[RP]EINVERD HOUSE

KETENTUAN
- Tempat ini boleh di masuki oleh siapapun, yang mau berkunjung ke kediaman Einverd silahkan-silahkan saja, karena Shein mengizinkan.*di gaplok*, tetapi mungkin untuk keluarga NOVADION selain Raven agak sulit masuk sini. Terutama untuk Rhea dan Ivvi, boleh2 saja, walau mereka chain.
- Ada banyak lokasi di sini : halaman kediaman einverd, ruang makan, perpustakaan, pokoknya untuk ruangan2 bisa di karang saja, yang biasa ada di rumah2 itu bagaimana.
- Harap perhatikan sistem IN/OUT yang berlaku

=====================================================

Tanggal : 28 April, 1852
Jam : malam-malam, sekitar jam 11-an

Lokasi : EINVERD HOUSEHOLD


SHEIN SIDE

Shein sedikit terbangun, ketika kereta kudanya berhenti. Ternyata sudah sampai ke rumahnya.

Shein memaksakan diri untuk bangun, tak ingin merepotkan siapapun yang ada di sekitarnya.

Dia berjalan linglung ke kamarnya, kepalanya benar-benar pusing.

...

Rhea ikut keluar dari dalam kereta kuda itu, ia tidak begitu lelah dengan apa yang sudah dilakukannya. Toh semua itu sudah dilimpahkannya pada Shein yang sekarang harus menderita selain karena sakitnya, juga karena pencampuran personality (atau hal apapun itu).

Setelah itu, phoenix putih ini kemudian kembali ke kamarnya. Yah, ia memiliki satu kamar khusus di paviliun terpisah, tidak cukup besar tapi nyaman. Selama puluhan taun ia tinggal di tempat itu, dan itulah sarangnya.

"Hhhh~" lagi-lagi tarikan nafas panjangnya. Yah, walau terbilang Chain kuat, tapi dia juga tua... makanya jika terus-terusan terbang ia akan mengalami gangguan pernafasan ketika kembali ke wujud manusianya.

... menyebalkan menjadi tua

Rhea lalu berbaring di tempat tidurnya, membayangkan kejadian sebelumnya sambil berusaha bernafas. Namun, pada akhirnya ia perlu waktu yang lama untuk tidur karena harus mendengarkan suara nafasnya sendiri.

just a little sleep

Shein tidak banyak berkata-kata saat itu. Dia hanya meminta di buatkan secangkir teh panas dan di antarkan ke kamarnya.

Lokasi : Kamar Shein

Shein menjatuhkan dirinya sendiri ke kasurnya. Dia malas sekali rasanya mengganti bajunya yang masih berlumuran darah dengan baju tidurnya. Tapi tentu, dia buru-buru berganti baju dulu, setelah itu kembali mengistirahatkan diri di kasur.

Nyaman sekali... rasanya lelah...

Nafas Shein tak teratur, dan dia jelas masih demam.

"ng ?", Ivvi sadar, bahwa kereta kuda ini sudah berhenti dan sampai di rumah Einverd.

ia pun berjalan lesu kekamarnya..lalu..

"loh ? ini dimana ?", Ivvi yang terlalu lelah jadi tidak ingat jalan kekamarnya. tiba-tiba saja ia sudah dilorong ruangan yang asing.

Ivvi berlari dan ditemukannya kamar yang biasa ia pakai. bisa dibilang kamar tamu yang sekarang sudah seperti kamarnya.

"hhhhh....", Ivvi berjalan pelan kearah kasur.

aku...lelah

ia pun tertidur pulas diatas kasur putih itu.
_______________________________

next : pagi2 aja~~nguung >3

Tanggal 29 April...
jam 8 pagi~

----------------

Masih pagi... sinar mentari terik agak menyilaukan untuk Rhea yang masih tiduran di atas kasurnya. Cepat-cepat burung pemalas ini menutup kepalanya dengan bantal dan kembali tidur lagi. Rasa kantuknya sudah dipenghujung karena semalaman tidak bisa tidur berkat terus mendengar suara nafasnya sendiri.

... hampir 15 Rhea berada dalam keadaan itu, lantas perutnya mengatakan LAPAR. Ah... menyebalkan, Rhea masih ingin tidur walau perut itu terus-terusan berteriak. Oke, akhirnya dengan mata setengah terpejam ia bangkit dan keluar dari kamarnya, menuju ruang makan atau dapur, mencari apa saja yang bisa di makannya.

~a little bit hungry eh?

Lokasi : Perpustakaan

Shein berjalan kesana-kemari melewati rak-rak buku yang benar-benar ada banyak di ruangan tersebut. Dia berjalan, ke tempat rak yang membahas perihal tentang abyss dan chain.

Let's see...chain, chain, di mana buku itu?

Shein terus menelusuri jejeran buku-buku itu, kepalanya masih pusing akibat demam tak dapat membaca judul tulisan tersebut dengan baik dan benar.

Ternyata buku itu ada di depannya, kelihatannya Shein memang harus mengecek matanya ke dokter, sudah agak buram?

"Oh, ini dia," Shein memegang buku bertuliskan 'History of Chain and The Contractor', sebuah buku yang benar-benar tua, bahkan Shein harus membacanya dengan kaca mata yang kadang dia pakai, jika kesulitan membaca.

Sebaiknya aku membacanya di taman saja, mungkin itu akan lebih membuat moodku jadi baik

"..........", Ivvi masih tidur diranjang putihnya.

walaupun matahari sudah terlihat untuk menyinari bumi, Mata Ivvi masih tertutup rapat. dan tertidur.

'nyemmm...', ucap Ivvi dalam hati.

Lokasi : di deket kamar tamu, menuju taman

Shein berjalan santai, tapi kadang dia mau terjatuh, karena keseimbangannya yang belum kembali. Dia juga membawa buku yang di ambilnya dari perpustakaan tadi.

Tiba-tiba saja, Shein merasakan ada kehidupan di kamar tersebut, padahal seingatnya tadi malam bukankah tidak ada tamu?

Siapa di sana? Raven kah?

Shein membuka pelan pintu kamar tersebut, dan ternyata yang di lihatnya adalah Ivvi.

Ivvi? Kenapa tidur di sini? Bukankah sudah kusiapkan kamar khusus untuknya? Ini kan kamar tamu?

Shein hanya bertanya-tanya dalam hatinya. Dia agak ragu untuk membangunkan Ivvi. Mungkinkah dia masih marah? Tapi pada akhirnya Shein membangunkannya juga.

"Ivvi... bangunlah, jika ingin tidur kau bisa lanjutkan di kamar yang di sediakan olehku," ucap Shein tenang.

Lokasi : Akhirnya Taman

Akhirnya... Rhea tidak menemukan apapun untuk di makan, ia terlalu lapar untuk berjalan (apalagi terbang) sampai ke dapur. Dan ia lebih tertarik untuk pergi ke taman, tempat kesehariannya, tidur di bawah sebuah pohon rindang sambil kemudian berinteraksi dengan burung lainnya yang bertengger di atas sana.

Oh... ia menyukai tempat itu lebih dari kamarnya. Rhea kemudian mengambil sebuah tempat di bawah pohon yang cukup rindang dan menutup matanya, lupa sejenak dengan urusan perut kemudian terus tidur. Chain ini memang tukang tidur dan pemalas.

"Ivvi... bangunlah, jika ingin tidur kau bisa lanjutkan di kamar yang di sediakan olehku,"

Ivvi mendengar suara itu, matanya terbuka sedikit, walau penglihatan buram, dia masih stengah sadar.
"ng ?"

mata Ivvi menyipit melihat seseorang yang membangunkannya.

1...
2....
3...
4..

5

BRUK

bantal lembut putih Ivvi mengenai wajah shein sekarang, Ivvi membalik kan badan dan kembali tidur. bukan tidur sih..pura-pura untuk tidur. agar bisa kembali tidur.

Lagi-lagi lemparan bantal itu mengenai wajah Shein. Lemparan yang empuk dan bantal itu agak dingin.

Refleks, kaca mata milik Shein yang sedang Shein pegang jatuh, dan terinjak olehnya sendiri.

"Ah..," Shein mengambil kaca matanya, tetapi dia hanya bisa pasrah, dan itu masalah mudah baginya, tinggal menyuruh salah satu pelayannya menuju toko saja.

Shein kembali melirik Ivvi, dan tersenyum seperti biasa.

"Kau masih marah padaku?"tanyanya riang.

"Kau masih marah padaku?"

Ivvi hanya diam, dia membalikan badannya kearah shein.
ia hanya melihat shein datar, dan masih diam.

dipikiran Ivvi sekarang >> &

alis Ivvi memiring dan masih menatap shein datar, dan diam.

"mm...."

___________________________
*digebuk se-forum* ngabis2in post aja, padahal adegannya cuman diem doang wkwkwkwk XD *digoreng se-porum*

Shein hanya tersenyum tipis. Dia ingin menggombal dan menggoda Ivvi, sayang kondisi tubuhnya membuat moodnya jadi jelek sekali.

"mm...."

"Baiklah, tidak apa-apa kalau kau masih marah. Aku mau ke taman depan, kau mau ikut?" tanya Shein dengan nada datar.

Shein masih memegangi kaca mata kesayangannya yang rusak parah, yah, kalau di pikir-pikir, memang salahnya juga tak melihat kaca mata tersebut sehingga terinjak olehnya sendiri.

"Baiklah, tidak apa-apa kalau kau masih marah. Aku mau ke taman depan, kau mau ikut?"

"emmh..", Ivvi membuka selimut putihnya dengan tangan kirinya yang pasti.

"ayo kita kesana...", niatnya Ivvi hanya ingin melihat bunga, tetapi tangannya masih diperban.

mereka berjalan kearah taman depan.
_________________________________
Lokasi : Taman depan rumah Einverd

Ivvi tersenyum melihat bunga disana, ia mendekati bunga itu dan menyentuh bunga itu dengan tangan kirinya...tiba-tiba bunga itu menjadi es. kekuatan Ivvi belum dapat ia atur sesuka hatinya.

ia kesal, karna tanpa tangan kanannya..ia tidak bisa memetik bunga. dilihatnya tangan kanan yang diperban itu.
"huuff..."

Lokasi : taman depan kediaman einverd

Shein seperti biasa, duduk di kursi taman tersebut. Dia menyuruh salah satu maid-nya untuk membuatkan White Tea.

"Tolong buatkan White Tea, dan tolong di ingat jangan terlalu manis, dan dihangatkan selama 3 menit saja, jangan di letakkan di cangkir yang biasa, letakkan di cangkir yang baru saja kubeli kemarin," Shein memang cerewet sekali kalau sudah menyangkut permasalahan teh dan sebagainya.

Shein melihat ada Rhea juga di sana, dan Ivvi yang kelihatannya sedang memetik bunga.

"Kalian berdua mau teh juga?" tanya Shein. Dia masih belum menyadari tangan Ivvi yang terluka itu, gak kelihatan soalnya.

OOte: lol Rhea sedang tertidur Mister~
--------------------------------------------------------

... Masih berlari-lari di alam mimpi, menari-nari mengejar sang kupu-kupu, dan Pluk! sebuah biji kenari jatuh di kepalanya. Mimpi serba putih itu hilang seketika, "Ehng..." sambil membuka mata, Rhea mengusap-usap kepalanya. Untung saja bukan buah kelapa yang jatuh.

Ia lalu sadar dengan keadaan... oh di depan sana ada Shein dan Ivvi yang tengah duduk, mereka sepertinya sedang meminum teh, Rhea tidak begitu tertarik dengan kegiatan itu. Ia lebih senang tiduran di bawah pohon.

--tidak mendengar apa yang Shein katakan.

oot: oh, lupa..wkwkwk..

=========================================

Oh? Tertidur lagi? Ya sudahlah...

Shein hanya menggeleng-geleng saja melihat kelakuan Chainnya tersebut.

"Baiklah, kau saja Ivvi. Mau apa? Dan, tolong teh untuk Rhea samakan saja denganku," perintah Shein yang memang cerewetnya ini minta ampun. Sampai sang maid kelihatannya pengen bunuh diri saat itu mendengar ocehan Shein.

Dan tiba-tiba saja... kruyuuuuk~ perut kecil Rhea berbunyi nyaring. Oh ya, ini sudah waktunya makan nona, kenapa tidak hilangkan kantukmu dan bangkitlah dari tempat itu?!

Insting lapar Rhea membuatnya semakin mengantuk, tapi ia tidak bisa terus-terusan duduk di bawah pohon itu, bermain dengan mimpinya atau menunggu ada buah kenari yang jatuh ke kepalanya. Setidaknya ia harus melakukan sesuatu.

Akhirnya, dengan langkah lunglai Rhea mendekati meja Shein dan duduk di salah satu kursinya. Menundukkan kepala dan mengucapkan, "Selamat pagi..." dengan lesu. Tidak mau mengakui kalau dirinya lapar. Phoenix ini tidak pernah mau mengatakan keinginannya.

"Baiklah, kau saja Ivvi. Mau apa? Dan, tolong teh untuk Rhea samakan saja denganku,"

Ivvi hanya diam dan menggeleng, ia masih melihat bunga beku itu dengan tatapan kosong. ia mencoba menyentuh bunga disebelah bunga beku itu. alhasil..bunga itu juga menjadi beku.

pengendalianku...tidak bisa ku atur dengan baik..

dilihatnya kupu-kupu terbang diatas kepalanya, dan mendarat dikepalanya.
ukh...kenapa kupu-kupu itu tidak terbang-terbang sih dari kepalaku...aku tidak bisa mengusirnya atau menyentuhnya

Ivvi meniup niup udara lewat mulutnya keatas, kearah poninya. tapi tetap saja kupu-kupu itu tidak terbang-terbang.

"Selamat pagi..."

"Ya, pagi juga... bagaimana tidurnya?" Shein hanya tersenyum saja menanggapi tingkah laku chainnya tersebut.

Shein mulai memesan lagi kepada maid-nya. Dia melihat Ivvi menggeleng ketika dia menawarinya teh.

Ada apa sebenarnya? Apa dia masih marah? Ah, ya sudahlah... kupesankan saja...

"Engg, yah... untuk nona Ivvi, samakan saja, semuanya. Lalu makanannya, sandwich saja. Yah, pokoknya yang wajar-wajar saja, jangan makanan yang terlalu berat dan manis. Tolong bawakan kue-kue juga. Dan ingat, khusus untukku, tolong tidak menaruh kue-kuenya di atas piring kaca, kalian tau, aku benci itu," Shein ngoceh lagi. Maid itu mungkin heran sekali, kenapa master-nya tersebut bisa secerewet itu, apa mulutnya tidak berbusa ngoceh panjang lebar?

Shein memberi isyarat kepada maidnya untuk segera melaksanakan perintahnya, membawakan makanan dan teh. Shein memperhatikan Ivvi lagi yang kelihatannya sedang sedih, dan akhirnya dia melihat juga balutan di tangannya, luka bakar yang di akibatkan Shein.

"AH! Coba kulihat tanganmu," Shein mendekati Ivvi, melihat tangannya.

... Sepertinya Shein sedang dikelilingi oleh dua wanita yang autis sama-sama polosnya. Mata Rhea kemudian beralih pada seekor kupu-kupu yang hinggap di kepala Ivvi, dan tanpa harus disuruh, ia lalu menangkap kupu-kupu itu dengan kedua tangannya.

HAP

Lalu membawanya agak jauh dan menerbangkannya. Well, bisa dibilang nona satu ini adalah... pawang binatang *dilempar Rhea*. Dengan sangat autisnya antusias, Rhea lalu melambaikan tangan pada kupu-kupu yang berlanjut terbang itu.

Dan kembali duduk dengan lemas, "Haaah~"

"AH! Coba kulihat tanganmu,"

tampang Ivvi >>
"aak...", dilihatnya shein menarik tangan kanannya yang diperban itu.

Ivvi hanya diam melihat shein heran,sekarang apa lagi ?

HAP

dilihatnya kupu-kupu itu ditangkap oleh rhea dengan mudah.
good job rhea

entah kenapa, Ivvi melihat rhea seperti anak kecil yang polos dan pokerface (digiling qwerty-san).

Shein beberapa menit memandang tangan Ivvi, melihat luka bakar tersebut. Samar-samar dia entah kenapa familiar tentang kejadian luka bakar ini.

"Et-to... jadi siapa yang melakukan ini padamu?" ingatan Shein kalau sudah demam, memang jadi agak samar-samar, dan sulit untuk mengingat kejadian semalam.

oot: PEMBACA : GUBRAK!

"Et-to... jadi siapa yang melakukan ini padamu?"

Ivvi >>

ia hanya diam dan berpikir. sudahlah...jangan menambah beban pikiran orang ini lagi

"luka bakar itu, gara-gara aku sendiri yang salah dan ceroboh, karena memegang air yang sangat panas ditaman, air panas... itu..nyaris mengenai anak kecil, jadinya malah tanganku yang kena air panas", Ivvi berbohong.

ia tidak berani melihat shein sekarang, entah apa yang ia rasakan nanti jika melihat wajah mesum itu.

"luka bakar itu, gara-gara aku sendiri yang salah dan ceroboh, karena memegang air yang sangat panas ditaman, air panas... itu..nyaris mengenai anak kecil, jadinya malah tanganku yang kena air panas"

"Begitukah? Tapi kok... rasanya, ingatanku mengatakan familiar dengan luka itu, atau... ah nanti saja kutanyakan Raven."

Shein kembali duduk tenang di kursinya, tetapi masih memperhatikan gerak-gerik Ivvi.