[Story Telling]The Three Informant

ATTENTION

yang boleh membalas topik ini hanya chara : Shion Adolph Erland, Ruelle Ferrand Travers, dan Rezenier Kleinzel
__________________________________________
Time : 7 PM
Location : di wilayah Erland, tepatnya di sekitar klub-klub malam

Shion keluar dari sebuah klub malam di wilayah Erland dengan tampang kusut, dan bekas tamparan yang ada di pipi kanannya.

Lagi-lagi Shion memperlakukan seorang pelayan perempuan di klub malam itu dengan tidak sopan. Alhasil, yang didapatkannya bukanlah kesenangan atau yang lainnya melainkan sebuah tamparan hebat di pipi.

Tapi bagi Shion hal seperti itu biasa saja. Hampir setiap hari dia mengalami seperti ini.

"Perempuan bodoh tidak menyadari pesona Shion Adolph Erland," Shion tersenyum psikopat sambil berjalan menelusuri jalan-jalan disana.

Tidak seperti biasanya jalanan terlihat cukup sepi, padahal belum terlalu malam. Shion berniat untuk mencari sesuatu yang menarik disekitar sana.

Time : 7 PM
Location : di wilayah Erland, tepatnya di sekitar klub-klub malam

Lagi-lagi, Rue, orang yang benar-benar seenaknya ini menerabas masuk ke setiap toko malahan rumah penduduk, hanya untuk menanyakan informasi tentang tumbuhan aneh dengan banyak daun yang belum pernah ia lihat sebelumnya bahkan pada abad 24 yang pastinya tanaman itu telah punah.

Putus harapan? Tentu saja tidak bagi orang seoptimis Rue untuk berputus asa. Dia pun memikirkan cara untuk meneliti tumbuhan aneh itu sendiri. Apa yang mampu ia lakukan? Apa cara paling ampuh untuk menelitinya? Sekiranya dimulai dari yang paling simple, bagaimana rasanya?

"Kumakan aja kali yah", dilihatnya tanaman itu berulang kali dengan teliti.

Dan orang yang pinter-pinter dodol ini pun dengan carefreenya menelan daun itu dan sekarang berada di ambang kematian. Pandangannya berputar-putar dan pikirannya mengatakan bahwa... tanaman itu jika bukan mengandung obat bius, pastinya beracun. Tampang ilmuan kita sudah seperti ini > . berjuang mencari pertolongan. *ngakak*

oot : baru masuk udah sekarat
_____________________________

Shion Adolph Erland dengan santainya menyusuri jalan sepi. Hari itu cukup dingin, dia mengeluarkan rokoknya dan menghisapnya. Ya, tidak ada salahnya menghangatkan tubuhnya dengan merokok.

Sepanjang jalan itu tidak ada yang menarik, sampai akhirnya dia menemukan orang yang kelihatannya sedang sekarat gara-gara memakan sesuatu.

"WOW, ada orang sekarat!" Shion memperhatikan orang itu untuk beberapa detik sebelum menolongnya. Dia senang hari ini dia mendapatkan pengalaman yang menarik lagi.

Shion mendekati orang itu yang tidak lain adalah Ruru.

"Hei, apa kau masih hidup?" Shion bertanya dengan santai. Bukannya nolongin malahan diajakin ngobrol

"WOW, ada orang sekarat!"

Sialan, orang lagi sekarat malah diperhatiin, tolong gitu kek. Rue yang benar-benar nggak bisa ngapa-ngapain itu ngoceh-ngoceh sendiri dalam hati.

"Hei, apa kau masih hidup?"

Sekarang malah diajak ngobrol, apa maunya coba? Bener-bener aneh orang ini. [Kayak sendirinya kagak ]

"Aaaa~" Rue nggak bisa mengatakan satu kata pun dengan tepat. Mencoba? Tentu saja, takkan menyerah. Tapi semakin dia ngomong, semakin ia terlihat seperti ngomong pake bahasa alien. *ngakak*




Gyahahahha, sebenernya ini cerita buat sotoy telling sama Ruu ntar

Shion mengangkat sebelah alisnya, dia memang sadar orang didepannya itu sedang sekarat, tapi dia tidak tau sekarat karena apa.

"Aaaa~"

Shion mulai mengerti, apa yang dimaksud oleh orang itu.

"Aku mengerti, sobat!" Shion memukul punggung Ruru, sok akrab."Kau pasti seperti ini gara-gara cintamu ditolak ya? Menyedihkan...."

Shion mulai melebih-lebihkan, dia asal menebak saja apa yang dimaksud Ruru.

"Bagaimana kalau kita minum-minum saja di bar? Disana juga banyak wanita cantiknya lho."

Shion mulai membujuk Ruru yang sedang sekarat itu, salah mengartikan keadaan.

Tempat : Wilayah Erland, dekat klub klub malam
Time : 7 PM

Malam hari ini, terlihat jelas bahwa Rier sedang dalam mood iseng, santai dan playful. Fakta ini dapat dibuktikan saat pemuda ini sedang flirting dengan beberapa orang gadis di klub malam. Tentu saja, ia masih normal dan jelas tidak mau kehilangan keperjakaannya malam ini, apalagi diambil oleh wanita-wanita macam itu. Setelah bermain beberapa lama, ia mulai bosan dan keluar dari klub malam itu, dengan beberapa lipstik merah di sana sini.

Berjalan keluar dari tempat yang berdesakan itu, ia malah menemukan seseorang yang sedang sekarat dan seorang lagi yang tampaknya sedang berusaha mengajak bicara orang yang sekarat tadi. Bosan dan ingin hal baru, kakinya melangkah mendekati kedua orang itu.

"hei, sekarat ya? mau mati sekalian?" tanyanya pada orang yang sekarat itu.

"Aku mengerti, sobat!"
"Bagaimana kalau kita minum-minum saja di bar? Disana juga banyak wanita cantiknya lho."

Ini orang nggak bisa baca situasi tah? Minum-minum apaan pula? Bir? Ogah, mengurangi waktu penelitian aja. Wanita cantik? Ga perlu juga. Kalau wanita cantik plus chain boleh tuh, dibedah dan diutak atik isinya >

"hei, sekarat ya? mau mati sekalian?"

Nambah lagi satu orang mengesalkan. Hari ini ternyata hari dimana orang-orang menyebalkan berkumpul yah. Capek jadi orang normal di antara rombongan seperti ini. [Lo juga kagak normal, Ru ]

Yak, karena sudah terlalu lama didiamkan seperti itu. Rue akhirnya capek dan bangun sendiri.

"Capek lah. Orang lagi keracunan bukannya ditolongin kek. Malah diajak ngobrol" Rue mengambil sebuah botol kecil dari kantongnya dan meminumnya sekaligus. "Hah. Sampai aku harus menggunakan tekad untuk melawan racunnya [?]" Orang terlampau jenius, omongannya sulit dimengerti yah.. *ditabok*

"Capek lah. Orang lagi keracunan bukannya ditolongin kek. Malah diajak ngobrol"

tawa Rier membludak. Dirinya tertawa dengan kencang sambil guling guling (?) Omongan orang itu entah mengapa terdengar lucu ditelinganya

"hahahaha, kau menarik, aku menyukaimu" ujarnya terang-terangan di sela sela tawanya

"siapa namamu?"

Kini nafas Rier agak sedikit sesak karena kurang bisa bernafas akibat tertawa

"hahahaha, kau menarik, aku menyukaimu"

Shocked? Tentu saja. Tak disangka ada orang yang mampu [?] mengucapkan kata itu kepada orang seperti Rue dan yang lebih menghebohkan, cowok?

"Maaf, aku.. cowok... lho!" Rue menunjuk nunjuk dirinya sendiri dengan tangan kanannya. Sementara tangan kirinya berada di dalam kantongnya, memegang sebuah tabung kecil berisi ramuan berwarna bening yang berguna untuk membius orang seketika.

"siapa namamu?"

Ngeeek... Nanya nama sekarang? Akan berlanjut kemana percakapan ini? Dari semua buku yang pernah dibaca seorang Rue, awalan aku suka dan menanyakan idenditas berakhir pada, teng teng teng, happy ending....

Membayangkannya pun membuat Rue ngeri namun tetap menjawab dengan nada jijik "Ru.. Ruelle..."

"Capek lah. Orang lagi keracunan bukannya ditolongin kek. Malah diajak ngobrol"

Shion terkekeh mendengar jawaban Ruru.

"Siapa suruh tidak bilang kalau keracunan?" Shion tertawa keras, dia menikmati malam itu, bertemu orang-orang yang sama anehnya menarik sama seperti Shion.

Shion masih menahan tawanya mendengar omelan Ruru yang aneh, dan yang jelas Shion tidak mengerti apa maksud ruru. bahasa alien mungkin

"Ru.. Ruelle..."

Shion mendengar laki-laki itu menyebutkan namanya. Dia sama sekali belum pernah mendengarnya.

"Kau orang baru di sini ya?" Shion menatap Ruru dengan curiga.

"Siapa suruh tidak bilang kalau keracunan?"

Dasar dasar... Dia ketawa juga. Rue sedang berpikir apakah tak ada pelajaran biologi di zaman ini. Kok kayaknya asing banget ngeliat orang yang keracunan. *dilempar*

"Sigh... Mau ngerasain juga gimana rasanya tadi?" Rue telah mengeluarkan 5 tabung kecil berisik ramuan berwarna-warni seperti pelangi. Yak, ilmuan dodol yang nggak memikirkan keadaan korbannya nanti.

"Kau orang baru di sini ya?"

Orang baru? Maksudnya apaan? Orang baru lahir? Rue sudah berumur 21 tahun tahu, walaupun dia sebenarnya belum lahir di zaman itu. Orang baru muncul? Emang Rue selebritis, ditunggu-tunggu kemunculannya? Lalu apa yang orang satu ini maksud sebenarnya?

"Dibilang orang baru nggak.. Dibilang orang lama juga nggak.. Berarti orang dipakai" Yak, yang dibalas Rue ini adalah tentang barang. Ada kan, barang baru, barang lama dan barang yang sedang dipakai saat ini *ngaco*

"Sigh... Mau ngerasain juga gimana rasanya tadi?"

"Untungnya aku masih waras untuk tidak mencoba ramuan ramuan seperti itu," Shion mengejek Ruru, tawanya meledak lagi.

"Dibilang orang baru nggak.. Dibilang orang lama juga nggak.. Berarti orang dipakai"

".........?"

Shion terdiam, dia benar-benar tidak mengerti apa yang orang itu bicarakan.

"Baiklah, jadi kapan mau ke bar-nya?" Shion tetap ngotot mengajak yang lainnya ke bar. Tadi dia bosan di bar tidak ada teman, makanya dia keluar dari sana.

"Untungnya aku masih waras untuk tidak mencoba ramuan ramuan seperti itu,"

Yah, padahal Rue berharap orang tak jelas namanya siapa itu untuk benar-benar mencoba ramuan racun yang baru saja dibuatnya kemarin.

"Baiklah, jadi kapan mau ke bar-nya?"

Jahh, dia ngotot mau ke bar. Daritadi nanyainnya ini lagi, ini lagi. Sepertinya ada sesuatu di bar tersebut yang menarik perhatiannya, informasi berharga kah? Jika iya, Rue tentunya akan ikut.

"Hah? Kapan aku setuju mau ke bar? Kalau banyak bahan penelitian sih oke" Rue ingin memastikan melalui reaksi pria tersebut.

Tidak disangka perkataannya akan disalah artikkan oleh orang itu.

"...." Rier pun speechless dibuatnya. For Got sake! Love woman here?!

"Ano... Saya bilang 'suka' bukan 'cinta' jangan salah artikan!" Ujarnya agak panik karena dituduh sebagai seorang maho.

Tidak lama saat ruelle berkata akan namanya, Rier terdiam. Pikirannya mencoba mengingat nama itu.

"Ruelle? Darimana ku dengar nama itu? Apakah kau seorang artis? Emm penampilan tak cocok. Terlalu 'hancur'. Satpam? Terlalu kurus... Ah! Penjaga makam yang kemarin ya?" Tanya Rier menerka nerka

"Ano... Saya bilang 'suka' bukan 'cinta' jangan salah artikan!"

Ahh, lega akhirnya perasaan Rue. Untungnya tak ada makhluk aneh yang akan mengejar-ngejarnya seumur hidup~ Yeah~

"Ruelle? Darimana ku dengar nama itu? Apakah kau seorang artis? Emm penampilan tak cocok. Terlalu 'hancur'. Satpam? Terlalu kurus... Ah! Penjaga makam yang kemarin ya?"

Wah, dasar rese. Pertama-tama sewaktu dibilang artis, Rue sudah panjang hidungnya. Eh, turun pangkat jadi satpam. Dibilang terlalu kurus pula. Dan sekarang.. penjaga makam?

"Aku bukan penjaga makam tetapi mungkin akan menjadi. Penjaga makammu" Rue sudah mengeluarkan kembali kelima racun barunya itu dari kantungnya.

"Hah? Kapan aku setuju mau ke bar? Kalau banyak bahan penelitian sih oke"

"Benar juga ya, kalau aku membawa orang aneh ke bar bisa gawat masalahnya," Shion sok-sok sempurna diantara kedua orang itu.

Shion mulai berpikir lagi, dan dia teringat pada organisasi yang diikutinya. Khusus untuk para stalker informant. Dan Shion merasa kedua orang ini memang cocok untuk diajaknya bergabung.

"Di bar mana ada yang seperti itu. Kalau mau kau ke wilayah reisvoust pasti menemukan banyak bahan penelitian," kata Shion langsung."Baiklah, bagaimana kalau kita berbincang-bincang sebentar ditempat yang aman?"

Shion tersenyum layaknya seorang penculik yang akan menangkap sasarannya. Maksudnya baik sih, tapi tetap saja senyum Shion selalu terlihat tidak wajar.

"Benar juga ya, kalau aku membawa orang aneh ke bar bisa gawat masalahnya,"

Apa maksudmu?

"Di bar mana ada yang seperti itu. Kalau mau kau ke wilayah reisvoust pasti menemukan banyak bahan penelitian,"
"Baiklah, bagaimana kalau kita berbincang-bincang sebentar ditempat yang aman?"

Hmm... Apa yang akan dia omongin ya? Rue bertanya-tanya pada dirinya sendiri.

"Oke, kemana?" tidak membiarkan sebuah peluang hilang, Rue langsung menyetujui ajakan Shion.

Bocah tengil bernama Rezenier ini malah tertawa terbahak-bahak mendengar Rue akan menjaga makamnya.

Kecurigaan muncul bahwa Rier terkena serangan overdosis alkohol karena kebanyakan minum Vodka di bar.

Ia baru sadar bahwa ada seorang cowok lagi, dengan bekas tamparan di wajahnya, berbicara pada Ruelle. Tampaknya mereka berencana ke suatu tempat.

"Ngoh?! Ke tempat mana?" Ujarnya semangat

"Ikutan!"

"Ngoh?! Ke tempat mana?"
"Ikutan!"

Nice, anak satu ini mau ikutan pergi ke suatu tempat yang tak sepertinya banyak informasi itu bersama orang aneh satunya lagi. Tapi, memanggil mereka berdua orang aneh terasa kurang enak yah.

"Huf... Nama kalian siapa?" Rue memang sebenarnya paling malas menanyakan idenditas orang yang bukan korbannya. Tetapi, mungkin informasi ini dapat digunakan dikemudian hari *fufufu*

‎​​senyum Rier mengembang dan ia mengacungkan jarinya membetuk tanda 'V', lalu berkaata agaka lantang

"Nama saya Rezenier Kleinzel, panggil saja Rier"

Mengingat seusatu ia sekali lagi berkata

"Mau selamat? Turuti perintah saya"

Yang jelas membuatnya sok memerintah

"Oke, kemana?"

"Ikutan!"

Shion mengangkat sebelah alisnya lagi, dia tidak menyangka mengajak kedua orang itu adalah pekerjaan yang sangat mudah. Shion mengira kedua orang itu akan menolak atau bertanya lebih lanjut tentang kemana mereka akan dibawa. Tapi kenyataannya tidak.

Mereka ini bodoh atau apa? Yasudahlah, yang penting mereka mau ikut denganku

Shion terkekeh lagi seperti orang gila.

"Huf... Nama kalian siapa?"

Shion melirik orang itu lagi.

"Panggil saja Titan," untuk berjaga-jaga Shion memberikan nama palsu padanya

Oot : titan boo =)) nama server pangya lolololol

Rier tersedak mendengar nama 'Titan'

"Uhuk,,, ti-titan?" Ujarnya dengan kaget

"Mirip kata inggris apa gitu" lanjutnya dengan bloon =))

Oot 2 : yang baca jgn mikir aneh2 okey? Saya maksutkan titanium =))

"Panggil saja Titan,"

Rue hanya manggut-manggut tanpa mempermasalahkan nama itu. Tapi dalam pikirannya, dia sedang mengingat-ingat, sepertinya ia pernah mendengar nama itu di suatu tempat. Tapi nama apa yah? Mungkin nama orang nggak penting karena dia nggak ingat *dilempar*.

"Uhuk,,, ti-titan?"
"Mirip kata inggris apa gitu"

Kata inggris? Mirip kata inggris apa yah? Rue menerka-nerka namun bingung juga pada akhirnya.

"Aku bukan dari Inggris sih, gak tahu makanya" Dia mengangkat kedua alisnya menandakan sedang ada tanda tanya besar di sebelahnya.

"Mirip kata inggris apa gitu"

Shion mengangkat kedua bahunya, dia sendiri sebenarnya tidak tau asal muasal dia memikirkan nama itu. Tapi dia ingat Titan adalah salah satu nama di cerita yunani.

"Aku bukan dari Inggris sih, gak tahu makanya"

Shion tidak mempermasalahkan apakah kedua orang itu tau arti namanya atau tidak, yang jelas tujuan Shion sekarang adalah mengajak kedua orang itu.

"Baiklah, perkenalannya sudah selesai kan?" Shion mengencangkan baju hangatnya, malam itu mulai dingin."Aku akan mengajak kalian ke sebuah tempat kalau begitu," Shion berjalan lebih dulu, memberikan isyarat supaya kedua orang itu ikut dengannya.


oot : bingung jalan ceritanya nih

"Baiklah, perkenalannya sudah selesai kan?"
"Aku akan mengajak kalian ke sebuah tempat kalau begitu,"

Siapa juga yang minta kenalan? Rue menjawab kalimat Shion dalam hatinya. Padahal dia sendiri yang mulai dengan menanyakan nama mereka. xD

Diajak ke sebuah tempat.. Kira-kira tempat apa yah? Biarlah, persiapan Rue sudah lengkap malam itu. Dia telah membawa kelima racun barunya tadi, Droit pistol miliknya, gas air mata, dan tak ketinggalan roti keju kesukaannya. Buat jaga-jaga kalau dikurung gitu~ xDD

"Kau yang memimpin~" Rue hanya mengikuti Shion dari belakang.



oot : Ngahahhahaha xD
Papih yang duluan ngajak Rue ke suatu tempat xD
Klo ga ntar ngbrol aja di tempat itu~