[MAIN RP] Chapter 1 -Abyss - Shien's Plan

SHEIN SIDE

Apa yang kalian bicarakan?

sekarang semuanya benar-benar tak dapat ku dengar...

semuanya samar...

apa yang harus kuperbuat?

untuk menggerakkan jari-jemariku pun rasanya benar-benar sakit...

Kalian tau itu?

aku tidak bisa melakukan apa-apa...berbicara pun 100 kali lebih sulit dari pada menggerakkan jari-jemariku. Panggilkan seseorang...

untuk membukakan jalan keluar, melalui neraka ini...

Aku tidak tau apakah perasaanku ini dapat tersampaikan pada kalian...

tapi selama aku masih bisa bernafas...dan berpikir, aku harap...kalian semua dapat pergi dari sini.

Pesan terakhir dari Shein, silahkan tinggalkan pesan setelah bunyi...PIIIP...


SHIEN SIDE

Shien hanya melamun. Menatap Shein yang sedang sekarat itu.

Tak menarik, dan Shien sudah mulai bosan melihat semuanya. Berharap Shein segera bangun, dan melawannya kembali. Shien sendiri tidak sampai merusak organ tubuh vital Shein.

Dia masih ingin bermain-main dengan Shein.

Tapi kehabisan darah terlalu banyak tentu saja dapat membuat nyawa Shein hilang. Dan Shien tidak peduli akan itu

"hn dia hampir mati" kata lilica tenang sambil menghela nafasnya

lilica lalu memegang tangan shein Erat erat

"lo sebaiknya bangun kalo lo mau Kami keluar Dari sini"

moga moga dia dengar perkataanku pikir lilica ら

shein, skarang SKENARIONYA!!
-----------------------
"Ukh.... Shein.... Kau bodoh. Cepat bangun dan memenangkan pertarungan ini..bodoh..", Alice dengan sengaja menghancurkan es yang ada didangannya. Ia tak peduli lagi pada tangannya yang putus.

"Apa yang kita lakukan sekarang?"

"biarkan" lata lilica sambil bangkit berdiri

"pada saat ia mati maka akan kuumumkan bahwa shien menjadi leader yang baru atau jika aku bisa mengalahkannya aku yang menjadi leader" kata lilica lagi

ia kembali ke makanannya Dan mulai melihat shein dengan tatapan merendahkan

"Shein itu...kukira ia memang pantas menjadi Leader. Ternyata, tidak sama sekali...", Alice bangkit dari duduknya lalu melanjutkan menghancurkan es ditangannya.

"SIAL....SUSAH SEKALI SIH!!"

"percuma aguila juga chain yang legendaris" kata lilica enteng

"ga bisa pecah kok"

SHEIN SIDE

"Shein itu...kukira ia memang pantas menjadi Leader. Ternyata, tidak sama sekali..."

"pada saat ia mati maka akan kuumumkan bahwa shien menjadi leader yang baru atau jika aku bisa mengalahkannya aku yang menjadi leader"

Apa katanya?

Aku masih tidak bisa mendengar kalian dengan jelas...

ukh...kalian tidak mengerti ya rasa sakit yang kurasakan...

lagi pula... aku memang tidak pantas menjadi leader, ya?

terserah.

Sejak awal aku memang plin-plan. Tak yakin dengan apa yang telah kuputuskan

lalu sekarang aku harus bagaimana?

mencoba untuk berdiri, huh?

kalian tidak tau...rasa sakit ini...


Lalu tiba-tiba saja Shein teringat dengan janjinya. Janji itu, ketika di kediaman Einverd. Janjinya dengan perempuan berambut kecoklatan, dan mata hijau tua yang benar-benar hangat. Ivvi.

"Aku berjanji aku tidak akan melepaskanmu, dan akan selalu melindungimu." Kalimat Shein terus terngiang-ngiang di telinganya sendiri, seperti memaksanya untuk bangun. Janji seumur hidup, yang Shein yakin pada dirinya sendiri TIDAK AKAN PERNAH mengingkarinya.

Lalu Shein berusaha membuka matanya, walau hal itu sangatlah sulit baginya. Sulit sekali. Membuka matanya perlahan.

Apakah aku sanggup?

"hn kekuatannya bertambah"

"ternyata kau pantas menjadi leader shein" kata lilica

"mau kusembuhkan lukamu?"

"Jangan dulu.. Kita lihat.. Seberapa kuat shein bisa sembuh dari lukanya...", Alice menahan Lilica.

"Wah..kenapa aku tak gunakan Cocytus saja ya.. Cocytus, pinjam kekuatanmu sebentar..", Alice melepaskan kalungnya, lalu menaruhnya di es itu. Seketika es itu mencair dan habis.
"Lagipula.. Chainku juga legendaris.. Hm..", Alice tersenyum tipis

"aguila kau tahu tugasmu berikan full power Kali ini" perintah lilica dingin

"Dan Alice kalau mau tanganmu putus bilanglah Dan Akan ku tbas dengan pedangku"

"bangunlah !", teriak Ivvi putus asa melihat shein yang tidak bergerak-gerak dari tadi.

"ukh...", ia hanya bisa mengusap air matanya berulang kali, tangannya menjadi dingin dan bergetar.

entah apa yang dilakukan Ivvi benar atau tidak, dia hanya menangis ==
cup cup cup *pelok2 Ivvi* = w =

*digoreng*

(Back sound - find the way (ost gundam seed)), dasyaat kangen sama athrun

Ah...

lagi-lagi suara itu...

apakah aku harus benar-benar bangun?

lagi pula aku sudah berjanji ya...


Kali ini Shein sepenuhnya bangun. Tetapi masih sulit sekali menggerakkan tangannya. Sangat sulit, bahkan berdiri pun rasanya susah.

"Aku harus berdiri...," Shein memaksakan diri, darah masih keluar dari lukanya bekas pedang milik Shien tadi, Claymore.

"hmm kau semakin kuat shein" kata lilica

"kalau sakit suruh ivvi menyembuhkannya"

SHEIN!! AYO PRAKTEKIN SKENARIONYAAA
------------------------------------------

"Dan Alice kalau mau tanganmu putus bilanglah Dan Akan ku tbas dengan pedangku"

"Tenang, tangannya sudah menyambung kembali.. Kan sudah dijahit.. Makanya aku memecahkan esnya. Apa itu juga salah..Tentu saja tidak, dik. Terimakasih ya", Alice bersikap dingin lalu tersenyum pada Lilica.

"Hei Shein...Selamat datang kembali....", Alice ikut senang melihat Shein telah sembuh.

"hn" balas lilica asal

"battle start!! Go shein! Go shien!" teriaknya seperti sedang menonton gulag

"Hahahaha...Semangat sekali kau...", Alice tertawa melihat tingkah Lilica yang daritadi teriak-teriak bak orang gila.

RAVEN SIDE

Raven yang dari tadi tersesat itu akhirnya berhasil menemukan tempat berkumpulnya semua orang yang di kenalnya. Dan dilihatnya Shein berlumuran darah. Dan darahnya sendiri masih terus menetes, belum dapat di hentikan.

"D-DARAAAH!" lagi-lagi Raven mengatakan latah-nya itu lagi. Idiot.

Raven ingin mengobati Shein. Tapi rasanya percuma. Arma, chainnya, bukanlah chain yang dapat mengobati. Jika dia menggunakan Arma, mungkin Shein akan semakin parah lukanya.

SHEIN SIDE

Penglihatan Shein masih belum kembali seperti semula. Kepalanya terasa pusing sekali. Dan tidak dapat berjalan dengan benar. Bisa berdiri pun suatu keajaiban baginya. Dia mengira menggerakkan jarinya saja mungkin dia tidak akan sanggup.

Dia memperhatikan Shien, yang kelihatannya sudah mulai bosan. Dan belum menyadari kedatangan Raven. Pandangan Shein tetap tertuju pada Shien, yang memperhatikannya juga. Pandangan kebencian?

OOTe: main bentar, kasian chain korban KDRT ini *dilempar*
--------------------------------------------------------------------------------

Setelah serangan Shien sebelumnya, Rhea ambruk tidak bisa lagi terbang. Dan karena Masternya yang juga dalam keadaan sekarat, chain ini mau tidak mau harus kembali ke bentuk manusianya dengan luka di bahu kirinya.

Rhea tidak bisa melakukan apapun lagi, ia bisa menyerang Shien dengan wujud manusianya, namun tanpa perintah Rhea tidak akan bergerak barang se-senti. Ia hanya bisa melemparkan pandangan pada Shien, penuh tanya dan mengalihkannya pada Shein... yah setidaknya Masternya itu sudah mendapat pertolongan atau lebih tepatnya perhatian.

"Hhh~" hanya bisa menghela dan melihat yang lain dari kejauhan. Setidaknya lagi, Rhea tidak akan mati dengan kondisi seperti itu... ia sudah sering mengalaminya. Sekarang biar semua ditentukan dengan nasib Masternya saja, apa ia akan berakhir seperti contractor Phoebe lainnya?

Raven masih melongo dan bengong melihat semua itu. Kejadian itu, mayat-mayat berserakan di mana-mana, dan tempat itu yang sudah menjadi lautan darah. Mengerikan.

Raven memegang Arma-nya erat-erat. Tetap siaga jika ada yang dapat membahayakan keselamatan teman-temannya. Mata emerald green-nya juga tetap memperhatikan Shien. Menebak-nebak apakah itu benar-benar Shien, teman masa kecilnya dulu.

"Apa yang harus kita lakukan, Shein?" tanya Raven yang sudah tak dapat mencari ide lagi tentang peristiwa ini.

Shein menunduk, kemudian dengan pelan berkata pada Raven. Sebelum Shien menyerangnya lagi, dia ingin menyampaikan sesuatu pada Raven.

"Gunakan Arma itu... untuk mengeluarkan kita semua dari neraka ini," Shein mengatakannya dengan lantang, dan siap menanggung semua yang akan terjadi di sekitarnya.

Dia tau, jika dinding abyss sengaja di rusak/di hancurkan oleh DEATH WEAPON legendaris/ Arma milik Raven, mungkin semua orang yang masih hidup di sana, tidak bisa keluar secara bersamaan. Dengan kata lain keluar secara terpisah.

"K-kau yakin, Shein? Tapi... Arma kan... apa tidak...."

"LAKUKAN APA YANG KUBILANG!" Shein memotong pembicaraan Raven, menyuruhnya untuk menggunakan Arma secepat mungkin.

Shien tentu sudah tau maksud Shein. Dia hanya tersenyum misterius melihat gerakan terakhir yang di buat oleh adiknya itu.

"shein?! Ka-kau mau meninggalkan dirimu di sini?!" teriak lilica kaget

"Kupikir kau sudah bisa berpikir dengan cermatnya ternyata tidak" sentak lilica

Shein menunduk, memejamkan matanya, memikirkan hanya tersisa satu cara saja.

Yang diinginkan Shien hanyalah kematiannya. Tidak ada hubungannya dengan orang-orang ini. Shein berpikir untuk menyelamatkan orang-orang di sekitarnya terlebih dahulu.

"shein?! Ka-kau mau meninggalkan dirimu di sini?!"

"Itu satu-satunya cara," jawab Shein sambil tersenyum tipis.

Shein kemudian mengangguk, mengisyaratkan pada Raven, bahwa sekarang, Raven boleh membuka segel abyss dengan Arma-nya.

"Pergilah... aku akan menyusul. Tenang saja, aku akan tetap hidup, jangan lupa, lindungi Ivvi dan yang lainnya...," Shein berbisik ke arah Lilica.

Raven mulai me-release chainnya itu. Menjadi sebuah tongkat panjang berduri, ARMA, DETAH WEAPON. Raven dengan mudahnya membuka segel tersebut, dan sebuah cahaya terlihat. Cahaya menuju dunia luar.

Dan itu semua hanya berlangsung selama 30 detik saja, limit waktu untuk Arma.

"Kalian semua, cepatlah keluar lewat sini!" perintah Raven menunjukkan jalan keluar itu.

"ba safe" kata lilica sambil tersenyum pada shein

"tentu dan pastikan kau kembali atau aku mungkin Akan menangis" jawabnya pelan sambil tersenyum sedih

"aku keluar dulu be safe and good luck" setelah itu lilica berlari ke potal dan keluar

ia tiba di rumah einverd persis di depan pintu di mana abyss tempat dikurungnya shein dulu

oot : si Lilica sama Ivvi masuk ke Einverd house aja...mereka keluarnya di situ

===============================================

"ba safe"

Shein mengangguk pelan. Walaupun dia mengatakan semua itu, sebenarnya Shein sama sekali belum siap untuk terkurung lagi di abyss. Dia takut dia tidak akan keluar untuk selama-lamanya lagi dari neraka itu.

Yang harus kulakukan... adalah bertahan...

Shein mulai memikirkan taktik apa yang akan di gunakan sebelumnya.

"Phoebe, maaf, kau akan tinggal di sini, bersamaku, sebagai chainku. Aku akan mencari cara untuk keluar dari sini...," ujar Shein pada chainnya itu. Dia tau rasanya berat jika harus terkurung di abyss lagi.

Oot : udah kok XD

lilica pun hanya termenung di depan pintu

'semoga kau menepati janjimu itu shein meski kau mengakatakannya Tanpa kata kata' pikirnya sedih

(out pindah ke einverd house)

entah kenapa saat itu, saat yang seharusnya orang sangat sedih dan menangis karna meninggalkan seorang diri orang yang disayanginya

Ivvi hanya diam membisu, tatapannya kosong. entah apa yang dirasakannya...mungkin sedih yang amat dalam, namun ia tidak menangis saat itu..melainkan melihat shein dengan tatapan kosong, dan tidak berbicara sekali pun.

tiba-tiba, Ivvi merobek lengan bajunya...menjadi kain yang panjang. ia berlari kearah shein dan memakaikan kain bajunya ditangan shein yang berlumuran darah menjadi seperti sebuah gelang.

"aku yakin kau bisa...aku percaya, kau akan kembali...kau tidak sendiri, anggaplah kain ini..adalah aku", tatapan kosongnya tangannya yang bergetar..membuat Ivvi semakin berdoa, dan menyemangati shein lewat bahasa hati.

"sampai bertemu lagi shein...", Ivvi tersenyum, ia langsung berlari kearah jalan keluar mengikuti jejak alice, dan masih bertatapan kosong.

tibalah ia dirumah einverd, entah disanalah...air mata Ivvi langsung keluar. namun ia tidak meringis. ia langsung menyekanya dan terus berdoa.

(Ivvi = Out)