[FRP] Childhood Memories

"KALAU MAU TANGKAP AKU BARU KALIAN BOLEH MENGURUNGKU!"

"Tenanglah, aku cuma bercanda kok, bocah mesum." Selena tertawa setengah ngakak. "Ternyata itu kelemahanmu ya? hahaha."

Selena puas.

"Ternyata itu kelemahanmu ya? hahaha."

Shion menggembungkan pipinya lagi, merasa dipermainkan.

"Ya itu memang kelemahanku," Shion mengakuinya, dia memang takut dikurung di ruangan tertutup.

"...Bagaimana kalau kita kunci bocah mesum itu di dalam gudang?"

Mendengar perkataan Selena, sifat iseng Seira pun muncul. "kunciin di gudang?? sepertinya akan sangat menarik..." ucapnya sambil menyiapkan tali untuk mengikat shion.

"KALAU MAU TANGKAP AKU BARU KALIAN BOLEH MENGURUNGKU!"

"oh ya?? DENGAN SENANG HATI~~~~~" ujarnya sambil senyum inosen. Dan apa yg terjadi sodara-sodara? Seira pun mengejar Shion sambil bawa-bawa tali. "ayo jangan kabur~~~"

"Ya itu memang kelemahanku,"

"Hahahaha." Selena terus tertawa senang.

"ayo jangan kabur~~~"

"Sepertinya ini hari burukmu, bocah mesum, Seira menanggapinya serius tuh..." Selena sudah siap menangkap Shion.

"ayo jangan kabur~~~"

Shion masih berlari-lari keliling taman, menghindari orang gila yang mengejarnya itu. Kebetulan didekat sana ada Shien, kakak kembar Shion. Kebalikannya Shion, Shien merupakan orang yang kejam dan serius.

"KAK SHIEN, ITU ADA ORANG GILA YANG MENGEJARKU," Shion segera bersembunyi dibalik kakaknya dan ngadu ke kakaknya itu. Dia ingin kakaknya menghabisi Seira dan Selena.

Shien juga sedang membawa pedang saat itu. Dia pandai berpedang walaupun umurnya bisa dibilang masih muda.

"Siapa yang mengejarmu?" Shien kemudian menatap dingin pada Seira.

"Siapa yang mengejarmu?"

"ooh...? sayangnya ada kakak si mesum datang..." Selena terkekeh tak peduli. "Ini bukan salah Seira-san kok, aku duluan yang memberikan ide untuk mengurungmu di gudang..." jelasnya.

"KAK SHIEN, ITU ADA ORANG GILA YANG MENGEJARKU,"

Seira--->> "siapa yg kau panggil orang gila hah??" sambil tetap mengejar Shion.

"Siapa yang mengejarmu?"

"aku yg mengejarnya! lalu kenapa?? mau protes??" jawabnya dengan ketus sambil mengirimkan deathglare ke arah Shien.

" Selena terkekeh tak peduli. "Ini bukan salah Seira-san kok, aku duluan yang memberikan ide untuk mengurungmu di gudang..."

"Begitu?" Shien menoleh sebentar pada Selena, dan dia kembali memalingkan mukanya, tak peduli.

"Kenapa komentar kakak cuman 'begitu' saja? Sudah jelas aku diganggu oleh anak-anak di komplek ini," Shion berusaha untuk memanas-manasi kakaknya.

"Itu urusanmu, aku tidak mau membuang tenagaku untuk anak-anak tidak berguna itu," seperti biasa komentar Shien selalu saja menusuk hati (?).

"aku yg mengejarnya! lalu kenapa?? mau protes??"

Tadinya Shien tidak mau ambil pusing, tapi setelah mendengar perkataan Seira, dia langsung naik darah.

"Berani sekali kau," nada bicara Shien meninggi, dia mulai mengeluarkan pedangnya, hendak menebas Seira. Dia tidak peduli walaupun Seira adalah anak-anak atau apapun.

Dan disana ada Shein, tapi dia sibuk membaca buku. Percuma kalau Shion ngadu ke Shein, karena Shein tidak bisa melakukan apa-apa. Ya tubuhnya tidak sekuat Shien ataupun Shion.

"Berani sekali kau," nada bicara Shien meninggi, dia mulai mengeluarkan pedangnya, hendak menebas Seira. Dia tidak peduli walaupun Seira adalah anak-anak atau apapun.

"Hentikan perbuatanmu," Selena hendak mengeluarkan pyrokinesisnya.

"Berani sekali kau,"

"hoeh? mainnya pedang nih.... mo nebas lagi... g fair tuh g fair.... mana ngelawan anak perempuan..." ucap Seira agak menyindir dan sudah tentu mengelak dari tebasan pedang Shion. <<< Seira

Untuk mengantisipasi serangan Shien, Seira bersiap-siap melemparkan ramuan yg diam-diam ia bawa di balik jubahnya *anggep dia lagi pake jubah*

"Hentikan perbuatanmu,"

Shien tidak mendengarkan perkataan Selena. Sekali dia marah maka tidak ada yang bisa menghentikannya kecuali dengan cara kasar.

"hoeh? mainnya pedang nih.... mo nebas lagi... g fair tuh g fair.... mana ngelawan anak perempuan..."

"ANAK SIALAN!" sekarang kemarahan Shien mencapai puncaknya, dia mulai menebaskan pedangnya dengan cepat sekali.

Sementara itu Shion dia menikmati kekacauan yang telah dibuatnya itu

"ANAK SIALAN!"

"Ya ampun...anak-anak kecil ini ribut sekali ya..." ada seorang lain muncul. Tepatnya Ciela--kakak Selena.

Ia menahan pedang Shien.

"Kakak?" pekik Selena.

"ANAK SIALAN!"

"WHAT??" Seira berusaha menghindar dari tebasan pedang Shien dan hendak melemparkan beberapa botol ramuan yg ia persiapkan. Tapi beruntung baginya karena ada seseorang yg menahan pedang Shien, sehingga ia tidak jadi melemparnya. Melihat Shion yg santai menonton kekacauan ini, membuat ia semakin kesal. "Hei bodoh ngapain kau menonton saja! kekacauan ini kan kau yg menyebabkannya!!" triaknya pada Shion.

"Ya ampun...anak-anak kecil ini ribut sekali ya..."

Pedang Shien tiba-tiba saja ditahan oleh seorang perempuan. Shien mengenalinya, salah satu anggota Novadion.

"Cih Novadion," Shien sadar juga tidak ada gunanya membunuh anak kecil yang menurutnya tidak berguna. Dia kembali memasukkan pedangnya kedalam sarungnya.

"Hei bodoh ngapain kau menonton saja! kekacauan ini kan kau yg menyebabkannya!!"

"Kenapa aku? Aku kan hanya mengatakan yang sebenarnya pada kakakku. Kau sendiri yang menantang kakakku kan?" Shion terkekeh.

"Kenapa aku? Aku kan hanya mengatakan yang sebenarnya pada kakakku. Kau sendiri yang menantang kakakku kan?"

"ya karena memang gara-gara kau tau, memangnya aku orang gila apa!!!" Seira tetap marah-marah.

Pada satu sisi Rier senang mendapatkan teman baru, tetapi pada sisi lain ia terkejut bahwa Shion segera berlari ke orang bertampang dan bersembunyi dibelakangnya.

Lalu Rier agak terkejut saat si tampang seram yang tampaknya bernama Shien itu, mulai menghunuskan pedangnya. Ia mulai menduga bahwa salah seorang akan ditebas lalu meninggal. Dengan segera ia berlari ke arah Shien, untungnya pedang itu segera kembali ke rumah sarungnya.

Dilihatnya baik-baik pedang yang tampaknya berkilau-kilau dan bersih itu. Membuatnya jatuh cinta pada si pedang.

"Kakaknya Shion! pedang kakak keren! boleh saya ambil?" Ujar Rier mengacau sambil mulai mengelus ngelus sarung pedang itu dengan mata berbinar

"Cih Novadion,"

"Novadion?" Ciela tersenyum. "Aku memang nanti ingin jadi bagian keluarga Novadion, tapi umurku baru 9 tahun, Shien Einverd..."

Sementara, Selena khawatir karena sebenarnya Ciela sedang tidak enak badan.

"Kakak, sudah...kakak pulang saja..." pinta Selena.

"...Kakak tidak apa-apa kok, Selena."

"Kakaknya Shion! pedang kakak keren! boleh saya ambil?"

"Apa?" Shien memastikan kalau dia tidak salah dengar. Agak terkejut karena ada juga anak kecil yang menyukai pedang.

"Aku memang nanti ingin jadi bagian keluarga Novadion, tapi umurku baru 9 tahun, Shien Einverd..."

"Novadion tetaplah Novadion," kata Shien dengan nada yang mengejek. Dia memang membenci keluarga Novadion.

"Aku bosaaan," Shion mulai merengek-rengek gak jelas pada Claudia, maid sikembar 3 itu (?).

Rencananya mengacaukan suasana, tapi gagal gara-gara pedang Shien keburu ditahan oleh Ciela

"Novadion tetaplah Novadion,"

"...Baru bertemu sudah dibenci, yasudahlah..." Ciela tenang saja disana. Shien sangat membenci Novadion, tapi ia belum masuk jadi anggota Novadion--marganya masih Stray.

"...Baru bertemu sudah dibenci, yasudahlah..."

Shien diam saja. Walaupun Ciela memang belum menjadi anggota Novadion, tapi dia berniat menjadi anggotanya kan? Shien sangat membenci semua yang berhubungan dengan Novadion.

Mungkin karena keluarga Novadion adalah musuh bebuyutan keluarga Shien.

"Ehh... jadi ini kakak Selena-chan itu ya?" Shion baru menyadarinya."Selena-chan juga punya kakak kembar?"

"Selena-chan juga punya kakak kembar?"

"Yup, kau benar sekali Shion." senyum Ciela. "Aku kakak kembar Selena, Ciela Stray, walaupun kami berdua masih punya kakak lagi sih..."

Ciela menjawab pertanyaan Shion.

Haze pun hanya bengong menatap semua kekacauan itu..

"hmm.. hei kalian, bagaimana kalau kita bermain perang-perangan ? itu baru adil kan...?" ucap Haze dengan nge-evilgrin

"daripada memanjat pohon kan ndak ada gunanya.. klo main perang-perangan bisa mengasah kemampuan bertarung kita kan...?" ucap Haze dengan dingin

sifat Haze yang dingin pun mulai muncul karena lumayan kesal oleh anak" yang bermain dengan kacau dan geje[?]..

Seira cuma bisa bengong melihat kekacauan yg sudah menjadi-jadi, membuatnya g mud untuk bermain.

"hmm.. hei kalian, bagaimana kalau kita bermain perang-perangan ? itu baru adil kan...?" "daripada memanjat pohon kan ndak ada gunanya.. klo main perang-perangan bisa mengasah kemampuan bertarung kita kan...?"

"g ah males...." sambil memasang wajh stoic. Tak terasa perutnya semakin lapar, mungkin sudah waktunya pulang. "aku lapar... aku pulang dulu ya... lain kali kita main lagi~~~" ucapnya pada teman-teman barunya. Semoga saja ia ada waktu lagi untuk menyelinap keluar rumah dan bermain dengan teman-temannya.

(out)
mo gantian ama etoile...

"hmm.. hei kalian, bagaimana kalau kita bermain perang-perangan ? itu baru adil kan...?"

"Kau mau kubunuh ya?" Ciela menodongkan katana-nya.

location: sebuah taman di kota
pukul: 02.15 p.m

Seorang gadis kecil berambut pirang berjalan menuju taman, nama gadis itu adalah Etoile Euphe Novadion. Walau seorang anak bangsawan, hari ini ia memakai pakaian rakyat jelata(?), tidak memakai gaun seperti pada umumnya. Entah alasan gadis cilik ini. "Eto-chan~~ tunggu" ujar gadis berambut coklat, Miria, sahabatnya. Sepertinya gadis ini baru saja berlari mengejarnya. "jangan panggil aku eto-chan Miria... aku tidak suka itu" ucapnya sambil berjalan pelan. "tidak boleh ya? kan manis..." jawab Miria sampai-sampai menyebabkan Etoile speechless. ".... Sudahlah, terserah kau saja. Oh ya, kalau di sana banyak orang jangan bilang aku orang Novadion ya". Miria hanya bingung dengan maksud Etoile, bagaikan ada tanda tanya besar di dalam pikirannya.

"Eto-chan~~~ ayo main ayunan...." ajak Miria pada Etoile. "iya iya tidak usah sebegitu hebohnya..." jawabnya datar sembari duduk di atas ayunan dan mengayunkannya. "....anginnya sejuk..." pikirnya.