[MAIN RP] Chapter 1 -Abyss - Shien's Plan

Terkurung, lagi-lagi mereka harus tinggal di situ. Rhea tidak bisa protes selama ia adalah Chain, ia pasti akan melakukan apa saja yang diperintahkan oleh Masternya selagi ia bisa. Raven membuka pintu itu, segelintir cahaya masuk... cahaya yang dulu ditunggunya namun kini harus ditinggalkannya.

--harus kuat?

Rhea kemudian mendekati Shein, menuruti apa katanya untuk tetap tinggal di sana. Ia yakin bahwa mereka pasti bisa keluar seperti yang sudah-sudah, "Saya percaya pada Anda, Master," ucapnya kemudian.



----------
*gak tau mau post apa --a*

SHEIN SIDE

"aku yakin kau bisa...aku percaya, kau akan kembali...kau tidak sendiri, anggaplah kain ini..adalah aku"

Tentu saja... aku pasti akan kembali. Aku tidak ingin mati membusuk di neraka ini... tunggulah aku...

Dan semuanya hilang. Cahaya itu kini sudah lenyap. Dan semuanya kembali gelap. Menyisakan Shein dan Rhea di sana. Dan Shien yang sudah menghilang, bosan dengan keputusan Shein yang tidak menarik itu.

Mengalah, dan mengorbankan diri. Sesuatu yang sangat di benci Shien.

"Saya percaya pada Anda, Master,"

Shein mengangguk, dan mulai mencari tempat yang aman di sekitar sana untuk berpikir. Mencari cara untuk keluar dari penjara Abyss.

"Harapan kita satu-satunya hanyalah kelima pintu itu," Shein bergumam pelan pada Rhea.

Kemudian kembali memikirkan cara lain. Cara agar mereka bisa keluar dengan selamat, tanpa melalui kelima pintu itu. Apakah bisa?

Shein sendiri tidak yakin akan itu. Tetapi dia akan berusaha, untuk menepati janjinya, keluar dari Abyss.

RAVEN SIDE


Segel yang Arma buka semakin mengecil dan mengecil. Dan akhirnya menutup sepenuhnya. Yang terakhir di lihat Raven adalah senyuman tipis dari Shein.

Dan dia yakin, temannya itu pasti sedang kebingungan bahkan ketakutan kali ini.

[raven=out]

Ducan melihat kearah shein, ia menatapnya dengan tatapan datar.

"Woi ! kau harus berjanji kepadaku...jika kau harus kembali dalam keadaan utuh dan selamat...bukan kekecewaan !", Ducan berteriak dari jauh.

"kalau tidak...aku akan merebut kekasihmu..", tentu saja Ducan hanya berpura-pura. menurutnya kata-kata itu seperti menyemangati shein ? *digebuk*

ia nyengir dan memasuki jalan keluar itu, ...
jreeeng...

Ducan malah muncul di taman sabrie, melainkan bukan dirumahnya.
MASA AKU HARUS BERJALAN KERUMAH ??!, teriak Ducan dalam hati

(Ducan = Out)

"Oke....Good luck...God Bless you shein....", Alice menggunakan cocytus. Ia terbang menuju pintu portal

'Kudoakan kau selamat Shein....'
Keluar dari portal, bukan pulang kerumah.. Tapi malah di Latowidge Academy.
"Cih.. Jalan kaki deh.."

[Alice=OUT]

Teriakan-teriakan dan dukungan mereka, termasuk teriakan Ducan soal Ivvi membuat Shein agak bersemangat. Dia masih tetap memutar otaknya, mencari cara agar bisa keluar dari Abyss secepat mungkin.

Abyss, dimensi tanpa waktu. Shein tidak mau ketika dia keluar dari Abyss, waktu di dunia sudah benar-benar jauh berjalan. Baginya itu merupakan akibat terburuk dari semua yang di bayangkannya.

Shein memperhatikan sekelilingnya. Hanya ada darah dan potongan-potongan tubuh.

Dia menunggu.

Menunggu, mungkin saja akan ada yang membukakan pintu itu, keluar dari abyss. Sama seperti ketika Shein terkurung di abyss selama 100 tahun sebelumnya.

Kurasa itu mustahil... yah... pikirkanlah Shein, pasti ada cara lain selain melalui pintu itu. Shien nii bisa keluar dengan bebas, dari abyss menuju dunia lain tanpa ada reaksi dari pintu yang kumiliki. Itu berarti masih ada portal lagi, dan beberapa tempat di sini yang masih terhubung dengan dunia nyata. Ya, pasti ada.

Shein mulai mencari, kesana-kemari. Dan anehnya tidak ada sama sekali illegal chain yang menyerangnya. Betul-betul sepi. Suasana itu membuat Shein menyimpulkan, bahwa ada yang salah dengan abyss. Harusnya kini para illegal chain sudah mengepungnya. Ulah kakaknya kah?

Abyss lagi-lagi dunia itu... dunia yang bisa membuatnya GILA mendadak. Dunia tempat sang Phoebe menghabiskan ratusan tahun di sana kemudian kembali lagi, lepas dan kembali lagi. Mengapa harus ada dunia seperti itu?

Rhea tidak dapat melakukan apapun, ia hanya berjalan mengikuti Shein. Ia tidak boleh melepaskan pandangan dari Masternya satu itu atau semua akan berantakan. Bisa saja ada satu-dua bahkan puluhan ilegal chain yang siap menerkam mereka. Karena itu sang chain menjaga baik-baik kelima inderanya, membuka mata serta telinga, melihat perkembangan sekitarnya.

--sepi

Ini seperti bukan Abyss tanpa kerumunan ilegal chain yang biasa menerkam.

"Sepi... ini aneh?" dan tanpa disangka, Chain lemot ini juga merasakan hal yang aneh. Apa karena kedatangan Shien tadi? Bukankah sekarang ia bebas menyerang?

--tidak mengerti

Shein sejenak memejamkan matanya. Berusaha merasakan apa yang di dengarnya, dan hawa-hawa illegal chain. Tidak ada. Benar-benar sepi. Bahkan tidak ada getaran sama sekali. Terlalu aneh menurutnya.

Shein mendengar suara, sepertinya itu ikatan batinnya antara kakek dan cucu?

"aku dapat merasakan kebingungannya dan hahaha sungguh lucu!"

Sialan kau, Lilica. Lihat saja, kalau aku sudah kembali, aku akan menjitakmu keras-keras

Shein duduk di sana. Di tanah abyss, sembarangan. Sudah malas mencari tempat yang layak untuk di duduki.

"Sepi... ini aneh?"

"Kau benar. Terlalu sepi. Sebaiknya tetap waspada," Shein memperhatikan tangan Rhea, ada bekas luka ketika bertarung dengan Shien."Tanganmu... itu... tidak apa-apa?"

Shein turut prihatin juga. Gara-garanya banyak sekali yang terluka di sini. Dia mencoba berbasa-basi, agar Shein ataupun Rhea melupakan ada di mana mereka sekarang ini.

Rhea masih berjaga-jaga, takut-takut kalau ada serangan mendadak. Tapi sejauh itu bahkan tidak ada apapun, semuanya kosong. Terlalu aneh bagi Abyss yang pernah disinggahinya 2 kali, dan itu adalah yang ketiga. Apakah saat mereka keluar nanti waktu akan berjalan 100 tahun kemudian? Siapa yang tahu.

Dan tiba-tiba saja Shein bertanya soal luka di tangannya. Ah... ini berkat sabetan Shien tadi, dan berkat itu Rhea harus terus memeganginya. "Oh ini, tidak apa-apa. Tapi mungkin akan mempengaruhi gerak terbang saya," jelas si nona bersayap ini. Memang agak sulit terbang dengan kondisi sayap terluka, ya kan~?

"Oh ini, tidak apa-apa. Tapi mungkin akan mempengaruhi gerak terbang saya,"

Shein terdiam sejenak. Dia tidak memiliki peralatan P3K, atau sejenisnya. Yang akan sangat bergunda di saat seperti ini. Walau luka Shein juga semakin lama semakin membaik, tetapi tetap saja masih terasa sakit. Dan tentu, Rhea pasti merasakan hal yang sama.

Satu-satunya cara adalah menggunakan benda-benda di sekitar untuk menutupi luka itu. Shein melihat ke tangannya sendiri, yang di balut oleh kain pemberian Ivvi. Dan rasanya kain itu cukup panjang untuk di pakai oleh Shein dan Rhea.

Shein kemudian merobek lagi kain itu, menjadi 2 bagian sekarang. Dia memberikan bagian yang masih bersih-belum terkena darahnya-pada Rhea. Bagaimanapun, Rhea dari tadi sudah menemaninya untuk bertarung, dan sama-sama terluka.

"Tutupi lukamu dengan ini. Mungkin dapat membantu, daripada kau yang terus-terusan memeganginya seperti itu, kan?" Shein berusaha tersenyum, agar suasana di sana paling tidak, menjadi agak menyenangkan."Beristirahatlah. Pertarungan tadi pasti membuatmu lelah."

Shein kemudian mencoba untuk mengistirahatkan dirinya sendiri juga. Dengan bersandar, di dinding hitam yang ada di dekat sana. Sudah tidak peduli lagi melihat jubahnya yang penuh dengan darah, dan benar-benar kotor.

Sepi...

Yasashisa ga soba ni aru kara
La la la la love with you

Samar-samar Shein mendengar suara. Suara itu hanya sejenak, kemudian semuanya kembali sepi seperti semula. Suara nyanyian?

Aku... akan segera kembali... mungkin sudah bertahun-tahun berlalu di luar sana?

Shein memejamkan matanya, merasakan dinginnya penjara abyss itu. Sunyi dan begitu dingin.

L(in)

lilica pun mulai mencari shein

"shein! Shein! Kami menjemputmu!" teriaknya

ia berlari dan akhirnya menemukan shein

"shein, ayo kita harus keluar Dari sini! Cepat!" kata lilica pada shein

"shein, ayo kita harus keluar Dari sini! Cepat!"

APA?! LILICA?

Shein terbelalak, dengan kedatangan Lilica yang tiba-tiba, dan langsung menyuruhnya untuk keluar.

Ini kesempatan. Padahal Shein sudah putus asa, mengira bahwa dia tidak akan bisa keluar lagi dari penjara Abyss ini.

"AYO, RHEA! KITA KELUAR!"

Shein menarik Rhea, tidak ingin kesempatan langka ini hilang.

"shein! Ayo cepat!" kata lilica sambil menarik tangan shein dan berlari ke arah pintu

ia dan shein dan rhea berhasil kembali ke kediaman einverd

(out)

oot : sori mizu cepetin ini mau off

tolong abis gini shein out dan pindah ke einverd house makasih

Shein segera masuk ke pintu itu.

Lagi-lagi dia di tolong oleh Lilica. Persis seperti kejadian dulu.

Dan samar-samar dia melihat kegelapan di Abyss, dan berharap itu adalah terakhir kalinya Shein melihatnya. Dia segera menyuruh Rhea untuk keluar juga.

[SHEIN = OUT]

"Tutupi lukamu dengan ini. Mungkin dapat membantu, daripada kau yang terus-terusan memeganginya seperti itu, kan?"

Ah... rupanya sang master harus repot-repot menyobek pakaiannya untuk bisa menolong chain yang hobi melukai diri ini. Rhea hanya mengambilnya kemudian melilitkan potongan kain itu di tempatnya luka, tidak begitu parah tapi rasanya sakit juga. Yah... lumayan kan tidak bisa terbang berarti akan merepotkan gerak bertarungnya.

"Terima kasih," ucapnya kemudian.

Lalu... suasana kembali hening =w=
Rhea juga mengantuk, ia terlalu banyak bergerak sehingga tidak sadar lagi dengan keadaannya. Di mana ia berada dan melakukan apa? Semuanya serba lupa... bahkan tempat itu tidak terasa lagi sebagai Abyss.

Diam-diam walau masih dalam posisi berdiri, lagi-lagi nona chain bersayap ini ketiduran sambil bersandar di dinding yang sama dengan Shein. Ia tidak sadar pada apa yang terjadi, tidurnya terlalu lelap rupanya.

Ia bahkan tidak sadar waktu ditarik oleh Shein keluar dari tempat itu.

[Rhea Outly]