[RP]EINVERD HOUSE

Ivvi hanya diam dan menatap sesuatu yang membuatnya bengong.
ia menutupi tangannya yang diperban itu, dan mendekatkan kakinya ketubuhnya.mendekatkan lutut kakinya dengan pundaknya.

kriuuuk~
terdengar suara lapar Ivvi.

rasanya kalau mendengar suara itu, ingin sekali ivvi menjitak perutnya. kecilkan suara perut laparnya.

ia sekarang bingung mau bagaimana lagi, ia tidak bisa menyentuh barang apapun.

Dan kemudian pelayan itu kembali membawakan pesanan makanan yang diminta oleh Shein. Tunggu, itu... MAKANAN! Spontan mata Rhea berbinar-binar, seperti peliharaan yang sudah lama tidak diberi makan oleh majikannya.

Rhea menatapnya penuh nafsu, walau hanya makanan ringan seperti sandwich dan cookie namun tetap saja benda itu adalah makanan baginya. Kemudian gadis ini memandang Shein yang tengah berbicara pada Ivvi, berharap boleh memakan makanan itu.

Shein melihat Rhea yang matannya sudah berbinar-binar melihat makanan datang. Shein hanya mengangguk, dan menyuruhnya untuk makan duluan.

"Kalian berdua makan saja duluan," Shein hanya mengambil tehnya, dan mulai membaca buku tentang chain dan contractor yang tadi di bawanya dari perpustakaan.

Kuharap ada cara tentang mengendalikan Chain di sini. Seperti masalahku saat me-release Phoebe. Semoga saja

Shein membuka halaman demi halaman. Dia agak kesulitan membaca, karena tadi kaca matanya rusak terinjak oleh dirinya sendiri. Yah, mau bagaimana lagi.

Melihat anggukan dari Shein dan kata-kata selanjutnya, tentu membuat Rhea sangat bahagia. Oh ya... ia senang sekali diersilakan untuk makan walau hanya ada kue kecil dan potongan roti di sana.

Rhea kemudian menyabet makanan itu dan memakannya dengan cepat (tidak kalah cepat dengan Qwerty). Dan sebagian darinya habis dalam beberapa menit saja.

"Hm..." ia lalu mengelap mulutnya dengan selembar serbet. Tidak mengenal tata krama? Yah namanya juga Chain kan~ dan ia melanjut dengan meminum tehnya.

Sejenak lalu Rhea melirik Shein yang tengah membaca sebuah buku, ia ingin tahu sih, tapi rasanya tidak sopan kalau harus tahu segalanya.

Ketika membuat kontrak, Chain dan Contractor bisa di bilang saling terhubung, kemudian...

Shein membuka halaman selanjutnya, dia terlihat kesal dengan semua kalimat-kalimat itu.

Sampai saat ini belum diketahui bagaimana cara mengendalikan kekuatan Chain. Satu-satunya cara adalah, contractor menyegel chain tersebut, tetapi tentu saja kekuatan Chain akan berkurang, bahkan berpengaruh buruk pada chain itu sendiri.

Shein mulai kesal, dan melempar buku itu ke meja.

"Cih, sudah banyak buku yang kubaca, isinya tetap itu-itu saja. Tak menarik,"Shein kembali meneguk tehnya. Dia sudah habis akal, bagaimana cara mengendalikan kekuatan Chainnya, Phoebe.

Ivvi hanya melihat rhea bengong...
perutnya juga lapar, ingin sekali ia memakannya...namun jika ia memakannya dengan menggunakan tangan kiri, sama saja ia memakan es batu ?
dan tangan kanannya diperban.

suara keroncongan diperutnya semakin menjadi-jadi. Ivvi hanya diam dan melihat rhea lahap memakan sandwich serta cookie, mungkin saja dengan melihat rhea, ia bisa kenyang tanpa makan ?

____________________________________________
Lokasi : Depan gerbang rumah Einverd

"tuan muda...sudah sampai tuan", ucap pria berpakaian hitam seperti butler didekat kereta kuda berwarna putih yang mewah.

lalu, seseorang berpakaian hitam dengan rambut yang berkibar (?) karna angin keluar dari kereta kuda tersebut.

Ducan melihat-lihat halam rumah Einverd yang sangat besar.
"inilah tempat tinggal chainku...tempat tinggal keluarga bangsawan Einverd"
"kenapa Ivvi tinggalnya disini ? apa hubungannya dengan keluarga Einverd ?"

"pelayan, tolong bilang ke salah satu pelayan rumah ini...bahwa aku datang berkunjung, ingat..pakai nama marga bangsawanku...biar leader Einverd itu tau", pinta Ducan.

_____________________________
oot : Oza,Ulqui,Gem2,Mizu de el el....berkunjung aja

Shein masih kesal sekali dengan buku yang baru saja di bacanya tadi.

Dia hanya minum teh saja, sebenarnya sama sekali tidak lapar. Shein memperhatikan Ivvi lagi yang masih belum memakan kue-kuenya.

"Lho? Ada apa? Mau kusuapi?" Shein tersenyum pada Ivvi, mulai menggoda gadis itu.

Lalu datanglah seorang pelayan. Dia memberitahukan datangnya seorang keluarga Deindery.

"Ya, terserah. Suruh masuk saja,"jawab Shein ketus.

"Lho? Ada apa? Mau kusuapi?"

"grr....", suaranya seperti kucing yang melihat anjing sedang memakan tulang ikan (?) kearah shein.

kriuuuk~~!

Ivvi yang mendengarnya hanya menutup perutnya, ingin sekali ia meninju perutnya sendiri yang tidak bisa diam ini.

pelayan yang datang, memberitahukan bahwa ada tamu yang berkunjung dengan nama keluarga Deindery.

Ducan ?

============================================
Pelayan rumah itu mengangguk dan tersenyum kearah Ducan.
Ducan hanya menaiki kereta kudanya yang menuju kedepan pintu rumah Einverd.
dilihatnya ada salah satu pelayan sedang berjalan mendekatinya.
"selamat datang tuan muda Deindery....Silahkan masuk", ucap pelayan itu.

Ducan hanya menjawabnya dengan tersenyum kearah Pelayan itu.
"emm....apa ada Ivvi disini ?"

"oh, nona Ivvi ? yaa...dia berada dihalaman rumah bersama tuan besar dan juga nona rhea"

"bisakah kau memanggilnya ? aku datang kesini sebagai tamunya...", senyum ramah Ducan.

"tentu saja...silahkan tuan, menunggu diruang tamu", pelayan itu menunjukan arah ruang tamu yang besar.

Ducan pun berjalan santai kearah ruangan itu.
rumah ini mempunyai aura hangat dan juga wangi bunga yang harum

"grr...."

Shein hanya tersenyum tipis, mau bagaimanapun dia sulit untuk menggombali Ivvi. Akibat buku yang tadi di bacanya tadi dan kondisinya yang masih belum sepenuhnya fit.

"Lagi pula tanganmu terluka, kemarilah, kusuapi saja,"tawar Shein tenang.

Tak lama kemudian, muncullah seorang pelayan. Pelayan yang dari tadi bolak-balik ke taman untuk melapor terus, membuat Shein tambah kesal.

"Mau apa lagi?"

"Itu... Ducan-sama sudah menunggu di ruang tamu."

Itu langsung membuat Shein kesal setengah idup.

"Orang itu lagi? Baiklah, aku ke sana sekarang,"tampang Shein benar-benar sangar sekarang."Kau juga ikut, Ivvi."

"Lagi pula tanganmu terluka, kemarilah, kusuapi saja,"

tampang Ivvi >>

"Itu... Ducan-sama sudah menunggu di ruang tamu."

aah, itu benar...Ducan !

Ivvi berjalan cepat kearah ruang tamu, dilihatnya Ducan sudah menunggu diruangan itu, sambil melihat-lihat barang diruang tamu.

"ducan !", sapa Ivvi melihatnya.
Ducan menggerakan kepalanya langsung kepemilik suara itu.
"aah...Ivvi !"

dilihat-lihat, mereka itu seperti adik-kakak yang sudah lama tidak bertemu yaa...padahal baru ketemu tadi malam, hey ducan itu lebih muda dari Ivvi

Ducan melihat seseorang dibelakang Ivvi, seseorang yang ia kenal sebagai orang yang mengerjainya kemarin.
"hooow....jadi ini leader keluarga Einverd yang baru ?"

"jaga jarak dari dirinya Ivvi, bisa-bisa kau menjadi korban minuman kecoa", Ducan mengambil pundak Ivvi.

Shein hanya diam saja melihat pertemuan antara contractor dan chain tersebut.

Sabar... sabar... orang sabar di sayang tuhan Shein mencoba untuk sabar, paling tidak untung beberapa menit saja.

"hooow....jadi ini leader keluarga Einverd yang baru ?"

"Ya, betul. Selamat datang di kediaman keluarga Einverd, Ducan-san," Shein benar-benar menahan amarahnya, dan sengaja berakting untuk beberapa menit saja.

"jaga jarak dari dirinya Ivvi, bisa-bisa kau menjadi korban minuman kecoa",

Shein hanya meringis. Di lihatnya ada laba-laba yang merayap di dinding yang ada di belakang Ducan, itu sebuah kesempatan baginya.

Shein melemparkan pisaunya, melewati Ducan, pisau itu agak memotong beberapa helai dari rambut Ducan, kemudian tertancap pas di laba-laba beracun tersebut.

"Maaf, Ducan-san... bisa di lihat, di belakang anda ada laba-laba beracun, mohon maaf atas kebejatan saya," Shein tersenyum, senang sekali melihat Ducan yang agak pucat karena kaget itu."Maid... tolong bawakan makanan kecil yang tadi, bawa semuanya. Panggilkan Rhea juga ke sini."

JLEB !

sebuah pisau melewati ducan, memotong beberapa helai rambutnya. kalau Ducan itu death the kid, si shein udah dibunuh kali sekarang == *digoreng, malah nyambung ke soul eater*

ia mengengok kearah belakangnya, memang benar..ada laba-laba cukup besar dan menyeramkan didinding, kini mati karna tertusuk pisau shein yang menancap.

rumah ini indah, tapi....kalau memang rumah ini indah, kenapa masih ada laba-laba diruang tamu ?!!!, kesal Ducan dalam hati.
tampangnya datar kearah shein.

"te,terimakasih...Einverd...", ucap dengan nada dingin dan ba-bi-bu.

sebaliknya, Ivvi yang berada didepan ducan, pisau itu otomatis juga terlihat melewati Ivvi.
Ivvi masih diam dan syok melihatnya, nyaris sekali..
mungkin Ivvi memang benar-benar jaga jarak dari kekasihnya itu.

"Ivvi, kubawakan kue kesukaanmu..", Ducan tersenyum kearahnya, dia memanggil pelayan dan pelayan itu keluar dengan membawa sekotak kue cantik.

"itu buatanku.."

"te,terimakasih...Einverd..."

"Ya, sama-sama. Di sini memang banyak hewan aneh, wajar saja. Temanku Raven itu maniak binatang, dia kadang meninggalkan binatangnya sembarangan di rumahku,"jelas Shein tenang."Mungkin lain kali harus kuminta di bawakan ular berbisa saja..," Shein benar-benar tersenyum evil saat itu.

"Ivvi, kubawakan kue kesukaanmu.."

Shein langsung melotot ke Ducan kayak Elang lagi mengawasi mangsanya.

"itu buatanku.."

Cih, dasar orang pamer... Aku masih bisa membuat kue setinggi 2 meter sekalipun, asal kau tau saja...

Shein marah-marah dalam hatinya, tetapi masih tetap menjaga perilakunya. Dia meneguk tehnya, tangannya gemetar saking kesalnya.

"Mungkin lain kali harus kuminta di bawakan ular berbisa saja..,"

"aha-ha-ha-h...", Ducan tertawa maksa mendengarnya.
"kenapa tidak sekalian buaya darat saja huh ? buaya darat...arti dari orang yang suka selingkuh", ucap Ducan sambil menjawab senyum Evil shein dengan senyum super Evilnya.

"waaahhh !! cheesecake ?!", mata Ivvi terbinar-binar melihat kotak kue yang dibukan Ducan kearahnya. ia tidak mendengar jelas apa yang dibicarakan Ducan dan shein.

Ducan menyuruh pelayannya untuk memotong kue itu 3 bagian. pelayan itu pun mengasih piring kecil berisi bagian dari cheesecake itu ke arah shein, Ducan, dan Ivvi.

Ivvi yang tadi melihat dengan mata berbinar-binar, sekarang menjadi lesu melihatnya.
makan pakai apa dia sekarang ?

RAVEN SIDE

Raven berjalan riang ke arah rumah kediaman Einverd kayak begini>

Dia sedang senang karena baru saja dia membeli binatang peliharaan baru. Buaya yang masih kecil dan seekor ular berbisa.

"Aihh... Shein pasti senang, aku membawakannya ular," ucap Raven riang.

Dia akhirnya sampai di depan kediaman Einverd. Seperti biasa, Raven tidak memasuki kediaman tersebut secara normal, tetapi dia memanjat dan selalu diakhiri dengan terjatuh di semak-semak(yang sepertinya sudah di sediakan Shein untuk tempat jatuhnya Raven).

"SHEEEIIIIN~... lihat, coba lihat ini! Aku punya binatang peliharaan baru!" Raven mengguncang-guncangkan Shein yang sedang duduk dengan extreme guncangannya.

Lokasi : Masih di Taman

... "Hoaaam..."

Rhea telah selesai menghabiskan semua makanan di meja itu, ia lalu kembali terkantuk dan tanpa sadar membaringkan kepalanya di atas meja. Tidak tahu bahwa Shein dan Ivvi sudah berpindah ruangan.

Baru saja terlelap sebentar, tiba-tiba seorang pelayan membangunkannya, menyuruhnya untuk datang ke ruang tamu atas titah Shein.

Setengah sadar Rhea hanya mengangguk dan beranjak dari tempatnya. "Oh, iya... saya akan ke sana," ucapnya sebelum pergi.


... Dan lalu, phoenix putih ini berjalan terhuyung-huyung mengintari lorong di dalam kediaman keluarga itu. Walau sudah puluhan tahun tinggal di sana, tetap saja Rhea tidak pernah hafal dengan jalanan di tempat itu. Jadi, sebelum sampai ke ruangan yang dituju, biasanya ia akan berkeliling lebih jauh.

Kemudian sampai di ruangan yang di tuju. Matanya menangkap beberapa orang. Di antaranya adalah... Shein, Raven, Ivvi dan...

"Ng... ada apa ya?" tanyanya kebingungan.

SHEIN SIDE

Shein tersenyum lega, Raven kebetulan membawa ular dan buaya. Ular berbisa memang sudah di pesan Shein sejak dulu, tetapi yang buaya itu di luar dugaan Shein. Dan Rhea juga sudah datang.

"Ng... ada apa ya?"

"Tidak, tak ada apa-apa. Sebaiknya kau ikut bergabung di sini juga, Rhea. Sekali-sekali janganlah terlalu menyendiri," sebenarnya tujuan Shein sendiri hanyalah untuk berjaga-jaga jika Ducan bertindak di luar batas.

Shein kemudian melihat Ducan, dan tersenyum penuh kemenangan.

"kenapa tidak sekalian buaya darat saja huh ? buaya darat...arti dari orang yang suka selingkuh"

"Sesuai keinginan anda, Ducan-san. Ini buayanya, anda mau memegang?" Shein mengeluarkan buaya tersebut dari kandangnya, menakut-nakuti Ducan tepatnya."Kemarikan ularnya juga, Raven."

Raven terbelalak, Shein dengan beraninya langsung memegang buaya tersebut. Dan ular ini berbisa, tentu Raven agak ragu.

"Kau yakin, Shein? Ini berbisa, lho... aku sendiri belum memegangnya semenjak aku membelinya."

... Tunggu, apa yang Shein bilang, tidak ada apa-apa?

Jelas ada sesuatu di ruangan itu, "Kebun binatang..." Rhea bergumam pendek kemudian duduk di salah satu sofa. Ia terlalu malas menonton pertunjukkan sirkus antara ular dan buaya.

"Hoaaam..." lagi-lagi menguap lebar. Kenapa ada pertunjukkan binatang di ruang tamu keluarga bangsawan? Memangnya Shein berniat membuat sebuah kebun binatang mini juga ya di kediaman ini?

Yah... Rhea hanya menjadi penonton setia saja.

"Sesuai keinginan anda, Ducan-san. Ini buayanya, anda mau memegang?"

"ti,tidak terima kasih, orang aneh", kata Ducan dengan swt swtnya mengajak Ivvi untuk menghindari shein.

Ducan juga melirik raven, "novadion ?"

"aku tidak mengerti Ivvi, kenapa kau tinggal bersamanya ?", kata Ducan masih swt swt sambil menunjuk-nunjuk shein sepeti menunjuk orang gila.

RAVEN SIDE

"novadion ?"

Raven melirik Ducan yang memanggil nama belakangnya. Dia dengan lugunya hanya tersenyum pada Ducan, senyum perkenalan untuk orang yang di anggapnya baru itu.

"Eh? Kenal saya? Ya, saya Raven Novadion," Raven kemudian kembali sibuk dengan ularnya.

Raven terlihat heran, melihat hawa aneh antara Ducan dan Shein, yang sepertinya ingin saling membunuh itu. Raven hanya diam saja, mendengarkan percakapan mereka.

"ti,tidak terima kasih, orang aneh"

Eh? Orang aneh? Siapa? Shein atau aku?

Raven semakin bingung ketika Ducan kelihatannya menampakkan tatapan yang semakin tak enak pada Shein.


SHEIN SIDE

"Kau yakin, Shein? Ini berbisa, lho... aku sendiri belum memegangnya semenjak aku membelinya."

"Tidak. Dasar bodoh, taruh saja sana di kamarku," jawab Shein ketus. Maksudnya itu ketus yang bercanda, Shein memang senang menjahili Raven.

"ti,tidak terima kasih, orang aneh"

"Sama-sama, tukang pamer," Shein membalas Ducan dengan senyumannya, dan kembali meneguk tehnya dengan tenang.

Dia kembali memperhatikan Ivvi, tangannya. Shein baru saja teringat dia ingin menanyakan sesuatu pada Raven.

"RAVEN! TUNGGU SEBENTAR, jangan dulu ke kamar," Shein dengan sadisnya menarik rambut kuncir kuda Raven yang panjang itu."Ada yang ingin kutanyakan padamu, ah, lebih baik kita ke ruang tengah saja. Ini soal Ivvi,"ujar Shein agak berbisik.

"Eh? Kenal saya? Ya, saya Raven Novadion,"

Ducan mendekati Raven
"sudah kuduga....emm, salam kenal...saya, waaaakkk !!!!", Ducan kini menghindari raven, dan kaget...raven memegang ular yang berbisa.

"ukhh...? kenapa semua binatang ini panjang umur...", kata Ducan heran. baru tadi ia bicarakan ular dan buaya darat bersama shein dengan tatapan tajam.

"Sama-sama, tukang pamer,"

"errg...", Ducan mulai tidak betah dirumah tempat tinggal chainnya ini.
"Ivvi, ayo kita pergi kekamarmu saja..", kata Ducan santai memapah pundaj Ivvi.

Ivvi hanya kaget dan ingin sekali menabok Ducan, tapi tangan kanannya dan tangan kirinya tidak dapat dimanfaatkan sekarang.

RAVEN SIDE

"sudah kuduga....emm, salam kenal...saya, waaaakkk !!!!",

Raven segera menyembunyikan ular berbisa itu di belakangnya, agar Ducan tidak ketakutan lagi. Dan seperti biasa Raven si polos ini merasa bersalah pada Ducan.

"MAAFKAN SAYA, TUAN DUCAN!"

"ukhh...? kenapa semua binatang ini panjang umur...",

"Panjang umur? Oh, ular dan buaya ini memang panjang umur, lho! Katanya bisa hidup sampai bertahun-tahun, dan tubuhnya bisa bertambah terus-menerus!" Raven yang salah mengerti apa yang dikatakan Ducan itu malah semakin bersemangat bercerita tentang binatang.

Raven yang malah asyik bercerita binatang dengan Ducan, rambutnya lagi-lagi di seret oleh Shein, Shein tidak mendengar jelas perkataan Ducan yang mengajak Ivvi ke kamar Ivvi. Shein kali ini serius, ingin berbicara hal yang penting dengan Raven.

"Panjang umur? Oh, ular dan buaya ini memang panjang umur, lho! Katanya bisa hidup sampai bertahun-tahun, dan tubuhnya bisa bertambah terus-menerus!"

Ducan >>

'orang bodoh ke 2..'

"tuan novadion...sedang apa kau disini ? berkunjung juga ?", tanya ia tidak tau apa-apa.

"ooh iya...ayo Ivvi kita makan kue ini dikamarmu saja, lebih asik sepertinya", senyum eros (dewa cinta) Ducan terlihat.

Ducan memegang pundak Ivvi dan berjalan bersama ke kamar Ivvi.

Lokasi : diperjalanan menuju kamar Ivvi

"ng...", Ivvi menengak-nengok kesekitar.

"kata shein, kamarku pindah...dan aku tidak tau kamar itu dimana", swt swt di Ivvi yang disembunyikan. kalo tidak disembunyikan imejnya hancur sudah~ *digoreng*

"ahahahah...", Ducan malah tertawa, Ivvi melihatnya dengan tatapan >>
"yasudah...kita kehalaman belakang rumah ini saja"

"bagaimana kalau ketaman bunga disini ?", usul Ivvi riang

"tentu saja ! kita disana membawa alas duduk yaa...seperti piknik", senyum Ducan girang.

Ivvi berpikir, ini kan dirumah...sama saja...dasar ducan aneh
ia hanya mengangguk kepasa master atau contractornya itu.

Lokasi : Taman Bunga rumah Einverd

alas duduk berwarna merah dan putih disiapkan oleh pelayan Ducan. ditaruh tepat dibawah pohon yang besar dan indah, daun-daunnya juga berguguran.

mereka duduk dengan tenang disana, teh istimewa dan juga kue-kue dihidangkan.
"Ivvi ? kau tidak memakan kuenya ? kenapa ?? apa tidak enak ??", tanya Ducan khawatir..Ducan yang hebat memasak ini, bisa-bisanya membuat makanan yang tidak enak.

"ti, tidak...hanya saja, aku tidak bisa makan", Ivvi menyembunyikan tangannya di belakang.

sejak kapan Ivvi tidak mau makan ? bukannya dia sangat menyukai makanan ? jangan-jangan si orang bodoh itu (shein) membuatnya untuk tidak makan-makanan enak ??? kejam.., imajinasi Ducan kemana-mana seperti sinetron.

Ducan melihatnya, melihat Ivvi menyembunyikan sesuatu.
ia melihat dan..
"I,Ivvi...ada apa dengan tanganmu ?", Ducan memegang tangan Ivvi yang diperban dengan lembut, wajahnya sangat khawatir melihatnya.

RAVEN AND SHEIN SIDE

Lokasi : RUANG TENGAH KEDIAMAN EINVERD

Shein masih menggusur Raven sampai menuju ke ruang tengah. Raven terlihat kesakitan gara-gara di gusur paksa seperti mayat hidup. Akhirnya Shein melepaskan siksaannya pada Raven, dan memulai pembicaraan serius ini.

"Akhirnya....," Raven berusaha berdiri, memegangi kepalanya yang kesakitan akibat di gusur.

Shein melihat ke sebuah lukisan, tepat di dinding di dekat tangga utama Kediaman Einverd. Itu lukisan Shien Einverd, leader kedua dari keluarga Einverd.

"Kau ada ketika kejadian itu kan, Raven?" Shein melirik Raven, dengan pandangan yang meng-introgasi."Saat ulang tahun kota Sabrie. Apa yang terjadi pada Ivvi? Sampai tangannya terkena luka bakar seperti itu?"

Raven terdiam sejenak, dia agak ragu untuk menjelaskannya.

"Kau yakin mau tau, Shein? Ini pasti agak sulit untukmu."

Shein mengangguk yakin. Ini lebih baik dari pada sama sekali tak mengetahui kejadian sebenarnya.

"Pada saat itu... kau kehilangan kendali, dan sedikit melukai Ivvi. Ketika kau menyuruh Phoebe menjadi Fire Mode itu,"Raven melihat bagaimana reaksi Shein setelah dia mengatakannya."Shein? Kau tidak apa-apa?"

Wajah Shein mendadak pucat. Lagi-lagi dia yang melukai Ivvi. Dan itu tanpa pengaruh sang kakak, Shien. Sebuah kenyataan pahit bagi Shein.

"Aku tidak apa-apa, Raven. Terima kasih sudah mau jujur padaku,"Shein mencoba tersenyum walau kenyataan itu sangat pahit baginya."Lagi pula aku memang selalu sendiri...," kalimat itu benar-benar pelan, tak terdengar oleh Raven.

"AH! RAVEN! Aku ingat, kau harus menuju pandora hari ini kan? Cepatlah pergi sebelum terlambat!" Shein mengusir Raven, tepatnya dia hanya berbohong soal pandora itu. Sebenarnya tak ada kegiatan di organisasi pandora hari itu.

Shein melihat lukisan kakaknya tersebut, Shien.

Ahh... apa aku memang di takdirkan untuk sendiri ya, Shien-nii sama? Aku tetap tidak percaya dengan apa yang kulihat tentang Nii-sama, apalagi semenjak hilangnya Nii-sama, entah kenapa... aku semakin sendirian...

Shein hanya tersenyum memandang foto kakaknya tersebut. Dia masih tak percaya bahwa Shien adalah orang yang jahat, walau Shein sendiri pernah di rasuki olehnya.

Shein berusaha mengatakan sesuatu pada Ivvi. Walau kenyataan itu sangat berat, dan hatinya benar-benar sakit saat ini.

"I,Ivvi...ada apa dengan tanganmu ?"

"ti,tidak apa-apa...ini karna.....aku kemarin mandi, dan aku....aku menyiapkan air hangat untuk mandi sendiri, karna sudah malam...ter..ternyata air itu terlalu panas, dan membuat luka bakar seperti ini...ha, hhahahaha", Ivvi berbohong untuk ke 2 kalinya tentang luka ini.

Ducan melihat Ivvi heran, dan masih memegang tangannya.
"ya sudah...lain kali hati-hati yaa", Ducan mengelus rambut Ivvi. hey tidak sopan !! Ivvi lebih tua darimu !

Ivvi hanya mengangguk seperti kucing, kriuuukk~~!!
suara lapar itu lebih kencang dari yang tadi.

Ducan yang ingin ketawa, ditahannya...karna dia yakin jika Ducan tertawa, Ivvi mungkin bisa berubah jadi Mons.Vii

"kau lapar ? sini aku suapi...buka mulutmu, aak...", Ducan mencoba memasukan kue kemulut Ivvi.

Ivvi melihatnya seperti ini >>

sebegitu lemahnya, sampai disuapi begini ?, gumamnya