[MAIN RP]Chapter 1-152 years of Sabrie City

"apa itu?"

"Benar dugaan saya... Ternyata kecoak-kecoak ini memang peliharaan Oujousama kan.. Saya memang jenius" Zeno malah membanggakan dirinya sendiri.

Sebuah benda terjatuh dari badan Claire.

"Itu makanan mereka ya, Oujousama?" Zeno bodohnya mulai muncul ke permukaan.

"Itu makanan mereka ya, Oujousama?"

" BODOH....untuk apa aku membawa makanan kecoa. itu percobaanku yang gagal tadi"
Claire mengernyitkan dahinya, sejenak berpikir. ternyata hasil percobaanku tidak sia-sia

"Zeno kau mau mencari korban?" Claire menawarkan pada Zeno dengan senyum penuh arti.

Lokasi : Deket toilet laki-laki

"Kau sedang melihat apa sih? Tak biasanya di dekat toilet laki-laki, biasanya di toilet perempuan kan?"Raven nyengir, lagi-lagi menggoda temannya tersebut.

Haduh..Kenapa laki-laki tolol dan bodoh ini harus masuk ke sini sekarang sih, padahal lagi gawat seperti ini.

"Sst, pelankan suaramu, aku sedang menguping!" jawab Shein jujur dan polos.

"bisakah kau tidak mengikutiku ?", wajah Ivvi udah kaya gini sekarang >>

ditambah, Ivvi merasa ada yang mengawasinya...aura mesum dan gila yang sedang mengawasinya. ia menengak nengok kesana kemari tidak menemukan seseorang yang sedang mengawasinya.

"Ivvi...ayo kita keluar dari sini, aku bosa dengan tempat ini...ditambah lagi, ada lelaki tolol itu", Ducan dengan santai berbicara.

Sebenarnya Ivvi sedikit kesal, dengan pengakuan Ducan mengatai shein tolol, memang tolol sih...tapi tetap saja yang dikatai tolol itu orang yang Ivvi sukai.
kini Ivvi ada Ide untuk membuat ducan tidak mengikutinya lagi. Ivvi berlari kencang dari ducan...dia mencari shein.

kemana shein ? bukannya tadi dia disini ??, pikir Ivvi yang sekarang sudah ditempat kerumunan orang.

Ducan yang mengejar ivvi, kehilangan jejaknya. kemana Ivvi ?, gumam Ducan mencari-carinya.

Dia lari.

Entah kenapa. Agaknya ia baru teringat sesuatu yang penting. Tetapi hal itu sangat tidak berarti untuk Yuzu. Buat apa ia musti mengetahui apa yang dilakukan orang lain?

Yuzu melihat gerombolan kecoak yang datang ke salah satu nona berkacamata dan merubunginya. Beberapa kecoak lainnya tersasar ke kaki Yuzu. Ya ampun.. Beginikah suasana gedung bangsawan yang baik? Penuh dengan kecoak? Padahal kelihatannya, lantai gedung sangat bersih.

Yuzu mengambil sesuatu yang ia sembunyikan di antara sarung tangan dan lengan bajunya yang panjang. Tentu saja, apa lagi kalau bukan pisau dapur. Tanpa mengambil ancang-ancang, Yuzu menghunuskan pisaunya ke arah kecoak-kecoak malang yang sedang mengerumuni kaki meja di depannya..

ZEB!

Sekali tancap, kecoak mati.

Yuzu lalu menghampiri nona barkacamata. "Hei nona, apakah kecoak-kecoak itu milikmu? Maaf, aku sudah membunuh beberapa.." Yuzu menunjuk tumpukan kecoak yang tersate oleh pisau dapurnya.

" BODOH....untuk apa aku membawa makanan kecoa. itu percobaanku yang gagal tadi"

"APA?" Zeno shock dugaannya salah. "Gagal? Menurut saya berhasil. Tuh jadi makanan kecoak" Zeno langsung dipelototi Claire.

"Zeno kau mau mencari korban?"

Mendengar perkataan Claire, Zeno langsung mendapatkan pencerahan. "Tentu saja.. Kufufufufu.... Saatnya beraksi.." Zeno mulai menampakan wajah liciknya. Entah mengapa sebelumnya ia penasaran dengan perilaku Partner in Crime-nya, ngapain dia nguping di toilet cowok. Aturan masuk aja..

Zeno mendekati Shein sambil membawa seekor kecoak. "Tuan Shein, sedang apa?" kata Zeno sambil memainkan kecoak itu dengan memutar-mutarkannya. [Gelo XD]

Seperti biasa, Alice tetap dianggap sebagai orang asing oleh semua orang. Meski dari luar dia terlihat dingin, sebenarnya Alice merasa sedih karena diasingkan. Masih terus melangkah dengan angkuh, walau sebenarnya ia sedang melamun.

"Ada apa denganmu hari ini, Flame Haze? Kau terlihat sangat aneh" Kalungnya, Cocytus berbicara pada Masternya.

"Ah... aku tidak apa-apa.. Lho.. kenapa aku berada didalam gedung ini?", Alice melihat sekelilingnya. Semua orang memakai pakaian formal. Ia melihat seseorang perempuan yang sedang membunuh kecoak(entah kenapa....),berbagai orang ia temui.

"Tempat... ini ....AH! Jangan katakan bahwa... ini....", ia mulai menyadari bahwa dirinya berada digedung Bangsawan.
"Cih, aku harus segera keluar dari gedung ini!", Alice segera berlari kearah pintu secepat mungkin. Tapi, tak sengaja..

BRUK!!

Ia menabrak seseorang didepannya karena daritadi dia tak melihat sekelilingnya terlebih dahulu. Alice kemudian berdiri dan mengulurkan tangan orang yang tadi ia tabrak itu.

"Anda tidak apa-apa?", katanya sedikit takut, apalagi yang dia tabrak itu ternyata orang bangsawan.

Shein masih memperhatikan Ivvi dan Ducan, tak mempedulikan Raven yang terus-terusan mengejeknya. Di lihatnya Ivvi meninggalkan Ducan, itu suatu pertanda baik baginya.

BAGUS! SUDAH KUBILANG TAKDIR CINTA MEMANG ABSOLUT! ok, Shein agak ketularan Shien, ngomongin absolut.

Shein ingin sekali tertawa melihat Ducan yang kebingungan itu.

Baiklah..Saatnya sang pahlawan beraksi ujar Shein pede abis.

"Eh? Mau kemana, Shein?" Raven kebingungan melihat Shein yang segera meninggalkan tempat itu.

Ah, ya sudahlah..Aku memang selalu di tinggalkan oleh Shein.. Raven kemudian mencari-cari Rhea..Biasanya dia berbincang dengan Rhea selagi Shein menelantarkannya.

Shein berlari, mencari-cari Ivvi yang larinya cepat sekali. Dan lagi-lagi dia menubruk seseorang yang ada di depannya,

"Anda tidak apa-apa?"

"Tidak, aku baik-baik saja..Saya yang harusnya meminta maaf pada anda..Ngg..Baik-baik saja kan?"

Claire masih diambang pikirannya, yang memunculkan ide aneh. Seorang wanita yang terlihat seperti keluarga bangsawan pun mendatangi Claire sambil menunjukkan para kecoa yang sudah jadi sate.

"Hei nona, apakah kecoak-kecoak itu milikmu? Maaf, aku sudah membunuh beberapa.."

Claire menjawabnya dengan tergesa-gesa "iya...EH bukan...ahahha"
BODOH apa yang kukatakan. gumamnya marah.

" ah itu....sebenarnya....anu..." Claire menjawab dengan sangat kebingungan.

"Tidak, aku baik-baik saja..Saya yang harusnya meminta maaf pada anda..Ngg..Baik-baik saja kan?"

'Cih...keluarga bangsawan...', batin 'Devil' Alice dalam hati. Kalau boleh bicara jujur, Alice benci sekali dengan keluarga bangsawan. Karena menurutnya keluarga bangsawan itu menyebalkan.

"Ah... saya yang harus meminta maaf karena ceroboh... Saya baik-baik saja.. Saya harus segera pergi dari sini," Alice segera bangkit dari duduknya, lalu segera merapikan bajunya. Air mukanya yang dingin tak berubah sedikitpun.

"Kau harus lebih berhati-hati, Flame Haze," Cocytus memberi nasihat pada Alice. Yah, seharusnya dia sendiri lebih berhati-hati kalau berjalan. Entah siapa yang salah dia tak peduli dengan hal itu.

"Aku tau hal itu..Kita harus segera pergi," Alice hanya berkata dengan penuh rasa dingin,dan berjalan melewati orang itu terburu-buru.

"iya...EH bukan...ahahha... ah itu....sebenarnya....anu..."

Alis Yuzu naik sebelah. Ia memperhatikan nona kacamata yang kebingungan itu dari ujung kepala sampai ujung kaki. Apakah dia berpikir untuk berbohong? Kalau iya, lebih baik dia berpikir 2 kali karena Yuzu tak akan segan-segan menyate seluruh daging si nona kacamata seperti kecoak2 malang.

Yuzu menghela napas. "Baiklah kalau begitu." kata Yuzu. Bosan juga memperhatikan orang kebingungan. Hah.. Ya sudahlah.. Mungkin ia memang kurang beruntung hari ini...

"Ah... saya yang harus meminta maaf karena ceroboh...Saya baik-baik saja..Saya harus segera pergi dari sini..."

"Tidak apa-apa, bukan masalah bagiku..Ah? Kenapa terburu-buru?"Shein mulai kebingungan sendiri dengan perempuan yang baru datang itu, sudah mau pergi lagi?

Shein melihat Alice yang sudah ingin pergi, melewatinya, entah kenapa dia merasa agak penasaran dengannya.

"Tunggu sebentar, nona..Jangan pergi dulu, sebaiknya tunggulah sampai acara nanti malam di mulai.."

Claire masih kebingungan dengan kata-katanya sendiri. Lalu beranjak dari kebingungannya setelah mendengar kata-kata wanita yang membuatnya tegang.

"Baiklah kalau begitu."

"Ah, maafkan aku yang terlalu tegang ini, bisakah aku mengetahui nama anda? perkenalkan saya Claire"

huh, untung saja tidak tanya macam-macam

"Ah, maafkan aku yang terlalu tegang ini, bisakah aku mengetahui nama anda? perkenalkan saya Claire"

"Saya Yuzu. Salam kenal." Jawab Yuzu datar sambil menatap Claire. Baginya, Claire bukan orang yang dapat begitu saja Yuzu percaya. Maka itulah, Yuzu tidak memberi nama lengkapnya. Claire saja tidak, berarti Yuzu tidak harus toh.

Yuzu mulai sadar akan sesuatu. Hei, dia kan sedang bersosialisasi. Tidak buruk, sejauh ini. Tapi siapa yang tahu kelanjutannya?

Ducan yang mencari-cari Ivvi hanya bisa melirik kesana kemari mencari gadis berambut coklat tua itu. sebaliknya... Ivvi mencari shein ditengah kerumunan banyak orang, apa lagi ada wanita yang memakai berlian atau semacamnya, membuat Ivvi menjadi mual dan pusing.
Ivvi mencoba menjauh dari kerumunan itu lagi, tapi tetap membuat Ducan tidak bisa menemukannya.

Ivvi berjalan lagi mencari shein. jangan sampai ducan melihatku.., pikir Ivvi melihat ducan sedang mencari-carinya dikerumunan sebelumnya.tiba-tiba..

BRUK
Ivvi menabrak seseorang

seseorang yang hawanya sama seperti shein, dia...raven.
"kau, raven kan ?", Ivvi melihat wajah raven itu untuk kedua kalinya.

"Tidak apa-apa, bukan masalah bagiku..Ah? Kenapa terburu-buru?"Shein mulai kebingungan sendiri dengan perempuan yang baru datang itu, sudah mau pergi lagi?"

"Bukan sepantasnya seorang rakyat jelata berada disini..",Alice memalingkan muka. Lagipula gadis manis ini tidak suka keramaian, tambah lagi Alice adalah gadis yang dibenci oleh penduduk Sabrie. Tak heran kalau ia ingin pergi sekarang juga.

"Tunggu sebentar, nona..Jangan pergi dulu, sebaiknya tunggulah sampai acara nanti malam di mulai.."

"Sudah kubilang bukan sepantasnya seorang rakyat jelata berada disini..." lagi-lagi Alice memalingkan muka dan memasang muka dingin dan tak berekspresi. Di dalam lubuk hatinya, gadis ini ingin sekali mengikuti pesta. Sayangnya ia tak bisa.

Ahh..Kemana Rhea? Bukankah seharusnya dia ada di sekitar sini?

Lagi-lagi Raven berpikir lambat, dia memang bodohnya keterlaluan. Tak tau harus mencari di mana lagi, dan ada seorang wanita yang di kenalnya menubruk Raven.

"kau, raven kan ?"

Raven mengangguk, gadis itu ternyata Ivvi yang ada dirumah teman baiknya beberapa hari yang lalu.

"Ya..Dan kau Ivvi calon istri Shein kan?"Raven bertanya dengan polos, dia mendengar Shein selalu bercerita tentang Ivvi. Dan Shein bilang Ivvi calon istrinya.

Sementara itu, Shein sendiri sedang asyik ngobrol dengan Alice.

"Sudah kubilang bukan sepantasnya seorang rakyat jelata berada disini..."

Shein melihat gadis itu memalingkan wajahnya.

Kenapa? Apakah ada yang salah dengan rakyat biasa? Pesta ini sudah kuberitau kepada yang mengaturnya untuk terbuka bagi siapa saja..

"T..tapi..Ini pesta yang terbuka bagi siapa saja, sebaiknya kau menunggu sampai nanti malam. Kau tau? Nanti malam ada pesta kembang api,"Shein mencoba menghibur Alice. Dia tidak mempan di galakkan seperti itu, sudah biasa(apalagi sama Ivvi).

"Saya Yuzu. Salam kenal."

mendengar kalimat yang begitu singkat itu, Claire merasa dirinya sedang tidak dipercayai. oleh karena itu Claire menampangkan senyum hangatnya yang begitu khas untuk lebih meyakinkan Yuzu.
"Rasanya anda kurang percaya dengan ucapan saya. Baiklah, Namaku Claire Villian Reisvoust. Salam kenal Yuzu...."

semoga dia lebih yakin dengan kata-kataku ini

"T..tapi..Ini pesta yang terbuka bagi siapa saja, sebaiknya kau menunggu sampai nanti malam. Kau tau? Nanti malam ada pesta kembang api,"

'Anak ini benar-benar keras kepala...' sisi devilnya berkata dengan begitu pedasnya di dalam hati. Ia sudah muak dengan pria di hadapannya ini.

'Sudahlah.... Toh kita tidak diomeli....' sedangkan sisi angelicnya hanya bisa memberi jawaban ala kadarnya saja. Lagipula ia ada benarnya juga. Tak semua keluarga bangsawan bersikap tidak ramah, right?

"Memang..Tapi tidak untuk seorang 'pembunuh' seperti diriku...Aku benar-benar memuakkan..." kata alice dengan nada datar. Jauh di lubuk hatinya ia begitu kesepian. Setiap hari di cemooh, di usir, di bentak, dan sebagainya. Namun ia sekarang sudah tak mempan dengan gertakan macam itu.

"Ya..Dan kau Ivvi calon istri Shein kan?"

bodoh...

itulah yang dipikirkan Ivvi saat melihat raut wajah raven, tampang Ivvi sekarang seperti ini >>
"calon istri ?!! selain itu...dia bilang apa lagi raven..", sekarang tampang Ivvi jadi kaya gini >> . mengancam raven untuk membuka apa yang dikatakan shein tentangnya.

dilihatnya Ducan keluar dari kerumunan orang itu, Ivvi yang melihatnya menarik tangan raven dan bersembunyi dibalik badan raven.
"raven..sembunykan aku dari orang itu, dia mengikutiku terus..sebenarnya dia contractorku tapi dia terlalu berlebihan", bisik Ivvi ke Raven sambil menunjuk pelan kearah ducan yang sedang kebingungan mencari Ivvi.

"Memang..Tapi tidak untuk seorang 'pembunuh' seperti diriku...Aku benar-benar memuakkan..."

Shein agak kaget mendengar kata 'pembunuh'. Tetapi dia tetap tenang, masih memaksanya untuk tetap mengikuti pesta ini.

"Oh? Pembunuh? Tetapi wajahmu tidak memperlihatkan kau seperti pembunuh atau semacamnya..Kau..Apa kau kesepian?"Shein menatap mata Alice baik-baik. Dia tau betul mata orang yang kesepian, ya, sama dengan dirinya.

Sementara itu si Raven juga sedang di ancam habis-habisan oleh Ivvi, seperti biasa, Raven jadi korban lagi di sini.

"calon istri ?!! selain itu...dia bilang apa lagi raven.."

"AHAHAHA..Dia bilang, kau manis, baik, cantik, tetapi galak, dan itulah yang membuatnya semakin suka padamu."

"raven..sembunykan aku dari orang itu, dia mengikutiku terus..sebenarnya dia contractorku tapi dia terlalu berlebihan",

"Oh?"Raven masih agak kebingungan, tapi dia membiarkan Ivvi untuk bersembunyi di belakangnya.

"AHAHAHA..Dia bilang, kau manis, baik, cantik, tetapi galak, dan itulah yang membuatnya semakin suka padamu."

dibalik punggung raven, wajah Ivvi memerah, lebih baik terus sembunyi disini sebelum ditemukan Ducan atau pun menemukan shein. Ivvi hanya diam dibalik punggung raven.
ia melihat-lihat lagi kesekitar, apakah ducan sudah pergi ? sudah menyerahkah ?

dia belum menyerah.
Ducan sedang duduk disalah satu kursi bangsawan, tetapi tatapannya masih kesana kemari untuk mencari Ivvi,ukh...aku sendiri, tidak kah ada yang menyapaku ?, pikir Ducan.

ia memesan minuman kesalah satu pelayan disana, kali ini dia lebih waspada untuk minum.untuk para pembaca ! sebelum meminum sesuatu, lihatlah didalam minuman itu ada sesuatu atau tidak !, curhat Ducan kepada pembaca.

______________________
stepoy online, sayo langsung dibunuh nih

lokasi : somewhere~ everywhere~ pokoknya dekat orang-orang di atas...

Seorang pria berparas rupawan berdiri menyandar di sebuah batang pohon rindang yang dekat dengan keramaian. Ia menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya. Sinar matahari yang cerah tak mampu menelusuri celah-celah antar dedaunan sehingga wajah orang itu setengah tak terlihat oleh bayangan dedaunan.

Walaupun begitu, sangat terlihat jelas bahwa di atas rambut pirangnya yang hampir memantulkan berkas-berkas sinar yang sedikit itu terdapat seekor gagak, yang tampaknya menikmati kebisingan dengan menutup matanya erat.

Pria bangsawan itu bernama Sterne Millicent Novadion, atau biasa dipanggil Stein karena namanya yang terbilang sulit untuk diucapkan. Ia hanya menatap orang-orang yang tampaknya merupakan sumber kebisingan itu. Beberapa di antaranya ialah termasuk Four Great Duke Houses.

"Nee... berisik sekali ya mereka?" seru Stein pada burung gagak chibi nan hitam yang tampaknya mengacuhkan majikannya. Caranya menutup mata bagaikan kakek-kakek yang menikmati berendam di onsen, kira-kira seperti itulah.

Zeno sudah pusing dengan keadaan di gedung itu. Kecoak berseliweran, pembunuhan berdarah [Lho?], dan dia tersesat..

Kemudian dia melihat seorang bangsawan dengan chainnya, seekor gagak nan chibi. Tanpa memperdulikan situasi lagi, Zeno menghampiri pria itu.

"Permisi, apakah anda melihat seorang cewek keluarga Reisvoust?" Sepertinya Zeno harus dibekali tulisan 'Piaraan Keluarga Reisvoust. Tolong hubungi Keluarga Reisvoust jika menemukan'. Sudah berapa kali dia tersesat hari ini?

"Oh? Pembunuh? Tetapi wajahmu tidak memperlihatkan kau seperti pembunuh atau semacamnya..Kau..Apa kau kesepian?"

Entah kenapa, emosi Alice tiba-tiba tak menentu. Ia mendadak terpancing menjadi devil. Alice yang tak bisa mengendalikan dirinya malah mengamuk di hadapan Shein.

"Kh....Kamu tidak mengerti perasaanku..Kamu tidak tau apa-apa tentang diriku!!", Alice berteriak dan langsung menjadi devil. Serbuk-serbuk api berada disekitarnya. Artinya, Shein berada diposisi berbahaya sekarang. "Kau tak usah memberikan rasa iba seperti itu padaku."

"Flame Haze! Ingat, kau sekarang berubah karakter. Jangan membuat kekacauan lagi disini." Cocytus mengingatkan Alice sebelum benar-benar mengamuk.

"Cih..aku juga tidak ingin membuat kekacauan..Cocytus.." Alice hanya memasang wajah dingin dan masih dalam posisi devil.