[FRP] Future ! (it's real)

Serena yang mendengar kata-kata Lilica merasa iba padanya. Tidak ada yang lebih Menyakitkan dari di olok dan tidak diterima oleh orang tua sendiri. Ia mengelus kepala Lilica dan berkata pada pria yang baru datang itu, "Ung...aku tidak begitu mengerti tapi... bukankah lebih baik kalau lilica-san disini dahulu untuk menenangkan diri?"

"Lagipula... kasihan kan kalau ia di cuekin ha ha..." Ujarnya polos dan asal

"Anoo...mungkin lilica-san sedang ingin istirahat?"

"Aku tidak peduli dia mau istirahat atau tidak, tapi rapat ini sangat penting," jawab Shein, jutek.

Moodnya hari ini sedang jelek sekali, dia berbicara kasar dan asal-asalan terus sejak pagi tadi.

Shein kembali menatap galak adiknya, siap-siap menceramahinya lagi.

"buat apa kau menghadirinya?! toh aku tak akan didengarkan! di sana aku hanya akan di olok!"

Shein diam. Bingung ingin menjawab apa. Memang benar, kebanyakan dari anggota keluarga Einverd mengucilkannya. Tapi...bagaimanapun juga, sebagai anggota keluarga Einverd, menurutnya Lilica harus ikut.

"TIDAK AKAN. Ada aku dan shien nii-sama, tidak akan ada yang berani mengolokmu. Kau harus ikut, atau aku harus panggilkan Shien nii-sama untuk menjemputmu secara paksa, hah?" Shein mulai mengancam.

Shein melihat sekelilingnya lagi, kesal ada yang berbicara hampir berbarengan dengannya, di sisi lain, yaitu Ducan.

"TUTUP MULUTMU. LANJUTKAN SAJA WAWANCARANYA NANTI, AKU SEDANG BERBICARA SEKARANG!" Shein marah-marah pada Ducan. Perasaannya sangat kesal saat itu.

DEG!

Serena merasa agak kesal pada pria itu. Ia seenaknya marah-marah pada semua yang ada di dekat situ.

"Oi oi... jangan jadikan orang lain sasaran marahmu." Kata Aile yang tidak terima nonanya di bentak (??)

lhati lilica langsung berjingkat ria

'fufufu tak salah aku belajar berakting' pikirnya puas.

masih dengan tampang menunduk lilica tersneyum puas menunggu hasilnya.

"TIDAK AKAN. Ada aku dan shien nii-sama, tidak akan ada yang berani mengolokmu. Kau harus ikut, atau aku harus panggilkan Shien nii-sama untuk menjemputmu secara paksa, hah?"

jawaban shein benar benar membuatnya kalah. 'cih tak berjalan sesuai rencana!' pikirnya

'yosh rencana terakhir'

lilica dengan mata berair (nangis bombay) menghadap ke shein dan berteriak kepada shein

"ya sudah! panggil sjaa shien! aku tidak peduli! yang pasti aku tidak akan ke sana untuk di olok lagi! mencomooh tidak hanya dengan perkataan shein!"

"TUTUP MULUTMU. LANJUTKAN SAJA WAWANCARANYA NANTI, AKU SEDANG BERBICARA SEKARANG!"

Ducan >>

"ITU BUKAN URUSAN KU ! INI TUGASKU ! MARAH MARAH DI PASAR SANA !", balas Ducan kaya gini >>

Ivvi masih diam..
mengapa pria itu memarahi ducan ? apa salahnya ?

"sudahlah ducan...pindah saja ke tempat yang lain...", ucap Ivvi sambil mengangkat barangnya.

"hey kau...jangan meganggu ketenangan taman ini, dengan emosimu..ini tempat umum", ucap Ivvi melihat shein seperti ini >>

lilica dalam hati langsung tersenyum puas

'oh yessss' pikirnya

'sepertinya yang disudutkan bukanaku fufufu'

'no more meeting for me oh YEAH' pikir lilica dalam hati sambil menari tari kemenangan

"Oi oi... jangan jadikan orang lain sasaran marahmu."

"Bukan urusanmu. Kau ingin kumarahi juga, HAH?" Shein semakin kesal dan ingin marah.

Hal seperti ini sudah sering terjadi jika moodnya sedang benar-benar jelek. Dia bisa memarahi siapapun yang ada disekitarnya.

Dan sekarang apa? Lilica menangis di depannya. ITU SAMA SEKALI BUKAN KARAKTERNYA. Shein jelas tau itu, dia sudah bertahun-tahun tinggal bersama Lilica, bagaimana mungkin dia dapat tertipu oleh akal licik adiknya itu?

"Hapus air mata buaya mu itu. Sayangnya aku tidak akan tertipu. Mau nangis sampai jadi sungai juga silahkan saja," Shein tersenyum mengejek pada Lilica.

"ya sudah! panggil sjaa shien! aku tidak peduli! yang pasti aku tidak akan ke sana untuk di olok lagi! mencomooh tidak hanya dengan perkataan shein!"

"Aku akan benar-benar memanggilnya, dan kau akan menyesal," lagi-lagi mengancam.

Shein segera mengetikan sebuah pesan singkat ke nomor Shien. Shien yang jelas lebih TIDAK SABARAN dan PEMARAH dari pada Shein.

"ITU BUKAN URUSAN KU ! INI TUGASKU ! MARAH MARAH DI PASAR SANA !"

"KAU YANG HARUSNYA KE PASAR! AKU INI BANGSAWAN, TIDAK PANTAS KE PASAR!" Shein ngomel-ngomel, ngaco.

"hey kau...jangan meganggu ketenangan taman ini, dengan emosimu..ini tempat umum"

Siapa?

.......

..................

................................

Shein menoleh lagi, memperhatikan baik-baik perempuan itu. Dari tatapan matanya saja, sudah membuat Shein diam. Dia berpikir sejenak, familiar dengan suara itu.

lilica yang epertinya akalh akting pun menghapus air matanya bombaynya dan balas menantang.

dnegan menyingrai puas ia pun langsung menyergah

"mau panggil? silahkan saja tuan shein einverd" tantang lilica pada kakaknya

'POKOKNYA! GUE GA MAU KE SANAAAA' hatinya menjerit dengan nista

"Bukan urusanmu. Kau ingin kumarahi juga, HAH?"

WADEHEK?! ini orang seenaknya saja.

"Hoo...anda berani?" Tantang Aile masih menatap tajam Shein di depan wajahnya karena kekesalannya tadi. Serena hanya menghela nafas tapi juga merasa kesal.

Hingga ia menyadari pria itu terdiam karena kata-kata Ivvi sang model itu. 'aah...jangan-jangan.' pikirnya.

lilica sudah dengan semangat mau bertengakr dengan kakaknya

'oh masa bego besok aku masuk rumah sakit heh?' pikirnya dengan sadis

"AYO! katanya mau panggil shien?!" tantang lilica sekali lagi

"GA MAU MEETINGGG" hatinya lagi lagi menjerit

"mau panggil? silahkan saja tuan shein einverd"

Shein sudah malas berdebat lagi, dia kembali mengetikan pesan singkat lagi kenomor kakak kembarnya itu.

PIIIP

Belom saja Shein selesai mengetikkan pesannya, sudah ada pesan baru dari Shien.

ESAD. KENAPA KAU TIDAK URUS URUSANMU SENDIRI? AKU SIBUK DISINI! F*CK, POTONG SAJA KAKINYA, DAN PAKSA DIA MENGIKUTI RAPAT KELUARGA HARI INI

Shein geleng-geleng membaca pesan dari kakaknya. Tidak berubah sama sekali, tetap berjiwa psikopat.

"Hoo...anda berani?"

Shein menatap kesal lagi pada Aile.[color=blue]"Tentu saja aku berani. Untuk apa aku takut?" tantang Shein.

"KAU YANG HARUSNYA KE PASAR! AKU INI BANGSAWAN, TIDAK PANTAS KE PASAR!"

"AKU TAK PEDULI KAU SEORANG BANGSAWAN ATAU TIDAK..TAPI KAU MENGGANGGU KETENANGAN DI TAMAN INI !", balas Ducan lagi.

"sudah jangan diteruskan...", Ivvi >>

Ivvi menarik tangan Ducan dan berjalan pindah ke tempat yang lebih sepi. dengan membawa tas Ducan.

Lokasi : Caffe dekat taman.

mereka pergi ke caffe yang tidak jauh dari taman itu
Ducan duduk, dan Ivvi memanggil pelayan.

"kau ingin pesan apa ?", Ivvi membuka buku menu.

Ducan masih menggerutu kesal dengan pria tadi, dan tidak menjawab pertanyaan Ivvi. alias...Ivvi dikacangin..

Ivvi >>

"saya pesan sandwich dan lemon tea masing masing dua..", ucapnya pada sang pelayan yang dari tadi melihat Ivvi. karna Ivvi model kah ?

sambil menunggu pesanan datang..Ivvi ber-bengong ria..

..........
.....
hah....

"tunggu...."

Ivvi melihat kesekitar..

"ducan...kau melihat laptopku ???", ia masih mencari mencari kesekelilingnya.

"hah ? tidak..kau taruh dimana ?", Ducan bantu mencari.

Aile Tersenyum menantang "Hoo....kalau gitu coba saja kau marahi aku dan akan kuhancurkan wajahmu itu." Tantang Aile

Sementara itu serena menggelengkan kepalanya dan menghela nafas lagi.

"Aah ...sudahlah Aile. Orang ini aneh..." Kata Serena Seadanya

lilica langsung tertawa terbahak bahak mendengar komentar orang orang di sekitarnya

"a-aneh BUAHAHAHAH" tawanya meledak sambil menunjuk nunjuk shein

"makanya jangan nyelonong ke taman terus jitakkin orang" kata lilica sambil tetap tertawa

oot : capek marah2....

===================================================

"AKU TAK PEDULI KAU SEORANG BANGSAWAN ATAU TIDAK..TAPI KAU MENGGANGGU KETENANGAN DI TAMAN INI !"

Shein diam saja, tapi jelas entah kenapa dia sudah membenci duluan laki-laki itu. Dia merasakan perasaan yang rasanya familiar, dan pernah dirasakannya entah kapan. Perasaan benci ini, perasaan ketika melihat gadis yang menatapnya galak itu juga.

Rasanya....familiar......

Dilihatnya gadis itu menggandeng tangan Ducan. Lagi-lagi rasa Shein semakin merasa kesal. Tapi dia sendiri tidak tau kenapa dia selalu merasa kesal ketika melihat mereka berdua. Bukankah Shein sama sekali tidak mengenal mereka?

Shein tidak mendengar perkataan Aile, Serena, maupun Lilica. Dia bingung. Terperangkap dalam pikirannya sendiri.

Lalu....kenapa juga dia baru datang langsung marah-marah?

"Maaf. Aku tidak bermaksud membentak kalian semua. Aku selalu seperti ini, sifatku tidak menentu," ucap Shein yang kepalanya akhirnya mulai dingin.

'alhambulilaahh shien ga dateng amin amin' pikir lilica sambil menarik nafas lega (setngah ngos ngosan)

"hmm tak apa?" jawab lilica asal.

muncul ide baru di kepalanya

"baiklah shein kutinggal dulu ya? bye2" kata lilica sambil berjalan menjauhi shein

Serena memperhatikan ekspresi Shein. 'aah...ternyata benar' pikirnya. Ia pun melihat ada laptop tertinggal disana yang tampaknya milik Ivvi. TErlintas padanya pikiran untuk mengerjai Shein.

Serena mengambil laptop itu dan memberikannya pada Shein "nee...tampaknya ini punya nona tadi yang ada disini. Tolong kembalikan ya. Saya ada urusan. Ayo, Aile" Serena menarik Aile dan pergi meninggalkan Shein walau sebenarnya ia diam-diam mengawasi Shein

"hah ? tidak..kau taruh dimana ?"

Ivvi mencoba berpikir keras.

"jangan jangan ditaman...", Ivvi >>

"di tempat yang tadi kah ?"

"sepertinya..." , Ivvi merasa bersalah

Ducan menggeleng geleng kepalanya, ia berdiri dari duduknya.
"tunggulah disini...aku akan kesana mencari laptopmu.."

"baiklah...awas jika kau berantem lagi",

"Iyaa...", balas Ducan sambil tertawa dan mengusap usap rambut Ivvi.

Ducan berlari ke arah taman, tempat dimana sebelumnya ia duduk.

"baiklah shein kutinggal dulu ya? bye2"

"Hei, tunggu sebentar.... Kau mau kabur lagi, Lilica?" tanya Shein curiga.

"nee...tampaknya ini punya nona tadi yang ada disini. Tolong kembalikan ya. Saya ada urusan. Ayo, Aile"

"HEI, INI ANEH....Kenapa kalian semua menghindariku?" tanya Shein bingung.

Shein yang lelah duduk di bangku taman di dekat sana. Dia melihat ada laptop, milik Ivvi. Kelihatannya gadis itu lupa membawa laptopnya, dan tadi buru-buru kabur bersama laki-laki itu begitu saja.

Apa ku-hack saja laptopnya, ya? Kulihat isinya ada apa saja....

Otak kriminal Shein mulai aktif, dia memangku laptop itu, menjelajahi beberapa folder didalamnya.

GEH?!

Serena kecewa melihat reaksi Shein. Ia malah mengotak-atik laptop itu dan bukannya mengembalikannya. Serena gregetan dengan hal itu.

"O-oujosama....kita ngapain sih?" Tanya Aile

"Nfu fu...melihat musim semi." Jawabnya sambil tertawa licik >>

Lokasi : Taman

Ducan yang berlari ke tempat tadi, melihat kesekitarnya...tampak lebih sepi dari pada tadi.
apa semuanya sudah pergi ?

Ia melihat bangku yang ditempati Ivvi tadi, dan...

ia melihat pria yang emosian itu duduk dan asik membuka laptop Ivvi.

Ducan >>

Ducan membuka sepatunya, dan melempar ke pria itu..

swiiing

"HEY ! BANGSAWAN MALING ! KEMBALIKAN LAPTOP IVVI !", sambil marah marah melihat tampang shein yang senang melihat isi laptop Ivvi, Ducan saja tidak pernah ?

pernyataan shein menancap di hati lilica

"ha..ha..ha" tawanya gugup

akhirnya dengan terpaksa lilica duduk di sebelah shein dan melihat kakaknya itu mulai membuka laptop ivvi

"hei berniat mengehacknya?" tanya lilica

"parah kauh shein" sambung lilica sambil menggelengkan kepalanya

tapi toh ia juga ikut mengintip ke laptop itu

Shein membuka system admin di sana. Tertuliskan banyak sekali informasi sang pemilik laptop di sysadmin tersebut.

"hei berniat mengehacknya?"

Shein mengangguk pelan, dan kembali terpaku pada layar laptop tersebut.

Shein mengeluarkan sebuah USB mini dan memasangkannya ke lapto.

Tapi....tunggu sebentar....

Untuk apa dia melakukan hal seperti ini untuk orang yang tidak dikenalnya? Memangnya siapa dia, sampai-sampai membuatnya penasaran seperti ini?

Dia meng-copy semua biodata dan keterangan milik Ivvi di laptop tersebut ke USB mini-nya.

30%..........

40%........................

70%..............................

100%......................................

COMPLETED

Sukses terkopi, dan....

BLETAK!

Sepatu seeorang mengenai kepala Shein, bersamaan dengan selesainya meng-copy data dari laptop ke USB tersebut.

"HEY ! BANGSAWAN MALING ! KEMBALIKAN LAPTOP IVVI !"

"Cih, sial....," Shein buru-buru memasukkan USB mini itu ke saku bajunya, tanpa diketahui oleh Ducan.

lilica yang marah karena kakaknya dilukai mengambil sepatu itu dan melemparkannya kembali ke ducan

"HEI! JANGAN LEMPAR LEMPAR! INI BUKAN PERTANDINGAN BASEBALL!" teriak lilica marah.

'enak saja melempar sepatu ke shein' pikirnya marah

dengan segera lilica berlari ke Ducan dan meninjunya

oot : eh sayo tengker yuk? =))

"kembalikan laptop itu.....", Ducan yang ternyata sudah dekat jaraknya dengan shein, mengancam shein dengan tatapannya

lalu sepatunya dilempar lagi kearahnya oleh lilica, Ducan menghindar dengan cepat..
namun sepatu itu malah jatuh ke kolam air mancur taman.

Ducan >> WTH

BUG... !

lilica meninjunya keras.

"HEY ! WANITA ANEH ! APA URUSANMU DENGANKU ?!!", Ducan >>
ducan tidak membalas tinjuan lilica, karna ia tidak suka melukai wanita.