[Story Telling] Roses Shards

"Hentikan Al, jangan halangi aku......"

"Apa yang kau akan lakukan memangnya?" ujar Alviss. Dia sudah cukup mengalami hal yang sama, dan dia tidak berpikir hatinya sanggup mengalami satu kejadian yang sama lagi.

Melihat setetes air mata menggantung di ujung mata Selena, Chain bermata ungu ini terdiam. Apa yang ia bisa lakukan?

~~

OOT: Selena =))=))

"Apa yang kau akan lakukan memangnya?"

Selena terdiam, lagi. Tangisnya masih meluap.

"...Tidak ada." ucap Selena. "Aku...Kupikir aku bingung. Aku tidak bisa menahan emosiku saat aku begitu dekat dengan apa yang kucari...memoriku yang hilang saat aku menjadi chain...."

Melihat tangisan Selena masih menjadi, Alviss dengan lembut berlutut di depannya dan menghapus air mata Selena.

"Aku...Kupikir aku bingung. Aku tidak bisa menahan emosiku saat aku begitu dekat dengan apa yang kucari...memoriku yang hilang saat aku menjadi chain...."

"Kadang-kadang memori sangat menyakitkan. Aku terkadang berharap aku bisa menghapus memoriku...." ujar Alviss mencoba menenangkan Selena sementara pikirannya sendiri melayang pada seseorang....

"Kadang-kadang memori sangat menyakitkan. Aku terkadang berharap aku bisa menghapus memoriku...."

"...Tapi aku ingin menemukannya, walau menyakitkan..." ucap Selena pada Al. "Aku...ingin mengingat memori indah dan pahit itu."

Selena sadar kalau Al juga khawatir tentang seseorang di pikirannya, yah, ia mampu membaca perasaan orang.

"...Tapi aku ingin menemukannya, walau menyakitkan..."

"......" Gantian Alviss yang kini terdiam.

"Kalau kau tidak ingat ataupun tidak tahu...Lebih baik tidak usah mencari tahu, karena bila kau tahu kebenarannya....Mungkin akan sangat menyakitkan," ujar Alviss pelan.

"Aku...ingin mengingat memori indah dan pahit itu."

"Selena..." ujar Alviss. Sangat ironis, dia dan Selena sangat bertolak belakang.

Ia ingin menghapus memori yang menyakitkan tentang seseorang, sedangkan Selena sangat ingin mendapatkan kembali memorinya.

"Kalau kau tidak ingat ataupun tidak tahu...Lebih baik tidak usah mencari tahu, karena bila kau tahu kebenarannya....Mungkin akan sangat menyakitkan,"

"...Sepertinya kau lebih punya pengalaman pahit dari aku ya, Al?" tanya Selena lagi, dengan mudah menebak Al dari ekspresi bicaranya.

"Selena..."

"Kalau kau tidak mau aku ingat, sudahlah, tidak apa-apa," ucap Selena.

"...Sepertinya kau lebih punya pengalaman pahit dari aku ya, Al?"

"...Bisa dibilang begitu..." jawab Alviss.

Menatap mata Selena yang sayu, Alviss hanya bisa mengingat seseorang, dan perlahan, Alviss menggenggam tangan Selena.

"...Bisa dibilang begitu..."

"Oh ya? Siapa orang yang beruntung itu?" tanya Selena penasaran.

Selena merasakan hangatnya tangan Al di tangannya yang dingin itu, ia bersikap biasa saja.

"Oh ya? Siapa orang yang beruntung itu?"

Al terdiam. Beruntung? Kata yang sangat jauh dari kenyataannya.

"...Adikku." jawab Al akhirnya. Mau tidak mau ia memanggil kembali ingatan pahit itu dari dalam benaknya.

"...Adikku."

Adik?
Wow...
Selena terkejut sekaligus terpaku.
Ia tidak tahu kalau ternyata Al punya adik.

"Wah, adikmu seperti apa?" tanya Selena, ia tidak tahu soal apa yang menimpa adik Al. "Aku ingat dulu aku punya seorang kakak laki-laki dan kakak kembar, tapi aku tidak ingat siapa mereka..."

"Wah, adikmu seperti apa?"

"Yah...Dia...." ujar Al. Sang Head terdiam sebentar, lalu melanjutkan kalimatnya.
"Adikku satu-satunya dan dia sangat dekat denganku...." ujar Al lirih. "Aku memanggilnya Griselda." ujar Al.

"Aku ingat dulu aku punya seorang kakak laki-laki
dan kakak kembar, tapi aku tidak ingat siapa mereka..."

"Kau pasti akan menemukan siapa mereka." ujar Al.

"Aku memanggilnya Griselda."

"..." Selena merasa nada Al berubah. "Dimana adikmu sekarang...?"

"Kau pasti akan menemukan siapa mereka."

"Yah, mungkin..." kata Selena--agak senang. "Apa kau kenal salah satu kakakku, Al?"

"Dimana adikmu sekarang...?"

"...." Al terdiam. Ia berusaha untuk menahan air matanya namun tidak dapat. Setetes air mata bergulir membasahi pipinya dan hilang diserap oleh tanah.

Kenangan menyakitkan itu terkuak kembali, meskipun hanya sedikit...

Melihat air mata menetes di pipi Al, Selena pun ikut menangis, entah kenapa. mungkin ia terbawa suasana--tapi ia bisa merasakan kenapa Al sedih.

"Ma...maaf Al, seharusnya aku tidak menanyakan itu..." Selena berusaha meminta maaf walaupun ia masih menangis.

"Ma...maaf Al, seharusnya aku tidak menanyakan
itu..."

"...Tidak, tidak apa-apa..." ujar Al. Ia menatap Selena dan dengan lembut menghapus air matanya.

"Kau seharusnya tidak menangis...Ini tidak ada kaitannya denganmu, Selena."

"Kau seharusnya tidak menangis...Ini tidak ada kaitannya denganmu, Selena."

"Memang tidak ada hubungannya denganku..., tapi aku sudah membuatmu menangis, Al."

Selena kini malah memeluk Al, ia berusaha menenangkannya.

Wah. Lengan Selena melingkar di sekitar Al dan memeluknya erat.
Al merasakan kehangatan yang sudah lama tak ia dapatkan.
Sebuah senyum tersungging di bibirnya dan ia melingkarkan lengannya di sekitar leher Selena dan merangkulnya erat.

"...Thanks."

OOT: Kok jadi romantis gini sih?

OOT : mau gantian ama Ciela, Al? Entah kenapa adegannya menjurus ke romantis

"...Thanks."

"Sama-sama...Al." Selena tersenyum, senyum yang sangat tulus dari dasar hatinya. Sudah lama ia tidak tersenyum seperti itu.

"Kau tidak ada pekerjaan untuk hari ini, leader Erland?" tanya Selena lagi.

OOT:
Rizu: Wahahahahha! Bagus juga tuh!
Al: ....
Rizu: Al?
Al: *nabok Rizu* Heh emang lo pikir lo siapa bisa jodohin gue!?
Rizu: *udah terkapar tak berdaya*

"Sama-sama...Al."

Melihat Selena tersenyum, hati Al berbunga-bunga. Saat itulah dia sadar, kini ia bisa mencintai seseorang lagi.

"Kau tidak ada pekerjaan untuk hari ini, leader
Erland?"

Al tertawa. "Kerjaanku sudah beres semua, dan aku memang tidak ada kerjaan hari ini." ujarnya lembut. "Karena...Aku tidak seperti seseorang yang sangat spesifik di sini..." tawa Al kecil. Siapa lagi yang dia maksud kalau bukan Shion, contractor Selena?

===
Pih ampuni Rizu pih karena bawa-bawa nama Shion *PLAK*

OOT : Ciela lagi dipake buat RP sama Hayo

"Karena...Aku tidak seperti seseorang yang sangat spesifik di sini..."

"Maksudmu, master Shion?" tebak Selena.

Seorang chain harusnya menutupi aib masternya, tetapi beda dengan Selena...

OOT: Wkwkwkwkwkwkwkwkwkwk klo Al sama Hayo rebutan Ciela rame juga itu =)) *PLAK*

"Maksudmu, master Shion?"

Alviss tertawa. Pintar benar Selena menangkap maksudnya.

OOT : WUAAKAKAKKAKAK APA-APAAN ITU CIELA bikin RP gitu yuk kapan-kapan

Selena ikut tertawa. Ternyata obrolan tentang Shion sangat menarik (???)

"Kau suka dengan kelakuan master-ku, Al?" tanya Selena yang masih tertawa.

OOT: *guling-guling* Jangan ah, nanti Hayo marah lagi

"Kau suka dengan kelakuan master-ku, Al?"

Al bingung dengan pertanyaan Selena.

"...Bisa dibilang ya, bisa dibilang tidak," jawab Al.
"Memang ada apa ya?"

OOT : tanyain aja dulu, siapa tau dia malah setuju /dilempar

"Memang ada apa ya?"

"Maaf menanyakan itu, soalnya kurasa master akhir-akhir ini jadi tambah jahil dan semakin mesum, bahkan bisa dibilang, sebagai chainnya aku tidak tahu harus melakukan apa agar ia jera," jelas Selena panjang lebar.

Seperti forum curhat antara chain ya, Selena?

"Maaf menanyakan itu, soalnya kurasa master akhir-akhir ini jadi tambah jahil dan semakin mesum, bahkan bisa dibilang, sebagai chainnya aku tidak tahu harus melakukan apa agar ia jera,

Al tertawa kecil. "Lakukan apapun padanya, terserah padamu."
Ia berdiri dan melepaskan pelukannya.

"Kau butuh bantuan?" ujarnya sambil mengulurkan tangannya.