[RP]EINVERD HOUSE

"maaf ini mungkin Akan sakit sedikit"

Shein sudah capek berdebat terus, dan menerima saja, jika Lilica mau mengobatinya, ya silahkan saja.

"Tidak apa-apa... ini masih belum sebanding dengan sakit yang sebelumnya," jawabnya lagi datar, dan murung.

"hn" kata lilica

lilica menyelesaikan semuanya dengancepat dalam waktu 20 menit luka shein semua telah bersih dan dibalut dengan rapi

"Ada apa?" tanyanya sambil membersihkan tangannya Dari darah

"Ada apa?"

Shein menggeleng lagi.

"Tidak ada apa-apa," jawabnya pendek dan singkat. Sedang benar-benar lelah untuk berbicara.

Kamar Shein yang dingin, dan rapih itu membuat Shein semakin mengantuk. Matanya sudah terpejam, tapi tetap bertekad untuk tidak tidur.

"tidurlah, Akan kubangunkan kalau Ada apa apa" kata lilica

"ia tak akan merasukimu lagi, aku berjanji"

"tidurlah"

Ngantuk.

Mata Shein sudah benar-benar lelah, tak bisa menahan lagi, ingin mengistirahatkan diri di kasurnya itu.

"Terima kasih," gumam Shein pelan, dan langsung tertidur.

Dia sebelumnya berdoa, agar tidak bermimpi buruk, ataupun Shien yang mendatanginya lewat mimpi.

Aku takut dengan kenyataan itu....

"tentu" kata lilica

lalu lilica pun mengambil beberapa buku yang Ada di kamar shein dan mulai membaca tentang hukum hukum yang Ada di Negara ini

'Buat refrensi' pikirnya

lilica pun terkadang melihat shein memastikan tak Ada yang salah dengan kakaknya itu

waai~ lupa, ketinggalan jauh sayo XD *digoreng*
======================

ternyata diruangan itu sudah sepi, Ivvi berjalan keluar kearah ruang musik. entah...dia sudah tidur tadi, dan tidak bisa tertidur lagi sekarang.

Lokasi : Ruang musik

ruangan ini dilihat Ivvi saat ia tersesat mencari kamarnya sendiri, tidak salah kalau dia menjadi tau letak ruang musik.

dilihatnya ada grand piano hitam, dikhayalan Ivvi. piano itu seperti mengejeknya kalau ia tidak bisa memainkan piano itu.

Ivvi hanya menatapt piano itu datar. lalu mengelilingi ruangan itu, dilihatnya beberapa piringan hitam, kaset, dan buku-buku partitur lagu.

"aah...kenapa aku tidak membuat lagu saja ?", pikir Ivvi saat melihat buku-buku lagu yang berjajar dilemari ruangan itu.

lalu ia melirik kemeja kecil didekat sana, sebuah harmonica berwarna perak dan emas yang berkilau (?) *harmonicanya sayoki = w = *digoreng, hitsuzen*

Ivvi mengambilnya dan mencoba meniupnya.

PFTT..

"waah...", ia girang, ada suara yang keluar dari harmonica ini.

PFFT~~PFFT~~ , walaupun Ivvi meniupnya ngasal, namun suara yang ia keluarkan menjadi irama yang enak didengar.

"aku akan membuat lagu dengan alat ini !", girang ia memutuskan, toh hanya alat musik ini yang gampang ia pelajari.

Lilica pun mendengar suara musik

'ivvi rupanya'
' membaca buku disertai musik memang menennangkan'

lilica mendengar musik itu karna ruang musik mempunyai pintu menuju kamar shein

Ivvi merobek kertas, disalah satu notes yang sepertinya tidak ada tulisan apa-apa disana. dan mengambil pensil dan menulis lagu yang ia buat.

sreet sreet..., ia menulisnya dengan perlahan. lalu melihatnya

"eng...bukan seperti ini seharusnya !", kemudian ia membuat kertas itu jadi lecak dan bulat. lalu melemparnya.

Ivvi mulai menulis lagi..,"ukh..."
"bukan...", kertas kedua ia buat bernasip sama dengan kertas pertama.

"ah..."
Ivvi langsung cepat menulis, ia menemukan sebuah lirik yang sepertinya memang bagus.

"baiklah, coba aku nyanyikan.."

aaaa......aaa...., ia mengeluarkan suaranya dengan pelan. hari itu sudah malam dan ia tidak mau membangunkan orang tidur dengan suaranya.

Lilica pun mendengar kertas yang di remas

ia lalu melihat shein yang berada di ranjang

tak Ada yang salah dengannya

tapi lilica melihat bahwa Baju shein terkena darah

maka lilica pun mengganti perban dan baju shein

anehnya kakaknya ini tak bangun!

Lokasi: Ruang Tamu (kali~)

Rhea tidak sadar sejak ia pertama kembali dari Abyss. Mungkin lelah atau memang mengantuk. Sejak saat itu yang dilakukan si nona bersayap ini hanya tidur... tidur... dan tidur... bahkan tidak sempat mengurusi lukanya dan tidur...

Tidak seperti biasanya, padahal biasanya sehabis terbang jauh Rhea tidak bisa tertidur tapi kali ini ia tidur dengan nyenyak. Sangat nyenyak, bahkan jika terjadi kebakaran atau apapun ia tidak akan terbangun.

...




Masih berada di alam tidurnya.


(biarkan dia tidur *dilempar* PM males)

Shein tertidur nyenyak.

Sama seperti chainnya, kali ini dia benar-benar tidur sepulas Rhea.

Lelah sekali.

Shein tidak bermimpi apa-apa. Hanya sebuah ruangan yang gelap, tidak ada illegal chain ataupun Shien di sana.

"Hhh... gelap..."
Shein mengigau.

Lilica segera waspada mendengar shein menggigau gelap

'sebaiknya aku tidak tidur dulu' pikirnya

'aku takut ada apa apa'

"shien kumohon jangan menggagunya hari ini" lilica berdoa pelan

aaa...aaa..

Once upon a time, when the sky was covered with blue
Once upon a time, when the sun was smiling too

......

Ivvi terdiam, ia mencoba mencari irama yang sepadan dengan liriknya.

We’re just common people with an ordinary look
We’re just common people with an ordinary love

ia berpikir lagi, people ? aku ini kan harimau ..., pikirnya yang engga-engga.

"aah...aku memang tidak mahir membuat lagu..", katanya lesu sambil berpangku tangan.

kriuuk~, suara laparnya terdengar.

"kenapa harus lapar ditengah malam seperti ini..", katanya datar.

- Dream World -

"Gelap...

kenapa di sini tidak ada cahaya sama sekali?

apakah ini Abyss?

Atau... aku sudah mati?

Apa?

Aku tidak bisa mendengar suara-suara itu dengan jelas..."

Shein kemudian berjalan, tanpa mengetahui jalan yanga da di depannya, karena sangat gelap.

Dia kemudian merasakan ada genangan air, yang terinjak olehnya. Tiba-tiba saja semuanya menjadi terang, dan Shein melihat pantulan dirinya sendiri.

"Apakah aku Shein?"

Gelap. Cahaya itu lagi-lagi menghilang. Kenapa?....


RAVEN SIDE

Raven duduk di sofa ruang tamu. Ingin melakukan sesuatu, tapi bingung mau melakukan apa. Dia ingin pulang, tapi pasti Stein mengusirnya.

Raven hanya mengelus-elus si meong yang sudah ada di pelukannya.

"Rheaaa, tertidur lagi?" Raven menggunakan tangan si meong untuk menjahili Rhea.

"Hng.." Rhea agak terbangun ketika ada bulu-bulu lembut yang menyentuh wajahnya. Masih asik tertidur tapi lama-lama geli dengan keadaan itu. Akhirnya setelah bersusah payah Rhea membuka matanya.

Ada kucing putih yang muncul di hadapan wajahnya. "Ah, si meong~" ucapnya pelan seperti biasa tanpa ekspresi. Nona bersayap ini lalu bangun dari posisi tidurnya, mengucek-ucek matanya, menguap, dan memerhatikan kucing tadi. Melihat siapa yang bersamanya.

...

Masih belum sadar rupanya ...

. . . "Aaah! Tuan Raven!" pekiknya kaget begitu melihat Raven di sana. Kok bisa, bertanya-tanya sendiri. Apa tadi tidurnya parah atau tidak sopan atau ia mengigau sesuatu...?

"Aaah! Tuan Raven!"

Raven tertawa, melihat Rhea yang kaget akan kehadirannya yang tiba-tiba itu.

"Hng? Tidurnya nyenyak?" Raven masih mengelus-elus si Meong, di pangkuannya.

Kemudian Raven mengambil kotak obat yang di sediakan oleh maid di sana.

"Lukanya bagaimana? Mau kuobati?" tawar Raven.

Lokasi : dapur

tok,tok,tok,tok...Ivvi memotong paprika, dan menaruhnya diteluar yang telentang (?) dipenggorengan. ia memasak omelet ala dirinya sendiri untuk perutnya yang lapar. dan seperti biasa ia tidak mau merepotkan para maid disana pada malam hari seperti ini.

"itadakimashu..!", girang ia melihat omelet itu sudah jadi dan berbentuk seperti awan.

"aaak..", Ivvi memasukan sepotong omelet kedalam mulutnya.

"nyeem~ seperti biasa, enak..", Ivvi > XD

ia seperti ini jika tidka ada mahluk lain disekitarnya, alias kesenengan. privasi Ivvi ~ = w = *digoreng*

"Ah ya, nyenyak juga," dengan anggukan kecil Rhea menjawab pertanyaan Raven yang pertama. Sementara matanya teralih pada kucing kecil di pangkuan tuan Novaidon itu.

Dan selanjutnya, ah soal luka? Bahkan Rhea lupa kalau dirinya juga terluka. Ia lalu melirik luka di tangan kanannya, sudah dibalut seadanya tapi memang belum benar-benar sembuh. "Ah tidak apa-apa, terima kasih," ucap Rhea kemudian. Memangnya Raven bisa mengobati? Bukannya melihat darah saja sudah teriak-teriak?

Shein masih tertidur nyenyak.

Masih bermimpi ruangan gelap itu.

Kemudian, di dalam mimpinya itu, Shein merasakan ada bau Roti Perancis. Dia lapar, makanya mimpinya jadi berubah seperti itu.

"ROTI PERANCIS!" Shein bangun dari tidurnya, sambil mengigau, meneriakan makanan kesukaannya itu, Roti Perancis.

Hhh... lapaar...

Shein baru ingat, dia baru makan sedikit sekali, sebelum pergi ke abyss.

Jadi dengan kata lain, Shein belum makan selama 1 tahun. Benarkah?

RAVEN SIDE

Raven melihat Rhea yang memperhatikan si meong.

"Mau menggendongnya?" Raven menggendong Si Meong, dan memberikannya pada Rhea.

Dan... Raven sendiri pun lupa kalau dia suka latah gak jelas jika melihat darah. Untungnya luka Rhea masih di baluti oleh kain, sehingga Raven tak melihat darahnya.

"nyam nyam nyam...", Ivvi now >> >w<

ini benar-benar privasi Ivvi, ia bertingkah seperti anak kucing hutan yang kelaparan ?
"hooee.....", tiba-tiba perut Ivvi menjadi kacau, ia langsung meminum air mineral banyak-banyak.

"yak, makan lagi...", masih tetap dengan mode girang, ia melahap omelet itu.

ia menengok kesana kemari, memeriksa untuk tidak ada orang yang melihat privasinya ini.
"lanjut...sekarang aku ingin makan sup", jawabnya senang, ini anak rakus amat ==

"Aaah..." sejujurnya Rhea tidak bisa begit menggendong kucing, ia hanya menyukainya saja, sehingga waktu Raven menaruh kucing tersebut di pangkuannya, Rhea merasa agak grogi juga.

Dan... "Ouch!" rupanya kucing putih tersebut menggulingkan dirinya ke tangan Rhea yang terluka. Ah akibatnya balutan kain itu agak terbuka, dan tetesan darah menggenang di mana-mana.

"Aiih..." Rhea berusaha menutupinya lagi, tapi ia kerepotan juga dengan si kucing ini yang tidak mau diam.

SHEIN SIDE

Shein bangkit dari kuburnya kasurnya dengan malas, memegangi perutnya yang menjerit-jerit meminta makanan.

Shein menuju dapur dengan lemas, kadang dia menabrak beberapa furniture di kediaman Einverd itu, saking lemasnya.

Lokasi : Deket dapur

Sebelum Shein memasukimdapur itu, dia merasakan ada orang di dalam dapur. Shein berjalan, perlahan, mengintip siapa yang ada di dapur.

Hhh,... Ivvi? Dia bisa makan sebanyak itu? Shein keheranan sendiri, masih memperhatikan Ivvi secara diam-diam.


RAVEN SIDE

"Ouch!"

Raven kaget melihat Rhea yang mulai kesakitan lagi. Dia melihat bulu putih si meong yang agak terkena darah, kemudian melihat luka Rhea lagi.

"D-DARAAAH! AKU PANGGIL MAID DULU!" Raven buru-buru beranjak dari sana, mencari maid.

Ivvi membuka kulkas , dilihatnya makanan yang dasyat disana..
"aih...pasti lezat", ia mengambil apel dan memotongnya kecil-kecil.

........

"tempat ini sangat sepi...", katanya, ia menaruh bantal besar disebelah tempat duduknya.

"okey...ayo kita makan bantal-chan..", Ivvi menganggap bantal itu seperti anaknya ? wkwkwk *digoreng*

"aak...", ia seperti menyuapi bantal itu apel.

tiba-tiba Ivvi merinding, seperti ada yang melihatnya.

"Ah..." Rhea agak heran juga melihat Raven yang... jauh dari image-nya. Ternyata tuan berambut pirang itu takut darah toh~ padahal itu hanya luka biasa, walau memang sepertinya agak berlebihan karena darahnya meleber.

Rhea juga sadar bahwa bulu putih si meong terkena darahnya. "Gawat..." ucapnya pelan. Ia mau memberikan kucing itu pada Raven lagi, tapi... nampaknya tuan Novaidon sudah melarikan diri. "Bagaimana ini?"