[MAIN RP]Chapter 1-152 years of Sabrie City

"Phoebe, back to the normal mode..,"

... Sudah selesaikah? Cepat sekali, padahal Chain yang tadi diserangnya belum musnah, seharusnya masih ada kelanjutan. Etnik ego dalam diri Phoebe muncul, ia tidak puas, namun tidak dapat berbuat banyak. Perintah dari Masternya adalah mutlak.

Kemudian Phoebe kembali ke bentuk normalnya, seekor Phoenix putih sebelum akhirnya turun dan kembali ke bentuk manusianya.

"Hhh~"

Akhirnya setelah lama terbang di udara, Rhea dapat menghembuskan nafas panjang dari paru-paru manusianya. Lama terbang seperti itu membuat pernafasannya terganggu, tapi yang lebih penting dari itu adalah keadaan Masternya. Nampaknya beratus tahun itu masih belum bisa membuatnya tahan dengan sinkronisasi dengan Phoenix ini. Kontrak dengannya selalu berbahaya.

Tapi yah... setidaknya sudah ada orang-orang yang mengurusi Shein, dan Rhea tidak memiliki kewajiban di luar pertarungan.

RAVEN SIDE

Raven masih sibuk menyruh-nyuruh semua pandora officer itu agar melakukan tugasnya dengan benar, Shein masih di papahnya tentu saja, tetapi Raven dari tadi tidak bergerak dari tempat asal gara-gara semua pandora officer yang masih pemula itu.

Di lihatnya Rhea juga sudah kembali normal.

"Rhea, bagaimana keadaanmu? Apa kau terluka juga? Jika iya, kusuruh para officer itu untuk mengobatimu juga bersama Nona Ivvi dan yang lainnya."

akhirnya tangan dan serta luka-luka Ivvi pun diobati, dan diperban juga..kemungkinan selama 2 hari, dia akan terus diperban tangannya.

jadi ga bisa makan nanti..., raut wajah Ivvi >>
karna yang diperban adalah tangan kanannya.

"emm, raven...aku ingin pulang juga", ia menarik baju raven pelan.
beginilah kalau Ivvi sudah lelah, seperti anak kecil yang ingin cepat pulang karna terlalu lelah menemani Ibunya belanja. (<<pengalaman).

dan sepertinya kembang api pun sudah usai, tempat itu juga tidak terlalu ramai, hanya ada sekumpulan pandora officer. pesta sudah selesai kah ?

RAVEN SIDE

"emm, raven...aku ingin pulang juga"

Raven melirik Ivvi, dia memang terlihat kecapekan.

"Baiklah, kau pulanglah bersama Shein dan Rhea, aku masih ada urusan di sini. Setelah aku memapah Shein ke keretanya, aku harus kembali bekerja lagi," jawab RAVEN sambil tersenyum seperti biasa lagi.

Raven memapah Shein ke keretanya, dan menutup pintu kereta tersebut.

"Antarkan dia sampai rumah dengan selamat ya," ucap Raven pada sang pak kusir.


[shein=out>pindah ke 4 great duke houses-rumahnya shein]

Ivvi mengikuti perintah raven, ia memasuki kereta kuda itu dengan lemas, tiba-tiba...

JDAK !

kepala Ivvi mengenai atap kereta kuda, kepalanya tersa pusing sekali sekarang...sudah lelah, pusing pula.
ia mencoba masuk lagi dengan pelan, dan duduk dengan tenang sambil mengelus-elus kepalanya yang terbentur itu.

[Ivvi = Out]

______________________________
*Dibunuh Ivvi*

"Rhea, bagaimana keadaanmu? Apa kau terluka juga? Jika iya, kusuruh para officer itu untuk mengobatimu juga bersama Nona Ivvi dan yang lainnya."

...

Rhea melihat Raven mendekatinya, "Oh tidak... saya tidak apa-apa," kemudian bangkit berdiri setelah membenarkan gaunnya (yangpanjangyangsuperribet) dan memastikan kalau cara bernafasnya sudah kembali menggunakan paru-paru.

"Hhh~... jadi bagaimana dengan Master?" tanyanya kemudian.

RAVEN SIDE

"Hhh~... jadi bagaimana dengan Master?"

"Mastermu sudah kubawa ke keretanya, sebaiknya kau cepat-cepat menyusulnya juga."

Raven kemudian sibuk lagi dengan masalah para illegal chain dan contractor tersebut. Menyuruh kesana-kemari

... Mendengar penjelasan dari Raven kemudian Rhea menunduk hormat, menarik diri. Walau sebenarnya ia masih ingin menghabisi pada ilegal Chain di tempat itu, entah karena apa... mungkin lagi-lagi karena termakan oleh egonya.

Rhea kemudian bergabung dengan Ivvi dan Shein menaiki kereta kuda yang membawa mereka ke kediaman Einverd.

[outly]

."kau istirahatlah dulu disini...."

"Anda lebih baik jagalah Zeno. Aku akan menyadarkan Shein dari 'kendali' Phoebe Chainnya.."

Ivvi membuka jaketnya dan memberikan jaket itu ke alice, "pakailah..".

"Tidak usah. Aku masih memakai jubahku kok.", Alice menolaknya dengan halus. "Selimuti saja Zeno dengan jaketmu.. Kasihan dia terlihat lelah..Oh..Dan satu hal lagi..Menurutku, Shein pasti senang apabila anda menjadi 'istrinya'. Hehehe."Alice tertawa kecil melihat Ivvi yang terlihat memerah karena diisengi olehnya.

Real Shein telah kembali setelah Phoebe menjadi putih kembali. Shein otomatis terjatuh dan pingsan, tubuhnya sudah tak kuat lagi.

"Hah?Shein pingsan..? Anak itu benar-benar lemah...", Alice melihat dari jauh Shein dibawa pulang.

"Kalau begitu...Satu orang tumbang, tinggal aku... dan Z-Pega juga contractornya..Biarlah...", Alice menghela napas dan segera menghajar lagi chain-chain musuh.

RAVEN SIDE

"Kalau begitu...Satu orang tumbang, tinggal aku... dan Z-Pega juga contractornya..Biarlah..."

Raven yang sedang sibuk mengatur para officer lambat itu, kebetulan mendengar perkataan Alice.

"Ano, Nona yang di sana... anda yang tadi melawan para chain itu kan? Tak keberatan membantu kami dalam mengurus semua masalah ini?" tanya Raven ramah, menawari Alice.

Memang Raven membutuhkan bantuan, melihat para officernya yang terlihat sudah kelelahan.

"Ano, Nona yang di sana... anda yang tadi melawan para chain itu kan? Tak keberatan membantu kami dalam mengurus semua masalah ini?" tanya Raven ramah, menawari Alice.

"Hee..Seorang bapak-bapak aneh yang terlihat muda tapi sebenernya sudah tua minta bantuan seorang anak ingusan? Hahaha... Cuma bercanda,tuan.. Baiklah... serahkan padaku..Hal ini akan terjadi dengan singkat...Tapi, cuma ada satu hal yang harus kuurus dulu...", Alice menunjuk sayatan bekas cakaran Illegal Chain yang membuat sebagian wajahnya ada darah dan bekas luka cambukan Rhea/Phoebe beberapa saat yang lalu.

"Hee..Seorang bapak-bapak aneh yang terlihat muda tapi sebenernya sudah tua minta bantuan seorang anak ingusan? Hahaha... Cuma bercanda,tuan.. Baiklah... serahkan padaku..Hal ini akan terjadi dengan singkat...Tapi, cuma ada satu hal yang harus kuurus dulu..."

Raven hanya tertawa saja, dia sudah biasa di ejek seperti itu, bahkan di katai macam-macam yang lebih parah oleh Shein.

"Benarkah? Dari mana anda tau saya sudah tua? Yah, umurku memang sudah 100 tahun lebih," Raven tertawa lagi, entah merasa bangga atau apa, tapi sifatnya memang selalu seperti itu.

Raven mulai menyadari, ternyata Alice terluka. Raven buru-buru memarahi para officer, karena tidak becus dalam mencari para orang-orang yang terluka.

"Kalian ini, benar-benar... padahal sudah kusuruh untuk mengobati SEMUA-nya. Cepat obati nona ini, sekarang juga."

Sekarang banyak petugas dari pandora yang berdatangan dan mengurus semua illegal chain yang mengganggu.

"huh, sepertinya masalah sudah teratasi." ucap Claire sambil berada disamping Zeno.

"baiklah kalau begitu, sudah waktunya untuk kembali sekarang. Ayo Zeno kita pergi dari sini" Claire mengajak Zeno dan menopangnya pulang ke kediaman Reisvoust.

Claire = [out]

______________________
swuiiing....langsung pulang.

RAVEN SIDE

Raven mulai bosan. Menembaki terus para illegal contractor dan illegal chain dengan gun specialnya yang dapat menghisap kekuatan dari chain beserta kontraktornya juga. Raven menguap, jelas saja, sudah hampir jam 12 malam itu.

"Ahh... sudah kelewat sepi... lagi pula para pandora officer sudah mengantuk sepertinya. Serangan mereka tak ada yang kena... ckck," Raven menembakkan lagi 2 buah peluru ke arah chain berbentuk ular.

Di lihatnya, Alice masih giat membunuh para chain dan contractor juga.

Setidaknya, masih ada yang serius di sini, selain aku...


===========================================


oot : iyaa..semuanya, ayo, pada out dulu, mau saya lock..=D

Alice mulai bosan berada disini terus. Akhirnya ia berubah kembali menjadi normal..

"Hosh..hosh.. Saatnya aku pergi dari sini..Maaf ya.. Saya harus pergi dari sini..Ah..", Sesaat alice terhuyung-huyung sampai mau pingsan. Tapi badannya reflek dan kemudian memakai sayapnya terbang keluar dari gedung ini.

[OUT]

"Hosh..hosh.. Saatnya aku pergi dari sini..Maaf ya.. Saya harus pergi dari sini..Ah.."

Raven melihat Alice, sejenak dia agak khawatir melihat jalannya yang sudah agak hilang keseimbangannya itu. Raven ingin menawari untuk mengantarnya pulang, tapi Alice keburu menghilang dari pandangannya.

Raven kini hanya terdiam, bosan menembaki illegal chain dan contractor tersebut. Dia tiba-tiba teringat pada kakaknya, Stein.

"Hngg... di mana Stein-nii sama? Mungkin sudah pulang, yah, sebaiknya aku pulang juga," Raven segera berdiri, membersihkan bajunya sejenak, dan pulang.

Padahal Stein sendiri sepertinya belum keluar dari gedung bangsawan tersebut.

[IN]

"errggg.....", stein mendobrak pintu utama tempat bangsawan itu, dan berjalan lesu keluar.

ia melihat raven sedang berdiri disana. "re.....veenn.....", ucap lemas stein.
syll tertidur dikepalanya, sepertinya ia memang tidak peduli dengan masternya ini.

"reeveeennn.....ayo kita pulang bersama", stein mendekati raven, jalannya lunglai dan tidak lurus.

masih mabuk kah ? *digiling oka-tama*

______________________oopssayolupasama2charalainnyaitu______________________

stein membuka matanya, dilihatnya ia sendiri disitu.
"ke,kenapa aku disini ?? dimana Ivvi ??", ia menangak-nengok kanan kiri, sepi..

"eugh...sebaiknya aku harus pulang sekarang"

"tuan Ducan....kemana saja kau ?? kau harus istirahat tuan"

"yasudah...ayo kita pulang, aku sangat lelah"
Pelayan itu memapah Ducan dan membawanya kekereta kudanya pela-pelan.

Ducan pun tertidur lelap di kereta kuda, dan sampai dirumahnya.

[Ducan = Out]

=========
*Dibunuh steffi*

"reeveeennn.....ayo kita pulang bersama"

Raven agak terperanjat melihat kakaknya yang tiba-tiba datang itu, sudah begitu, kelihatannya dia mabuk. Mau tidak mau, Raven memapahnya juga menuju kereta kuda milik Novadion.

"A...aduh, Onii-sama... berat sekali...," Raven dengan susah payah, memapah Stein.

Ini dia nasib Raven yang memang mau di manapun tetap saja Sial dan Apes terus.


[Raven, Stein=out]