[FRP]FUTURE? WTH?!

"Ya sudah deh... padahal aku ingin melihat bianglala,"

Ivvi harus mencari akal lagi, untuk membuat shein dirawat luka-lukanya.

"unn...bagaimana jika kau berhasil membuatku mencintaimu sepenuhnya dan kau mau dirawat sekarang...pada hari ke 5 itu, disaat aku memberikan First kiss ini kepadamu, tentu saja jika kau berhasil...first kiss itu akan dilakukan di bianglala", ucapnya santai namun wajahnya langsung memerah.

Ivvi sebentar memalingkan muka untuk bernafas dengan tenang, dan melihat shein lagi dengan tatapan tanpa ekspresinya.

"udahlah cepat ini luka visa infeksi!" kata lilica

"ivvi kau ikut??"

"unn...bagaimana jika kau berhasil membuatku mencintaimu sepenuhnya dan kau mau dirawat sekarang...pada hari ke 5 itu, disaat aku memberikan First kiss ini kepadamu, tentu saja jika kau berhasil...first kiss itu akan dilakukan di bianglala"

Still LOADING~

Shein tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Otaknya yang sedang nge-HANG kayak komputer itu berusaha untuk mencera setiap kata yang dilontarkan oleh Ivvi.

--LOADING COMPLETE--

Otak Shein terlalu mirip komputer, sampai-sampai harus me-LOADING dulu,

"Hng? Di bianglala? Ya sudah, aku sama sekali tak keberatan," Shein menuruti semua perkataan Ivvi.

"yasudah...ayo pergi kerumah sakit", Ivvi mengambil tasnya, dan membetulkan sweaternya. ia membuka ikat rambutnya. pasti akan sangat dingin diluar sana.

"sebaiknya kita cepat kesana...mungkin saja, akan terjadi badai salju.."

mereka berjalan ketempat parkir.

Lokasi : diluar tempat Ice skating, tepatnya di parkiran

benar dugaan Ivvi, diluar sangatlah dingin..salju turun tiba-tiba. berjalan saja harus hati-hati agar tidak terpeleset.

"jadi..."

"motor besar ini mau diapakan ?", tanya melihat motor itu tanpa ekspresi.

"biarkan saja" kata lilica

"ayo"

lalu ia pun menyetir ke rumah sakit

lokasi : rumah sakit

ia memarkir mobilnya di sana

"ivvi tolong kau masuk bersama shein" pinta lilica

Lokasi : Tempat Parkiran

"motor besar ini mau diapakan ?"

"Hhh, tidak tau... tinggalkan saja deh di sini, nanti setelah lukaku sudah agak membaik, aku akan balik lagi ke sini dan mengembalikan motor itu ke rumahku."

Sebenarnya Shein malas mengembalikan motor itu. Tapi mau bagaimana lagi. Memang sudah tanggung jawabnya.

Shein memasukkan kedua tangannya ke saku celananya. Dingin.

Lokasi : Rumah Sakit

Bau menyengat.

Obat dan bau-bau lainnya.

Bau yang membuat Shein mual dan tambah pusing ketika memasuki rumah sakit itu.

"Ukh... aku benci rumah sakit...," gumamnya lagi.

"tenanglah" kata lilica

ia lalu berjalan ke resepsionis RS

"maaf ini barusan Ada kecelakaan kecil yang terjadi, kami butuh mereka untuk dirawat secepatnya. Bisa tolong dipanggilkan dokter?" tanyanya pada resepsionis

"tentu mohon tunggu sebentar" resepsionis itu mengangkat telepon dan memencet beberapa nomor

"dokter shizumasa kai harap ke resepsionis terdapat pasien yang harus cepat di rawat"

lalu datanglah seorang dokter muda masih 20 an mungkin

"Ada yang bisa saya Bantu?" tanyanya sopan

Lokasi : dirumah sakit.

"Ukh... aku benci rumah sakit...,"

bukan hanya shein yang benci rumah sakit, Ivvi juga benci tempat ini.
"bertahanlah...", Ivvi ingin sekali menutup hidungnya, tapi ia memilih bernafas dengan sangat pelan, agar dilihat biasa saja terhadap rumah sakit.

"Ada yang bisa saya Bantu?"

"sensei, obati luka dia...", Ivvi menodorkan shein kearah dokter itu.

"dan dia...", sekarang ia menunjuk shien.

"apakah sensei, punya obat untuk memperbaiki sifat orang ?", ucapnya polos dan tanpa ekspresi.

Bingung.

Lebih baik Shein tidak banyak bergerak, dan tetap menuruti apa kata Ivvi.

Walaupun dia benci sekali tempat ini, rumah sakit. Dia sudah sangat sering ke rumah sakit gara-gara penyakit bodohnya, demam tiba-tiba itu.

Shein melihat dokter yang akan memeriksanya. Hanya sekilas, kemudian Shein memejamkan matanya lagi, lelah.

"hahaha tidak Ada maaf" tawa kai

"oh tentu saja, siapa yang Akan bertanggung jawab Atas biayanya dan lain lain? Ada orangtua?"

lilica pun segera menjawab

"tidak Ada orang tua dan saya yang Akan bertanggung jawab"

"kedua orang ini tErluka karena kecelakaan" sambungnya

"kedua orang ini tErluka karena kecelakaan"

"Huh? Kecelakaan? Bukannya karena berantem?" tanya Shein yang otaknya lagi error ini.

Ivvi langsung menyumpel orang bodoh kedua ini (shein), entah PMnya menjadi bahagia. shein jadi kikuk wkwkwkwk *digoreng*

"ti,tidak sensei...mereka berdua naik motor dengan kecepatan yang sangat melampaui batas, dan tergelincir dijalan..karna sekarang salju turun", ucapnya sambil swt swt.

"kau ini ingin merusak nama keluargamu ya ?", bisik Ivvi, menatap datar shein.

"bertengkar?" tanya kai memaklumi

"baiklah bisa tolong bawa ke 2 orang ini ke kamar nomor 114?"

Lilica pun menjawab "baiklah, terima kasih"

maka lilica pun membawa shien dan membaringkannya ke ranjang di kamar 114

Alice dan Yukiji yang tertinggal di arena ice skate, langsung mengirim email pada Shein

Kami masih di ring ice skate. Motormu, tas Lilica,kau dan Ivvi juga akan kami bawa ke rumah sakit sekaligus menyusul, masalah kunci motor sudah kudapat.. Alice

"Nah, sekarang ayo kita pergi..", Alice langsung berlari ke parkiran motor membawa tas mereka yang tertinggal. Yukiji membawa motor Shein.
"Yasudah"

Lokasi: Rumah Sakit

Akhirnya sampai juga di rumah sakit. Mereka langsung memarkirkan kedua motor itu.
"Maaf, apa ada pasien bernama Shien Einverd??", Alice langsung ke resepsionis
"Ya, beliau ada diruang inap 114.", kata resepsionis.
Terimakasih...Ayo Yukiji!!, alice dan yukiji naik lift untuk kekamar temannya itu

"kau ini ingin merusak nama keluargamu ya ?"

Shein buru-buru menggeleng. Dia sudah kelupaan bahwa dia dari keluarga Einverd. Hampir tidak peduli lagi, hanya memikirkan chip-nya yang hancur kali ini. Dia bingung, chip itu berisi program TRAPDOOR yang dibuatnya lebih dari 2 tahun lebih. Dengan susah payah.

"Hhh...," Shein mulai mengeluh lagi.

Lokasi : Kamar 114

Shein memasuki kamar itu. Kamar di rumah sakit, yang tak asing lagi baginya.

Shein ingat, dia pernah dirawat selama sebulan dan harus merasakan suntikan banyak jarum.

Itu menyakitkan.

"Kenapa kita ke sini? Aku sudah boleh pulang kan?"

"istirahatlah" kata lilica

'ckckcck dia memng terlalu kemikirkan chip itu'

'bagaimana reaksinya ya saat tahu bahwa yang Ada di kantongnya itu adalah micro SD punyaku dan aku menukar virus yang Ada di kantongnya untuk diamankan'

Lokasi: lobby rumah sakit

"Ah..mereka ini.. Kok tidak ada yang membalas emailku ya??", Alice melihat inboxnya, belum ada balasan dari temannya itu.
"Coba kau kirim ke Lilica..."
"Benar juga..", Alice lalu mengirim email pada lilica. Begini isi pesannya..

Untuk Lilica, ini aku dan yukiji.. Kami berada dilobby rumah sakit. Motor Shein sudah kubawa kesini juga.. Kami akan keruanganan tempat kalian sekarang. Alice dan Yukiji

"istirahatlah"

"Aku ingin beristirahat di rumah. Biarkan aku pulang," ujar Shein keras kepala.

Dia malas melihat pemandangan rumah sakit.

Membosankan.

Lokasi : kamar 114

well, kita lihat apa yang dilakukan Ivvi saat itu dikamar 114.

".......", ia tertidur disofa kamar, sepertinya ia lelah dengan apa yang terjadi saat itu. tidurnya pulas seperti tersenyum tapi masih tetap saja molor ==

Shein menyerah.

Dia kemudian duduk di kasur rumah sakit yang keras itu. Shein jelas membenci kasur bodoh itu, semakin membuatnya pegal-pegal.

Kemudian melihat Ivvi.

"Tuh kan, Ivvi saja sampai tertidur gara-gara bosan di sini... sebaiknya kita pulang, Lilica..."

"tunggulah sampai ia bangun" kata lilica

"kau belum selesai di obati"

"lagipula kai Akan menanganimu secepatnya" sambungnya

Lokasi: Kamar 114

Alice yang tadi ngebut lari naik tangga bersama Yukiji, akhirnya sampai juga. Dengan cepat Yukiji mendobrak pintu itu dengan keras karena pintunya macet.
BRAK!!
"Akhirnya sampai juga...", Alice terduduk dilantai capek. Benar-benar melelahkan..
"Gila...ni pintu macet tadi...Butuh dobrakan dulu baru mau kebuka...", Yukiji masih ngos-ngosan

"Ini...tas kalian...lalu ini kunci motor Shein....Motornya tadi sekalian kubawa....", Alice memberikan tas-tas Ivvi, Lilica, dan Shein juga kunci motor.

BRAK!!

Ivvi terbangun oleh suara itu, "hey siapa yang membuat keributan ?!", ucap dia seperti PKS osis *digoreng senpai*.

dilihatnya alice dan yukiji yang sedang kecapekan, ia menurunkan amarahnya dan bersender dikursi. sekarang kondisi Ivvi menjadi merah. ia demam ?

"huatsyiuw..", bersinnya.

sepertinya ia demam, karna belum makan + masuk angin.

"hey siapa yang membuat keributan ?!"

"Hai..hai..itu aku dan Yukiji....", Alice mengangkat tangan kanannya. Ia makin capek dan ngosh-ngoshan.

"huatsyiuw.."

Alice geleng-geleng melihat Ivvi demam. Ia melepas jubahnya lalu menyelimuti ivvi.
"Nih pakai..."

Shein menyerah.

Laki-laki itu kemudian bersandar ke kasur keras rumah sakit itu. Dan mulai berpikir, tentang cara-cara apa lagi yang harus di lakukannya untuk mendapatkan Ivvi, dan mulai memejamkan matanya.

"huatsyiuw.."

"Hah?"

Shein yang hampir tertidur, dikagetkan dengan suara bersin Ivvi.

Dia kemudian terbangun lagi, melihat kondisi Ivvi yang tidak baik itu. Wajahnya memerah, demam. Shein turun dari kasurnya, dan mendekati Ivvi.

"Ah... ini salahku... akibat aku yang mengajakmu berice-skating di musim dingin, dan kebut-kebutan juga.... Bagaimana kalau kau pulang saja? Aku takut demamnya malah semakin parah jika kau terus-terusan di sini," Shein mulai menunjukkan perhatiannya kepada gadis yang ada di depannya itu.