[RP]Sabrie's Park - Ordinary Life

"Eh, Zeno... kau tau restaurant yang enak di sekitar sini apa? Aku lapar sekali."

Zeno langsung mendapatkan pencerahan.

"Hngg, bukan restoran sih.... Tapi makanannya enak.... Namanya apa tadi yaa.... Sotoy atau apa.... gitu.. Pokoknya enak lah!" Zeno menjamin makanan itu halal dan enak XD.

"Bagaimana kalau kita semua makan dulu?"

"Kau yang traktir ya" Zeno mulai gak tahu malu XD.
*Dicincang Zeno* XD

"Ivvi-san? Ivvi-san kan?"

"ng...yaa...ini, pegasus !!", teriak Ivvi, ia senang melihat featuringnya didepan matanya sekarang.

Ivvi memegangi rambutnya yang udah urai-uraian kemana-mana
"ahhahah...", sekarang ia kesulitan mencari ikat rambut.

"Bagaimana kalau kita semua makan dulu?"

"ma...makanan ?", mata Ivvi mulai berbinar-binar, ia menjadi lupa soal ikat rambutnya itu.

"Hngg, bukan restoran sih.... Tapi makanannya enak.... Namanya apa tadi yaa.... Sotoy atau apa.... gitu.. Pokoknya enak lah!"

"Sotoy ya... sepertinya menarik. Aku baru tau di Inggris ada makanan yang namanya seperti itu," Shein menyadari lain kali dia harus membaca buku-buku tentang makanan.

"Kau yang traktir ya"

"Tentu saja... itu bukan masalah besar bagiku," Shein merasa Zeno benar-benar ingin menguras isi dompetnya.

Di lihatnya Claire dan Alice sepertinya masih sibuk, Shein juga mau mengajak mereka semua termasuk Rhea tentunya.

"Bagaimana kalau kita semua makan dulu?"

"Wah Shein, kebetulan sekali kau mentraktir!! Aku ssudah lapar!" Claire yang tak tau malu ini seenaknya saja berasumsi, padahal Shein ga bilang nraktir.

"Hngg, bukan restoran sih.... Tapi makanannya enak.... Namanya apa tadi yaa.... Sotoy atau apa.... gitu.. Pokoknya enak lah!"

"bukan sotoy.....tapi sosis ZENO!!" sok bener lagi-lagi

"Sotoy ya... sepertinya menarik. Aku baru tau di Inggris ada makanan yang namanya seperti itu,"

"Entah lah, aku juga baru pertama kali coba tadi" Zeno senyum-senyum. XD

"bukan sotoy.....tapi sosis ZENO!!"

"Bukan sosis ahh.... sotoy juga bukan kayaknya... Sepertinya yang bener... soklin..." Pasangan bego XD

"Tentu saja... itu bukan masalah besar bagiku,"

Zeno udah memikirkan ide gila sekarang. Kufufufufufufufu XD

"Bukan sosis ahh.... sotoy juga bukan kayaknya... Sepertinya yang bener... soklin..."

Soklin? kok penah denger yah... di supermarket rasanya ada... sabun? atau apa?

Mereka mala berdebat, itu semua membuat Shein semakin kelaparan.

"Baikah. Cukup ngocehnya. Sekaang ke restaurant soklin itu," Shein keluar dari toko tersebut, menuju restaurant.

Lokasi : Restaurant Soklin(?)

Shein langsung mencari tempat yang dapat di duduki oleh banyak orang. Dia mengangkat tangannya, memberikan isyarat untuk memesan.

Hah... sekarang apa yang gerombolan orang itu bicarakan, makanana?

Oh... topik yang menarik bagi Rhea, kebetulan ia sedang lapar danPMnyaasikmakan... kalau Shein menyuruhnya untuk makan, dengan senang hati ia pasti akan makan.

Tapi, makan dengan orang sebanyak itu?
Rasanya Rhea harus mengurungkan niatnya... sifat anti-sosialnya muncul, berpikir bahwa sebaiknya ia menjauh saja dari kerumunan orang itu. Tidak makan juga tidak apa.

aduuh...kemana kuncir rambut itu..

Ivvi sibuk mencarinya dilantai toko itu, rambutnya itu susah sekali di atur jika tergerai. kayak rambut kobato yang nyangkut kesana kemari (ditabok CLAMP)

aah...semuanya pergi, aku harus cepat-cepat...

ia mencarinya lagi. namu tidak menemukannya...dan akhirnya ia pasrah, rambutnya ngriwil (?) kemana-mana.

"Baikah. Cukup ngocehnya. Sekaang ke restaurant soklin itu,"

Tanpa memperdulikan omongan Shein, sepanjang perjalanan ke restoran atau lebih tepatnya warung [XD] Zeno terus berdebat.

"Emm... Kayaknya bukan soklin juga deh... Apa ya.... S... S... Silikon?" Makin ngaco XD.

Lokasi : Restoran... Silikon [?]

Zeno dengan santai mengambil tempat duduk di samping Claire dan langsung menyambar daftar menu.

APA? DI MANA KEDUA ORANG AUTIS ITU?

Shein baru menyadari, Ivvi dan Rhea belum masuk ke restaurant sepertinya. Dia terlalu semangat untuk makan. Tetapi Shein harus menahan laparnya lagi, dan menuju ke tempat Rhea dan Ivvi.

LOKASI : entah. pokoknya di tempat Ivvi sama Rhea.

Jelas Rhea sepertinya ogah-ogahan ke restaurant, karena di sana ramai. Shein menatapnya dengan tatapan tajam.

Kau mau aku menjadikanmu makan siangku, hah? Mau jadi burung panggang lagi? Shein yakin betul, Rhea mengerti arti tatapannya itu.

Dan satu lagi, Ivvi yan sibuk dengan ikat rambutnya.

"Ya ampun, Ivvi... nani bisa kubelikan yang baru! Sekarang makanlah dulu," Shein menarik tangan Ivvi dan Rhea.

Oza hoshikami wrote:"Wah membeli seragam juga yah?"

"Ah.. Iya, habisnya seragam yang lama banyak cipratan darah sih.. ", alice menganggukan kepalanya.

"Bagaimana kalau kita semua makan dulu?"

"Baguslah.. Kau yang ajak, kau yang traktir..Hohoho..", alice cuma nyengir lalu segera ngekor buat pergi ke restaurant.

Kau mau aku menjadikanmu makan siangku, hah? Mau jadi burung panggang lagi?

Aha~!
... Rhea memalingkan wajahnya seolah-olah tidak mau tahu soal apa yang Shein niatkan padanya. Burung panggang atau apapun itu asal tidak berada di kerumunan orang.

Tapi terlambat, Shein sudah menariknya menuju restoran tersebut. Rhea hanya bisa menahan dirinya tidak pingsan di tempat karena terlalu banyak melihat orang dan mendengar percakapan di sana.

"Ma... master... saya tunggu di luar saja ya..." ucapnya pada Shein penuh permohonan. Keadaan itu bisa membuatnya semakin autis saja.

"Bukan sosis ahh.... sotoy juga bukan kayaknya... Sepertinya yang bener... soklin..."

eehhh.....soklin??? nama apa lagi itu?

"Baikah. Cukup ngocehnya. Sekaang ke restaurant soklin itu,"

yesss.....akhirnya makan juga.....
Claire melangkah pergi mel-ninggalkan sesuatu lagi.
kasir : "nona baju anda tertinggal!" Seru wanita yang ada dikasir pada Claire untuk mengingatkannya.

" ahh....terima kasih nona. hampir saja seragam ini tertinggal" jawab Claire dengan sebuah senyuman dan meninggalkan toko.

"Ah.. Iya, habisnya seragam yang lama banyak cipratan darah sih..

Claire agak merinding mendengar perkataan Alice....

Lokasi : Restoran (?????)

Claire memasuki restoran yang lebih tepatnya tidak layak disebut restoran. Claire langsung duduk saja karena dia sudah lelah dari tadi berjalan-jalan dan belum duduk.

oot : *tonjok shein*, kau yang autis
___________________________

"Ya ampun, Ivvi... nani bisa kubelikan yang baru! Sekarang makanlah dulu,"

mau makan apa dia ? rambutnya ? bisa-bisa saat makan nanti rambutnya kemakanan-makanan (geje) *digoreng*

ia hanya pasrah ditarik shein, orang mesum ini benar-benar ngeselin.., gumam Ivvi sambil memegangi rambutnya.

"Tak usah takut.. Cipratan darah itu karena dulu suka ikut perang melawan chain, jadi sering kena darah. Juga karena sebuah kejadian yang akhirnya dulu aku dijuluki The Burning Flame Haze dan diolok sebagai "Monster" oleh penduduk kota. Itu hanya legenda, ceritanya panjang.. Begitulah..", alice mencoba agar claire tidak merinding.

Lokasi : Restoran

Setelah berjalan-jalan, akhirnya sampai juga di restoran. Ia merasa capek, lalu langsung duduk.

Lokasi : Depan restaurant

"Ma... master... saya tunggu di luar saja ya..."

"Kau yakin? Kalau memang mau begitu, kau tidak akan kuberi makan selama seminggu," Shein tersenyum licik.

Shein buru-buru masuk, dan melanjutkan pesanannya.



oot: tangan pegel,maklum kala ngaco+nga mood nulis

Lokasi : entah dimana, ditarik si shein

"hhh...kenapa jadi berisik sekali sih..."

"hey... kita makan dimana sebenarnya ?", tanya ia heran melihat tempat restaurant itu.

nama restaurantnya pun aneh, soklin ? ==

Se... minggu?
Oh... itu buruk, tapi lebih buruk kalau harus berhadapan dengan banyak orang yang bahkan Rhea tidak mengerti apa yang mereka bicarakan. Ia sudah terlahir anti-sosial dan jarang mau berbicara terbuka walau pada Masternya.

Akhirnya setelah menimbang-nimbang antara harus masuk ke dalam tempat dengan tumpukkan manusia atau tidak makan selama seminggu. Rhea memutuskan untuk tidak mendapat makanan. Nona bersayap ini melenggang keluar restoran.

"Saya memilih berada di luar," ucapnya kemudian.

Yah... seminggu belum apa-apa dibandingkan prosesi seratus tahun yang lalu. Bahkan berminggu-minggu tanpa makanan ia sudah terbiasa.

"hey... kita makan dimana sebenarnya ?",

"Tentu saja di restaurant ini, tapi sebaiknya kuurus Rhea dulu, kau masuk saja duluan. Di dalam sana banyak kok orang-orang yang kau kenal," jawab Shein sambil tersenyum lagi.

Kini Shein mengalihkan seluruh perhatiannya pada Rhea, hari ini Rhea agak sulit di atur.

"Saya memilih berada di luar,"

Cih. Aku sudah tau jawabanmu pasti itu. Kau kan pernah menahan lapar bersamaku di Abyss. Ketika aku makan, kau tidak makan saat itu. Pasti bukan masalah menahan lapar selama seminggu.

Shein memutar lagi otaknya, mencari ide bagaimana supaya Rhea mau masuk ke restaurant itu.

"Baiklah, terserah padamu. Tapi bagaimana kalau kubacakan keras-keras kertas-kertas yang seperti diary ini?"Shein mengeluarkan berlembar-lembar kertas yang biasa Rhea tulis sebagai curahan hatinya."Aku tak menyangka, seorang Rhea ternyata bisa berkata-kata kasar di diary ini."

Lokasi: Restoran

Alice sangat lelah. Daritadi kesana-kemari. Astaga, tenaganya benar-benar terkuras hari ini...
"Hoaam..Ngantuk...Ingin tidur...", tak disadar Alice tertidur dimeja makan.

"Flame Haze, kau tertidur..", Cocytus mencoba membangunkan Alice.
"Diamlah...", Alice cuma terus tertidur.

Lokasi : Restaurant....apaan yah ==, lupa soklin kan ?

hhh..., ia menghembuskan nafas dengan berat. masuk kedalam restaurant itu.
dilihatnya banyak sekali orang..membuat Ivvi pusing, dimana ia akan duduk ?
disana penuh dengan orang-orang yang lapar.

Ivvi hanya diam ditempat, ia tidak mengerti harus melakukan apa lagi.
"ukhh...ramainya"

Lokasi : Restoran

Alice tak sengaja tertidur. Ia kemudian terbangun.
"Astaga....aku tertidur....", Alice menepuk jidatnya, agak terasa panas.
"Yah..Aku demam...Payah nih....Hh~", Alice kembali tertidur diatas meja.

"Baiklah, terserah padamu. Tapi bagaimana kalau kubacakan keras-keras kertas-kertas yang seperti diary ini?" Shein mengeluarkan berlembar-lembar kertas yang biasa Rhea tulis sebagai curahan hatinya. "Aku tak menyangka, seorang Rhea ternyata bisa berkata-kata kasar di diary ini."

///

WHAT?!
Sejak kapan benda itu ada di tangan Shein?! Seingat Rhea, ia sudah menyembunyikan kertas-kertas itu di bawah tempat tidurnya, masa sih sampai bisa ketahuan. Jangan-jangan selama ini Shein menyimpan kamera CCTV mengawasi kamarnya.

'SIAL!'

"Nai! Bagaimana mungkin kertas-kertas itu ada pada Anda?" bertanya-tanya sambil berusaha mengambil kertas curahan hatinya dengan paksa dari Shein. Selain aib, kertas-kertas itu adalah hasil tulisan pertamanya semenjak ratusan tahun yang lalu.

"Nai! Bagaimana mungkin kertas-kertas itu ada pada Anda?"

Shein tersenyum licik, memang tak ada yang bisa menyembunyikan apapun darinya.

"Seorang maid yang memberikannya padaku. Dia membereskan kamarmu, kemudian menemukan ini. Tapi tenang saja, belum kubaca semua," lagi-lagi Shein tersenyum iblis.

"Naah! Makanya, ayo masuk. Kau tidak mau kan rahasia-rahasiamu terbongkar?"

Shein jelas mengancam Chainnya itu.

Alice sudah tertidur 5 menit. Sudah agak baikan.
"Hm...Demamnya turun dengan cepat..Masih agak hangat.. Tak apalah...", Alice daritadi merasa agak meriang, tapi ia menahannya.
"Shein dan Rhea lama sekali....Hh~", lagi-lagi jatuh tertidur. Rupanya masih ngantuk. si PM aja bingung kenapa ni anak tidur mulu