[RP]EINVERD HOUSE

Maid itu datang, tepat sekali ketika Ivvi sudah terbangun.

Shein mengambil sup hangat yang di sediakan oleh si maid itu.

"Mau kusuapi?" kali ini Shein bertanya dengan nada serius. Tidak di barengi dengan menggoda atau hal lainnya yang biasa di lakukannya."Makanlah dulu, setelah itu minum obat."

Shein berusaha tersenyum seperti biasa, tetapi kenapa sulit sekali kali ini.

Ivvi hanya menunduk dan tidak berani melihat tatapan shein.
ia ingin sekali menyentuhnya, ia takut jika pengendaliannya tidak bisa dikendalikan lagi,

mungkin saja yang tadi hanya mimpi ? bisa menyentuh rambut shein ?

"Mau kusuapi?"

ia hanya diam, tidak tau harus berbuat apa. dan akhirnya mengangguk kecil.


==================================

and Ducan...

"ZZZzzzzzZZZZZzz", pulaslah tidurnya, apalagi sekrang ia menjadikan tangan raven yang tertidur disebelahnya seperti bantal.

Shein mengaduk-aduk sup itu terlebih dahulu. Dia juga bingung ingin berbicara apa pada Ivvi. Shein yang biasanya narsis, kali ini menjadi tidak percaya diri, dan hanya diam.

Jujur, Shein sebenarnya belum pernah menyuapi orang. Paling-paling Claudia-lah, maid Shein dulu yang menyuapinya. Walau menyuapi terdengar seperti kegiatan yang mudah, tetapi entah kenapa Shein gugup saat itu.

Shein mulai memberikan Ivvi suapan pertama. Dan kenapa wajahnya kenjadi merah? Shein gugup.


====sayakelupaansamaraven=============

RAVEN SIDE

Raven bangun karena buaya-nya yang di taruh di ruang tamu itu merayapi kakinya.

Raven baru sadar, dia sudah tertidur di sana, dan melihat tangannya, yang sudah di tiduri Ducan, kayak kucing saja.

"AAAAAAAAAAH! APA-APAAN INI!"Raven berteriak keras sekali. Padahal masih pagi, dia benar-benar histeris, dan tiba-tiba merinding melihat Ducan.

ke,kenapa wajahnya memerah ?

Ivvi tersenyum tipis ia mencoba menyentuh tangan shein.
"ka,kalau tidak bisa...biar aku saja yang makan sendiri", ia pun menyentuh tangan shein yang memegangi sendok itu.

akhirnya...pengendalianku tidak kacau lagi.

Ivvi memasukan sendok berisi bubur yang dipegangi shein kemulutnya.
"aaak...emm..", ia mengunyah bubur itu (?), wajahnya ditundukan kembali, memerahkah ?. Ivvi masih memegang tangan shein, tangannya gemetar (?, naek bajay ) .

SHEIN SIDE

"ka,kalau tidak bisa...biar aku saja yang makan sendiri"

"aaak...emm.."

Entah kenapa setiap perkataan Ivvi membuatnya semakin gugup, dan deg-degan. Apalagi Ivvi yang tiba-tiba memegang tangan Shein.

A... ada apa denganku sebenarnya? Di mana sifat yang telah susah payah ku buat itu? Yang mesum dan percaya diri... kenapa aku merasa aku telah kembali ke masa kecilku... menjadi pemalu dan lugu? TIDAK.

Shein tak mengerti apa yang terjadi padanya. Sifat yang selama ini sudah susah payah di buatnya kini tiba-tiba menghilang.

Jangan sampai aku kembali ke masa kecilku itu.


RAVEN SIDE


Raven yang merinding terus-terusan ketika melihat Ducan buru-buru menjauhinya, dan mengambil si ular peliharaannya dan menaruh ular itu di tangan Ducan, sebagai gantinya Ducan yang tadi meniduri Raven.

Aku harus segera mencari Shein, tidak ada waktu untuk main-main Raven buru-buru kabur dari ruang tamu. Masih agak merinding.

kenapa dia hanya diam saja ? ukh...mungkinkah...

"eemm, jika aku menyusahkanmu...tolong maafkan aku", Ivvi melepas tangannya dari shein dengan cepat, wajahnya memerah melebihi tomat sekarang.

"kau tidak sendiri kok..", Ivvi mencoba memalingkan wajahnya, untuk menutupi warna merah diwajahnya itu.


kembalikeDucan,kalokagadimaeninsayobakaldibunuhdandigorengterusmenerussamasteffi==

sssshhhh~

suara ular yang sekarang menjelajahi tangan Ducan meraung (?) kesakitan, bukannya ducan yang kesakitan karna tangannya nyaris dipelintir ular, malah ularnya yang kesakitan..badannya kejepit sama kepala Ducan yang pulas dalam tidurnya.

nghh...bantalnya berbeda, memang disini ada guling ?

penglihatan ducan masih nge-blur, ia melihat barang apa yang ia manfaatkan sebagai bantal itu.

jedeng !

>>>

belum sempat Ducan berteriak, ia sudah membatu ditempat.
*akan kembali setelah iklan berikut ini*

(dibunuh steffi)

SHEIN SIDE

"eemm, jika aku menyusahkanmu...tolong maafkan aku"

TIDAK! SAMA SEKALI TIDAK! Ayolah, Shein... keluarkan suaramu, bicaralah seperti biasa... kenapa sulit sekali?

"kau tidak sendiri kok.."

Aku... memang tidak sendiri... tapi kenapa hati ini selalu merasakan bahwa aku selalu sendiri...

"Terima kasih, Ivvi," akhirnya hanya tiga kata saja yang keluar dari mulut Shein. Ucapan terima kasih.


RAVEN SIDE

Lokasi : Ruangan tempat ada Ivvi sama Shein-nya

"EH, SHEIN! AKU SUDAH MENEMUKAN DUCAN! Sudah kukira, mereka memang ada di sini! Sekarang tinggal mencari Ivvi sa..," Raven melihat Ivvi yang sudah terbaring di sana, bersama Shein juga."LHO? Ivvi-san kok sudah ada... bukannya... ahh...aku bingung."

"Terima kasih, Ivvi,"

Ivvi hanya diam dan wajahnya mulai merah dan memanas kaya teko isi aer udah mateng.

dan datanglah si Mr.blur + Pawang hewan

"LHO? Ivvi-san kok sudah ada... bukannya... ahh...aku bingung."

Ivvi hanya tersenyum melihat raven,senyumnya itu seperti mengatakan bahwa dia baik-baik saja dan sedang menemani shein yang sendirian.

(song back - make it mine - jason mraz (ditabok, kaga nyambung)

RAVEN SIDE

Raven mulai memahami keadaan di sana. Wajah Ivvi dan Shein merah.

"Wah... sepertinya aku mengganggu. Kalian berdua sudah melakukan apa saja?" Raven mulai mengintrogasi. Padahal tindakannya itu sama saja dengan 'mengganggu'.

"Wah... sepertinya aku mengganggu. Kalian berdua sudah melakukan apa saja?"

Ivvi >> + wajahnya masih merah.

ia mengambil bantal didekatnya dan melemparnya sekuat tenaga yang ia punya kearah raven.

DASAR BODOH !!

(anggap bolanya jadi bantal)

(song back - cicak cicak didinding - (yang nyanyi...LUPA JUGA ! ==, kak seto lagi kali..)

SHEIN SIDE

"Wah... sepertinya aku mengganggu. Kalian berdua sudah melakukan apa saja?"

Reaksi Shein sama dengan Ivvi, wajahnya malah semakin memerah.

RAVEN TOLOL! DASAR MISTER BLUR!

Shein melemparkan vas bunga yang ada di meja di sebelah kasur Ivvi ke arah Raven.

dan...

Untungnya bantal itu yang terlebih dahulu mengenai wajah RAVEN, sehingga vas bunganya mengenai bantal. Jika tidak, Raven mungkin sudah berdarah-darah sekarang.

APA SALAHKU?

Raven kali ini bertindak lebay lagi, lagi-lagi memunculkan tampang memelas seperti manohara.

Ivvi dan juga emaknya (?), maksudnya sayo...mau muntah ngebayangin raven kayak manohara >> WKWKWKWKWK

ia tidak tau harus melakukan apa lagi, bantalnya sudah ia lempar. dan itu malah membuat raven kesenengan udah selamat.

Ivvi masih kesal + shy shy cat.(halah)

Ivvi mengambil sendok yang dipegang shein, dan melemparkannya kearah raven.
sendok itu melayang dengan cepat nan lincah (?) kearah raven.

MAKAN TUH ! >>

(song back - 17 agustus - yang nyanyi.....kak seto lagi ==) *digoreng ahmad dhani (??)*

Raven masih bisa menghindari sendok yang melayang ke arahnya.

Tapi sendoknya menancap ke kerah Raven, dan Raven terdorong ke belakang, menancap ke dinding.

"AAAAAAAAAAH! HENTIKAN IVVI-SAN! AKU... BISA MATI NANTI!" Raven buru-buru mencari perlindungan dari keroyokan dua orang iblis itu.

"AAAAAAAAAAH! HENTIKAN IVVI-SAN! AKU... BISA MATI NANTI!"

sedih rasanya melihat wajah raven yang ketakutan + merinding dan lain-lain,
akan sangat kehilangan sekali jika wajah itu sudah tiada (meninggal) (sipengetik inget omake)

"sudahlah...aku juga tidak mau marah kok raven", sambil memalingkan wajah yang merah itu. amarahnya mereda, melihat kengerian raven yang dianggap Ivvi lucu sekali.

SHEIN SIDE

Shein juga jelas mendengar teriakan Raven itu.

"AAAAAAAAAAH! HENTIKAN IVVI-SAN! AKU... BISA MATI NANTI!"

Shein hanya tertawa, menanggapi bahwa Raven akan mati.

"Jika kau mati, nanti aku yang repot, dasar Bodoh," kelihatannya sifat Shein sudah kembali seperti semula ketika melihat kebodohan Raven.

Shein memperhatikan Raven lagi. Dia masih syok, dan merinding.

"Kenapa merinding seperti itu? Dan... AH! Ini kan masih pagi, kenapa sudah datang ke rumahku? Jangan-jangan...," Shein mulai menyimpulkan bahwa Raven ketiduran lagi di rumahnya."Kau ketiduran lagi yaah?" hawa menyiksa Shein sudah keluar lagi sekarang.

steinmunculiyeeey

Lokasi : Depan gerbang pintu rumah Einverd.

"baru kali ini aku kesini...tempat ini tidak nyaman bagiku ! cuih..", cetus ia mengatakan didepan gambar lambang keluarga Einverd.

kemana anak itu ? dimana-mana aku cari tidak ada ! dan sudah pasti ia disini..jika tidak ada dimana-mana

seorang pelayan melihat stein dengan tatapan ngeri, jelas...melihat orang yang membawa burung gagak chibi diatas kepalanya dengan santai berjalan, kenapa gagak itu tidak terbang dari kepala orang itu ?, pikir pelayan itu.

Stein pun melihat pelayan itu dengan tatapan sok coolnya.
"kenapa liat-liat ? aku sudah sudah punya istri dan anak..", jawab ia santai.

wanita itu menunjukan wajah pucat, tidak tau pucat gara-gara apa, mau muntah kah ? *digoreng oka-tama*

"hey...kau liat manusia yang mempunyai warna rambut nyaris sama denganku, dan bola mata berwarna green emerald ? tingkah lakunya bodoh dan juga polos...ia tersesat keisini, aku harus membawanya pulang..", dengan cepat stein berkata dengan nada datar.

maid itu hanya merinding dan menjaga jarak.

"aku ini novadion ! aku kakaknya...lihat tidak ?"

"e...ee...maksud anda, tuan raven kah ?"

raven itu eksis yaa dirumah ini..., gumam stein heran.

"yaa...dimana dia ?", dingin stein berkata.

"tu,tuan raven bersama tu, tuan shein..."

jedeng !, urat-urat kecil berkumpul diatas kepala stein.

RAVEN SIDE

"Kau ketiduran lagi yaah?"

Raven langsung merinding. Pasti sebentar lagi dia akan di siksa.

AH... matilah aku... tapi kok rasanya ada dua hawa menyiksa yang kurasakan... yang ini sudah jelas Shein, yang satu lagi... hawa yang sangat kukenal, NII-SAMA?

Wajah Raven langsung pucat, lebih pucat dari sebelum Shein berkata seperti itu.

"GAWAT! Ada... ada.... Novadion di luar," lapor seorang maid yang tiba-tiba saja memasuki ruangan itu.

"APA?! NGAPAIN NOVADION KE SINI? SIAPA DIA? MAU NGAJAK BERANTEM?!! Shein tak menyangka Novadion selain Raven berani ke rumahnya. Sudah jelas dia membenci Novadion.

Raven malah ikut-ikutan panik, melihat Shein yang mengetahui kakaknya ada di sini juga.

"cih ! biarkan aku masuk...aku harus membawa adikku pergi dari lubang kelam ini", kata stein yang dihalang-halangin oleh pelayan keluarga Einverd.

"RAVEN !! PULANG !", teriak Stein memanggilnya. nada suara itu tinggi seperti emak emak manggil anaknya suruh pulang gara2 udah magrib.

RAVEN SIDE

"RAVEN !! PULANG !",

Raven jelas mendengar kakaknya yang berteriak-teriak di depan gerbang kediaman Einverd.

"APA?! NGAPAIN NOVADION KE SINI? SIAPA DIA? MAU NGAJAK BERANTEM?!!

Raven semakin pusing. Akan menjadi gawat jika Shein bertemu dengan Shein. Sangat gawat. Mungkin akan terjadi pertumpahan darah.

"I... iya, Stein nii-sama," Raven segera menuju ke jendela, tepatnya dia melompat lewat sana. Padahal itu adalah lantai 3. Raven memang selalu saja datang dan pergi ke kediaman Einverd dengan cara yang tak normal.

dilihatnya raven sedang turun dari panjatannya itu.

"HEI !! SEDANG APA KAU DISANA !", teriak stein menunjuk raven.

"apa yang dilakukan einverd itu ! sampai kau ingin kabur dengan memanjat seperti itu...raven, kau diculik ???", geram stein sambil gelisah melihat adiknya yang extreme itu.

"sialan...mana Einverd itu !", stein >>

(song back, sadis - afgan (wkwkwkwkwk))

RAVEN SIDE

Raven baru saja turun dari panjatannya. Dia lega, kali ini tidak jatuh. Dan berniat istirahat sebentar.

Tapi sepertinya Raven belum boleh tenang kali.

"HEI !! SEDANG APA KAU DISANA !"

"apa yang dilakukan einverd itu ! sampai kau ingin kabur dengan memanjat seperti itu...raven, kau diculik ???",

"sialan...mana Einverd itu !",

Di culik? Kok... sejak kapan Shein jadi penculik? Raven masih berusaha mencerna semua perkataan Stein. Otaknya memang berjalan lambat.

"TIDAK! Tenangkan diri dulu, onii-sama. Walaupun Shein memang kadang terlihat seperti penculik atau bahkan penjahat, dia orang baik. Sebaiknya kita pulang sekarang."

"TIDAK! Tenangkan diri dulu, onii-sama. Walaupun Shein memang kadang terlihat seperti penculik atau bahkan penjahat, dia orang baik. Sebaiknya kita pulang sekarang."

"tenang bagaimana ?? kau tidak pulang-pulang dan berhari-hari selalu disini ?? kau sudah terkena virusnya raven...aku tidak akan membiarkannya !", Stein ingin sekali menjitak keras shein.

"kakak akan sangat kecewa jika kau sering sekali kseini dan melupakan keluarga Novadiaon !", stein menceramahi raven. kalau stein dan juga raven masih kecil.mungkin stein sudah menjewer kuping raven sekarang.

RAVEN SIDE

"tenang bagaimana ?? kau tidak pulang-pulang dan berhari-hari selalu disini ?? kau sudah terkena virusnya raven...aku tidak akan membiarkannya !"

Virus? Virus apa?

Raven menggeleng, tidak membenarkan kata-kata kakaknya. Dari dulu Raven dan Stein selalu berdebat, dan selalu di akhiri dengan siksaan Stein pada Raven.

"kakak akan sangat kecewa jika kau sering sekali kseini dan melupakan keluarga Novadiaon !",

Hhh... lagi pula keluarga Novadion juga sepertinya melupakanku. Tak ada salahnya bukan bermain ke keluarga Einverd? Meraka ramah padaku. Berbeda dengan Novadion Raven tak berani berbicara jujur seperti itu pada Stein.

"Tidak. Aku berjanji aku tidak akan melupakan Novadion... ngg, ayolah, kita pulang saja... nanti mengganggu Shein."


SHEIN SIDE

Shein mendengar Stein berterika-teriak terus di bawah, meneriakinya.

Shein ingin turun juga ke sana, menghajar Stein. Tetapi melihat kondisi Ivvi yang masih belum di bilang baik, Shein menahan emosinya.

+++++++++++++++++++++++Stein+++++++++++++++++++++++++++

"Tidak. Aku berjanji aku tidak akan melupakan Novadion... ngg, ayolah, kita pulang saja... nanti mengganggu Shein."

kali ini stein pasrah, ia lebih mementingkan adiknya sendiri dari pada Einverd itu.

"yasudah..ayo kita pulang, kau harus makan yang bergizi..minum air jernih dan blablabla..", ocehan stein yang sangat perhatian tapi ga jelas ini masuk ke kuping raven, entah akan keluar lagi atau tidak.

"dan satu lagi....kenapa hewan peliharaanmu banyak yang berkurang ?", stein mengoceh sambil berjalan, syll yang dari tadi pura-pura tidur diatas kepalanya hanya menutup kupingnya sendiri mendengar stein mengoceh, ocehan orang tua.. (dibakar oka-tama)

=====================Ducan=========================

"ng ?"

sinar matahari yang menyilaukan membuat Ducan membuka matanya.
"HAH ?!! bisa-bisanya aku menginap disini ?? oh iya ! Ivvi !", Ia mencoba bangun dan..

"WAAAAKK !!", teriaknya melihat ular raven yang sekarang pingsan ia jepit.
Ducan merinding, ia tidak berani keluar dari ruangan itu..karna buaya raven, lagi-lagi diam ditempat tepatnya didepan pintu.

ukkh...ini terakhir kalinya aku datang kerumah ini.., pikir Ducan kusut.

***************************Ivvi*****************************

".....", ia diam, sekarang raven tidak ada, dan ia hanya berdua dengan shein.

wajahnya tidak memerah lagi, tapi dia terlihat seperti orang yang kebingungan dengan situasi.

sekarang...aku mau bicara apa lagi..., pikirnya.


______________

terobos 3 chara sekaligus

RAVEN SIDE

"yasudah..ayo kita pulang, kau harus makan yang bergizi..minum air jernih dan blablabla.."

"Hngg... iya, nii-sama. Semakin hari kau semaskin mirip okaa-sama," Raven ingin tertawa melihat tingkah laku kakaknya yang overprotective itu, tapi dia menahannya, takut di siksa.

"dan satu lagi....kenapa hewan peliharaanmu banyak yang berkurang ?"

"..........."

Raven diam saja. Kalau dia bilang hewan peliharaannya di bunuh Shein, pasti akan menjadi masalah lagi.


SHEIN SIDE

Shein memperhatikan Stein dan Raven lewat jendela. Sepertinya Raven sudah mengatasi semuanya, semuanya sudah selesai, tak ada teriakan-teriakan bodoh lagi.

Dengan ragu, Shein bertanya pada Ivvi.

"Oh, ya... bagaimana dengan Ducan? Dia sudah pulang juga?"