[RP]EINVERD HOUSE

Shein bosan.

Akhirnya dia membaringkan tubuhnya sendiri di atas kasur Ivvi, sambil melamun melihat ke atas langit-langit kamar itu.

Lagi-lagi darah menetes dari tangan Shein. Akibat latihan memanahnya tadi, sampai mengenai selimut di kasur itu. Shein sendiri tidak menyadari hal itu, malah menutup matanya, sambil menghitung dalam hati. Menunggu Ivvi.

Ah, lelah sekali....

Lilica yang cukup kesal pun akhirnya mau menemui ivvi untuk diskusi bahunya ivvi

maka lilica pun masuk ke kamar ivvi

tapi bukannya malah menemukan ivvi ia malah menemukan shein

tentu saja ia harus menyapanya meski lilica agak gugup "he-hei shein" sapanya pelan

Lokasi : Lorong-Lorong

tap..tap...tap

Ivvi berjalan sambil membawa air hangat serta, tisue dan kapas.

"ah...apa ada yang bisa saya bantu nyonya ?", seseorang maid akhirnya muncul.

"dimana kotak P3K ?"

maid itu mengeluarkan kotak berukuran tidak kecil, bisa dibilang sedang...di balik kantung bajunya ? seperti doraemon =="" *digoreng*

"saya selalu membawanya...", ucap Maid itu.

"aah terima kasih..", Ivvi langsung mengambilnya dan menuju kearah kamarnya, bawaan dia menjadi banyak sekarang.

Lokasi : Kamar Ivvi

BRUK

semua barang yang dibawanya jatuh kelantai, kecuali baskom berisi air hangat..ia menaruh itu terlebih dahulu di meja dekat sana ==""

"HAH ?!!"

dengan cepat ia mendekati shein yang tergeletak kaya orang mati di tempat tidur.

"hee....", dia takut sekali, dengan tangan bergetar ia memegang tangan shein yang berdarah.

"dasar bodoh..! kenapa kau bunuh diri !", teriaknya salah paham. disana ia hampir menangis..

"hahahahaha" tawa lilica

"ia hanya tertidur Nona, lihat ia masih bernafas kok, jangan dibangunkan lebih baik begitu saja"

"mau saya Bantu Nona?" tawar lilica

"Siap master! Gitu baru master yang baik! Ren menyeringai lebar ke Shein

Lokasi: Kamar Ivvi

Ren berjalan mengikuti Shein, sambil nyengir nyengir kayak orang gila di belakang Shein.
Tadinya sih dia pengen meluk Shein saking senangnya, cuman bisa dikira homo, coba? Bahaya kan, reputasi dia dan masternya? Masih mending dikira bisexual, ini homo. Ren bergidik ngeri membayangkannya.

Ren terlalu sibuk dalam pikirannya, sehingga nggak sadar Ivvi sudah balik dan ngira si Shein tepar tiba tiba.
Ia melongo lebar, kaget juga.

"EH MASTER GW KENAPA?" ujarnya kalang kabut

"hanya kecapean" jelas lilica lagi

"oh halo ren, kau bersama kairi?" Tanya lilica

sementara itu kairi masih bermain bersama chainnya ren selayaknya anak kecil bermain dengan anjing kesayangannya mereka

"Ya. Udah kesengsem sama anjing-eh chain gw ding!" ujarnya buru buru memperbaiki perkataannya. Bisa habis dimutilasi dia nanti kalo sampe berani bilang Incendie anjingnya.

Untung saja Incendia sedang asyik-asyiknya tiduran di pangkuan Kairi, tidak menggubris perkataan Ren sedikitpun.

Ren manyun "Eh kok an-eh Chain gw malah mau akrab sama Kairi ya? Padahal sama gw, kerjaannya gw disiksa mulu. Sengsara gw!" ujarnya merana

"Bakst Alami Kali, wajah innocent Dan imutnya ituloh sumpah bisa meluluhkan hati malaikat kematian sekalipun!" kata lilica bangga

"ah. Ren maaf" kata lilica sambil sujud di depan ren

"Ya, untuk satu itu gw harus ngiri ke Kairi. Tiap ngelewatin sekumpulan cewek pasti dipeluk-peluk, disayang-sayang." Ren manyun mengingat kenangan masa lalunya

"HAH? Ngapain lo?" Ren kebingungan ngeliat Lilica sujud di depan Ren "Lo udah sarap? Atau... jangan jangan lo udah kesengsem sama gw?" ujarnya ngaco

"hahahaha tipikal tak perlu begitu kapan lalu saja saat lewat jembatan dia langsung dikerumuni cewe Dan begitu kerumunan cewe itu pergi hahahaha bahunya udah ga keruan!! Badannya juga penuh lipstik!" Tawa lilica

"tidak hanya meminta maaf, well kamu sahabatnya kairi kan? Jadi yah aku tidak mau menyakiti hatinya dengan Cara marah pada sahabatnya"

Ren manggut-manggut mengerti.
"Tapi udeh ah! Gw rasanya gimana gitu ngeliat lo berlutut, liat aja tangan gw sampe merinding!" ujarnya sambil nunjuk nunjuk ke tangannya

"berlutut?! Buta Kali yh lo?! Gue cuma nundukin pala! Ih jijik Kali berlutut segala!" kata lilica Malu

"btw lo ga homoan sama kairi kan?"

"HAH?" Ren melongo lagi, lebar lebar kali ini "Buset dah! Kagak! Lebih baik mati gw daripada homoan! Gw ini masih normal, masih seratus persen normal!" Ren merinding membayangkan ia homoan sama Kairi. Idih amit amit!

"ia hanya tertidur Nona, lihat ia masih bernafas kok, jangan dibangunkan lebih baik begitu saja"

"ah...", dilihatnya shein, lilica benar...sepertinya shein hanya kelelahan, syukurlah..

Ivvi mengambil kotak P3K, dikeluarkannya kapas, betadine, dan sebagainya.

darah yang ada ditangan shein ia bersihkan dengan kain yang dicelupkan ke air hangat, dan mulai melumurkan sedikit betadine...
langkah terakhir.. Ivvi memplesterkan ==a....hngg...Handsaplas ke bagian yang luka ? ==""

"selesei..", ucapnya sambil menutup kotak P3K

kemudian dilihatnya seseorang pria asing yang sedang asik mengobrol ria dengan lilica , ren ?
Ivvi hanya diam melihatnya..

siapa ?

"dasar bodoh..! kenapa kau bunuh diri !"

Apa? Bunuh diri apa?

"EH MASTER GW KENAPA?"

Shein yang sudah hampir tertidur, malah terbangun lagi. Dan dia melihat sekitarnya, kamar Ivvi jadi ramai. Malah ada Ren juga.

"Aku tidak apa-apa, tenang saja."

"selesei.."

Shein memperhatikan tangannya, bingung. Dia malah kelupaan dengan lukanya itu. Sakitnya hanya terasa pada awalnya saja, sekarang sudah tidak sakit lagi.

"Waah, sudah seperti baru lagi," ucap Shein kagum dengan balutan perban yang dikerjakan oleh Ivvi."Oh iya, perkenalkan, itu Ren. Dia knight baruku," kata Shein lagi sambil menunjuk kearah Ren.

"hahaha tapi kalian cocok banget!!!! Si kairi juga nempel ma elo apalagi lo pale pelok pelok kairi wakakakk" tawa olilica meledak

"ah Nona ivvi hahha halo" tawanya belum berhenti

"shein! Kau sudah bangun? Kami membangunkanmu ya?"

"Waah, sudah seperti baru lagi,"

Ivvi nyengir-nyengir saja, padahal itu balutan pertamanya..wkwkwk =))

"Oh iya, perkenalkan, itu Ren. Dia knight baruku,"

"Ivvi..., knight baru ?"

ah Nona ivvi hahha halo

"hahaha...", ia hanya tertawa, padahal Ivvi tidak terlalu melihat pembicaraan lilica dan ren.

"shein! Kau sudah bangun? Kami membangunkanmu ya?"

"Ah, iya. Tapi tidak apa-apa. Tadi aku sedikit kelelahan gara-gara berkas-berkas dan latihanku," Shein kembali berbaring lagi di kasurnya Ivvi.

Entah kenapa dia selalu merasa nyaman kalau tidur di sana.

Ahh... ngantuk sekali...

Lagi-lagi kelopak matanya terasa berat.

"Ah elo ada aja jadi orang!" Ren protes ke Lilica
"Salam kenal, nona." Ren nyengir ke Ivvi

"kairi juga m ga masalah kok rasanya" tawa lilica lagi

"aku hanya bercanda, oya jangan macam macam dengan ivvi kalau tak mau dibunuh 3 orang cowo dengan kekuatan yang cukup untuk menghancurkan sebuah Kota hingga tiada bekas"

"oya namamu ren yoshiaki ya?"

Udah lama nggak pernah mampir lol *dilempar*
----------------------------------------------------------

Lokasi: somewhere in Einverd House

... Rhea agak sedikit mengerlipkan matanya, membuka pelan-pelan. Ternyata sampai saat itu ia masih tertidur, dasar nona bersayap yang agak aneh peringai dan kelakuannya ini tidak pernah merasa risau akan keadaan dirinya. Pikirannya hanyalah mengistirahatkan diri, setidaknya menidurkan pikiran sejenak setelah empat hari yang lalu tidak melakukan apapun, termasuk tidur.

"Hng..." sekarang bangun dan menarik tubuhnya untuk berdiri. Sedikit terdiam begitu sadar ia ada di mana. "Di mana ini?" yang dilihatnya hanyalah lorong. Oh... mungkin ini adalah lorong menuju ke kamarnya.

Setelah akhirnya sadar, kemudian Rhea menggaruk-garuk kepalanya dan berbalik arah. Ia mencari sesuatu yang disebut MAKANAN. Tanpa harus mengeluh lapar, instingnya mengatakan dapur adalah tempat yang tepat untuk mengisi perutnya yang lama kosong.

Lilica lalu menghadap ren lagi

"keluarga yoshiaki kok bisa kenal kairi? Bukannya kairi Dari keluarga yang biasa biasa??"