan senyuman, dan kembali mencari barang yang diperlukannya.

"I... iya, memangnya kenapa?"

"ayo...", Ivvi menarik tangan rhea, dan berjalan kearah shein.
"rhea...bernyanyilah...", ucap Ivvi santai.

ia menunggu mulut rhea terbuka untuk menyanyi.
"aku tau kau pandai menyanyi..."

niat Ivvi sih hanya membuat penonton yang melihat shein tambah bertepuk tangan dengan kehadiran suara indah perempuan yang bernyanyi.

MENYANYI?! Di hadapan banyak orang eh?

... Rhea segera memasang tampang tak yakin, ia tidak pernah menyanyi di hadapan orang lain, palingan hanya di depan kaca. "Menyanyi? Menyanyi apa eh?" mulai kebingungan.

Namun... nampaknya orang-orang di tempat itu mulai memberikan antusiasme mereka pada Rhea. Oh matilah ia, Rhea tidak tahu harus membawakan lagu apa... tiba-tiba saja deretan lirik lagu di kepalanya hilang.

...

Kemudian ia menghirup nafas panjang... coba dengar, apa yang ada di pikiranmu, Nona.

[/i]Longing for you
Day and in dream
I’m hoping you’re here
Every moment

You steal my love
Then time in need
If you walk away
I will follow you[/i]

Itu Aesthetic, lagu favoritnya dan satu-satunya lagu yang terlintas di benaknya.





ps: yang mau tau lagu ini silakan donlot dengan kata kunci Aesthetic-Uchida Akari :p

Rhea bisa menyanyi? Suaranya pun... bagus. Ini di luar dugaanku

Shein masih meneruskan permainan gitarnya, mengiringi suara Rhea. Sangat cocok. Ini kebetulan. Lagu moonless sendiri memang cocok di satukan dengan lagu yang di nyanyikan Rhea ini.

Entah kenapa... rasa ini benar-benar hangat. Dapat berkumpul seperti ini

Shein lagi-lagi tersenyum, senang sekali. Hatinya terasa hangat melihat semua itu. Tidak seperti dulu, Shein dulu hanyalah orang yang di penuhi dengan rarsa kesedihan dan kesepian.

mata Ivvi berbinar-binar mendengarnya (tadi sayo udah denger, bagus !! >w<)
melihat shein dan rhea yang berkolaborasi, tidak mungkin lagu mellow itu diiringi dengan kecrekan (?).

ia menepuk tangannya riang dan keras seusai mereka selesei.

"waaah bagus sekali rhea...kau memang mempunyai keahlian untuk bernyanyi !", semangat Ivvi berbicara.

ia menepuk tangannya lagi dengan keras. dan bola matanya masih terbinar-binar melihat mereka berdua.

"Carry away with that thing we were seeing the real sky..."

Sebait kata itu kemudian mengakhiri nyanyiannya. Rhea benar-benar lupa keadaan jika dirinya dibawa masuk ke alam Aesthetic. Dan ungkapan dari Ivvi menyadarkannya akan riuh keadaan di sana, ia juga tidak percaya bahwa akhirnya bisa menyanyi di depan banyak orang.

"Ah... terima kasih," ucapnya agak malu-malu kucing sambil menundukkan setengah badannya.

"Ah... terima kasih,"

"ahahahah ", Ivvi hanya menjawabnya dengan tawa riangnya.

"kalian sudah berbelanjanya ?", tanya Ivvi lagi disaat para penonton sudah membubarkan diri.

dilihatnya seorang anak kecil yang menangis, dan seorang anak muda yang bermain.
"semakin ramai yaa..."

"kalian sudah berbelanjanya ?"

Shein mengangguk, dia kemudian mengembalikan gitar tersebut ke pengamen itu. Si pengamen sudah 'puppy eyes' ngeliat gitarnya yang di oper kesana-kemari.

Shein kemudian memperhatikan pedagang kaki lima yang berjualan di dekat mereka. Penjual itu menjual gulali, dan bagi Shein itu suatu hal yang baru melihat gumpalan berwarna pink itu.

"Et-to... Ivvi, kau pernah makan itu?" Shein menunjuk ke arah gulali.

"Et-to... Ivvi, kau pernah makan itu?"

"sudah...seminggu yang lalu, dibelikan Zeno", senyum Ivvi, dia berpikir featuringnya akan datang ketaman ini juga mungkin ?

"kenapa ? makanan itu sangat enak ! terasa manis sekali...dan unik !, ketika belum dimakan, memang seperti kapas...jika sudah dimasukan kedalam mulut, kapas itu akan hilang ! dan membuat rasa yang sangat lembut dan manis"girang Ivvi menjelaskan panjang lebar seperti anak kecil.

"kau mau membelinya ?"