[FRP]FUTURE? WTH?!

"oh" kata lilica

"tapi laptop shein juga rusak terjatuh dan kutembaki" sambungnya entang

"jadi harapannya hanya chip ini"

"Hebat kau... Kasihan Shein. Padahal ia mencari data Ivvi kan....Aku tau itu...", Alice menahan tawa.

"Kurasa ia sedang PDKT dengan Ivvi nih...Hahaha....STUPID COUPLE..."

"hn aku adiknya einverd bersaudara jadi yahhh aku tau seluk beluk mereka" kata lilica

"mau chipnya ga?"

"ini chip terdapat 5 gate dan hanya aku yang bisa membukanya jadi yahh hanya aku yang bisa merestore data mu"

"stupid? well mungkin" katanya sambil tertawa

"mereka itu bukan stupid tapi dense!!!"

"Tak usah...Aku masih punya cadangannya. Kusimpan didalam jam ini...", Alice menunjukkan jam perak spesialnya itu.

"Dense? Benar..Itu julukan yang cocok untuk mereka!"

"kuberikan waktu 4 hari, jika dalam 4 hari kau bisa membuatku semakin mencintaimu, maka pada hari ke 5...aku, akan berikan ciuman pertama ini",

Shein tersenyum tipis. Dia tentu saja yakin dapat mendapatkan hati Ivvi. Mungkin hanya 2 hari? 4 hari terlalu lama untuknya.

"Tentu saja. Tantangan yang menarik, nona," Shein semakin tertantang. Dia memang sangat menyukai perempuan yang membuatnya penasaran, seperti yang di lakukan Ivvi sekarang.

Shein melirik Lilica dan Alice. Dan chipnya tentu saja. Shein buru-buru merebutnya.

"Berikan padaku. Chip ini sama berharganya dengan nyawaku. Dan, Lilica, jangan sok tau. Kau belum tau apa yang ada di Chip ini selain virus TRAPDOOR-ku," tegur Shein dingin. Mood-nya sedang jelek, dari tadi marah-marah terus. Kondisi badannya juga tidak baik, membuatnya semakin kesal.

"He.. Kita ketemu lagi ya..", Alice bangkit dari tempat duduknya.

"Santai saja.. Aku tak meminta chip itu. Lagipula, kau mencari data 'gadis itu' kan? Tenang.. Aku yang tanggung hukumannya..", Alice tetap memakai topengnya, tak lupa menguncir rambutnya. Yang diherankan, tak ada yang sadar ini Alice selain pengurus OSIS, kecuali Lilica yang sudah tau.

Shein menghembuskan nafasnya, lega. Chip itu berisi banyak sekali rahasia, termasuk program-program yang di buatnya sendiri. Chip itu bagai nyawa Shein, sangat penting bagi Shein sendiri.

"Hmm... terima kasih kalau begitu. Apa kita sudah berkenalan sebelumnya?" tanya Shein pada Alice. Dia sendiri lupa-lupa-ingat.


-Sementara itu Shien-


Shien masih berada dalam ruangan sepi itu. Dan seseorang memasuki ruangan itu, seorang siswi perempuan, yang kelihatannya takut-takut ketika masuk ke sana.

Siswi berambut hitam panjang sepunggung, matanya berwarna violet memandang Shien dengan takut. Lacie.

"Bagus. Kau datang juga. Sekarang temui adikku, dan berikan ini," Shien memberikan sebuah kertas pada Lacie.

"Baiklah, tuan Shien," Lacie sendiri merupakan perempuan yang mengabdi kepada keluarga Einverd, terutama Shien. Dia menjadi pesuruh Shien, Bahkan kadang suka di siksa.

"Hm.. Menurut anda sendiri..?Oh ya.. Kali ini kumaafkan kalau kau meng-hack data sekolah.. Tapi, lain kali.. Kau yang harus kena 'pujian khusus' itu.. Atau 'dia' akan marah..", Alice lega melihat Shein tak mengenalinya.

Baguslah kalau begitu...

"err....yasudahlah...", ia memilih untuk berjalan-jalan lagi mencari angin. Ivvi tidak pernah berdiri ditempat dalam waktu yang lama.

lemon teanya masih ia pegang sambil diminum, dan...BRUK
ia menabrak seseorang ? siapa dia ?

"kalau jalan yang benar yaa", dengan tampang sok coolnya, seorang alumni dari sekolah itu,seseorang yang memiliki burung gagak chibi diatas kepalanya, ia sekarang menjadi guru olahraga disekolah itu. tidak terlalu tua..dia, stein

"oh...lemon tea, sepertinya enak..", ia mengambil lemon teanya Ivvi dan meminumnya.
"aah segar sekali..", sambil menyodorkan lemon tea itu lagi ke pemiliknya.

"emm...terima kasih, untuk sensei saja..", ucapnya datar.

"baiklah...", srooott....stein menghabiskan lemon tea itu.

lilica yang mendengar ucapan shein padanya pun naik pitam. ia benci dikatai bodoh dan direndahkan (karena masa lalu)

ini juga bukan hari yang indah baginya, ia pun menggebrak meja kantin hingga hancur

"lalu?! kau pikir aku bodoh shein?!! kuberitahu satu hal virus itu aku sudah melihatnya!" serunya marah

"nona bisakah anda bilang bahwa saya sakit dan pulang cepat?" tanya pada alice

"permisi" ucapnya ketus dan dingin pada shein dan alice

"Hm.. Menurut anda sendiri..?Oh ya.. Kali ini kumaafkan kalau kau meng-hack data sekolah.. Tapi, lain kali.. Kau yang harus kena 'pujian khusus' itu.. Atau 'dia' akan marah.."

Shein sebenarnya tidak mengerti apa yang Alice maksud. Dia tetap melanjutkan lamunannya. Dan berusaha untuk mengistirahatkan dirinya sendiri di meja kantin. Panas.

Walaupun Shein menerima tantangan Ivvi, tetapi Shein sama sekali tidak bisa melakukan tantangan itu hari ini juga. Penglihatannya kabur, dan semuanya menjadi buruk jika dia sudah demam. Lalu apa?

Shein mulai memperhatikan sekelilingnya lagi. Dan, datanglah laki-laki berambut kuning yang tak asing baginya. Laki-laki paling tidak beruntung di sekolah ini.

"Ahh... pocky-nya habis? Hngg... padahal aku sudah memesannya dari tadi," ucap Raven lesu, dan dia mengambil sebuah roti kering yang tersisa. Dengan ogah-ogahan.

Lacie datang ke sana. Seluruh laki-laki melihatnya dengan pandangan menggoda. Lacie sendiri adalah wanita yang tak kalah populernya dengan Ivvi. Dia menghampiri Shein, memberikan sebuah surat dari Shien.

"Eh? Surat apa ini?"

Shein menatap Lilica yang marah akibatnya. Dia mau mengejarnya, tetapi tubuhnya benar-benar lemas untuk berlari. Shein membuka surat itu, dan seketika wajahnya menjadi pucat sekali. Sangat pucat.

"Dari master Shien...," jawab Lacie sambil berbisik, takut-takut dengan sekitarnya. Bagaimanapun Lacie merupakan siswi yang agak pemalu, dan asing dengan lingkungan sekitarnya.

"Tentu saja.. Dengan senang hati..", Alice mengangguk saja.

"Pak, maafkan teman saya menghancurkan meja bapak..", Alice membungkuk hormat pada bapak pemilik kedai ramen ini.

"Tak apa, nona.. Lagipula saya juga memang berniat mengganti meja lama ini.", bapak itu tersenyum lalu tertawa.

"Kau pasti tak mengerti ucapanku ya.."

"kerugiannya saya ganti" kata lilica enteng

"permisi alice bilang kepada kedua kakak beradik itu kalo aku ke d'lounge"

"Tak usah.. Meja cadangan sudah ada kok..", ucap alice dengan santai.

"Sst.. Jangan keras-keras panggil Alice.. Iya nanti kusampaikan pada mereka..", alice mengingatkan lilica. Soalnya ada shein.

"maaf" kata lilica santai

ia meninggalkan kantin itu dan berjalan di sekitar sekolah

'nanti saja ke d'lounge malas' pikirnya

"Kau pasti tak mengerti ucapanku ya.."

Shein menggeleng pelan, masih kaget dengan apa yang di bacanya di surat itu.

Lalu Lacie dengan cepat memasukkan sebuah Contact Clens Ungu, ke saku Shein. Dia berbisik lagi pada Shein,

"Master bilang, pakailah 'itu' untuk menyempurnakan penyamarannya," ucap Lacie datar, dan tidak mempedulikan Shein yang pucat membaca surat yang di sampaikannya itu.

Surat itu berisi, Shien yang pergi dari sekolah hari ini gara-gara ada urusan mendadak. Dia memerintahkan adik kembarnya itu untuk menyamar menjadi dirinya, hanya untuk satu hari saja. Dan menyuruh Shein untuk mengikuti demo klub yang di adakan di sekolah itu. Banyak sekali yang harus di lakukannya. Tapi kenapa?

"T-tapi... kegiatan klubnya kan banyak sekali. Lihat daftar ini!" Shein menunjukkan surat itu pada Lacie."Daftarnya... membuatku semakin pusing."

Shein kembali melanjutkan membaca surat itu.

PS: USB-MU yang berisi data-data 'itu' sudah kuambil menjadi sanderaku. Patuhi apa kataku, SHEIN

Shein semakin merinding setelah membaca tambahan dari kakaknya itu. USB-nya yang tak kalah pentingnya dari chip miliknya. Data itu...

"emm..karna aku sudah meminum habis lemon teamu, kau mau kutraktir ?", Stein pura-pura merogoh kantungnya, seperti punya duit yang banyak.

"tidak sensei terima kasih...aku baru saja makan"

"baiklah..kapan-kapan saja kalau begitu", ia menepuk-nepuk kepala Ivvi.

"selamat siang sensei..", Ivvi berjalan lagi, tiba-tiba bertemu 3 orang wanita.

"Ivvi...ayo kita ke ruang kedap suara(ruang musik), kau harus ikut ekskul kami !", paksa salah satu dari 3 wanita itu yang sekarang menarik tangan Ivvi.

"aah...ekskul apa ?"

"ekskul band ! kau satu-satunya yang kukenal dan bisa kupilih menjadi vocalis di bandku..ayolah...kau pasti mau kan ?", mohon ketiga anak itu.

"sesuka kalian...aku memang tidak punya kerjaan sekarang"

okeey Ivvi ditarik dengan cepat sama ke tiga wanita itu ke ruang musik.

Lokasi : Studio, tepatnya diruang musik (hebat *o*)

"kau bisa bermain alat musik ?", tanya wanita kedua dari ketiga wanita yang tadi.

steinnnn=========================

Lokasi : masih di kantin

jreeng, Stein melihat sosok adiknya sedang disana

"RAPEN !!", teriak stein, membuat syll kaget diatas kepalanya.

"fiuh..hampir saja..", Alice sudah panik tadi, kemudian kembali duduk. Lalu seorang bapak penjaga kantin memanggil namanya.

"Nona Alice! Ini pesanannya!"
GUBRAK!!
Alice yang kagetpun, terjatuh dari bangkunya. Ia tidak jatuh kebelakang,tapi malah kedepan. Topengnya terlepas. Ini adalah hal terburuk yang pernah ada.

SHEIN SIDE

Shein buru-buru ke toilet dan memasangkan contact clens ungu itu, dan sedikit mengacak-acak rambutnya agar terlihat agak seperti preman, seperti kakaknya maksudnya.

"DEMI USB, KLUB PERTAMA!" Shein melihat daftar di surat tersebut, klub musik classic. Shein hanya tersenyum saja, klub musik classic mudah baginya.

Lokasi : Ruangan Klub musik classic

Shein, yang saat itu menjadi Shien mulai di teriaki oleh murid-murid cewek, anggota FC kakaknya itu. Shein hanya geleng-geleng kepala, dan mulai memainkan biola, Bach's Sonatas and Partitas for Violin Solo dan lain-lain. Shein mendemokan banyak lagu-lagu classic di sana. Setelah selesai, Shein langsung kabur menuju ruang klub lainnya.


RAVEN SIDE

"RAPEN !!"

"AH! Kok Stein nii-sama di sini?" Raven bersiap untuk kabur melihat kakaknya itu.

Kemudian dia melihat perempuan yang terjatuh dari bangkunya, topengnya terlepas.

"Ehh.. tidak apa-apa? Anda kan...," Raven menyadari perempuan yang di depannya itu adalah Alice, ketua osis?

"emmm..aku tidak bisa", jawabnya jujur.

"tidak apa-apa...kau langsung diterima menjadi vocalis Ivvi !", semangat ketua band itu.

Ivvi hanya terdiam datar, ia langsung didorong untuk masuk studio untuk berlatih.

"okey...nyanyikan lagu ini ? ini lagu terkenal...kau tau kan ?"

"tidak masalah...akan ku coba", ia mengambil kertas lirik yang diberikan ketua band. dan mulai membacanya cepat

"all right guys, let's play the music !"

(untuk lagunya, yui - life (ed.bleach)...kalau mau denger, denger aja wkwkwk)

Didepannya, ia melihat Raven yang menyadari dirinya.
"CELAKA!!", kunciran rambut Alice lepas. Rambut hitamnya tergerai. Ia segera menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.

"Bagaimana..ini...", ucap alice pelan sekali. Mukanya pucat pasi.

"AH! Kok Stein nii-sama di sini?"

BLETAK !

stein menjitak kepala adiknya itu, "kau ini dari mana saja huh ? aku disini menjadi guru olah raga sekarang...jangan main-main denganku, aku bisa saja mengurangi nilaimu nak...", ucap stein sok iyee.

"hey aku lapar...kau punya makanan ?", stein memegangi perutnya. syll ikut-ikutan seperti ini >>

lilica yang tak jadi ke d'lounge melihat alice yang topengnya lepas

ia segera berlari melepas syalnya dan menutup muka alice dengan syal itu

"hati hati" ucapnya

SHEIN SIDE

Shein benar-benar kelelahan. Sudah banyak klub yang dia lalui sejak tadi. Klub yang di senanginya hanyalah klub catur, klub komputer, dan klub seni. Mereka semua meminta Shein untuk bergabung di banyak klub. Capek.

Shein kemudian dengan lemas, berjalan ke halaman. Berusaha beristirahat di sana. Di rumput-rumput itu, Shein juga kebetulan membawa sketch-nya, dan berniat untuk melukis bunga-bunga rosa alba yang tumbuh di halaman belakang sekolahnya itu. Bunga terindah menurut Shein, di antara bunga-bunga lainnya di halaman itu.

Lokasi : Halaman belakang sekolah

Shein dengan asyik menggoreskan pensil yang tadi terbawa olehnya di sketch itu. Melukiskan keindahan bunga rosa alba. Paling tidak membuatnya agak tenang setelah banyak melakukan kegiatan klub tadi.

Dan didengarnya suara nyanyian. Dari ruangan klub band, ruang musik. Berisik. Tapi suara vocalistnya sangat familiar, tentu saja suara Ivvi. Lalu Shein teringat, melukiskan Ivvi bukanlah hal yang buruk, kan?

Dia mengganti lembaran sketch-nya, menjadi lembaran baru. Dan mulai melukiskan gadis itu, bersama dengan bunga-bunga rosa alba yang ada di taman itu.

Indah sekali...


RAVEN SIDE

BLETAK!

"AKH, s-sakit...," Raven merengek sambil memegangi kepalanya. Setelah itu dia tidak terlalu banyak berkomentar, takut di jitak lagi oleh Stein.

Raven kemudian kebingungan melihat Alice yang salah tingkah itu. Dan rambut hitamnya tergerai, mengungkapkan semua penyamarannya.

"Eh.. ketua osis? Kenapa menyamar?" tanya Raven polos.

"Err..ah..eh...Cuma..ahahaha", alice salting sendiri, apalagi Raven bertanya sepolos itu. Lalu mendapati mukanya ditutupi oleh syal Lilica.

"Ah..topeng..topeng.. Ini dia.", Alice segera melepas syal Lilica lalu memakai topeng itu dengan segera.