Valentine's Day [RP EVENT]

"jadi kesini ?"

Shein mengangguk, bersemangat. Entah itu pilihan yang tepat atau tidak. Tapi Ivvi terlihat senang dengan pilihannya ini.

"sudah lama sekali aku tidak kesini..."

Aku bahkan belum pernah kesini... pikir Shein dalam benaknya, tapi dia diam saja. Pura-pura sudah sering ke taman bermain seperti ini.

"Baiklah, ayo kita masuk sekarang," Shein memegang tangan Ivvi, mengajaknya untuk masuk.

"Baiklah, ayo kita masuk sekarang,"

dilihatnya tangan shein memegang tangannya dan berjalan menuju pintu masuk taman bermain.

Location : Taman ria Sabrie
Time : until 11.00 AM


di taman bermain ini bayak sekali pasanga-pasangan serasi atau bisa dibilang mesra datang, banyak anak-anak kecil
tidak sedikit juga yang menjual coklat dan balon berbentuk hati.
hiruk pikuh orang-orang yang sedang bermain disana membuat kecerian ditempat itu semakin menjadi-jadi

shein dan Ivvi sudah masuk kedalam taman ria tersebut.

"arena apa yang kita naiki untuk pertama kali ?", tanyanya sambil tersenyum senang melihat shein.

Lokasi : Taman ria Sabrie
Time : 11.00 AM

Shein tidak mengira akan seramai ini. Padahal rencananya dia ingin tempat yang sepi, dan menghabiskan waktu bersama Ivvi. Tapi tidak buruk juga, karena Shein agak takjub karena belum pernah ke taman ria sebelumnya.

"arena apa yang kita naiki untuk pertama kali ?"

Suatu serangan telak dari Ivvi (?). Shein belum pernah kesini sebelumnya. Harus berkata apa dia, bukankah memalukan kalau belum pernah ke taman ria?

"Ng....," Shein melihat-lihat ke sekelilingnya.

Dia memperhatikan sebuah tempat yang 'sepi'. Yaitu rumah hantu. Shein tidak tau itu rumah hantu, yang pasti tempatnya sepi membuatnya nyaman mungkin.

"Ke sana saja," Shein menunjuk kearah rumah hantu

"RUMAH DARA"

(?) *digoreng berulang kali, ngebajak nama film*

tertulis di papan yang ditunjuk shein.
terlihat sepi, rumah itu berwarna hitam dan tidak bersahabat (?)
apa lagi jika bukan arena rumah hantu ?

Ivvi hanya diam menatap rumah tersebut, waktu ia kecil..Ivvi tidak diperbolehkan kearena itu dikarenakan umur Ivvi tidak cukup untuk masuk.

"ayo shein ", Ivvi tidak berhenti tersenyum, kali ini ia yang menarik tangan shein untuk berjalan mendekati arena tersebut.

Shein mempunyai firasat buruk ketika melihat keadaan ruangan itu yang tidak sesuai dengan pikirannya. Dia mengira tempat itu adalah tempat sepi yang romantis.

"Ng... Ivvi... kau yakin ini tempat yang tepat? Maksudku, ruangan ini janggal," Shein mulai merasa tidak enak. Tentu saja karena baru pertama kali dia masuk kesana.

Shein agak merinding memperhatikan sekitarnya. Kini dia menyimpulkan : tempat ini bukanlah tempat yang romantis.

"Ng... Ivvi... kau yakin ini tempat yang tepat? Maksudku, ruangan ini janggal,"

terlanjut...
Ivvi sudah menarik shein untuk mengantri. dan mereka berada diurutan terdepan yang sebentar lagi masuk kedalam arena tersebut.

"selamat datang, selamat menikmati arena rumah dara...", ucap petugas disana sambil membuka pintu masuk.

Ivvi masuk pelan-pelan tidak lupa ia terus menggenggam tangan shein untuk tidak lepas.

ruangan ini sangat gelap, sampai Ivvi tidak bisa melihat apa-apa

"shein...disini gelap....", Ivvi tidak takut, namun tetap saja dia mengeratkan tangan yang digenggamnya itu.

Shein tidak bisa melihat apa-apa saat memasuki ruangan itu. Semuanya gelap, yang bisa dirasakannya hanyalah genggaman tangan Ivvi yang semakin erat.

"shein...disini gelap...."

"Sebenarnya ini tempat apa?" Shein yang penasaran, mulai berjalan perlahan, tetap memegang tangan Ivvi erat."Jangan khawatir. Tidak akan terjadi apa-apa, ini kan hanya permainan."

Shein siap dengan pisau lipatnya, takut ada hal yang tidak diinginkan tiba-tiba terjadi.

Tiba-tiba ada yang menyentuh bahu Shein dari belakang.

"Ivvi kau menyentuh bahuku?" Shein keheranan, tidak mengerti sama sekali.

"........", Ivvi diam saja, ia hanya merasakan dinginnya tempat itu, ditambah sekarang adalah musim dingin, ruangan ini semakin dingin.

ada yang meniup-niup leher belakang Ivvi.

"Ivvi kau menyentuh bahuku?"

"shein kau...", bersamaan shein menanyakan Ivvi, Ivvi juga menyangka shein-lah yang meniup-niup belakang lehernya.

"tidak...tanganku menggenggam tanganmu, dan tangan yang lain aku taruh dikantung..karna disini dingin...", jujurnya

Ivvi mencoba menengok kebelakang, dan...

"........"

ia menggenggam tangan shein lebih erat lagi.

"jelek banget...", ucap Ivvi melihat sesuatu (?)

"tidak...tanganku menggenggam tanganmu, dan tangan yang lain aku taruh dikantung..karna disini dingin..."

Shein juga tau soal itu, oleh karena itu tadi dia bertanya pada Ivvi.

Mungkin makhluk iseng yang nge-fans padaku pikirnya percaya diri, bukannya takut.

Shein tetap berjalan. Santai, namun tetap waspada dengan sekitarnya.

"jelek banget..."

"Apa maksudmu Ivvi?" tanya Shein tersinggung


oot :

oot : tersinggung

_______________________

"Apa maksudmu Ivvi?"

"itu...", ucapnya sambil menunjuk wajah yang dianggapnya jelek itu.

"ada orang jelek, bilang 'sini-sini'..."

dan ternyata itu sesosok kuntilanak (emang ada ?) yang manggil Ivvi buat jalan ke jalan yang benar (?), maksudnya dari tadi Ivvi sama shein kejalan menuju ruang karyawan (?) .

"itu..."

Shein memelototi sosok kuntilanak yang baginya tidak seram sama sekali itu. Dia kesal, karena gara-gara kuntilanak itu dia sudah merasa tersinggung tadi, dan hampir saja marah.

"Menyebalkan," ucap Shein pelan."Ayo, kita segera keluar dari sini, Ivvi," Shein kembali berjalan, entah kemana tapi mencari jalan keluar.

"Apa lagi yang menarik di taman bermain ini?" tanya Shein penasaran pada Ivvi. Dia sama sekali tidak tau, lebih baik bertanya daripada sesat dijalan.

"Ayo, kita segera keluar dari sini, Ivvi,"

"he ?", shein menariknya keluar dari tempat itu, padahal Ivvi masih mau berkeliling lagi dirumah hantu itu.

"Apa lagi yang menarik di taman bermain ini?"

kini mereka sudah berada diluar arena rumah hantu.

"arena apa yang kau suka ?", ia menanyakannya dengan wajah polos
dan didekat sana ada penjual gulali besar berbentuk hati, dengan harga yang MURAH.

Ivvi >>

"gulaaaaaaali~~~", ia langsung pergi menuju penjual itu, dan menangis terharu membelinya.

"sudah lama sekali...", Ivvi >>

"nee...shein ! kemari...", ia memanggil shein dengan melambai-lambaikan tangan.

"arena apa yang kau suka ?"

Belum sempat Shein menjawabnya, Ivvi sudah berlari kearah tukang gulali. Parahnya lagi tukang gulali itu laki-laki (?).

"nee...shein ! kemari..."

Shein tersenyum senang, melihat Ivvi yang sepertinya cukup senang saat itu. Dia segera menghampiri kekasihnya itu.

"Sudah lama rasanya tidak melihatmu memakan gulali lagi sejak saat itu," Shein masih mengingat, ketika Ivvi pertama kali makan gulali di taman Sabrie.

nyamnyam~

Ivvi memakan gulali itu perlahan-lahan...

Ivvi >>

"enaknya...."

ia melihat shein yang terus memperhatikannya.

"mau ?", tawarnya

saking lahapnya banyak sisa-sisa gulali disekitar mulut bibir Ivvi.

"abis ini, kita naik itu..!", Ivvi menunjuk jet coaster besar. dengan mata berbinar-binar

sikap hyperaktif dan kekanak-kanakan Ivvi masih belum menghilang.. (?)

Shein terus-terusan memperhatikan Ivvi. Rasanya hari itu dia senang sekali.

"mau ?"

Shein mengangguk. Dia mencomot gulali milik Ivvi sedikit, dia masih tetap memberhatikan Ivvi.

Ah, Ivvi... kau manis sekali..., ternyata kemampuan hatinya lebih bekerja daripada kemampuan perasanya. Dia lebih merasakan 'manis' Ivvi, bukan 'manis' gulalinya.

Shein melihat ada sisa-sisa gulali diisekitar mulut bibir Ivvi. Shein mengeluarkan sapu tangan miliknya.

"Kau ini seperti anak-anak saja," Shein tertawa sambil membersihkan sekitar mulut Ivvi dengan saputangannya.

"abis ini, kita naik itu..!"

Shein berbalik melihat sebuah mesin besar yang disebut dengan jet coaster. Tentu dia tau mesin itu, tapi masalahnya dia belum pernah menaikinya. Yang pasti dia juga tau, permainan tersebut akan menantang adrenalin yang menaikinya.

"Kau tidak takut naik jeat coaster? Bagaimana kalau dipertengahan tiba-tiba mesinnya rusak?" Shein mulai berpikir yang tidak-tidak.

dilihatnya shein mulai mencomot gulalinya.

"enak kan ?", tanyanya semagat >> >=33

"Kau ini seperti anak-anak saja,"

Ivvi hanya diam dan meneruskan makan gulalinya dengan semangat.

"kalau mau, comot aja ...", ia makan sambil menelan gulali.

Kau tidak takut naik jeat coaster? Bagaimana kalau dipertengahan tiba-tiba mesinnya rusak?"

".........", gulali yang diambilnya lepas dan jatuh..

"justru..."
"justru itu sangat menantang !", semangat Ivvi >>

"enak kan ?"

Shein mengangguk-angguk, masih memakan gulalinya. Dia tau berbicara sambil makan itu tidak sopan, makanya dia hanya menggunakan gerakan tubuh saja. Dia mencomot lagi gulali yang dipegang Ivvi.

"........."

Shein melihat Ivvi terdiam saat itu, tepat seperti dugaannya mungkin Ivvi takut menaiki jet coaster.

"justru itu sangat menantang !"

Shein langsung tersedak dan terbatuk-batuk.

Perempuan yang menarik..., Shein hanya tersenyum saja, lagi pula dia juga penasaran ingin menaiki jet coaster.

Dengan semangat 45 (?) Ivvi menarik tangan shein menuju arena jet coaster

>>>>>>>>>>>>>> Dipercepat>>>>>>>>>>

Mereka sekarang berada di puncak paling atas jet coaster, terlihat gedung-gedung tinggi..manusia dilihat dari sana sangat kecil, pemandangan kota sabrie terlihat merah jambu dari atas.

Dan kereta jet coaster pun mulai pada ketegangannya

"Kau siap shein ?", ucapnya menghadap shein yang berada di sebelahnya.

"Kau siap shein ?"

Tidak...

Shein memperhatikan kebawah, begitu curam dan tinggi. Shein benci ketinggian, dikarenakan pernah terjadi hal buruk diakibatkan oleh Shien yang berhubungan dengan ketinggian.

"Tentu saja siap," jawab Shein diluar, terlihat begitu percaya diri, berbeda dengan kata hatinya yang agak ngeri.

Mulai terdengar suara-suara sirine yang menandakan jet coaster itu akan segera meluncur.

Sebelum Ivvi mendengar ucapan shein, jet coaster meluncur dengan sangat cepat

Para penumpang (?) Dan termasuk Ivvi, mereka berteriak
Saking senangnya Ivvi, ia malah ketawa (?)

Begitu pula dengan luncuran ke 2 dan ke 3..

Pada akhirnya mereka selesai dengan arena itu, dan keluar melalu pintu exit *gapenting*

"FUAH ! Menyenangkan sekali ..", girang Ivvi >>

"Bagaimana denganmu shein ?", tanyanya ceria

Diawali dengan meluncur, belokan yang tajam, dan mendaki, kemudian menurun lagi. Begitu seterusnya, Shein sama sekali tidak menikmatinya.

Dia mendengar orang-orang dan Ivvi berteriak bebas, bahkan tertawa, tapi Shein sama sekali tidak bisa berteriak saat itu.

Setelah permainan adrenalin itu selesei, Shein segera turun, dia masih terdiam. Rambutnya acak-acakan begitupun dengan bajunya.

"Bagaimana denganmu shein ?"

"Aku? Cukup menyenangkan," jawab Shein sambil kembali merapihkan bajunya yang kusut."Selanjutnya kau mau bermain apa lagi, sayang?" senyum kembali mengembang di wajah Shein.

Ivvi tertawa melihat shein merapihkan dirinya, sedangkan Ivvi..malah dia yang merasa cuek saja, tidak merapihkan rambutnya.

Ia membantu shein merapihkan penampilannya dengan merapihkan rambut shein.

"Ahahaha", Ivvi masih tertawa

"Umm..terserah kau..sekarang kau yang menentukan tempat permainannya..", ucapnya sambil melipatkan tangannya ke badan.

Maklum saja, Shein sejak dulu sudah diajarkan terus menerus tentang adab kesopanan, perilaku bangsawan lah, dan hal-hal sejenis itu. Shein sudah terbiasa berpenampilan sempurna.

Ivvi juga membantu Shein, mengembalikan penampilannya ke semula.

"Aku merasa seperti sudah memiliki istri," ucap Shein, menggoda Ivvi.

"Umm..terserah kau..sekarang kau yang menentukan tempat permainannya.."

Shein memperhatikan lagi sekelilingnya, mencari wahana yang menurutnya paling menarik. Lalu terlihatlah sebuah benda yang bentuknya seperti kincir angin, bianglala.

"Aku ingin naik itu," Shein menunjuk ke arah bianglala. Dugaan Shein di tempat itu tidak akan separah jet coaster, dan dia bisa bersantai dengan Ivvi.

"Aku merasa sudah memiliki istri"

Wajah Ivvi memerah, dan menatap shein dengan pandangan kaget.

"Bi....."

"Bicara apa kau...", Ivvi mengacak kembali rambut shein, dengan wajah merahnya..tanpa menatap mata shein.

Bianglala...

"Tempat yang menarik", ucap Ivvi riang

"Disana kita bisa melihat pemandangan kota sabrie yang indah"

"ayo kesana....", Ivvi masih diam ditempat.

"Bicara apa kau..."

Lagi-lagi Ivvi mengacak-acak rambut Shein. Padahal rambutnya itu baru saja rapih dan Shein kembali sibuk merapihkannya lagi

"Padahal tadi sudah rapih," Shein memperhatikan Ivvi yang blushing, dia tersenyum penuh kemenangan lagi.

"ayo kesana...."

"Tentu."

Shein menggandeng Ivvi menuju bianglala itu. Dia membayar karcisnya, dan mempersilahkan Ivvi untuk duluan masuk.

"Lady first," ucap Shein sok gentleman.