[FRP] Childhood Memories

PERHATIAN!
RP INI TIDAK BERBATAS, JADI SIAPAPUN BOLEH MASUK DAN BER-RP

Location : sebuah taman di kota
Time : 2:00 PM

Hari itu adalah hari yang cukup cerah, hari yang pas bagi anak-anak untuk bermain.
Kira-kira sore itu, gadis cilik biasa bernama Selena Stray sedang duduk di kotak pasir di sebuah taman bermain yang tidak terlalu luas itu.

Ia sendirian, ia memang punya kakak, tapi apa boleh buat, kakaknya sedang sakit-sakitan. Selena hanya bisa main sendirian, toh ia juga tak punya teman.

"..." Selena diam saja, ia memainkan pasir yang ada, membentuknya menjadi mirip istana.

Location: Taman Kota
Time: 2.00 p.m

Oke, gadis kecil dari keluarga Reisvoust ini tengah berlari-lari dengan riang bersama teman-temannya. "E-Ellen! Jangan cepat-cepat!" teriak seorang anak cowok. Ellen kecil, dengan rambutnya yang cokelat pirang berlari saat dia menemukan seorang gadis.

"Hey, kau siapa?"

Seorang anak laki-laki berambut hitam dan memakai jas hitam layaknya seorang pelayan berjalan menuju kesebuah tempat. Sedang melihat kearah sekelilingnya, tiba-tiba matanya tertuju pada seorang anak perempuan yang sendirian disana tanpa bersama siapapun juga.


Dengan riang, dia menghampiri anak kecil itu dan menyapanya. "Hei, kenapa kau disini sendirian?" Tanyanya sambil tersenyum manis kearah anak kecil itu.

Hey, kau siapa?"

Seorang anak perempuan lagi menghampiri anak itu. Ah, mungkin dia adalah temannya. Dan tanpa basa basi dia menyapa anak perempuan itu. "Hei, kau kenal dengannya?" Jawabnya.
-----------------------------------

Alaude masih sifatnya periang XD

"Hei, kau kenal dengannya?"

Mendengar itu, Ellen menoleh ke arah sumber suara. Ah, seorang anak laki-laki, mengenakan pakaian seperti butler.

"...Kau siapa?" tanyanya heran.

"Hey, kau siapa?"

"Kau juga, siapa?" tanya Selena pada Ellen.

"Hei, kenapa kau disini sendirian?"

"A...aku? Aku sedang main sendirian." jawab Selena.

Ada dua orang baru menghampirinya, tampak mereka adalah anak lokal disini. Siapa mereka?

"Kau juga, siapa?"

"Aku Ellen von Reisvoust, umurku 9 tahun, kalau kau?" jawab Ellen dan mengajukan pertanyaan pada Selena.

"A...aku? Aku sedang main sendirian."

Alaude bingung mendengarnya dan akhirnya memutuskan untuk duduk didepannya. Dia tersenyum pada perempuan itu. "Kalau bermain lebih enak sama-sama..." Jawabnya lalu dia melihat kearah keduanya.

"...Kau siapa?"

"Ah maaf..." Alaude langsung menundukkan kepalanya ke anak perempuan yang ada didepannya itu. "Namaku Alaude von Novizio... umurku 7 tahun..." Jawabnya.

"Aku Ellen von Reisvoust, umurku 9 tahun, kalau kau?"

"Ah...Ellen-chan, ya?" Selena diam sejenak. "Ma, maaf. tampaknya aku lupa umurku sendiri..."

---
Si selena lagi amnesia ceritanya XD

"Ma, maaf. tampaknya aku lupa umurku sendiri..."

Ellen terdiam. "Ah ya..Aku mengerti," jawab Ellen padahal dia sendiri tidak tahu apa yang terjadi pada Selena *plak*

Ellen menoleh pada anak cowok berpakaian seperti butler tadi.

"Wah, sepertinya kau dicuekin sama dia," ujarnya sinis.

"Wah, sepertinya kau dicuekin sama dia,"

Sudah biasa dengan kelakuan seperti itu dan nada bicara seperti itu, Alaude tetap tersenyum dan menoleh kearah anak perempuan yang lebih tua darinya itu. "Tidak apa-apa, aku sudah biasa kok..." jawabnya.

"Ma, maaf. tampaknya aku lupa umurku sendiri..."

Alaude tidak terkejut mendengarnya, tetapi dia memilih untuk diam dan tersenyum tipis melihatnya. "Aku juga tidak ingat akan sesuatu..." jawabnya.

"Tidak apa-apa, aku sudah biasa kok..."

Mendengarnya, Ellen kecil merasa sedikit bersalah.

"A-ah..Maafkan aku.." ujarnya sambil merasa tidak enak pada cowok ini.
"Kau siapa? Aku Ellen," sambung Ellen memperkenalkan diri.

"Namaku Alaude von Novizio... umurku 7 tahun..."

"Maaf aku kurang menghiraukanmu...Alaude-kun." Selena minta maaf.

"Ah ya..Aku mengerti,"

"Jadi, kalian berdua kenapa ada disini? kalian mau membunuhku juga?"

--
OOT: Suram bener si Selena XD

"Jadi, kalian berdua kenapa ada disini? kalian mau membunuhku
juga?"

"?!" Ellen terkejut mendengar perkataan Selena.

"A-apa barusan kau bilang?"

"Maaf aku kurang menghiraukanmu...Alaude-kun." Selena minta maaf.

"Tidak apa-apa, aku sudah katakan aku sudah biasa kan?" Jawabnya sambil tersenyum.

"Jadi, kalian berdua kenapa ada disini? kalian mau membunuhku
juga?"

Melihat suasana suram disana, Alaude mencoba untuk mencairkan suasana disana. "Tentu saja tidak... Kami ingin bermain denganmu um... Kau ingat dengan namamu?" Tanya Alaude pada anak kecil itu.

"Tidak apa-apa, aku sudah katakan aku sudah biasa kan?"

"A-ah..Iya..." balas Ellen agak grogi.

"A-apa barusan kau bilang?"

"Yah...kalian pasti ingin membunuhku, kan?" Ekspresi Selena makin serius.

"Tentu saja tidak... Kami ingin bermain denganmu um... Kau ingat dengan namamu?"

"Maaf, tapi aku juga tak ingat namaku...maaf." Selena kembali main pasir.

"Maaf, tapi aku juga tak ingat namaku...maaf." Selena kembali main pasir.

Melihat aura disekitarnya malah bertambah berat Alaude hanya bisa sweatdrop. Tiba-tiba dia teringat akan sesuatu. Dia mengambil sesuatu dari tasnya yang dia bawa, dan mengeluarkan bungkus kecil berisi kue kering.

"Daripada murung bagaimana kalau kita makan? Aku membawa kue kering dari tuanku... Katanya boleh aku bagikan pada yang lain." jawabnya menyodorkan kue kering itu.

"Yah...kalian pasti ingin membunuhku, kan?"

"Kalau aku mau membunuhmu, daritadi pasti sudah kulakukan," jawab Ellen pedas.

"Daripada murung bagaimana kalau kita makan? Aku membawa kue kering dari tuanku... Katanya boleh aku bagikan pada yang lain."

"Ah..Tidak, terima kasih," jawab Ellen.

"Kalau aku mau membunuhmu, daritadi pasti sudah kulakukan,"

"Tapi aku punya perasaan kalau kau akan membunuhku...suatu hari nanti." Selena malah tambah serius.

"Daripada murung bagaimana kalau kita makan? Aku membawa kue kering dari tuanku... Katanya boleh aku bagikan pada yang lain."

"Tidak, terima kasih." Selena menolak makanan yang diberikan Alaude.

"Tapi aku punya perasaan kalau kau akan membunuhku...suatu hari
nanti."

Ellen yang tambah kesal menarik Selena.

"Kau tidak bisa begitu terus! Kalau begini terus, tidak ada yang mau berteman denganmu! Berhentilah paranoid!"

"Kau tidak bisa begitu terus! Kalau begini terus, tidak ada yang mau berteman denganmu! Berhentilah paranoid!"

"..." Ia diam saja ketika Ellen menariknya. "Ya...sudahlah. Maafkan aku, Ellen-chan."

Selena jelas-jelas menyembunyikan sesuatu, tetapi ia tetap diam.

OOT : ikutan ya =))

Chara yang dipakai : Rezenier kleinzel, si rese Reze =)) *PLAK*

Inilah Rier kecil yang tidak tahu apa-apa. Dirinya masih normal dan baik-baik saja, di saat ini ia hanyalah seorang bocah jenius pecinta tarot yang tidak memiliki orang tua. Tidak ada yang menyangka bahwa ia akan menjadi seseorang yang disebut informan di kemudian hari.

Saat ini Rier kecil sedang kabur dari panti asuhannya, demi mendapat hiburan baru. Ia yang tidak tahu apa-apa tentang kota, berjalan-jalan ke taman. Di sana ia melihat bahwa ada beberapa anak yang sedang berbincang-bincang. Maka Rierpun menghampiri mereka.

"Hei!" Sapanya dnegan riang.

"Mau kuramal?" Ujarnya sambil menunjukan kartu tarot

"Ya...sudahlah. Maafkan aku, Ellen-chan."

"...Tidak apa, Selena," ujar Ellen dan dia melepaskan Selena.

"Hei!"

Ellen menoleh. Ah, anak yang belum pernah ia lihat. "Kau siapa?" tanyanya.

"Mau kuramal?"

"...Maafkan aku, tapi aku tidak tertarik. Lain kali saja ya?" tolak Ellen halus.

Alaude hanya bisa diam melihat kedua orang gadis yang ada didepannya. Memasukkan kembali kue yang ada ditangannya dan mencoba untuk mendekati kedua gadis itu. "Bagaimana kalau kita bermain sesuatu?" Tanyanya.

"Hei!" Sapanya dnegan riang.

"Mau kuramal?"

"Hei, kau peramal?" Tanya Alaude pada anak yang baru datang itu.

Location : sebuah taman di kota
Time : 2:00 PM

Hari yang sangat cerah.. Hayzest dan adiknya Rezelruz pun datang menuju taman untuk bermain perang-perangan.

"kita main bersama kumpulan teman" kita yuk, Rezel !" ucap Haze yang berumur 7 ini dengan polos.

Haze dan adiknya pun menghampiri gerombolan temannya itu.

"kalian sedang bermain apa ? kok sepertinya seru sekali ? =))" ucap Haze dengan polos.