[Main RP]Chapter 2 - Punishment

KETENTUAN
- Tempat ini boleh di masuki oleh siapapun, yang charanya sudah di approve
- Lokasi di kota Sabrie, di bagian yang paling terpencilnya
- Harap perhatikan sistem IN/OUT yang berlaku
- Bebas, jika ingin battle silahkan
- Ada yang ingin di tanya soal chapter 2? Silahkan klik DI SINI

===================================================

Tanggal : 21 APRIL 1853
Jam : 3 sore

Lokasi : di dekat rumah2 tak berpenghuni


Shein menatap sekitarnya. Benar-benar lingkungan yang kumuh, dan tak berpenghuni. Bahkan Shein sendiri ragu akan adanya kehidupan di bagian dari kota Sabrie itu.

Tempat itu adalah tempat yang pernah digunakan untuk tempat berperang keempat FOUR GREAT DUKE HOUSES. Tempat Shein di lempar ke abyss, tempat Shien kalah dari leader Novadion, tempat kelima pintu diperebutkan, dan tempat hilangnya seluruh nyawa orang-orang yang tak bersalah.

"Hhh... mengerikan... aku tidak percaya, aku harus kembali ke sini untuk kedua kalinya...," Shein kemudian duduk bersandar, ke pagar kumuh yang ada di sekitar sana.

"well then good luck" kata lilica

"ini tempat keren yap?"

"ini tempat keren yap?"

Shein diam. Tidak berkata apa-apa, dan mulai menutupi penglihatannya sendiri dengan jubah panjangnya. Tiba-tiba saja bayang-bayang pertarungan 100 tahun yang lalu itu muncul lagi di benaknya.(baca di omake Shein's past untuk keterangan lebih lanjut)

Bau darah, dan potongan-potongan tubuh mayat.

Tidak. Aku benci sekali tempat ini... kenapa harus di asingkan ke tempat ini... OH, BAU DARAH INI LAGI...

Shein merasa mual, dan mulai menutupi hidungnya. Padahal di sana sama sekali tidak ada darah dan sebagainya.

Hanya reruntuhan rumah-rumah, dan pohon-pohon mati saja.

Benar-benar tempat yang menyedihkan.

"tempat ini menyimpan kenangan"

"aku bawa bunga, kau mau menanamnya di sini?" tanya lilica

"aku bawa bunga, kau mau menanamnya di sini?"

Shein lagi-lagi diam. Masih mencerna apa yang didengarnya.

"Aku ragu, bunga itu bisa tumbuh dengan baik di sini...," Shein menatap bunga yang di bawa Lilica itu.

Kemudian matanya berkeliling lagi, memperhatikan sekelilingnya. Dan, gudang itu.

Gudang tempat Shien bertarung dengan Duke Novadion, dan Shien mendorongnya jatuh ke abyss.

Gudang itu... masih ada... padahal sudah 100 tahun berlalu...aneh...

"jangan masuk ke sana" kata lilica memperingatkan

"kami merasakan hal aneh di situ, well kamu mau melihatnya??"

Rei yang tidak dapat membantu Shein di pengadilan, kini membawa perbekalan di tangan Kira.

"Permisi, Aku membawa bahan makanan" Ucap Rei ketika ia masuk ke rumah tempat Shein diasingkan.

"ah rhein, kira" kata lilica

"kau tidak makan shein? nanti setelah itu rasanya aku ingin menjelajahi tempat ini" sambungnya sambil menyodorkan bekal yang di bawa rhein tadi

lalu lilica menoleh pada mereka berdua "terima kasih banyak atas bantuannya" ucap lilica sambil membungkuk 90 derajat pada mereka

Lokasi: Dekat dengan rumah tua, dan Shein dkk[yang sebenarnya rumah Alice hahaha]

Alice yang melihat ada 3 orang dekat rumahnya itu, heran. Ya, rumah yang akan jadi tempat Shein diasingkan adalah rumah Alice yang dulu.

"Hei! Sedang apa kalian dirumahku?", Alice melihat ketiga orang itu yang rupanya Shein, Lilica, dan Rei.

"kami merasakan hal aneh di situ, well kamu mau melihatnya??"

Shein menggeleng pelan. Tidak pernah menginginkan untuk kembali masuk lagi ke dalam gudang itu. Mengerikan.

"kau tidak makan shein? nanti setelah itu rasanya aku ingin menjelajahi tempat ini"

Shein menggeleng lagi. Saat ini dia sama sekali tidak memiliki nafsu makan. Kemudian Shein menutup matanya, terus-terusan memikirkan masalah-masalahnya membuat otaknya pusing, dan lelah tentu saja.

"Hei! Sedang apa kalian dirumahku?"

Tidak terdengar.

Suaranya tidak terdengar jelas. Gara-gara Shein sudah setengah tertidur mungkin. Dia tau itu suara Alice, tapi Shein lebih memilih untuk membiarkan Lilica atau Rei yang membalas pertanyaan itu.

Dingin.....

Angin di sana berhembus cukup kencang. Membuatnya semakin mengantuk.

"alice tolong rawat dia, bawa dia ke dalam" pinta lilica

"aku akan kembali besok"

[out]

"Hei..hei... Kenapa kalian bertiga kerumahku? Hahaha jadi Shein akan diasingkan disini... Hhmm.. Yasudah deh..", Alice menghela napas dan melihat Shein tergeletak.

"alice tolong rawat dia, bawa dia ke dalam" pinta lilica

"aku akan kembali besok"

"Yayaya.. Aku akan membawanya kekamar...", Alice lalu langsung menggendong Shein.

Cih.. berat...

"Biar kubantu." Ucap Rei sambil kemudian ia menggantikan Alice.

"Tuan biar aku saja" Ucap Kira.

"Tidak apa-apa biar aku saja." Tolak Rei halus.

"Biar kubantu." Ucap Rei sambil kemudian ia menggantikan Alice.

"Ah baguslah... Ia bisa tidur dikamarku...", Alice menerima bantuan itu. Lalu menunjukkan sebuah kamar yang cukup luas, ya.. Agak berdebu karena sudah ratusan tahun ditinggalkan.

"Ah baguslah... Ia bisa tidur dikamarku...",

Shein terperanjat lagi. Dia kembali bangun, dan ingat kalau dia sama sekali tidak boleh tidur. Jika tidak Shien akan merasukinya.

Dan, Shein mulai berjalan-jalan, memperhatikan tempat peperangan 100 tahun yang lalu itu. Kalau tidak salah, Claudia juga dimakamkan tak jauh dari tempat ini. Shein tentu berniat untuk sekalian kemakamnya. Itu juga kalau makamnya masih ada.

"Alice... bisa kau antarkan aku ke suatu tempat?" tanya Shein pelan.

Oot : dipercepat? Mizu cepetin 2 hari NIH jadi besok shein keluar

(in)

"shein!" panggil lilica

"besok kau Akan keluar bukan?"

"jika Ada yang ingin ke lakukan di sini sebaiknya cepat" ujar lilica lagi sambil tersenyum pada kakaknya itu

"Kau bisa berkeliling sekarang. Disana kamarku,lalu kamar kakakku, ortu,kamar tamu, kamar mandi, perpustakaan, laboratorium, ruangan latihan perang,gudang senjata,ruang makan,dapur,ruang bawah tanah,ruang musik,Dan tempat kesukaanku.Tempat rahasia...", Alice mengetuk dinding, rak buku dekatnya berputar dan membuka dinding. Ada ruangan di dalamnya ternyata.

Shein agak terkejut juga.

Di luar dugaannya, rumah itu juga memiliki ruangan rahasia.

"Waah... ada apa di sana?" rasa ingin tau Shein mulai muncul, dan berusaha untuk mengintip sedikit.

Matanya masih memperhatikan ke arah dalam, penasaran.

Lokasi : Di depan mantan rumah Alice

Tuan chain sedang berjalan-jalan di tempat, tepatnya lokasi kejadian pertempuran puluhan tahun yang lalu. Dirinya bersyukur karena luput dari peristiwa itu meskipun terjebak di tempat yang lebih bagai neraka. Zeno serasa masih dapat mendengar jeritan-jeritan orang-orang yang terjebak dalam perang masa itu, sangat menyedihkan. Ia lalu memasuki sebuah rumah dan menemukan beberapa sosok manusia di sana.

"Ternyata di sini" Zeno sebenarnya mencari Shein dkk, dia tidak bisa diam di rumah'nya' sementara partner mesum dan crimenya sahabat baiknya, Shein dijatuhi hukuman.

Shein berniat jalan-jalan sebentar keluar, mencari udara segar, walau dia sendiri masih penasaran dengan ruangan rahasia yang Alice tunjukkan padanya.

Dan sungguh kagetlah dia ketika melihat partner in crime-nya, sahabatnya itu ada di pengasingan ini juga.

"Zeno? Kau di asingkan juga?" tanya Shein, tanpa berpikir dulu.

"Zeno? Kau di asingkan juga?"

Zeno mengeleng-gelengkan kepalanya, dia malah tidak dihitung sama sekali sebagai chain seorang pandora officer.

"Tidak, hanya sekedar melihat kondisi" Zeno memperhatikan keadaan sekelilingnya. Sangat kumuh namun tetap saja jauh lebih baik daripada Abyss.

"AH--Begitu rupanya... tidak mengajak contractor mu itu...siapa yah... ah, NONA CLAIRE! Bukankah biasanya kau bersama dengannya?" tanya Shein lagi.

Dia kemudian duduk di kursi reyot di sekitar rumah itu.

"Tapi mana ada bangsawan yang mau ke sini ya...," pertanyaan Shein tadi malah di jawab oleh Shein sendiri."Kau bawa makanan?"

Shein lapar, dan mulai memandang Zeno dengan tampang malakkin.

>> Awakakakka, malakin XD

=============

The Chain

"AH--Begitu rupanya... tidak mengajak contractor mu itu...siapa yah... ah, NONA CLAIRE! Bukankah biasanya kau bersama dengannya?"
"Tapi mana ada bangsawan yang mau ke sini ya...,"

Zeno malah jadi kesel, tadi dia dengan segenap sikap kemanusiaannya mengkhawatirkan keadaan Shein dkk, malah sekarang ia dipalakin, tak tahu diri emang si Shein itu.

"Mana mungkin kuajak Claire ke sini, baka" Zeno menjitak kepala Shein pelan. Tapi entah bagaimana menurut Shein XD. Yah, sebenarnya Zeno juga tidak memperhitungkan jika Claire akan datang sendiri.

"Makanan, makanan.. Kalau mau aku hanya membawa yoghurt" Zeno penuh dengan kebodohannya, tak ingat bahwa yoghurt bakalan basi kalau nggak di freezer. Padahal dia udah jalan-jalan lama.

The Knight

Lokasi : Di perjalanan menuju mantan rumah Alice
Brendan, pelayan setia keluarga Reisvoust yang telah melayani keluarga tersebut selama hampir seumur hidupnya sedang berjalan-jalan di pengasingan. Dia memang tidak seperti pelayan lainnya, ia tak memiliki larangan untuk berpindah dari satu tempat ke yang lainnya.

Alasan ia pergi ke tempat yang sebenarnya tidak ingin ia kunjungi hanya karena, Zeno. Ia sudah terbiasa mengikuti orang yang ia anggap 'master'nya kemana pun.

"Tempat ini.. Kejadian itu.." ia dapat mengingat setiap detil kejadian berdarah itu, tentu saja karena ia menyaksikan dan berpartisipasi dalam peperangan mengerikan itu.

"Mana mungkin kuajak Claire ke sini, baka"

Shein yang harga dirinya sangat tinggi ini tidak terima kepalanya di jitak begitu saja oleh Zeno, kemudian Shein menjitak Zeno balik.

"Tidak sopan menjitak orang yang lebih tua darimu, Zeno," ucap Shein yang merasa sok tua, dan hanya nyengir setelah menjitak Zeno.

"Makanan, makanan.. Kalau mau aku hanya membawa yoghurt"

"Benarkah? Aku minta," Shein mengulurkan tangannya, kayak orang malakkin lagi-lagi.

Kemudian mata Shein mulai berkeliling lagi, dan melihat ada orang baru lagi. Kali ini dia baru pertama kali melihat orang itu.

"Zeno, dia itu kenalanmu?"

The Chain

"Tidak sopan menjitak orang yang lebih tua darimu, Zeno,"
"Benarkah? Aku minta,"

Ehh, Zeno malah dijitak balik sama Shein. Terus dia nyengir-nyengir lagi.

"Aku kali yang lebih tua darimu" Zeno malah bangga jadi tua. XD

Zeno menyodorkan segelas yoghurt ke Shein, tak tahu sudah basi atau tidak. Contoh orang yang tak tahu bahaya.

"Zeno, dia itu kenalanmu?"

Zeno melihat ke arah yang ditunjukan Shein. Tampak sesosok pria berumur 20an sedang berjalan-jalan.

"Ahh, si Brendan.. Pelayan keluarga Reisvoust yang sangat setia dan bla bla bla" Zeno akui, dia lumayan tidak menyukai pelayan yang satu itu. Entah mengapa orang itu sering berada di tempat yang sama dengannya, serasa diintai.

The Servant
Brendan melihat 2 sosok pria sedang menunjuk-nunjuk dirinya. Yah, tak masalah. Brendan sudah sering diperlakukan seperti itu seumur hidupnya. Ia pun mendekati kedua pria terbut dan memberi salam.

"Selamat.. pagi Shein-sama, Zeno-sama" ia mengangkat topinya dan membungkuk sedikit, yaaa, gaya-gaya seperti itulah. XD