[RP]EINVERD HOUSE

Lokasi : Taman bunga rumah Einverd

Shein hanya diam melihat kemesraan mereka berdua. Ducan dan Ivvi. Dia mencoba tersenyum dengan tulus, walaupun hantinya sangat sakit saat ini.

"Maaf mengganggu...,"ujar Shein sopan, kali ini tanpa adanya tatapan sangar."Kalian berdua pasangan yang cocok. Ducan-san, bisa aku meminjam Ivvi sebentar? Aku... ngg... ingin berbicara sesuatu dengannya."

Shein hanya menunduk, mempersiapkan dirinya sendiri untuk mengatakan hal itu pada Ivvi.

"Kalian berdua pasangan yang cocok. Ducan-san, bisa aku meminjam Ivvi sebentar? Aku... ngg... ingin berbicara sesuatu dengannya."

pasangan yang cocok ? apa yang... mmh, dia, dia membenciku.., gumam Ivvi masih kaget dan lesu.

Ducan yang melihat shein, dengan heran...
apa yang dimaksudnya pasangan mesra ?

"baiklah...dengan syarat, jangan siksa chainku ini", katanya datar.

Ivvi hanya mendengarnya diam, dan lesu...ia juga menundukan kepala dan tidak melihat apa yang terjadi.

ukh...
entah mau dibawa kemana ia, Ivvi sangat tidak semangat hari itu

"baiklah...dengan syarat, jangan siksa chainku ini"

Kalimat Ducan itu semakin membuat hatinya menjadi sakit. Apalagi Shein memang sudah melukai Ivvi berulang kali, dan itu membuatnya semakin gelisah dan tak tenang.

"Baiklah, terima kasih, Ducan-san..."

Shein masuk ke dalam lagi, menuju tempat yang tertutup dan cukup strategis untuk di jadikan tempat pembicaraan.

"Ano... kelihatannya kau bahagia dengan Ducan... dan yah... aku tidak akan memaksamu untuk tinggal di sini lagi."

Inilah bagian tersulit dari apa yang akan di katakan Shein. Soal membiarkan Ivvi untuk tinggal dengan Ducan. Karena jika Ivvi tinggal bersama Shein terus, menurut Shein kemungkinan kekuatannya tak dapat di kendalikan lagi dan dapat melukai gadis itu lagi.

"Lalu... kau boleh pergi... bersama Ducan-san. Mungkin kau akan lebih tenang di kediaman Deindery, bukan? Hahahaha," Shein mencoba untuk tertawa.

Ya, pergilah... lagi pula aku memang selalu sendiri

"Lalu... kau boleh pergi... bersama Ducan-san. Mungkin kau akan lebih tenang di kediaman Deindery, bukan? Hahahaha,"

Ivvi hanya diam, poninya menutupi matanya sekarang,

ukkhh...

Ia diam, diam dan diam...tidak mengucapkan kata sedikitpun, menahan luka kah ?
Ivvi tidak tahan lagi, mungkin air matanya sudah mulai keluar sekarang.

bodoh !
tidak hanya selingkuh ! ia mengusirku ?? dan... sudahlah...

"ikh...", Ivvi berlari dari tempat itu, tidak peduli dengan kakinya yang juga masih terluka. ia berlari sangatlah kencang dan tidak tau ingin kemana.

aku..

aku lelah

_____________________________________________
Lokasi : tebak saja sendiri wkkwkwkw *dijotos*, (clu : tempat ia pertama bertemu shien)

disana masih ada Ducan yang menunggunya.
Ducan melihat Ivvi kaget " ah !! ka-kau kenapa ????", Ducan yang sangat khawatir melihat keadaan Ivvi sekarang memeluknya seperti adiknya.
Ivvi diam...tapi air matanya mengalir, walaupun tidak ada isakan, tapi hatinya berteriak sekarang.
__________________________________
(song background - bersamamu (vierra) (WKWKWKWKKW )

SHEIN SIDE

Shein ingin sekali mengejar Ivvi. Tapi rasanya itu akan membuatnya semakin sakit hati saja.

Dengan terpaksa, Shein membiarkan Ivvi.

Lagi pula... dia akan lebih bahagia bersama dengan Ducan, bukan? Yah.. relakan saja, Shein... kau harusnya sudah terbiasa kesepian seperti ini... rasanya selalu sakit...

Shein menatap langit, ternyata sudah sore.

Hitori...


RAVEN SIDE

Raven sebenarnya tau, Shein hanya membohonginya soal pandora office. Dia melihat adegan itu.

Sudah kuduga kau akan mengatakan itu padanya, Shein... kau ternyata memang lebih bodoh dari pada aku Raven yang bodoh ini akhirnya mengakui kebodohannya juga.



=========================================

awakakakak..ada BACK GROUND MUSICNYA JUGA!..

"ducan...bawa aku...pergi", Ivvi mencengkram bajunya tepat dibagian hatinya.

Ducan sangat amat khawatir melihatnya, ia seperti ingin sekali bertanya "kenapa", dan mendengar jawabn "karna", dari Ivvi, tapi ia tau....mungkin akan sangat lebih parah jadinya jika Ivvi mengatakan kenapa..

"baiklah...", Ducan menopang Ivvi kearah pintu keluar rumah Einverd. ia juga melihat salah satu pelayan disana.

Lokasi : luar pintu masuk rumah Einverd

"ooh...tolong, barang-barang nona Ivvi di.."

"tidak....itu tidak usah...aku tidak punya apa-apa ducan..", isak Ivvi masih menangis.

tersentaklah ducan, ia kaget mendengar Ivvi berbicara seperti itu.
"emmh...tolong bilang kepada leader Einverd yang paling bodoh didunia itu, bahwa aku pulang dan membawa Ivvi...oh iyaa, jangan lupa untuk bilang ke dia.."

"KAU ORANG BODOH YANG PALING BODOH SE-PANDORA", kata Ducan dingin dan datar, sampai membuat pelayan itu ingin berlari melihatnya.

ia membawa Ivvi untuk masuk ke kereta kudanya.
Ivvi pun masuk dengan diam, ia seperti orang strees dan bertatapan kosong, Ducan yang melihatnya menjadi sangat kesal dan sedih, chainnya terluka sangat parah sekarang.

________________________________________
song background - pernahkah kau merasa - ungu WKWKWKKWKWKW *digoreng*
(jadi kesenengan nambahin song back)

Lokasi : Ruang Tamu

...

Rhea terdiam di ruangan itu bersama... buaya dan seekor ular? Ia hanya diam dan berpikir, kenapa orang-orang itu tidak pergi sambil membawa binatang mereka? Phoenix dengan pikiran blank ini hanya diam-diam saja sementara para binatang yang entah dari mana asalnya ini mulai mendekati dirinya.

"Hhh... kehilangan tuan?" dan lagi-lagi sifat autis anehnya muncul, suka berbicara pada binatang. Oh ya, Rhea kemudian menepuk-nepuk kepala si buaya dan ular bersamaan, "Jadilah teman yang baik," kemudian melangkahkan kaki ke luar ruangan itu dengan tampang datarnya.

...

Berkeliling ruangan mencari apa yang bisa dicarinya. Seingatnya ada Raven tadi di sini, tapi sepertinya semua orang sudah pergi. ... Lagi-lagi ditinggalkan, tapi Rhea sudah biasa dengan perlakuan itu. Toh dia memang autis lebih suka sendiri.

... Langkahnya kemudian terhenti, dari jendela di lorong itu ia bisa melihat ke arah taman. Nampaknya Ivvi dibawa pergi oleh seorang pria, sementara Masternya sendirian berdiri di sana. "Tidak ada yang dikerjakannya kah?" nona ini malah bertanya-tanya sendiri.

--Tidak ada kerjaan.

SHEIN SIDE

Apa dia sudah pergi?

Shein hanya melihat lewat jendela ruang tamu. Tidak terlihat jelas, hanya Ducan yang mengumpati dirinya saja.

"Tidak ada yang dikerjakannya kah?"

Shein kebetulan mendengar Rhea yang sedang berbicara sendiri.

"Oh, Rhea... kau sedang apa di sini?" tanya Shein sedikit berbasa-basi.

Paling tidak masih ada Rhea di sini...


RAVEN SIDE

"emmh...tolong bilang kepada leader Einverd yang paling bodoh didunia itu, bahwa aku pulang dan membawa Ivvi...oh iyaa, jangan lupa untuk bilang ke dia.."

"KAU ORANG BODOH YANG PALING BODOH SE-PANDORA"

SEPANDORA? BUKANNYA HARUSNYA SE-INGGRIS?

Raven segera menuju kereta milik Ducan, membuka pintunya, dan memaksa mereka berdua keluar.

"KAU YANG BODOH! KALIAN TIDAK MENGERTI PERASAAN SHEIN YANG SEBENARNYA!" Raven sebenarnya marah pada Ducan, karena dia telah mengejek temannya itu.

"KAU YANG BODOH! KALIAN TIDAK MENGERTI PERASAAN SHEIN YANG SEBENARNYA!"

"KAU YANG BODOH !! KAU DAN DIA TIDAK MENGERTINYA !!", Ducan menunjuk Ivvi. Ivvi hanya diam melihat raven. Ducan tidak kalah marah dengan raven.

aku ? tentu saja aku bodoh..aku bodoh kenapa aku disini...aku bodoh, kenapa aku harus kabur dari abyss ??aku bodoh, telang menyukainya... aku bodoh, kenapa aku menangis ??? aku bodoh, kenapa aku tidak mati ???? aku bodoh...dan membodohi orang, aku...aku mati, isak Ivvi dalam hati sambil mengeluarkan air mata. ia tidak seperti menangis, namun mengeluarkan air mata. ia kembali mencengkram hatinya
seperti pecah dan tidak bisa diperbaiki...

yaaak semua orang disini memang bodoh, berbohong pada perasaan masing-masing dan bisa dibilang serba salah...namun, yang akting memang sangat pintar(sayo) ! XD WKWKWKWK *dibunuh shein,Ivvi,raven,ducan*

oh iya tambahin song back
I don't like your boyfriend (?) - Avril
wkwkwkwk XDD

Memasang wajah sedatar papan triplek, membuka mata selebar daun teratai, dan memandang Shein dengan lurus. Rhea terdiam melihat Masternya sudah ada di sana lagi, cepat sekali, pikirnya. Beberapa detik nona bersayap ini diam dan hanya ada sebaris kalimat pendek yang dikatakannya sebagai jawaban.

"Tidak ada..."

Lalu mengembalikan pandangannya ke balik jendela, mencari-cari apa saja yang bisa ia cari. Sejujurnya ia sedang mencari perhatian, tapi nyatanya tidak juga peduli dengan hal itu.

"Jadi para tamu sudah pulang rupanya..."

Menambah gumaman tidak jelas. Omongannya selalu yang paling tidak jelas.

SHEIN SIDE

"Tidak ada..."

"Oh? Tidak ada?" Shein sendiri bingung mau berbicara apa pada Rhea. Moodnya jelek sekali.

"Sekarang kau mau kemana?"

Shein benar-benar tak tau harus ngapain dia sekarang.

RAVEN SIDE

"KAU YANG BODOH !! KAU DAN DIA TIDAK MENGERTINYA !!",

Raven ingin sekali menonjok Ducan saat itu juga. Tapi dia tetap menjaga perilakunya.

"Tau apa kau tentang aku dan Shein?" Raven mencoba untuk tenang."Shein itu sengaja. Dia selalu merasa sendiri. Apalagi setelah tau kekuatannya yang sulit di kendalikan itu. Dia sengaja membiarkan Ivvi denganmu. Kau tau itu?"

Raven hanya menghela nafas. Berharap semuanya akan kembali normal.

"Sekarang kau mau kemana?"

Pertanyaan lagi, Rhea kemudian membalikan wajahnya lagi dan menjawab dengan sangat singkat, "Tidur..."

Lalu melangkahkan kakinya dari tempat itu, sejujurnya ia juga kebosanan, tapi karena kegiatan hariannya hanya tidur dan makan dan apapun yang diperintahkan oleh Masternya, jadi ia tidak bisa berbuat banyak hal selain tidur.

Baru berjalan beberapa langkah kemudian Rhea berhenti. "Kalau Anda merasa kesepian Master, kenapa membiarkan dia pergi? Luka di tangannya itu bukan salah Anda, tapi saya," ucap Rhea lalu melanjutkan langkahnya.

Ia berbicara tentang Ivvi rupanya, berlagak sok menasehati.

"Shein itu sengaja. Dia selalu merasa sendiri. Apalagi setelah tau kekuatannya yang sulit di kendalikan itu. Dia sengaja membiarkan Ivvi denganmu. Kau tau itu?"

"sebaliknya ?? kau tidak merasakan apa yang dirasakan Ivvi bukan ??memang...aku tidak tau apa yang dirasakan leader Einverd itu, dia itu terlalu memaksakan kehendak ! dan berlari dari takdirnya...kenapa ia harus menyuruh Ivvi tinggal bersamaku ?? kekuatan ? cih ! betapa bodohnya dia ! semakin ia berbohong terhadap perasaannya semakin ia merasakan kesendiriannya itu !", tegas Ducan berkata.

Ducan menggendong Ivvi keluar.
"lihatlah wajahnya !! liat keadaannya sekarang ?? apa yang kau rasakan sekarang ?? jika mau, panggil leader itu untuk mengatakan apa yang ia rasakan sekarang !! semuanya tidak ada yang benar kan ??", Ducan yang tidak mau mempunyai masalah baru dengan keluarga Einverd, terus mempertahankan.

"HENTIKAAAN !!!", teriak Ivvi.

"kenapa ?? kenapa....", Ivvi menangis sekarang. ia tidak tahan dengan jeritan dihatinya yang ingin keluar.

"kenapa dia memaksakan diri ?? aku tidak mengerti...aku hanya ingin dia...dia bahagia, namun....kenapa ia melakukan itu ??? aku tidak mengerti perasaannya ! aku memang bodoh raven !", pecah tangisannya lagi. ia merasakan bahwa ia seharusnya mati.

Ivvi tidak sanggup, ia belum makan...ia belum minum, ia lemas...ia menangis dan lemah saat itu.

SHEIN SIDE

"Kalau Anda merasa kesepian Master, kenapa membiarkan dia pergi? Luka di tangannya itu bukan salah Anda, tapi saya,"

Memang Phoebe yang menyerang Rhea saat itu, tapi tetap saja Phoebe pun dalam kendali Shein dalam Fire Mode. Entah kenapa Shein juga jadi merasa bersalah pada Phoebe.

"Ah... tidak, ini salahku. Tapi..," Shein tersenyum, sepertinya dia mempunyai semangat lagi."Aku akan mencari segera cara mengendalikan kekuatanmu, dan... terima kasih untuk nasehatnya, Rhea."

Shein seperti menemukan cahaya lagi dalam kegelapannya. Itulah Shein. Sejak dulu memang selalu plin-plan seperti ini. Dia sendiri tak yakin dengan semua yang telah di perbuatnya.


RAVEN SIDE

"sebaliknya ?? kau tidak merasakan apa yang dirasakan Ivvi bukan ??memang...aku tidak tau apa yang dirasakan leader Einverd itu, dia itu terlalu memaksakan kehendak ! dan berlari dari takdirnya...kenapa ia harus menyuruh Ivvi tinggal bersamaku ?? kekuatan ? cih ! betapa bodohnya dia ! semakin ia berbohong terhadap perasaannya semakin ia merasakan kesendiriannya itu !"

Raven hanya tersenyum mengejek pada Ducan. Menanggapi semua ocehan panjangnya.

"semakin ia berbohong terhadap perasaannya semakin ia merasakan kesendiriannya itu, ya... yah itulah Shein. Dia selalu seperti itu sejak dulu. Tapi...," Raven berbalik dan mendekati Ducan, agar omongannya semakin jelas."Sebodoh apapun dia, tidak ada yang bisa menanggung kesendirian itu. Tak ada yang pernah merasakan kesendirian sebesar Shein. Walaupun dia memang bodoh dan lainnya, dia... sahabatku."

Raven hanya mengakhiri semua debat konyol itu dengan senyuman.

"kenapa dia memaksakan diri ?? aku tidak mengerti...aku hanya ingin dia...dia bahagia, namun....kenapa ia melakukan itu ??? aku tidak mengerti perasaannya ! aku memang bodoh raven !"

"Tak apa-apa Ivvi-san. Ini... aku mau memberikannya padamu. Ini Shein sendiri yang melukis," Raven memberikan sebuah kanvas sedang, yang tidak terlalu besar. Ada gambar Ivvi dengan hiasan kembang api di belakangnya. Itu Ivvi ketika di pesta ulang tahun Sabrie."Kata Shein, kau perempuan pertama yang di lukisnya."

"Aku akan mencari segera cara mengendalikan kekuatanmu, dan... terima kasih untuk nasehatnya, Rhea."

Walaupun tetap melangkahkan kakinya, membelakangi Shein, Rhea masih mendengar kata-kata itu. Ia lalu berbalik, dan menghela nafasnya, memerhatikan Shein dengan kedua mata bulatnya. Kemudian kembali melangkah di jalannya sambil bergumam, "Tidak apa-apa, memang tidak ada yang bisa mengendalikannya."

Itulah yang terjadi sejak lama, tidak ada yang pernah bisa mengendalikannya. Dan begitupun kini.

sayo bertanya, dari mana canvas itu ? mau !! (ga bisa gmbar sekarang << )
______________________________________

Ducan hanya memahaminya dalam diam, inilah leader Einverd ?
kini ia tau betapa cintanya leader itu kepada Ivvi, Ducan hanya pasrah dan ikhlas, tidak sebaiknya iya membawa Ivvi ? tapi ia masih tidak mengerti..kalau shein sangat mencintai Ivvi kenapa, ia tidak mengejarnya dan menahannya ? dan mencoba untuk melindunginya ?(udah kaya bu haji ngomongnya wkwkwk).

"Kata Shein, kau perempuan pertama yang di lukisnya."

Ivvi masih menangis, matanya sembam, tubuhnya seperti lebih kurus. (ditabok).
ia tidak bisa memegangi canvas itu, jika ia gunakan dengan tangan kirinya, mungkin canvas itu akan membeku, dan menjadi hancur.
Ivvi tidak tau apa yang harus dilakukannya, ia senang, dan juga sangat sakit dan sedih.
"apapun yang diinginkannya....aku akan melakukannya, agar ia bahagia, raven.."

"apa yang harus kulakukan sekarang ? aku lemah...", Ivvi jatuh dari keberdiriannya.

SHEIN SIDE

"Tidak apa-apa, memang tidak ada yang bisa mengendalikannya."

Pasti bisa... aku akan mencarikannya, itu bukan suatu hal yang mustahil

"Aku berjanji akan mencari cara itu, pasti ada.... dan maaf karena selama ini aku menjadi master yang selalu saja seperti ini. Bertindak bodoh," Shein mengacak-acak rambut Rhea, dan menuju kamarnya sendiri.

Rasanya semuanya sudah berakhir... Ivvi sudah marah padaku, ini memang takdir dan perbuatanku. Dasar aku bodoh


RAVEN SIDE

"apapun yang diinginkannya....aku akan melakukannya, agar ia bahagia, raven.."

"apa yang harus kulakukan sekarang ? aku lemah..."

Raven tersenyum menjawab jawaban Ivvi. Kelihatannya dia sudah berhasil menyampaikan perasaan Shein.

"Kau hanya perlu menemuinya... kau bagaikan matahari baginya. Pasti Shein sedang berada dalam kegelapan sekarang," Raven tersenyum, dan dia masih memandang lukisan Shein. Shein memang mengalahkannya dalam hal melukis.





oot: kapan2 saya gambar yg ivvi + kembang apinya kalau saya bisa...==a..

itu..si Shein, dia yg gambar..tanya aja ke dia..awakakak..*kabur*

"Aku berjanji akan mencari cara itu, pasti ada.... dan maaf karena selama ini aku menjadi master yang selalu saja seperti ini. Bertindak bodoh,"

... Shein mengacak-acak rambutnya sambil berkata seperti itu? Bagi Rhea tetap saja yang seperti itu tidak mungkin, maksudnya bahkan setelah 4 generasi yang ada, tidak pernah ada Contractor-nya yang akan tahan menjalani kehidupan dengan Chain macam dia.

"Mustahil..." ucapnya lagi, pesimis.

Kemudian Rhea melihat kembali ke arah jendela. Ada Raven dan Ivvi yang tengah mengobrol di sana, "Apa yang mereka bicarakan?" batinnya mulai bertanya-tanya lagi.

Ivvi hanya diam mendengar ucapan raven, dia ingin berlari...tapi jika ia bertemu shein nanti, ia akan berbuat apa ? dan shein saja menyuruh Ivvi untuk pergi darinya..?

jari-jari dan tangan Ivvi gemetar sekarang,

Ducan melihat Ivvi gemetar.
'dia itu....memang bodoh, kenapa harus permaisuri yang mencari pangerannya ? sedangkan permaisurinya yang terluka, bingung ingin melakukan apa sekarang untuk menyelamatkan pangerannya dari kegelapan ? hhhhhh.....benar-benar pasangan bodoh"

"Ivvi...ayo kita cari si plin plan itu", kata ducan masih menggendongnya, (gendongannya kaya ngegendong tas ransel @_@ *ga nyambung*), kata plin-plan mengubah cara pandang Ducan ke shein. sekang ia mengatainya plin-plan bukan lagi bodoh...tapi sama aja sih (digoreng shein sama om)

===================
Lokasi : entah dimana, didalam rumah Einverd

Ducan berlari dan menggendong Ivvi. Ducan memang lebih muda..tapi badannya sangat proposional.

Ivvi hanya bisa diam dan sangat gemetar (udah kaya naek bajay == *digoreng)
"cih ! dimana dia ?"

apakah dia benar-benar merelakan Ivvi sampai menghilang begini ??

(song back - douitsu - namikawa daisuke (??? lohh ga ada hubungannya wkwkwkwk XD) *iseng*

SHEIN SIDE

"Apa yang mereka bicarakan?"

Shein hanya diam, tak berani melihat ke arah jendela.

Mungkin Raven sedang berpamitan dengan Ivvi... atau menceritakan semua kebodohanku, yah, biarlah... aku sudah tak bersemangat lagi

"Entahlah," ujar Shein yang masih menyembunyikan rasa sedihnya."Baiklah, aku harus ke ruang kerjaku dulu, banyak yang harus ku kerjakan." Shein beranjak dari sana, buru-buru pergi, ingin menyendiri di ruang kantornya.


RAVEN SIDE

Raven hanya melongo melihat Ducan dan Ivvi yang kembali masuk lagi ke dalam rumah Shein. Raven pun ikut-ikutan masuk saja, menuju ke ruang tamu.

Dan dia sungguh kaget melihat laba-laba jenis BLACKWIDOW kesayangannya mati(tepatnya di bunuh Shein).

"AAH! BLACKY! SIAPA YANG TEGA MEMBUNUHMU!" Raven benar-benar bertindak lebay pada binatang yang ada di depannya itu.

chiiiittt.....!!

suara berhenti tiba-tiba Ducan yang berisik, ia berlari mencari shein dirumah yang besar ini + menggendong Ivvi yang sekarang sedang lemas,lesu,lunglai (dijotos), hanya lemah dan tidak bertenaga. itu juga salah satu yang membuat Ducan lelah juga sekarang.

'sial...'

Ducan berhenti didekat lorong yang dekat dengan ruang kerja shein, ia menidurkan Ivvi dilantai. kini Ducan lah yang menjadi sangat gelisah. Ivvi nyaris pingsan...badannya sangat panas, apakah demam ? ketularan...wkwkwk (dijotos). sudah dilorong itu sangat sepi lagi..

"Ivvi, tunggu sebentar yaa...aku akan memanggil maid atau pelayan", dengan sisa tenaganya, Ducan yang juga nyaris melemah berlari mencari maid atau pelayan.

cepatlah...., gumam Ducan yang ngos-ngosan dan sangat kelelahan.

SHEIN SIDE

Lokasi : di jalan, menuju ke ruang bekerjanya

Shein samar-samar mendengar suara orang berlari, dan tiba-tiba berhenti. Itu benar-benar mengesalkan baginya. Berlarian di koridor rumah Einverd.

Cih... siapa sih... butler kah? Atau para maid-maid bodoh itu?

Shein mengumpat-ngumpati mereka semua yang membuat ulah. Ingin rasanya dia membunuh semua orang yang muncul di depannya.

RAVEN SIDE

Raven masih meratapi kepergian sang BLACKY peliharaannya. Di ruang tamu itu. Sendirian.

"Padahal... ini hewan langka...," Raven memasukkan laba-laba itu ke sapu tangannya, dan melipat-lipatnya. Dia berniat untuk menguburkannya di kediaman Novadion.

Lokasi : Ruang tamu
___________________________

"eugh....no,novadion....to,tolong aku...Ivvi sekarat", hanya raven lah yang ia dapatkan saat mencari maid atau pelayan. Ducan juga lelah, tidak sanggup berlari mengelilingi rumah besar ini lagi untuk mencari pelayan dan maid bodoh.

=================================
Lokasi : Dilorong ruangan, dekat kantor kerja shein

wajahnya memerah, Ivvi memejamkan matanya. tangisannya masih tersisa tapi tidak sepecah tangisan tadi, tangisannya berkurang. ia lelah untuk menangis, sudah banyak ia mengeluarkan air mata hari itu.

'ukh...apa yang haru kulakukan...aku lemah, cengeng, dan dibenci oleh shein..', air mata Ivvi masih menetes. ia sangat pusing sekali..ingin rasanya Ivvi pingsan, tapi ia tidak mau...ia kuat, ia tidak mau menyusahkan orang lagi.

RAVEN SIDE

"eugh....no,novadion....to,tolong aku...Ivvi sekarat"

Raven yang mendengar ada suara Ducan itu, langsung mengalihkan perhatiannya dari si BLACKY-nya itu.

"Sekarat? Baiklah, tolong tunjukkan di mana dia," Raven buru-buru berdiri."Dan tolong, panggil saja aku Raven. Aku benci di panggil dengan nama bangsawan itu."

Raven baru sadar Ducan juga kelihatannya kelelahan.

"Ehh... Ducan-san kenapa? Istirahat saja di sini, biar aku yang menolong Ivvi. Dia di mana? Di koridor kah?" Raven mengikuti kata hatinya saja yang mengatakan Ivvi ada di koridor.


SHEIN SIDE

Ada suara... menangis?

Shein mencari-cari asal suara tangisan itu. Dia yakin tak jauh dari sana asalnya. Koridor itu cukup panjang, butuh waktu untuk mencarinya.

"Ehh... Ducan-san kenapa? Istirahat saja di sini, biar aku yang menolong Ivvi. Dia di mana? Di koridor kah?"

"a,aku...tidak tau di koridor, atau lorong mana...cepatlah,dia sangat lemah se, sekarang..", Ducan duduk disofa dekat sana, ia sangat lemah sekali dan menidurkan diri disana.

( song back - opening tsubasa aozara (yang maen bola, bukan TRC) vers Indonesia, lari lari lari) *digoreng* wkwkwkwk