[RP]Chapter 1 - The Festival

Noire menatap alfonze dengan bingung.

"Kau tak tahu ya? Tadi saat kudatang tiba-tiba saja ada seorang perempuan yang duduk di belakangmu." Jelas Noire memberitahukkan apa yang ia liat tadi.

"Itu chainmu? Ia bisa menjadi manusia mungkin?" Tanya Noire juga ikutan bingung.

.... Vogel, alfonze.... Oswald... Apa ya? Siapa ya? Kuyakin aku pernah bertemu sebelumnya....

"Mungkin wangi bunga forget-me-not,"

butuh bermenit-menit untuk mencerna otak regina, "aku baru mendengar nama bunga itu.." jujurnya polos.

"Leona siapa?"

"dia anak yang tinggal dirumah regina, bisa dianggap dia adik angkat regina...", Ivvi menjelaskan

"Darimana kalian tau kalau dia perempuan? Apa maksudnya berubah?"

sudah kuduga..

"umh..burung itu berubah menjadi gadis yang manis..", regina asal nyerobot.

"aku melihatnya tadi...dia pergi..."

"Kau tak tahu ya? Tadi saat kudatang tiba-tiba saja ada seorang perempuan yang duduk di belakangmu."

Alfonze menggeleng, masih dalam keadaan Shock. Dia sangat-sangat-sangat menyesal melewatkan kesempatan emas itu. Dia tau Vogel sulit sekali untuk dibujuk, agak memperlihatkan wujud aslinya.

"Itu chainmu? Ia bisa menjadi manusia mungkin?"

"Dia memang bisa berubah. Tapi aku tidak pernah tau wujud aslinya."

"aku baru mendengar nama bunga itu.."

"Regina-sama bisa mencarinya di google, pasti ketemu wujud bunganya Regina-sama bisa mengunjungi rumahku kalau ingin melihatnya," Alfonze tersenyum.

Alfonze mengangguk-angguk saja ketika mendengar penjelasan Ivvi soal Leona.

"umh..burung itu berubah menjadi gadis yang manis.."

Alfonze terdiam, shock lagi.

MANIS KATANYA?!

Alfonze membayangkan Vogel memakai berbagai macam pita, penggambaran manis baginya adalah seperti itu. Memakai banyak pita, burung dengan banyak pita.

Aku tidak sanggup membayangkannya

oot: gyahahahahaha serang lagi ah

---

Sylve jelas-jelas saja kaget melihat Zeno bersimbah darah bekas mimisan itu. Yah, salah satu dari 1001 jurus menggoda pria [?], memiliki dada tipe shinkasen 200 dan mendekapnya di sana *plok*. coughPMnyamaniakhentaisih*plak*cough

"Wah?! Zen zen?! Ka-kau tak apa?!" sylve perlahan bangun untuk menyelamatkan sang kekasih. Tapi, seperti yang diketahui,Sylve tak bisa menjaga keseimbangan. Alhasil...

BRUK!! Sreek

Tanpa rasa dosa Sylve harus jatuh meniban Zeno dan oh yeah, taboo position *PLAK*. Tunggu, 'sreek'? Seperti bunyi kain robek dan.. OMG... Ro-rok Sylve...ro-....bek.... OwO tapi sepertinya perempuan ini tak sadar.

"Aduduh... Sakiit" rintihnya. Ia tak menyadari bahwa roknya telah robek hingga sampai paha *iwaw* pada bagian kanan.

OOT: inget insiden waktu itu

"Regina-sama bisa mencarinya di google, pasti ketemu wujud bunganya Regina-sama bisa mengunjungi rumahku kalau ingin melihatnya,"

"baik,akan saya cari (?) mungkin akan kulihat jika sewaktu-waktu berkunjung kerumahmu...", jawab regina

dan Ivvi serta regina melihat alfonze yang sepertinya kaya gini >>

sedang membayangkan sesuatu kah ?

dalam hati regina dan Ivvi :

regina : mungkin burung itu (chainnya) adalah kekasihnya

Ivvi : mungkin vogel adalah kekasihnya

"mungkin alfonze-san ingin menunggu wanita itu disini, akan kami belikan makanan..", ucap Regina menawarkannya

"betul...kita bisa membawa pulang makanannya..", lanjut Ivvi

ALFONZE SIDE

Alfonze sadar dari lamunannya. Dia bingung, lebih tepatnya penasaran pada wujud asli chainnya yang keras kepala dan galak itu.

Kira-kira seperti apa?

"mungkin alfonze-san ingin menunggu wanita itu disini, akan kami belikan makanan.."

"Ah, tidak perlu. Aku ikut dengan Regina-sama saja," jawab Alfonze langsung. Dia sudah cukup kelaparan hari ini.


VOGEL SIDE

Perempuan berambut putih dengan hiasan manik-manik dirambutnya itu berjalan dengan lantang. Walaupun penampilannya anggun, tapi sorot matanya kasar, dan langkah kakinya juga seperti laki-laki gagah yang sedang berjalan (padahal dia memakai gaun).

Hal seperti itu biasa baginya, karena chain satu ini adalah prajurit dari kerajaan Gavium, membantu master sekaligus contractornya untuk berperang. Entah kemana dia akan pergi, yang jelas Vogel membawa selembar foto.

Vogel berhenti didepan sebuah rumah. Rumah bangsawan. Dia segera masuk kedalamnya, tanpa izin dulu.

"SHEIN EINVERD KELUAR ATAU AKU AKAN MENGACAUKAN TEMPAT INI!" Vogel mengetuk-ngetuk pintu rumah itu, dengan keras sekali.


oot : disambungin lol

oot : hitsuzen

___________________________

"Ah, tidak perlu. Aku ikut dengan Regina-sama saja,"

mungkin, berantem dengan kekasihnya..., gumam Ivvi dan regina sama

"baiklah, ayo kita jalan...", ucap regina

dan mereka pun jalan ke kedai, disana tertulis "fish and chips"

Lokasi : didepan kedai kecil Fish and chips

"sepertinya lezat..", ucap regina yang kelaparan karna baru makan sedikit, dan Ivvi yang juga masih lapar karna belum puas makan.

"ayo kita makan ini", Ivvi bersemangat >>

mereka pun memesan 3 porsi fish and chips dengan krim mayo yang diperbanyak.

sang PM ikut kelaperan pengeeeeeeeeen...

Masih belum sadar dengan robekan yang cukup besar pada bagian pahanya, Sylve baru menyadari bahwa ia tepat diatas Zeno yang pingsan.

"Ungh... Zen zen..." panggilnya.

@Ulqui: Silahkan baca halaman sebelumnya untuk melihat keadaan
Sylve

"Wah?! Zen zen?! Ka-kau tak apa?!"
"Ungh... Zen zen..."

Saat ini, cowok keren nan mesum ini *ga perlu distrike *, sedang melayang dalam pikiran khayalannya yang sungguh teramat sangat indah dan menyenangkan. Ia melihat awan dimana-mana, semuanya putih dan bersih. Saat ia melihat dirinya sendiri, juga putih kinclong. Oh indahnya dunia~ Tetapi, saat diperhatikan lebih mendetail, terlihat otak cowok ini berwarna gelap sendiri, emang orang yang dasarnya udah mesum nggak akan pernah dapat menutupi kemesumannya *teori ala Ulqui* xD

Yak, seketika setelah ia melihat mimpi yang menceritakan kenyataan itu, ia bangun dan tambah shock melihat Sylve yang sekarang terduduk lemah dan khawatir di atas tubuhnya.

"Ahh.. Sylve-chan.." Zeno memegangi kepalanya dan hidungnya yang merah-merah karena darah langsung beku akibat auranya yang cool *ngaco*.

Setelah dilihat lebih lanjut.. Zeno menyadari bahwa rok gadis ini robek hingga ke paha. Saat ini, otak gentlemannya lebih berpengaruh daripada otak playboynya *disepak* xD.

"Sylve-chan, kita pergi ke sana dulu" Zeno langsung mendorong kursi roda Sylve menuju sebuah butik dengan tampang garang yang melarang pria lain memperhatikan robekan itu >



@ papih : seru kan? *dilempar ke got*
@ Gema : Yoi yoi, adegannya

Akhirnya pemuda itu bangun dari pingsannya. Entah kenapa, Zeno sepertinya sudah 'henshin' *plok* dari kemesumannya. Tampang polos muncul di wajah gadis mungil ini. Pahanya yang seksi dan mulus *plakk* terbuka itu dicoba untuk di tutup-tutupi. Dan parahnya lagi... Robekan itu makin parah karena nyangkut selagi duduk dan malah robek lagi. Yeah, bagian depannya... Reaksi gadis ini tentu memerah dan tentunya berteriak xD

"KYAAAAAAA!!!!" teriaknya cukup keras karena hampir sebagian gaun bawahannya robek. Menahan rasa malu, Sylve menunduk dan memerah. Entah mau dibawa kemana gadis ini, sepertinya butik wanita xD. Tanpa ia sadari, Zeno rupanya memasang tampang garong pada setiap lelaki disana, bawahan yang baik xD. Usaha bagus, Mr.~

"KYAAAAAAA!!!!"

Sekarang, akibat teriakan Sylve yang mengundang perhatian banyak orang, mereka berdua langsung diliatin orang-orang yang berada di sekitar. Zeno berada pada posisi yang tidak mengenakan karena ia sedang mendorong kursi roda Sylve sementara ia berteriak. Anggapan orang-orang pasti yang nggak-nggak, seperti Sylve mau diculik lah, dsb.

Dan beneran, semua mata langsung memandang ke arah Zeno. Untuk dia lagi dalam gentleman mode, kalau nggak pasti langsung kegeeran mengira semuanya terpesona akan ketampanan wajahnya

"Apa liad-liad? Mesum" Zeno langsung melototin semua orang yang memandang dengan tatapan begini >
Sampai pada akhirnya tak ada orang yang berani memandang mereka berdua lagi

Yap, sekarang mereka telah masuk ke butik yang menjadi tujuan.

Lokasi : Butik antahberantah *dilempar*
Waktu : 06.00 *ngasal*

"Okeh, mbak, tolong carikan baju yang cocok untuk gadis manis ini" Zeno langsung menyuruh karyawan di butik itu yang bernama Fiori, gadis jutek tanpa ekspresi. Sewaktu menyuruh, tampang Zeno yg sedang dalam gentleman mode langsung memerah malu, aw aw, imut xD


@ Mamih : Ntar Ion dimunculin nih, mih

Sylve merasa tak enak kepada orang-orang yang di pelototin tadi oleh Zen zen. Yak, akhirnya sampai juga di butik~

Lokasi: butik tak bernama *plak*
Waktu: 06.00 PM

Tampangnya celingak-celinguk kesana kemari. Dimana-mana ada baju yang begitu imut. Dari yang berenda, banyak pita, pernak-pernik, yang moe juga ada xD

Sylve melihat Zeno yang memerah saat meminta pesanannya. "Anoo, kau tak apa?" tanyanya.

Noire yang sembari tadi hanya mengikuti Regina, akhirnya pun buka mulut.

"Apakah yang terjadi memangnya?" Tanya Noire dengan heran.

ALFONZE SIDE

"baiklah, ayo kita jalan..."

Alfonze hanya mengangguk saja dan mulai mengekori kedua perempuan itu.

Lokasi : didepan kedai kecil Fish and chips

"sepertinya lezat.."

"ayo kita makan ini"

Alfonze pada awalnya hanya bengong memperhatikan kedua perempuan itu yang menurutnya memang cukup kompak.

Dia memakan makanan yang baginya asing itu. Menurutnya cukup lezat juga, ditambah lagi dia sedang kelaparan.

"Apakah yang terjadi memangnya?"

Alfonze menoleh pada perempuan yang tadi ditemuinya itu.

"Memangnya tadi terjadi sesuatu ya?" tanya Alfonze lagi, penasaran.

_______________________________________________

VOGEL SIDE

Vogel yang masuk sembarangan ke halaman depan rumah itu pun mengetuk pintu rumahnya dengan keras sekali. Tak lama setelah itu, lelaki yang bernama Shein Einverd itu keluar dari kediamannya, memandang Vogel dengan kesal.

"Kau siapa?" Shein berlagak tidak mengenal Vogel.

"Jangan pura-pura tidak mengenalku," Vogel mengeluarkan pisau miliknya, mengancam Shein tepatnya."Katakan, dimana adikmu itu."

Vogel terlihat kesal sekali, ingin Shein segera menjawab pertanyaannya. Mata biru mudanya menunjukkan kebencian ketika menanyakannya.

"Masuklah terlebih dahulu, tidak enak membicarakannya diluar," laki-laki itu mempersilahkan Vogel masuk. Entah apa yang akan mereka bicarakan.

Ivvi >>
Regina >>

kenyangnya mereka memakan fish and chips
setelah makan , tenaga sudah kembali fit, semangat festival musim panas kembali membara di jiwa mereka *lebay*

"sekarang kita kemana ?", tanya regina sambil merapatkan topinya

"entahlah, aku jarang ke acara seperti ini...", Ivvi melihat-lihat kesekeliling keramaian itu.

"sebaiknya kita harus berpegangan tangan, jika tidak mau tersesat.."

dan tempat itu semakin lama memang semakin ramai.

"oh iya...acara puncaknya, memang kapan alfonze-san ?"

Jawaban alfonze membuat gadis ini semakin bingung. Tidak mau ambil pusing ia segera mengabaikkan pertanyaan yang bersemilir di kepalanya

"oh tidak, tidak apa-apa" jawabnya ngaco.

Dilihatnya Regina dan ivvi yang sedang berbicara satu sama lain. Ia pun memutuskan untuk bertanya

"Regina-sama, apakah anda ke sini hanya untuk melihat festival?"

ALFONZE SIDE

Time : 7 pm
Location : Masih di tempat makan

"sekarang kita kemana ?"

Alfonze berpikir, sebenarnya ini pertama kalinya dia mengikuti festival. Dan sekarang dia bingung akan kemana.

"oh iya...acara puncaknya, memang kapan alfonze-san ?"

"Ah itu kalau tidak salah jam 10 malam nanti," jawab Alfonze pada masternya. Dia masih berpikir.

Dia ingat, biasanya di sepanjang jalan ketika festival terdapat berbagai macam permainan dan hiburan lainnya.

"Regina-sama, bagaimana kalau sekarang kita berjalan-jalan diluar saja? Kurasa ada banyak permainan disepanjang jalan diluar."

______________________________________________________
VOGEL SIDE

Lokasi : ruang tamu di Einverd household
Time : 7 pm

Vogel meneguk tehnya dengan cepat, dia ingin cepat-cepat berbicara dengan Shein.

"Bagaimana perkembangan disini... selama aku tidak ada dulu?"

Shein masih meneguk tehnya, sebenarnya malas juga menjawab panjang-panjang.

"Baik-baik saja. Hanya saya rien semakin dikucilkan, dan Shion sekarang sudah memiliki chain. Kau tau kan? Jadi tidak akan semudah yang kau kira untuk mengalahkannya."

"Aku tau itu...," Vogel menunduk, tepatnya kesal dan benci sekali pada Shion."Baiklah, aku tidak mau berlama-lama disini. Pasti anak itu sudah mencari-cariku sekarang."

"Anak itu?" Shein mulai mencerna perkataan Vogel."Maksudmu anak dari Alastair itu?"

"Yaa, siapa lagi kalau bukan dia,"Vogel beranjak dari sana."Aku pergi sekarang. Terima kasih untuk tehnya, Shein Einverd. Salam untuk kakakmu."

Vogel langsung berubah menjadi burung lagi, dan terbang menuju masternya

"Ah itu kalau tidak salah jam 10 malam nanti,"

"ah...jam 10 ya...", regina melihat jam tangannya.

"Regina-sama, bagaimana kalau sekarang kita berjalan-jalan diluar saja? Kurasa ada banyak permainan disepanjang jalan diluar."

"waah..."

"ayo kita kesana !", regina >>

"ah permainan..." , Ivvi >>

entahlah mungkin karna PM mereka berdua adalah sayo :)) jadi sikap mereka berdua nyaris sama =))

"ayo kita kesana !"

"ah permainan..."

Alfonze tertawa melihat kelakuan kedua perempuan itu. Kadang masternya memang persis sekali dengan chainnya.

"Baiklah. Aku sedikit tau beberapa permainan yang ada di festival ini," Alfonze segera beranjak dari sana.

Lokasi : Di sepanjang jalanan di festival itu

Alfonze melihat ke sekelilingnya, dia mencari permainan yang mungkin sudah dikenalinya, dan akhirnya tertangkap juga sebuah permainan yang baginya sudah tidak asing lagi.

"Bagaimana kalau main itu?" Alfonze menunjuk ke sebuah toko yang menyediakan bebek dan sasarannya. Permainan itu tak lain adalah permainan menembak bebek dengan pistol air yang sudah disediakan. Biasanya yang menang bisa mendapatkan boneka ataupun aksesoris lainnya sebagai hadiahnya.

Lokasi : Di sepanjang jalanan di festival

terdapat banyak sekali orang disana, terutama anak kecil yang sedang tertawa dan bercanda asik bermain permainan yang dibuat oleh pemilik toko.

Ivvi dan Regina senang melihat tempat ini, banyak sekali permainan yang sangat menarik disini. dan mereka hanya berwah-wah-ria meilhatnya.

"Bagaimana kalau main itu?"

BLETAK !

suara tembakan mainan mengenai sesuatu terdengar saat alfonze mengatakan itu.

regina bengong melihatnya, ada beberapa orang yang mencoba bermain itu, dan mereka berteriak "AH", "SEDIKIT LAGI ITU PADA HAL", "SYAKEK" (?), "PERASAAN TADI KENA ?!".

regina mengira tempat itu tempat untuk menguras emosi jiwa pemainnya (?)

"seperti menarik ! akan kucoba !", semangat Ivvi mendekat tempat itu, dibayarnya senjata yang akan dipakai untuk menembak sang bebek.

dan lalu Ivvi mengekernya.

TAK !

satu bebek dikenainya, Ivvi semakin semangat dan berlanjut ke bebek lainnya bersisa 4.

3 bebek sudah ia kenai, para penonton melihat Ivvi sambil bertepuk tangan.

dan pada bebek terakhir..

SWIING~

tidak mengenai bebek ke 5

"MASYA ALLAH HAH ?!", Ivvi mengangkat sebelah alisnya melihat bebek itu. dan permainan selesai...

Ivvi cemburut menatap bebek ke 5, sambil menatap bebek itu sinis.
dan regina tertawa melihatnya..

Alfonze ikut tertawa melihat Ivvi yang sepertinya sangat antusias memainkannya. Dia melirik Regina, yang sedang tertawa juga. Baginya melihat Regina yang seperti itu Alfonze sudah merasa sangat senang.

Dan sayangnya Ivvi gagal di bebek ke-5nya. Padahal kalau dia berhasil, Ivvi akan memenangkan hadiahnya.

"Regina-sama tidak mau mencobanya?" tanya Alfonze pada masternya itu.

"Regina-sama tidak mau mencobanya?"

regina terdiam, di benaknya ingin sekali regina mencoba permainan itu, karna ia melihat Ivvi semangat sekali memainkannya.

"baiklah..", jawab regina percaya diri.

"hah ? HAHA...memangnya kau bisa gingin ?", Ivvi >> , sombong Ivvi yang nembak bebek ke 5 meleset.

regina memeletkan lidahnya ke arah Ivvi, dan Ivvi membalas dengan muka seperti ini >>

sebelum regina menembak, penonton sudha melihat ke arah regina dengan "wah", tebak saja perempuan yang feminim nan manis dan kepala keluarga pemimpin dari keluarga Oswald.

regina tidak mengeker tembakannya, dia hanya menembaknya dengan asal-asalan.

TAK !

satu bebek ia kenai.

regina terkejut melihat tembakannya itu dia nyengir2 sendiri melihat keajaiban yang ia lakukan.

dan begitu pula bebek ke 2,3, dan 4...ia mengenai keempat bebek itu dengan mulus.

Ivvi >>

dan tembakan kelima, dia melihat bebek kelima itu dengan tersenyum dan ... TAK

dan bebek kelima ditembaknya tepat, bunyi kemenangan terdengar sorakan orang-orang sekitar sambil bertepuk tangan.

Ivvi >>

regina mendapatkan boneka besar itu, dan tersenyum. perempuan ini memang perempuan yang beruntung..

dan dilihatnya anak bayi yang masih kecil digendong oleh ibunya didekat sana, regina menghampirinya dan memberika boneka beruang besar itu kepada sang Ibu.

"terimalah..untuk bayi itu bermain..", ia tersenyum lebar sambil mengelus-ngelus kepala bayi yang melihat regina dengan tertawa.

Noire yang sembari tadi mengikuti sambil melihat ketiga orang itu bermain. Tertawa dengan keras sambil tergelak bagaimana Ivvi gagal menembak kelima bebek sedangkan Regina dengan entengnya berhasil melakukannya.

"hahaha!!" Tawanya meledak, tapi tidak bermaksud mengejek.

"Kalian konyol benar benar! hahaha"

"hah ? HAHA...memangnya kau bisa gingin ?"

Alfonze tertawa kecil. Dia awalnya mengira Regina tidak akan bisa menyelesaikan permainan itu dengan sukses.

Tapi takdir berkata lain *halah*. Sekarang dilihatnya Regina bisa menyelesaikan, sempurna menembakkan kelima bebek itu.

"Regina-sama hebat!" ucap Alfonze kagum.

Alfonze juga semakin mengagumi masternya itu, setelah melihat kebaikan hatinya, memberikan boneka hadiahnya kepada seorang bayi.

Setelah itu Alfonze mencari-cari lagi permainan yang terlihat menyenangkan. Dia bingung harus memilih apa lagi, dan memilih untuk bertanya saja pada masternya.

"Menurut Regina-sama dan Ivvi-san permainan yang menarik apa lagi?" tanya Alfonze sopan seperti biasanya.

"Kalian konyol benar benar! hahaha"

"ngoh ?!", Ivvi >>

"itu hanya keberuntungan saja..", Ivvi marah-marah kepada bebek ke 5 yang sepertinya tidak suka ditembak Ivvi

regina memeletkan lidahnya lagi ke arah Ivvi >>

Ivvi >>

"Regina-sama hebat!"

"terima kasih...", regina >>

"Menurut Regina-sama dan Ivvi-san permainan yang menarik apa lagi?"

Ivvi masih sibuk dengan beginiannya >>
dan regina tersenyum lebar sambil mengatakan "tidak tau..", >> regina memang baru pertama kali dengan festival seperti ini

"mungkin kita bisa bertanya kepada peta noire-san", regina menanyakan noire permainan yang mengasikan apa lagi yang menarik.