[RP] A Mess at Reisvoust Household before the festival

ATTENTION
PEMBALAS TOPIK HANYA ULQUI SCHIFFER, 156,804,000, RIZUKU KIRYUU DAN RHEINDEHART

Location: Reisvoust Household, Living Room
Time: 3 p.m

"Zeno!!" teriak Ellen kesal. "Kan sudah kubilang kau tidak boleh ke festival sebelum kerjaanmu beres!!" teriak Ellen lagi. Seperti biasa, mereka berdua sedang berkejar-kejaran. Alasannya sangatlah simpel: Zeno mau kabur lagi dari kewajibannya.

Location : Atap rumah Reisvoust
Time : 3 p.m

Time Kejadian ini memang sudah biasa terjadi di rumah keluarga Reisvoust ini. Bukan biasa lagi malah sudah menjadi rutinitas setiap hari. Ellen pasti akan mengoceh karena Zeno yang tak bertanggung jawab ini kabur dari tugasnya.

Cowok ini tahu bahwa mengerjakan tugas-tugas tersebut adalah kewajibannya dan HARUS ia kerjakan sebagai leader dari keluarga tersebut. Tetapi, otaknya mengatakan bahwa masa muda harus dinikmati dengan santai dan sangat senang. Artinya, jauhkanlah tugas-tugas menyebalkan itu dan kaburlah untuk memperoleh kebahagiaan. Yak, perlu diketahui bahwa otak Zeno adalah otak yang sangat menyesatkan *dibuang ke got*

Pilihan Zeno untuk bersembunyi kali ini adalah di atap rumah yang bersebelahan dengan cerobong asap. Mengapa ia memilih di sana? Karena lokasinya strategis dan tak dapat dengan mudah dicapai oleh Ellen. Bagaimana ia ke sana? Berubah menjadi chain dan terbang bebas di angkasa~ Raihlah semua, taklukan duniaaa~ jadilah bintang~ [tiba tiba inget lagu, lupa lagu apaan tapinya *plak* xD]

"Fufufufu, walaupun Ellen menemukanku, tak mungkin dia dapat memaksaku turun" Zeno dengan sotoynya mengungkapkan hal yang benar-benar belagu. Oke, masalahnya sekarang adalah.. Kemeja putih milik Zeno, sudah jadi berbercak-bercak hitam akibat asap dari cerobong itu.

Location: Reisvoust Household, Roof
Time: 3 p.m

Oke, kini Ellen sudah mencapai tempat Zeno bersembunyi. Masalahnya, Ellen tidak mungkin mencari sampai ke pelosok-pelosok terdalam. Apalagi ke dalam cerobong asap. Meskipun dirinya bertubuh kecil, tetap saja tidak mungkin. Namun bukan Ellen von Reisvoust namanya kalau dia tidak bisa menyelesaikan masalah ini. "Ellevist!" teriak Ellen dan muncullah chain milik Ellen ini. "Ada yang bisa kubantu, Master?" muncullah seorang anak berambut kuning dan berpakaian baju maid.

Lokasi: Halaman Depan Reisvoust
Time: 03.00 P.M

Sylve tentu saja akan datang ke mansion Reisvoust. Suatu alasan yang sudah pasti menjadi alasan, mengajak Zeno ke festival. Dengan kursi rodanya, Sylve mencari-cari Zeno.

"Zen zen~ Zen zen~" panggilnya. Dengan tampang celingak-celinguk ia mencari Zeno, kemanakah ia?

Location: Reisvoust Household, Roof
Time: 3 p.m

"Zen zen~ Zen zen~

Ellen yang mendengar suara Sylvette langsung terdiam. Gadis itu pasti membawa Zeno pergi, sementara Zeno belum membereskan tugasnya.
"Astaga. Cepat sekali datangnya anak itu," gumam Ellen pelan. "Zeno!! Sylvette sudah datang!! Kalau kau tidak membereskan tugasmu, Sylvette tidak akan kuizinkan pergi ke festival bersamamu, kau dengar!?" teriak Ellen keras.

"Zeno!! Sylvette sudah datang!! Kalau kau tidak membereskan tugasmu, Sylvette tidak akan kuizinkan pergi ke festival bersamamu, kau dengar!?"

Mendengar nama Sylve disebut, hati sang chain langsung berbunga-bunga, penuh bunga mawar berwarna putih seperti hatinya yang inosen [boong banget].

Dan tanpa mendengar perkataan lanjutannya, ia dengan gaya cool turun dari atap dan menghampiri Sylve, menatapnya dengan penuh perasaan mesum.

"Oh Sylve, aku tahu kau datang untukku" Zeno pun mencium tangan kanan Sylve. Sankin senangnya sampai lupa kalau ada Ellen di sampingnya

Ulqui Schiffer wrote:

"Zeno!! Sylvette sudah datang!! Kalau kau tidak membereskan tugasmu, Sylvette tidak akan kuizinkan pergi ke festival bersamamu, kau dengar!?"

Mendengar nama Sylve disebut, hati sang chain langsung berbunga-bunga, penuh bunga mawar berwarna putih seperti hatinya yang inosen [boong banget].

Dan tanpa mendengar perkataan lanjutannya, ia dengan gaya cool turun dari atap dan menghampiri Sylve, menatapnya dengan penuh perasaan mesum.

"Oh Sylve, aku tahu kau datang untukku" Zeno pun mencium tangan kanan Sylve.

Eit, Ellen yang merasa tidak di hiraukan -> kayak gini ekspresinya kesal dengan tingkah Zeno. Dia melepaskan tangan Zeno dari tangan Sylvette. "Maaf Zeno, tapi Sylvette harus pergi ke festival sendirian kalau kau tidak menyelesaikan pekerjaanmu." ujar Ellen dengan wajah kayak begini -> *w*.

Tangan kanannya dicium oleh Zeno sang chain kesayangannya. Oh dear, sepertinya rasa cintamu terhadap Zeno terbalaskan ya.

"E..etto.. Iya... Begitulah," wajahnya lantas amat memerah.

Namun saat mendengar tolakan yang begitu keras dari Ellen, Sylve terdiam sejenak. Lalu ia tersenyum.

"Kalau begitu.. Aku mau kok menemani Zeno.." tuturnya ramah.

"E..etto.. Iya... Begitulah,"

Ohohoho, Zeno udah serasa mau terbang sekarang juga. Terbang menemani Sylve ke angkasa berduaan saja. Menikmati langit yang terlalu indah jika hanya dinikmati sendiri.

"Maaf Zeno, tapi Sylvette harus pergi ke festival sendirian kalau kau tidak menyelesaikan pekerjaanmu."

Tidaaaaaaaak~ Zeno berteriak sendiri di dalam hatinya. Pekerjaan memang hanyalah beban yang selalu mengganggu jalan Zeno. Tapi yah mau nggak mau, lagian siapa suruh Zeno setuju menjadi leader? Salah dia sendiri lah

"Kalau begitu.. Aku mau kok menemani Zeno.."

Kali ini, Zeno merasa sangat-sangat terharu. Sylve dengan nada yang sangat manis mengatakan hal yang mengandung makna begitu dalam.

"Mulia sekali hatimu, Sylveku~" Zeno mulai tebar pesona

Sylve diam seribu bahasa mendengar tutur kata Ellen. Itu memang benar dan memang harus ditepati. Hatinya serasa di hantam ribuan tombak. Yaah... Terpaksa pergi sendiri. Namun hati kecilnya ingin menentang. Sylve menghela napas panjang.

"Sudah kuduga kau berkata seperti itu ya, Ellen-sama..." ia terkekeh kecil. Sepertinya ada sesuatu yang akan dilakukannya setelah ini.

"Terserah saja kalau aku tak boleh menemani chain-ku. Apakah aku tak boleh datang kesini, eh? Sepertinya aku tak di terima ya. Ahaha" lagi-lagi ia tertawa tak jelas. Entah kerasukan setan atau apalah. Sylve melepas pita yang mengikat rambutnya dan membiarkan angin meniup dan membelai rambutnya yang tergerai panjang. Ia memegang pipi Zeno, dan mencium bibir Zeno.

"Nah, sampai jumpa di pesta ya, Zeno-ku sayang..." ucapnya sambil tersenyum lembut pada chain kesayangannya. "Dan oh ya, Ellen.. Mungkin kakakmu bisa menemaniku jalan-jalan selama Zeno tak ada." lanjutnya lagi.

Ellen tersenyum. Meskipun dia tidak suka mengurung Zeno seperti ini, kewajiban tetap harus didahulukan.
"Kau selalu boleh ke sini kapanpun, Sylvette. Kami akan selalu menerimamu." senyum Ellen hangat.
"Baiklah Zeno, ayo kerjakan tugasmu yang setumpuk itu."

Location : Reisvoust Household, roof
------------------------------------------------

Baru saja terbangun, dan sekarang Rhein sudah berjalan - jalan sambil mengenakan piyama. Mendengar sedikit keributan di rumah ini.

"Selamat pagi semuanya."

Tampaknya otak rhein sudah sedikit korslet . Mungkin pengaruh tidur terlalu sebentar, yah palingan hanya sekitar 12 jam.

"Oh ya, kalian sedang apa disini?"

"Selamat pagi semuanya."

Pagi? Ellen menoleh ke sumber suara itu. Ternyata itu Rheindhardt.
"Pagi? Maaf, kurasa kau salah waktu, Rhein. Sekarang sudah sore."

"Pagi? Maaf, kurasa kau salah waktu, Rhein. Sekarang sudah sore."

"Oh sudah sore ya." Ucap Rhein dengan polosnya.

Ketika mengadahkan kepalanya ia baru menyadari bahwa langit sudah mulai berwarna oranye. Dan barulah ia asdar bahwa ia baru terbangun ketika matahari mau tenggelam.

"Hari ini hari apa ya?"

"Hari ini hari apa ya?"

Astaga. Ellen hanya bisa menepuk pelan kepalanya. Anak ini benar-benar...Ah sudahlah, gumamnya.

"Hari ini hari Sabtu, Rhein."