[Main RP]Chapter 2 - Kidnap

oot: saya gerakin ducan ya.... ^^a

==========================================

Alice

"aah alice...nama saya, Ducan..", Ducan terlihat senang sekali, ia bertambah mempunyai teman.

"Ducan.. Nama yang bagus menurutku.. Hahaha", Alice tertawa, Ducanpun ikut tertawa.

lilica melihat lacie berdansa melewati shein, ia segera meningkatkan kewaspadaan

ia memang berniat mengejar lacie dan menangkapnya tetapi ia mengingat perkataan kairi dulu

'let the fate decide, you can't stop what will happen. just let it go, and let it flow. let the wind guide you to the right place'

jadilah lilica tetap berdiam diri dan mengawasi gerak gerik lacie dan ivvi

@semuanya : terobos itu lebih baik >=3 ... biar semua pada kedapetan =))
@gemgem : iyaa, gerakin aja mod... = w =
============================================

"eitss jangan pergi dulu, anda tamu kehormatan di sini nona, duduklah"

"aah..?", ucap Ivvi bingung.

"Lama-lama kau akan terbiasa.
Tenanglah, dan tersenyumlah kepada para tamu yang datang. Kau seorang
lady, sebaiknya kau terseyum menyambut mereka semua. Bisa?"

"hhhh...", ia mulai mengalah, dan mulai membuat senyuman tipisnya.

"mereka sedang melakukan apa ? kenapa mereka berputar-putar ?", Ivvi mulai pusing melihat para tamu yang asik berputar-putar dengan alunan lagu disana.
==================================================

"lili...berpura-puralah berdansa bersamaku, pakai topeng ini..", stein memberi topeng berbentuk burung merak ke lili, dan dipakainya. stein juga memakai topeng wajah berwarna biru gelap untuk menutupi setengah dari wajahnya. syll yang seharusnya berada dikepalanya, kini berada di balkon gedung itu. tidak ada yang tau keberadaan syll..

"aah stein-nii-sama..tapi, apa tidak sebaiknya kita menarik perhatian wanita itu(Ivvi), untuk menyendiri..?lalu lacie akan menculiknya ?"

"belum waktunya..kita hanya mengawasi gerak gerik, mahluk bodoh itu...", mahluk bodoh yang dianggap stein, siapa lagi kalau bukan shein ?

stein hanya memberi kode untuk lacie, jika Ivvi benar-benar sendiri
dan lili, ia yang mencegah shein untuk mencoba mendekati dan melindungi Ivvi.

lili dan stein mulai beraksi, kakak adik ini mulai berdansa..dan mendekati tempat shein berdiri.
"cegah...manusia bodoh itu..", bisik stein ke arah lili.

lilica melihat gerakan yang aneh dari kedua pasangan itu

ia tahu bahwa ivvi akan diculik tetapi ia berdiam diri dan melihat semuanya terjadi, ia mengetahui kakaknya akan sedih bahwa ivvi diculik

tetapi ia tetap diam sambil dengan cermat melihat gerak gerik ke 3 orang itu

sementara itu kairi

"iya anda tamu kehormatan!" kata kairi sambil tersenyum

"nona saya mencari lilica dahulu, bersamalah dengan shein dan jagalah diri anda baik baik" pamit kairi lalu berjalan menuju lilica

"hi tumben biasanya kau akan segera memberi tahu shein dan menghentiakn mereka ber 3" goda kairi

" tidak aku sudah tahu bahwa ivvi akan diculik tapi biarlah, aku tak ada masalah. meski berarti shein akan sedih lagi, tetapi ini urusan mereka, akupun tahu bahwa akan ada yang meninggal karena mereka tetapi tetap saja aku tidak bisa menghentikan kemauan Fate" jawab lilica sambil terus melihat

kini kairi hanya diam dan duduk di sebelah lilica yang kini berada di pojokan hall yang besar itu

^
si Lilica jangan di buat tau dulu...''a...kan biar kejutan...
ah, main RP sambil ngabuburit~
========================================================
Shein masih kebingungan juga. Melihat tamu-tamunya yang mulai kebanyakan memakai topeng. Dia mengingat-ingat, apakah dia yang mengganti dresscode, atau dia yang salah kostum?

Entahlah. Tapi Shein melihat ke jam sakunya, sudah menunjukkan pukul 7 malam.

"Ah, pestanya sudah di mulai..."

"mereka sedang melakukan apa ? kenapa mereka berputar-putar ?",

Shein tersenyum, dia membungkuk ke arah Ivvi, dan mengulurkan tangannya.

"Itu namanya dansa Waltz. Maukah kau berdansa denganku, Nona Ivvi?" tanya Shein, sopan.

^ah udah terlanjur ==a
mizu buat dia ga ngomong sama shein deh
kan dia diem aja XDD
__________________________________-

lilica mulai melihat ivvi dan shein berdansa lalu meminum wine nya sambil bermain dengan aguila

"Itu namanya dansa Waltz. Maukah kau berdansa denganku, Nona Ivvi?"

dansa ? dansa....apa itu ? waltz ?

"aku tidak mengerti tentang dansa ... suatu acara kah ?", ia benar-benar bingung, tapi ia percaya.. jika ia mengulurkan tangannya ke arah tangan shein, ada ketenangan yang ia terima dari tangan itu..

"apa yang harus kulakukan sekarang ?", ucapnya masih bisik-bisik.
=========================================

"Ducan.. Nama yang bagus menurutku.. Hahaha"

"terima kasih nyonya...", balas Ducan
dilihatnya para tamu mulai berdansa di tengah tengah ruang. tidak sedikit tamu-tamu yang berdansa, mereka terlihat menikmatinya.

ia membungkukkan badannya dan tersenyum kearah alice
"maukah nyonya berdansa dengan saya ?", ia mengulurkan tangannya ke arah alice.
=========================================

"ketika alunan Lagu ini selesei..segerahlah, berpindah pasangan dengan mahluk itu...dan cegah dia", bisik stein yang masih berdansa dengan lili

"nona lilica mau berdansa?' tanya kairi iseng

lilica hanya tertawa dan mengacak ngacak rambut kairi

"sebaiknya jangan dulu, kau tahu kan kalau kita harus melihat apa yang akan terjadi? berbahaya nantinya" kata lilica

"aku akan berdansa dengan mu saat bulan bersinar dengan penuh, bulan purnama di hari 13 bulan juni" lanjut lilica

"mari kita lihat apa yang terjadi saja"

kairi pun tertawa dan duduk lagi di samping liilica ambil meningkatkan kewasapadaannya jka musuh menyerang nonanya itu

"aku tidak mengerti tentang dansa ... suatu acara kah ?",

"Tidak apa-apa. Ikuti saja gerakanku, ok?" kata Shein, sambil tersenyum misterius seperti biasanya.

Shein memegang pinggang Ivvi, dan menarik Ivvi ke pelukannya. Dia mulai berbisik.

"Pegang bahuku, dan ikuti gerakanku, bisa?" tanya Shein lagi, dan musik pun mulai berjalan kembali.

Para tamu-tamu undangan sudah mulai berdansa, Shein mulai menunjukkan keterampilannya dalam berdansa WALTZ.

dilihatnya seseorang wanita yang berdansa sangat terampil dengan pasangannya, Ivvi hanya mengikuti gerakan wanita tersebut..

"su,sulit...", ucapnya sambil melihat hentakan kakinya dan shein.

~!@#$%^&*()_+| >> Pikiran Ivvi

sedikit demi sedikit gerakan Ivvi mulai lemas, tidak kaku ketika awal-awal tadi, ia tertawa melihat gerakannya sendiri sudah mulai lebih baik.
alunan lagu yang semakin lama semakin meriah, membuat wanita ini semakin semangat untuk memainkan kakinya.

berputar-putar layaknya dansa waltz ia lakukan dengan nilai 8.00 ! =)) *digoreng*

==============================================
yaakk puterin aja terus =)) =)) (<< kaga ngerti)

"maukah nyonya berdansa dengan saya ?", ia mengulurkan tangannya ke arah alice.

"Tentu saja, si bodoh pasti akan cemburu dengan kita.. Hahaha.. Nah, ayo kita berdansa", Alice menerima ajakan Ducan dengan senang hati. Biar ada yang temenin wkwkwk

Ducan tidak dengar apa yang dikatakan Alice, ia hanya tersenyum memandang wanita yang satu ini.

lalu ia mulai memegang tangan serta pinggang alice (wkwkwk =)) copas)

mendekatkan tubuhnya dan berdansa selayaknya para tamu disana.

"kau bisa berdansa bukan ?", Ducan nyengir. dan mulai mengangkat alice ke atas dan turun dengan gemulai.

"Tunggu dulu... Aku sedang memakai baju butler sekarang... Biarkan aku mengganti pakaianku dulu...", tiba-tiba Alice ngacir dengan cepat ke toilet. Sesaat kemudian, Alice berubah total. Ia memakai gaun berwarna putih, sepatu boot mary jane, memakai bando ikat warna putih. Ia benar-benar seperti malaikat[halah =)) kurang lingkar suci dan sayap tuh wkwkwk].

"Mari kita berdansa, tuan.", Alice mengedipkan sebelah matanya tanda ia sudah siap.

"kau bisa berdansa bukan ?"

"Tentu saja... Saya sudah sering berlatih dengan tunangan "bohongan", Yukiji. Hehehe", Alice nyengir lalu berdansa lagi mengikuti alunan lagu.

"Semoga Yukiji tidak melihat aku disini... Kalau ada dia, waduh.. Mati aku.."

"jadi anda sudah bertunangan ?", tanya Ducan sambil membalas cengiran alice.

Ducan memutar-mutar tubuh alice, seperti dansa waltz yang sesungguhnya..

"jika kau sedang merasakan jatuh cinta...kau bertambah manis nyonya...", jujurnya.

walaupun Ducan sedang berdansa, matanya mencari Ivvi diruangan ini..

kemana chainnya itu ?

"su,sulit...",

"Pada awalnya memang sedikit sulit, tapi jika kau mengikuti gerakanku dengan benar, semuanya akan berjalan lancar," jawab Shein.

Shein masih mengikuti gerakan Ivvi, dia kemudian mengangkat Ivvi, seperti pada pertengahan waltz, laki-laki mengangkat wanita yang diajak berdansa.

Sementara itu, pandangan Lacie tidak lepas dari Shein dan Ivvi. Di balik topengnya, matanya memancarkan niat membunuh dan dendam yang mendalam. Lacie siap dengan jarum-jarumnya, ingin membunuh laki-laki itu. Tapi tentu dia tidak akan gegabah, menunggu saat yang tepat.

"jadi anda sudah bertunangan ?"

"Hahaha bisa dibilang begitu.. Sebenarnya pacaran saja belum pernah sama sekali. Eh, kami malah sering diolok sebagai suami istri.. Hahaha benar-benar aneh", Alice tertawa kecil.

"jika kau sedang merasakan jatuh cinta...kau bertambah manis nyonya..."

"Benarkah? Kau manis juga..", Alice membalas pujian itu dengan amat teramat jujur.

"Pada awalnya memang sedikit sulit, tapi jika kau mengikuti gerakanku dengan benar, semuanya akan berjalan lancar,"

ia hanya mengangguk pelan, dan menyamakan gerakannya dengan wanita yang juga berdansa disebelahnya.

alunan lagu masih terus berjalan, hingga alunan terakhir pun terdengar pelan..dan mulai merubah alunan itu menjadi alunan yang sedikit slow. (bertempo lambat)

tangannya hangat...tapi tidak se-hangat biasanya.., gumam Ivvi
================================================

"Hahaha bisa dibilang begitu..
Sebenarnya pacaran saja belum pernah sama sekali. Eh, kami malah sering
diolok sebagai suami istri.. Hahaha benar-benar aneh"

mendengar alunan mulai berubah menjadi lagu yang bertempo lambat. Ducan mendekatkan tubuhnya dengan alice, tidak terlalu dekat..sekitar 15 cm jaraknya.

"aah...maafkan saya, mungkin jika tunangan anda melihat..ia akan sangat marah sekali..", ucap Ducan merasa bersalah.

"Benarkah? Kau manis juga.."

"hahahaha...terima kasih, tidak semanis wajahmu malam ini..nyonya", pujinya lagi. kenapa mereka berdua saling memuji ? ==

==============================================

"kenapa lagunya tidak berhenti henti ?", kesal stein yang masih berdansa dengan adiknya ini.

"mungkin sebentar lagi akan berhenti.."

"aah...maafkan saya, mungkin jika tunangan anda melihat..ia akan sangat marah sekali..

"Tenang saja, ia tak pernah marah.", Alice melihat Ducan yang merasa bersalah itu menenangkannya. Saat alunan lagu menjadi slow, ia merasa Ducan makin mendekat saj, entah berapa centi, mungkin 15an ==a.

"hahahaha...terima kasih, tidak semanis wajahmu malam ini..nyonya"

"mungkin iya", Alice tersenyum tipis.
Aku tak menyangka ada yang setingkat gombalannya dengan Yukiji...

Ducan hanya menggauk pelan, tapi ia masih merasa bersalah...kalau tunangannya melihat, maka akan terjadi kesalah pahaman lagi, dan itu menambahi daftar musuhnya.

wanita itu....aromanya..harum.., gumamnya

aroma Ivvi juga seperti ini, adikku juga...
ia memejamkan matanya, dan mengikuti alunan lagu untuk berdansa.

Ducan masih kepikiran Ivvi , ia melihat kesekitar...ternyata lampu diruangan itu digelapkan sesuai alunan lagunya. hanya terang rembulan yang menerangi tempat itu lewat kaca yang sangat besar. menyusahkan Ducan yang mencari keberadaan Ivvi diruangan itu..

kenapa jadi se-romantis ini ?
====================================================
@gema / alice : Ducan tampan loh ~~

"kairi sebentar lagi lagunya berhenti, berarti waktunUa sebentar lagi" kata lilica

"aktivkan reverse" perintah lilica

kairi hanya melihat lalu menjawab "tentu"

Alice agak heran saat lampu dimatikan. Sekarang hanya sinar rembulan menyinari ruangan. Ia begitu rindu dengan Yukiji, tapi ia tidak bisa lepas oleh Ducan yang membuatnya jadi benar-benar susah untuk kabur. Dilihat sekelilingnya, masih belum ada Yukiji. Tapi beberapa saat kemudian, ia melihat Yukiji baru saja masuk.

'Oh shit.. dia sudah datang...', Alice mencoba untuk tidak menyadari kedatangan Yukiji, dan terus berdansa.

"yukiji datang rupanya"kata lilica

"tak bagus tapi well kita hanya bisa melihat"

"Hng... Alice dimana ya... Katanya dia mau datang... Tapi, dimana? Udah ditinggalin, sekarang menghilang kemana lagi ini bocah satu...", Yukiji menghela napas panjang sambil mencari-cari Alice disegala arah. Lalu ia melihat Alice yang sedang berdansa. Reaksinya...

"Ah.. Ojyousama", Yukiji sudah melihat nonanya ada disana. Ia melihat Alice sedang berdansa, sayang Yukiji tidak bisa melihat orang itu dengan jelas.

"Oh tidak...", ucapnya pelan.

Ah, dan lampu di gedung itu mulai menjadi agak gelap. Shein tidak banyak berbicara lagi, langkah-langkah kakinya mulai di pelankan, di sesuaikan dengan alunan musik yang lambat itu.

Shein semakin mendekat pada Ivvi, dari pada berdansa, mungkin kalau di perhatikan lagi Shein lebih mirip memeluk Ivvi. Entah kenapa, rasanya Shein tidak ingin melepasnya, firasat-firasat buruk Shein mulai membuatnya khawatir akan gadis itu, tentu saja.

"Aku senang sekali malam ini. Bisa berdansa denganmu seperti ini, perasaanku benar-benar nyaman. Aku ingin terus seperti ini...." bisik Shein, pelan pada Ivvi.

Shein masih melanjutkan dansa waltz-nya, sekarang sudah benar-benar melambat, dan dia yakin sebentar lagi musiknya akan selesai, dan dansanya berakhir.

Coba ingat-ingat...acara apa sehabis pesta dansa?

LACIE SIDE

Lacie masih menatap Shein, di balik topengnya. Dia mulai bersiap-siap, setelah pesta dansa selesai, dia akan menunjukkan dirinya sendiri di depan laki-laki itu.

Ufufu... coba kita lihat bagaimana reaksinya nanti...

Lacie tersenyum tipis, dan mulai mengambil minuman yang terletak di meja tak jauh dari sana. Masih memperhatikan Shein. Dari pada sasarannya, Ivvi, Lacie lebih memperhatikan Shein. Dendamnya yang membuat perilakunya menjadi seperti itu.

"lagunya memelan" kata lilica shock

"saatnya sudah tiba rupanya, lagunya l sudah berhenti"

"ah pesta dansa yang kacau utung aku membawa pedang"