Valentine's Day [RP EVENT]

"Walaupun kau galak tetap saja kelemahanmu terletak disitu, Ivvi,"

entah apa yang ada di benak Ivvi sekarang, dia kesal, malu, dan senang
"fuh...", Ivvi memalingkan wajahnya dari shein dengan masih merah pastinya .

namun tiba-tiba shein menarik tangannya dan membaut Ivvi terjatuh serta mencium bibirnya lagi. mereka berciuman lagi..=////////= *kenapa PMnya malah blushing juga ?!*

"Aku bilang aku ingin mencium-mu lagi,"

wajah Ivvi memanas, bibirnya terasa hangat
dia sudah mengikhlaskan dirinya (?)

"dan sekarang, sudah berapa kali kita berciuman hari ini?", tanyanya agak keras, dan masih blushing menatap shein.

"Mau kuceritakan? Ini dongeng favoritku dulu. Dongeng ini juga diambil berdasarkan tempat ini."

"ceritakanlah..aku ingin mendengarnya.." jawab Ivvi sambil tersenyum lebar.

Hari ini Shein sukses mencium Ivvi dibibir untuk yang kedua kalinya. Dia sangat senang ketika mencium Ivvi lagi, rasanya tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata.

"dan sekarang, sudah berapa kali kita berciuman hari ini?"

"Dua kali Ivvi sayang," Shein mengelus pipi Ivvi dengan lembut."Dan tentu akan terus bertambah," Shein tersenyum, dia memang ingin mencium Ivvi terus.

"ceritakanlah..aku ingin mendengarnya.."

Shein mulai ingin bercerita. Perjalanan sampan itu tentu masih cukup lama sampai ke ujungnya.

"Sewaktu aku kecil dulu. Aku sering sekali berjalan-jalan disekitar sini, dan menunggu snow maiden itu, atau bisa juga disebut sebagai gadis salju."

Shein mengingat-ingat masa kecilnya yang tentu sangat berbeda dengannya yang sekarang. Dia dulu begitu polos dan cengeng. Entah bagaimana sifatnya bisa berubah menjadi mesum dan cerewet seperti sekarang.

"Dahulu kala ada sepasang suami-Istri. Mereka berdua sudah tua tetapi belum juga mempunyai anak, lalu ketika sang suami sedang berjalan ke puncak gunung di musim salju, dia membuat sebuah boneka salju dan didandani bagaikan seorang gadis perempuan," Shein memejamkan matanya, entah kenapa acara yang romantis ini malah menjadi acara dongeng.

"Lalu akhirnya kakek itu pulang ke rumahnya, karena sudah menyelesaikan pekerjaannya di puncak gunung dan meninggalkan boneka salju yang dibuatnya disana."

Shein berhenti sejenak, menunggu tanggapan Ivvi tentang dongengnya.

"Dua kali Ivvi sayang,"

Ivvi masih bisa bernafas saat itu, dan bisa berfikir tenang

"Dan tentu akan terus bertambah,"

wajahnya bertambah merah dan fisiknya nyaris pingsan dan lemah saat itu. ia memegang keningnya dan menggeleng-gelengkan kepala untuk mencoba berfikir lagi (biar pinter) *digoreng*

mendengar shein yang sedang mendongeng tentang snow maiden itu, membuat Ivvi bengong melihat shein.
"apakah wanita itu benar-benar ada ??", seru Ivvi bertanya ke shein seperti anak kecil yang baru mendengar dongeng itu.
Ivvi menengak-nengokan kepalanya, apa yang ia lakukan ? tentu saja mencari snow maiden itu *ngaco*

"lanjutkan shein...", ia menarik-narik jaz shein dengan pelan dan terkesan memelas

"apakah wanita itu benar-benar ada ??"

Shein mengangguk. Baginya cerita itu bukan hanya sekedar legenda biasa, tapi dia merasakan cerita tersebut diambil dari kisah nyata.

"lanjutkan shein..."

Melihat Ivvi yang kelihatannya antusias dengan kelanjutannya, Shein pun melanjutkan dongengnya.

"Lalu pada pagi harinya, ada seseorang yang mengetuk pintu rumah pasangan suami-istri itu. Sang istri membukakan pintunya, dan dia melihat seorang gadis manis berdiri disana. Dia mengaku sebagai si 'boneka salju' yang dibuat oleh sang suami."

"Dia dijuluki sebagai Snow maiden. Selama itu dia membantu suami-istri itu dan berteman baik dengan orang-orang disekitarnya. Tetapi pada suatu hari, dia diajak bermain lingkaran api oleh seorang temannya. Dia yang terpaksa melompati lingkaran api itu, dan akhirnya... snow maiden itu pun hilang karena dia terbuat dari salju, musnah dihancurkan oleh api."

Shein mengambil nafas lagi, mendongeng ternyata bukan sesuatu yang bisa dianggap mudah.

"Dan snow maiden itu berubah menjadi sebuah bunga berwarna putih. Yang ada di sepanjang sungai ini," Shein menunjukkan ke sisi-sisi sungai, terdapat bunga indah berwarna putih."Orang-orang bilang snow maiden itu selalu muncul di sini, ketika malam Valentine."

Shein mengakhiri dongengnya. Entah kenapa merasa senang juga setelah mendongengkan cerita itu.

mendengar dongeng itu selesai, Ivvi bertepuk tangan mendengarnya.>> xDD

"bagus !", kagumnya
ia segera melihat ke air sungai, dan menyentuh air sungai itu dengan lembut.

ia berdoa dalam hati, supaya snow maiden itu menampakan diri sekarang.

"semoga bisa bertemu..", ucap Ivvi pelan.
ia kembali menatap shein dengan tersenyum lebar.
"dingin...", wajah Ivvi seperti kucing kedinginan sekarang menatap shein seperti ini >> =/////////////A////////////=

"dingin..."

Shein tertawa melihat tingkah laku Ivvi yang seperti kucing kedinginan. Dia kemudian memeluk Ivvi dari belakang, menghangatkannya.

"Biar kuhangatkan," Shein tersenyum lembut sambil memeluk Ivvi dari belakang.

dan tiba-tiba shein memeluknya dari belakang, Ivvi otomatis kaget dan langsung menutup bibirnya dengan jari-jarinya.

"Biar kuhangatkan,"

Ivvi menjadi terjaga dan hangat dipelukannya, mau apa lagi..itu lah hangatnya cinta

"a-apa yang kau lakukan shein ...", Ivvi ingat apa yang dilakukan shein tadi pagi, sama seperti sekarang

"a-apa yang kau lakukan shein ..."

"Aku sedang menghangatkanmu. Tadi kau bilang dingin kan?" Shein memeluk Ivvi semakin erat. Dia menciumi rambut Ivvi.

Sebentar lagi mungkin sampan kecil itu akan berhenti pada ujungnya. Shein masih terus menciumi Ivvi dari kepala sampai ke lehernya. Dia berhenti dibagian leher, dan menciuminya kembali.

"Ivvi...kau milikku....," Shein berbisik pada Ivvi.

"Aku sedang menghangatkanmu. Tadi kau bilang dingin kan?"

"tetapi aku tidak meminta dipeluk seperti shein..", ucap Ivvi sambil memegang tangannya sendiri dengan wajah yang memerah, untungnya dengan posisi seperti ini Ivvi bisa menyembunyikan wajah merahnya dengan mudah.

dan tiba-tiba di leher Ivvi yang dingin ada sesuatu yang membuatnya wajahnya kembali menjadi merah seperti tomat.

"Ivvi...kau milikku....,"

Ivvi yang sedang tidak bisa berfikir disana, hanya diam dan membisu, ia seperti patung disana tidak bergerak sama sekali.
hingga beberapa detik ia langsung memegang lehernya.

"shein....kau sedang apa hah ?", Ivvi jutek
wajah Ivvi sudah seperti ini >> =///////_//////=

"tetapi aku tidak meminta dipeluk seperti shein.."

"Tapi aku ingin seperti ini, sebentar saja...," Shein berkata dengan nada yang memohon.

Walaupun sebentar, dia ingin seperti ini. Karena sebentar lagi sampan kecil itu mencapai ujungnya.

"shein....kau sedang apa hah ?"

"Aku sedang menciumi lehermu," Shein menjawabnya dengan polos, dia masih menciumi leher Ivvi.

"Tapi aku ingin seperti ini, sebentar saja...,"

Ivvi menghembuskan nafasnya, tidak masalah baginya juga, karna dengan seperti ini shein tidak bisa melihat wajah merahnya > =////////////////=

"Aku sedang menciumi lehermu,"

"kenapa sikapmu sama seperti PM-mu kenapa kau mencium leherku ? memang enak ?", ucap Ivvi hampir pingsan karna dicium lehernya.

oot : hahaha, sama kayak PM-nya ya

kenapa kau mencium leherku ? memang enak ?"

"Hmm, enak kok. Aku jadi ingin menggigitmu juga, Ivvi," entah kenapa Shein malah mengutip kata dari PM-nya.

Shein merasakan wangi tubuh Ivvi, masih ingin terus menciumi lehernya.

"Ah ya, Ivvi... kapan acara di grand ballroom-nya dimulai?" tanya Shein teringat lagi pada rencana awalnya.

oot : emang bener sayangku mirip, sehati sih
_____________________________________

Hmm, enak kok. Aku jadi ingin menggigitmu juga, Ivvi,"

"tolong untuk PM-nya shein, jangan samakan saya dengan kekasihmu yang kikuk itu s-shein, jangan anggap aku seperti makananmu yang sangat lezat...aku bukan bantal, aku bukan steak, dan lain-lain..", Ivvi >> @////////////////////@

"Ah ya, Ivvi... kapan acara di grand ballroom-nya dimulai?"

"kenapa kau mengetahui acara itu ?", Ivvi kaget, shein mengetahui brosur yang dikasih pria tua tadi pagi.

oot : ah enggak kok, cuman bagian ininya aja yang mirip...(gak sudi disamain sama shein)
___________________________________

s-shein, jangan anggap aku seperti makananmu yang sangat lezat...aku bukan bantal, aku bukan steak, dan lain-lain.."

Shein tertawa kecil melihat Ivvi yang kelihatannya sudah mulai panik. Lagi pula kasihan juga daritadi Ivvi sudah blushing terus gara-garanya.

"Kalau kau tidak mau, kau saja yang menggigitku," Shein nekat menantang Ivvi. Padahal dia tau gigitan Ivvi cukup sakit juga.

"kenapa kau mengetahui acara itu ?"

"Aku membaca dikoran. Berita tentang acara itu sudah tersebar luas kok," jawabnya lagi lancar.

"Kalau kau tidak mau, kau saja yang menggigitku,"

Ivvi >>

ia menggeleng-gelengkan kepalanya, dan menjitak pelan shein.
"kau pasti tidak mau kan terkena virus rabies ?", ngaco Ivvi membuat alasan. >> =//////////////=

dan lalu dia menarik syal shein, lalu menutup bibir shein dengan syal yang diikat.
"dengan begini bibirmu tidak akan bergerak lagi...", Ivvi >>

"Aku membaca dikoran. Berita tentang acara itu sudah tersebar luas kok,"

Ivvi hanya mengangguk kecil, "lalu..kau ingin kesana ? sekarang sudah jam..", sambil melihat jam tangannya

"jam 7.30 PM..."

"jika ingin kesana juga, harus menggunakan pakaian formal kan ?"

Shein merasakan dia dijitak oleh Ivvi. Sepertinya perempuan itu sudah kembali pada tsundere mode-nya.

"kau pasti tidak mau kan terkena virus rabies ?",

"Aku mau saja, kalau kau yang menggigitku. Walaupun terkena virus juga tidak masalah," canda Shein sambil tertawa.

Lalu tindakan Ivvi selanjutnya adalah mengikat Shein dengan syalnya sendiri, dibagian mulutnya. Tentu saja dia tidak bisa mencium Ivvi lagi.

Shein kesulitan untuk berbicara. Dia seperti sedang disandera saat itu.

"jika ingin kesana juga, harus menggunakan pakaian formal kan ?"

Tidak bisa menjawab karena syal itu masih terikat dimulutnya. Shein sengaja membiarkan Ivvi yang membukakan syal itu untuknya juga.

"Aku mau saja, kalau kau yang menggigitku. Walaupun terkena virus juga tidak masalah,"

Ivvi tak kuasa, wajahnya sudah merah sekali serta kesal juga gara2 shein ngotot minta digigit.
lalu ivvi mengambil jari telunjuk shein dan mengigitnya.

"sudah aku gigit kan...", katanya. oh dear..wajah Ivvi sudah sangat merah shein..>> (?)

dan dilihatnya shein tidak menjawab. "hey...kau masih bisa berbicara kan ? aku tidak mengikat syal itu dengan kencang kok..", Ivvi melihat ikatannya pada syal itu

Shein merasakan Ivvi menggigit jari telunjuknya. Entah kenapa dia senang sekali kalau habis digigit oleh Ivvi.

"sudah aku gigit kan..."

Tadinya Shein ingin meminta Ivvi untuk menggigitnya lagi, tapi rasanya wajah Ivvi sudah sangat merah. Lagipula satu gigitan saja rasanya sudah sangat beruntung.

"hey...kau masih bisa berbicara kan ? aku tidak mengikat syal itu dengan kencang kok.."

Shein sengaja melebih-lebihkan saja. . Dia kemudian melepaskan syalnya sendiri, dan menjawab pertanyaan Ivvi yang tadi.

"jika ingin kesana juga, harus menggunakan pakaian formal kan ?"

"Kalau begitu sekarang kita pergi ke toko dulu, untuk membeli baju," jawab Shein enteng.

Sampan kecil itu sudah sampai pada ujungnya. Dan saatnya untuk pergi dari tempat itu.

"Kalau begitu sekarang kita pergi ke toko dulu, untuk membeli baju,"

"hah ?", Ivvi kaget melihat shein yang tiba-tiba saja menginginkan acara itu.

"apa tidak apa-apa ? acara dansanya tentu saja sudah dimulai kan ?..", ucap Ivvi mengambil brosur yang dilipat di blazernya itu.

"apa tidak apa-apa ? acara dansanya tentu saja sudah dimulai kan ?.."

"Tidak apa-apa. Telat sedikit juga tidak masalah kan?" jawabnya santai."Lagipula tokonya ada didekat sini. Memangnya kau mau pergi kesana dengan pakaian seperti itu?" tanya Shein sambil tersenyum.

Shein duluan keluar dari sampan kecil itu, dan seperti biasa mengulurkan tangannya untuk membantu Ivvi keluar juga dari sana.

Hm...mungkin masih keburu kalau ngebut , Shein menyiapkan kunci mobilnya.

Ivvi hanya mengangguk-anggukan kepala saja, ia menangkap tangan shein dan keluar dari sampan itu. dan mereka pun berjalan cepat kearah dimana mobil shein telah diparkirkan.

ia hanya diam saja melihat shein yang tampaknya juga terburu-buru.
"ta...tapi aku tidak bisa berdansa shein...", ucap Ivvi menatap shein dengan wajah yang merah.

"ta...tapi aku tidak bisa berdansa shein..."

"Itu bukan masalah besar, Ivvi. Paling kau nanti akan menginjak kakiku terus saat pesta dansanya berlangsung," Shein tertawa kecil sambil membukakan pintu mobilnya untuk Ivvi.

Setelah Ivvi masuk, disusul dengan Shein, mereka pun segera berangkat dari sana.

Shein ngebut dari sana karena memang waktunya sempit memaksanya untuk ngebut. Sebenarnya Shein juga tidak terlalu menyukai mengerjakan sesuatu dengan terburu-buru, tapi mau bagaimana lagi. Speedometer mobilnya menunjukkan kecepatan 100 km/h.

Entah bagaimana kalau ada polisi lalu lintas yang menilangnya karena kecepatannya yang gila-gilaan dan akan terus bertambah.

"Itu bukan masalah besar, Ivvi. Paling kau nanti akan menginjak kakiku terus saat pesta dansanya berlangsung,"

mendengar itu, Ivvi hanya ngedumel sendiri >>

dan akhirnya mereka memasuki mobil, shein mengendarainya sangat cepat..membuat Ivvi merinding dan hampir pingsan melihatnya.

sampai disana, akan kujitak kau.. , benak Ivvi

untung saja toko butik bajunya tidak jauh dari pusat kota sabrie

Lokasi : Toko Butik Terkenal (halah)

CIIIIIIIIIIIIT

shein ngerem mobil itu, dan akhirnya mobil itu terparkir dengan mulus didepan butiknya.

BLETAK

Ivvi menjitak shein, karna dia sangat tegang gara-gara kenekatan shein. "kau ingin kita mati ya ?", marah-marah Ivvi

Lokasi : Toko butik terkenal
Time : kurang dari jam 8 malam (mungkin)

Hampir saja Shein melewati toko butiknya gara-gara dia terlalu ngebut. Kemudian Shein tiba-tiba saja memberhentikan mobilnya dengan tiba-tiba. Sehingga Ivvi terdorong kedepan (untungnya ada sabuk pengaman kalau enggak tau sendiri akibatnya )

BLETAK

Ivvi menjitak Shein, kelihatannya perempuan itu agak shock gara-gara kecepatannya yang gila-gilaan itu.

"kau ingin kita mati ya ?"

Shein hanya tersenyum kecil menanggapinya.

"Tuhan tidak akan membiarka kita mati sebelum kita menikah," jawab Shein, serius."Kalau tuhan memang ingin melihat umatnya bahagia, pasti dia membiarkanku untuk menikah terlebih dahulu," Shein kepedean.

"Tuhan tidak akan membiarka kita mati sebelum kita menikah,"

"berarti jika setelah aku menikah denganmu, aku langsung mati dong ?", mereka malah berdebat karna kebodohan mereka masing-masing (?)

dan sementara itu waktu tetap berjalan, mereka akhirnya keluar dari mobil dan cepat masuk kedalam butik itu.

Lokasi : didalam butik terkenal

criiing~ , suara bunyi pintu yang berbunyi jika ada orang yang masuk

para pelayan disana kaget melihat ada pasangan yang terbru-buru dan berantakan.

"se-selamat datang...", ucap para pelayan disana