[MAIN RP] Chapter 1 -Abyss - Shien's Plan

Claire masih berjalan sempoyongan menuju tempat yang ia sendiri tidak tau menuju kemana....
"dimana yang lainnya?? semoga mereka semua baik-baik saja" Claire malah memikirkan orang lain, tanpa memikirkan keadaannya sendiri.
Zeno.....Claire entah mengapa terpikir zeno, jantungnya berdegup dengan kencang, seakan-akan ada sesuatu yang mengerikan terjadi pada Zeno.
"Zeno, dimana kau? Semoga kau baik-baik saja zeno!" Claire memejamkan matanya sejenak......kemudian mendengar suara seseorang diseberang sana.

Claire mempercepat langkahnya, bahkan berlari jika bisa untuk mencapai datangnya suara itu.
"Semoga saja itu Zeno atau siapapun yang bisa kutemui dan keluar dari tempat ini"

"AKU JUGA TAK INGIN MENGHENTIKAN PERTARUNGAN INI, LILICA!!", Alice memekik keras. Ia bersikap dingin.

"Bodoh... Kau benar-benar bodoh.. Amat sangat bodoh.. Membuat istrimu menangis seperti itu, bangunlah.. Aku yakin kau bisa... Aku tau, kau kuat, Shein.. Kau pasti bisa... Janganlah kau mati, kau akan meninggalkan penyesalan nanti... Sadarlah...", Alice tak bisa berkata apa-apa lagi. Tatapannya kosong. Hatinya begitu hampa.

"yah udah biarin kek tergeletak ga masalah kok" kata lilica sambil makan

"hmm bentar biar kuperhitungkan dalam beberapa jam dia akan bangun kok"

"lukanya tak separah itu meski ia mengucurkan darah"

"keluarga einverd bisa bergenerasi agak cepat kok jadi tak masalah"

"toh kalau dia mati yah berarti pemimpinnya adalah shien dan kita tak bisa merubahnya" katanya enteng

ya lilica sudah tahu bahwa shein akan menang memang pada awalnya shein sedikit lebih kuat daripada shien (menurut lilica)

bukan secara fisik tapi secara mental

" oiii shein inget kalo lo bangun ada cake, omelet, dan ivvi yang menunggumu di rumah well di kamar tepatnya notabene kau tidak akan bisa bergerak banyak setelah ini" kata lilica enteng

"kalo ga bangun ya udah, besok kukubur di halaman belakang aja yah? males beli tanah lagi"

"Kau itu apa sedang kelaparan....apa memang tak peduli akan berat badanmu apa?", Alice heran, melihat orang se-santai itu ditengah perang.

"Rasanya, stupid couple itu memang cocok ya...", Alice geleng2 melihat stupid couple ini beraksi ==;;

"Semoga saja itu Zeno atau siapapun yang bisa kutemui dan keluar dari tempat ini"

Zeno mendengar suara Claire, sangat pelan hampir tak bisa didengar. Tapi, entah mengapa dirinya dapat mendengar suara lembut milik Claire itu, meskipun tak tahu apa omongan Claire.

"Claire...." tiba-tiba ia kembali mengingat perkataan demi perkataan pengakuan bahwa Claire membenci dirinya.

"heh?" kata lilica

"hahaha aku udah makan banyak tapi tetep ga bisa bangun"

"btw Alice kalo shein mati mau kita kubur dimana?" Tanya lilica pada Alice

"btw Alice kalo shein mati mau kita kubur dimana?"

"HUSH!! Masa kau sumpahi kakekmu seperti itu....", Alice menggerutu. Dia sebenarnya tidak tega melihat temannya sendiri, terkapar seperti itu.

"hanya berjaga jaga" kata lilica enteng

"lagipula enakan di Bakar mayatnya males harus gali tanah dulu"

"oya kau tahu tidak kalo shein mati otomatis shien jadi master kita"

"mau di gimanain?" tanyanya lagi

"oya kau tahu tidak kalo shein mati otomatis shien jadi master kita"

"mau di gimanain?" tanyanya lagi

"Kita pasrah saja...kalau itu memang sudah takdirnya", jelasnya sambil bersikap dingin.

"hn. Aku yakin devil sidemu tak Akan bilang begitu" kata lilica bercanda

"wow shein lucu juga ya kalo pingsan Kaya boneka porcelin"

"oya kalo shien yang mati kita kubur Aja kasian kalo dibakar"

"hn intuisi" katanya pelan

"oya kau tahu, shien semestinya tak seperti ini, dia menjadi seperti ini juga karena lingkungannya aku rasanyya tak bisa menyalahkannya apalagi membencinya"

"aku memang masih sayang padanya rupanya" ujar lilica sangat pelan

Alice tersenyum melihat pernyataan dari Lilica terhadap Shien.
"Shien, kau tau... Masih banyak yang menyayangimu sampai kapanpun..", Alice memejamkan matanya sejenak. Ia merasa sebentar lagi waktunya telah tiba.

"ya kau benar" jawab lilica

"ini!" seru lilica

"shein ia mulai bangun kekuatannya naik drastis"

"saatnya pertarungan sesungguhnya ini dimulai" ujarnya sambil tersenyumnsedih

"jangan mati shien, Dan shein"

RAVEN SIDE

Raven yang baru datang ke tempat TKP, langsung menyadari adanya hawa chain yang banyak, yang berasal dari dinding yang disegel Shien. Kali ini tentu saja Raven membawa chainnya, Arma. Chain legendaris, yang bahkan di sebut sebagai DEATH WEAPON. Raven sendiri ogah-ogahan membawa chainnya itu, karena dia dan chainnya sendiri sering beradu mulut bahkan saling membunuh.

Raven celingak-celinguk setelah masuk ke abyss, itu yang pertama kali baginya. Berbeda dengan Shein, dia belum tau soal Abyss. Raven terus berjalan, menelusuri darah-darah yang ada di sana. Banyak sekali darah dan mayat-mayat para officer yang ikut masuk ke Abyss. Semuanya mati, tak bernyawa sama sekali.

"Hiihh... siapa yang melakukan ini? Raven berjalan dengan hati-hati agar tidak menginjak mayat-mayat di sekitarnya.

"Dasar idiot. Tentu saja kembaran temanmu itu. Entah siapa namanya." ujar Arma sang chain yang memarah-marahi Raven karena keidiotannya.

Raven diam saja, masih berkonsentrasi pada jalannya, mengacuhkan si chain.



SHEIN SIDE

Oh... aku mendengar banyak sekali suara?...

Mereka... mengharapkanku hidup ya?

Aku ingin terus seperti ini... tertidur... bahkan untuk selamanya...

hidupku tidak berguna lagi, dan aku yakin aku akan mati. Bukankah lebih baik begitu?

Shein sedang menunggu detik-detik ajalnya. Sambil mendengarkan ocehan mereka semua. Dia hanya bisa mendengar. Nafasnya hanya tinggal sedikit. Dan semuanya sebentar lagi akan hilang. Mati, ya?

"Aku berharap, tak ada yang menjadi korban lagi....", Alice berdoa terus agar Shien dan Shein tetap hidup dan kembali seperti sediakala. Yang ia masih ragukan adalah Ivvi, ia terus menangis tersedu-sedu dengan keadaan Shein.

"melemah lagi" kata lilica pelan

lalu ia mengambil air dingin Dari tas Nya Dan menyiramkannya ke wajah shein

"gue butuh lo bangun atau klo ga gue bunuh si ivvi lumayan Kaya Romeo Dan juliet" kata lilica entang pada shein

"Nanti kalau kau tak bangun, kubakar si Ivvi lho.....fufufufu", Alice ikut-ikutan membuat Shein bersemangat. Ia mengeluarkan pedangnya yang sedang ada api untuk membuat aktingnya jadi terlihat serius. Padahal ia hanya pura-pura. Mana mungkin mau membunuh temannya sendiri?

RAVEN SIDE

Raven masih berjalan, dan kadang ketika dia melihat mayat yang bersimbah darah, sering terkaget sendiri, atau latah.

"D-DARAAAAAH!" Raven sudah terbiasa latah seperti itu, sejak dia kecil.(silahkan baca di omake).

Dan Arma pun otomatis langsung memukul kepala Raven, lagi-lagi menasehatinya.

"BODOH! KAU INI CONTRACTOR-KU ATAU BUKAN? MEMALUKAN SEKALI MEMILIKI KONTRAKTOR IDIOT SEPERTIMU! LATAHNYA JUGA MEMALUKAN!" Arma memukuli kepala Raven berulang kali, walaupun Raven sudah memohon-mohon untuk berhenti, Arma tetap saja melakukan itu.

Raven melanjutkan perjalanannya kembali, setelah sedikit percekcokan dengan sang chain, dia terus berjalan. Menghadang rintangan.


SHEIN SIDE

Shein masih tetap terpejam, pasrah dengan apa yang akan terjadi. Semuanya. Bahkan sekarang pendengarannya pun tak bisa di andalkan. Semakin melemah dan melemah.

Semuanya terdengar seperti ini di telinga Shein:

"gue butuh lo bangun atau klo ga gue jadiin si ivvi secantik dan seseksi juliet"

"Nanti kalau kau tak bangun, kulindungi si Ivvi lho.....fufufufu"

Terima kasih... mungkin aku akan tenang... pergi...

"Kurasa..Shein salah denger dengan ucapan kita deh.....", Alice malah ingin mengomeli si Shein daritadi.

"HOI....SHEIN....KALAU KAU TAK BANGUN JUGA.....AKU AKAN MEMBUNUH PACARMU LHO...."

lilica sekarang udah sebal

ia mengguyur shein lagi Dan berteriak di telinganya

"bangun atau kubuh ivvi!!!!!"

"HEH SHEIN!! KALO KAGAK BANGUN, GUE BAKAR SI IVVI IDUP2 NIHH!!!", Alice sudah naik darah. Ingin segera mengguncang2 si Shein biar bangun.

"udah deh" kata lilica

"shein Lu ga bangun gue nyuruh si Alice nyiumin lo! Ngerti?!" desis lilica dintelinga shein dengan volume yang rada keras

Zeno kebingungan dengan segala yang terjadi. Sekarang ia sedang berputar-putar di dalam dimensi ilusi milik Shien, entah mengapa ada secerca harapan yang ada dalam hatinya. Entah mengapa dia masih memiliki harapan bahwa Claire tetap dapat menerimanya walaupun Claire membencinya.

"C.. Claire! Dimana kau!?" Zeno mencari-cari Claire

kalian ini ==....Sayo (maksudnya yang gerakin si Ivvi) ga ada, pada ngegosip semua

===========================

ssssssssshhhhhh.....kepala Ivvi seperti teko yang udah mateng dari tahun kapan.

apalagi dengan ucapan alice dan lilica, ingin rasanya Ivvi bunuh diri.

ia menatap shein lagi, dari tadi air matanya masih belum berhenti membasahi pipinya.
kenapa dia tidak sadarkan diri ? ya tuhan...kumohon, supaya dia sadar secepatnya...

"hiks...", ia menundukan kepalanya dengan dalam sambil erulang kali berdoa agar shein selamat. sekarang apa yang ia harus lakukan ? shein terlihat koma dimatanya.

"tuh kan! Ivvi jadi nangis! Dasar ga gentleman!"

"lo mati kaga gue kubur Noh!" Seru lilica