When fate gather... [story telling]

"tetapi, sama saja membuat kecewa gingin..."

Ceil hanya diam sambil menatap tajam Ivvi yang menyindirnya itu. Ia bingung mau menjawab seperti apa lagi.

"lepas saja...kami ini kan bukan orang jahat...

Ceil memikir-mikir lagi. Kalau ia lepas mungkin ia akan ketahuan. Apalagi ada Alfonze. Ia merogoh sakunya dan menemukan sebuah kacamata hitam. tentu saja hanya memakai kacamata tidak akan membantu. Tapi setidaknya dapat menutupi sedikit lah *halah nyari alasan XD*.

Ceil membuka topengnya dan memakai kacamata hitam tersebut.
"Begini cukup?" tanyanya

"makanannya masih banyak, silahkan makan...",

"Ah, tidak. Tidak usah. Terima kasih nona. Tapi, tampaknya master saya sudah mau makan." Usil Sneich

Akhirnya, Ceil pun memakan hidangan tersebut.

Alfonze masih asik berbincang dengan Vogel, chainnya yang berwujud burung garuda putih tersebut.

"Kalau begitu...kenapa kau tidak menunjukkan human-form mu padaku, mastermu sendiri?" tanya Alfonze, serius.

Vogel diam saja, tidak menjawab.

"Kenapa? Kenapa? Kenapa?" Alfonze nyolot, dan mulai mempermainkan Vogel.

"Ada yang datang", belum sempat Vogel menjawab pertanyaan Alfonze dia sudah menghilang, menyadari adanya murid-murid yang datang kesana.

Ivvi melihat tatapan tajam itu dan membalas tatapan yang mengatakan 'what ?'

dan akhirnya ceil membuka topengnya walau matanya ditutup oleh kacamata hitam...

di benak Ivvi : andaikan ini malam hari, akan ku tertawai dia ...memakai kacamata hitam saat malam hari

"waaah...", regina menatap ceil
"kau ini artis ya ?", tanyanya

_____________________________________

"nii-sama !", sapa rokumi yang melihat alfonze

"ayo kita main...", ajaknya >>

Ceil menyengir sedikit dengan maksud memberitahu ivvi "sudah puas?"seperti itu

"kau ini artis ya ?"

JEGER?!
Ceil heran akan kepolosan regina. Tapi, saat Regina menatapnya, ia merasa agak tidak tenang.
"Err...umm. Bukan. A-Aku cuma orang biasa." Jawabnya gugup

"nii-sama !"

-sama? Kenapa pakai embel-embel itu? , pikir Alfonze yang tidak terbiasa dengan panggilan terhormat atau biasanya. Tapi dia tidak terlalu mempermasalahkan hal itu.

"ayo kita main..."

Alfonze tersenyum, lagi-lagi mengacak rambut Rokumi lagi.

"Mau main apa?" tanyanya lagi

"Err...umm. Bukan. A-Aku cuma orang biasa."

regina hanya tersenyum saja, ia menghabiskan makanannya
"ayo kita ke pantai..." , Regina >> , ajak regina

"waaah, ayo !", ucapnya Ivvi setuju

Ivvi dan Regina segera menuju ke murid-muridnya.

_______________________

lokasi : tempat dimana anak-anak bermain dan alfonze berada

"Mau main apa?"

"hum...kita main....", pikir rokumi

sebelum rokumi berbicara, Regina memanggil murid-murid lainnya

"semuanya...hari ini kita akan ke pantai..", ucap regina girang dan menggunakan topi sombreronya.

"HOREEEE !", riang anak-anak

"pakai masing-masing topi kalian yaa...karna cuaca hari ini lumayan terik.."

regina melihat alfonze, "kau tidak makan ? kita akan ke pantai...", regina >>

Alfonze memperhatikan lagi murid-murid TK yang sudah keluar dari 'sarang'-nya itu. Sepertinya waktu sekolah sudah selesai.

"kau tidak makan ? kita akan ke pantai..."

Sebenarnya Alfonze sangat lapar, apalagi tadi sebelum berangkat dari rumahnya dia belum sempat sarapan.

"Ah tidak Regina-sama, aku tidak lapar," jawabnya langsung."Mau ke pantai sekarang?"

"ayo kita ke pantai..."

Ceil tersenyum melihat sosok Regina yang girang dan perhatian pada anak muridnya itu. Setiap melihatnya, hati Ceil terasa hangat.

Ia beranjak dari kursinya dan menunggu Regina mengumpulkan anak muridnya.

"Master..." Panggil Sneich

"Ya?"

"Tampaknya... anda menyukai perempuan itu, ya?"Ucapnya jahil

Deg!
Ceil tiba-tiba memerah sendiri. Bahkan ia pun belum menyadari perasaannya sendiri.
"Hah?!" ia terkejut

"Ah tidak...anggap saja tadi angin lewat." Sneich menyengir

"Ah tidak Regina-sama, aku tidak lapar,"

"benar kah ?"
"baiklah...aku akan membawa bekal kepantai...mungkin ada yang masih lapar..", Regina meminta kesalah satu maidnya untuk membekali makanan dan minuman.

"Mau ke pantai sekarang?"

"yaa...", girang regina
"kau ikut bukan ?"

regina melihat ceil yang masih berada di dalam gedung, "soir-san ! ayo kita kepantai...", ajaknya

anak-anak pun tidak sabar untuk menuju kepantai yang jaraknya tidak jauh dari taman kanak-kanak tersebut.

dan sementara itu Ivvi menyiapkan Bis Sekolah untuk pergi ke pantai.

tin tin

anak-anak pun masuk dengan cepat dan riang kedalam bis tersebut

"soir-san ! ayo kita kepantai..."

Ceil mengangguk dan mengikuti Regina diikutin oleh Sneich dibelakang Ceil. Yah, sekali-sekali bolehlah ia bebas dari tugas Pandora.

Diluar, Ivvi sudah menyiapkan bus sekolah *lolz* untuk pergi ke pantai dan dilihatnya anak-anak dengan girang memasuki bus tersebut.

"Apa kita akan naik ini?" Tanya Ceil

"baiklah...aku akan membawa bekal kepantai...mungkin ada yang masih lapar.."

Alfonze mengangguk-angguk setuju. Untungnya Regina membawa bekal, jadi dia paling tidak masih bisa makan di pantai nanti.

"Silahkan masuk, Regina-sama," Alfonze mempersilahkan masternya masuk duluan. Sebuah tata krama, yang harus ditaati oleh seorang knight.

Dia melihat kearah Ceil lagi.

"Apa kita akan naik ini?"

"Kau belum pernah menaiki bis, Soir-san?" tanya Alfonze asal.

Apa kita akan naik ini?"

"tentu saja...artis...", sindir Ivvi lagi

regina hanya tertawa saja *memangcacatinichara* *digoreng*

"Silahkan masuk, Regina-sama,"

"terima kasih..", balasnya sambil tersenyum dan memasuki bis tersebut

anak-anak yang bersemangat menyuruh Ivvi untuk segera jalan, dan melaju ke arah pantai.

Kau belum pernah menaiki bis, Soir-san?"

Jujur saja, ia memang tidak begitu suka berpergian sehingga ia jarang naik kendaraan.
"Jujur...belum." Jawab Ceil sambil menaiki bus itu

"tentu saja...artis

Ceil tidak memperdulikan sindiran Ivvi. Biarkan ia melakukan semaunya. Tapi, melihat Alfonze dan REgina tadi, ia merasa sedikit cemburu walau ia tidak menyadarinya.

"Jujur...belum."

"OH, aku juga!" jawabnya lagi bangga.

Alfonze menaiki bis itu, dan duduk dibanggu paling belakang didekat jendela. Dia memperhatikan keadaan diluar dari kaca.

Dan dia melamun lagi. Entah kenapa yang terpikir dalam lamunannya itu adalah masternya sendiri, Regina.

Ah, ini aneh..., Alfonze semakin merasa tidak nyaman dengan perasaannya sendiri. Dia menjadi melamun terus didalam bis itu.

didalam bis itu Regina dan murid-muridnya bernyanyi dengan riang, Ivvi tidak mau kalah sambil menyetir ia juga sambil bernyanyi.

___________________________
lokasi : Pantai Oswald

tidak terasa, bis itu sudah sampai ditujuannya.
pemadangan Pantai luar biasa indah, disana juga terdapat turis-turis lainnya serta warga-warga Oswald yang damai.

warga-warga Oswald ketika melihat regina datang, menundukan kepala dan tersenyum melihat leader Oswald tersebut, dan regina pun membalas tersenyum warga-warganya


"semuanya...selamat datang dipantai Oswald...", girang regina

regina sangat suka wilayahnya ini, dengan penduduknya yang damai serta pantai yang Indah.

Ivvi yang menaruh barang-barang didekat pantai, tersenyum melihat para murid-muridnya asik bermain pasir, ombak, dan berlomba menemukan keong pantai. ada juga yang bermain bola..

Regina bermain bersama murid-muridnya untuk bermain ombak.
lucunya...ketika ombak itu datang, regina malah berlari menjauhi ombak sambil tertawa..

oot : ini stortell mau nyampe kapan yang...

Lokasi : Pantai Oswald

Alfonze mengikuti Regina, dia merasa bahagia juga melihat masternya yang kelihatannya sangat menyukai pantai juga.

Alfonze tersenyum melihat tingkah laku masternya yang lucu itu. Tertawa dan berlari-lari menjauhi ombak. Benar-benar manis.

"Hei, Alfonze..."

Alfonze masih memperhatikan Regina, tidak mendengar suara Vogel.

"HEI!", Vogel berteriak didepan telinga Alfonze, masih belum berefek. Dia masih tetap melamun.

"Oh well, cinta itu memang buta..." Vogel geleng-geleng memperhatikan masternya yang melamun terus saat itu.

Lokasi: Pantai Oswald

Ceil memperhatikan REgina yang sedang dengan riangnya bermain ombak bersama murid-muridnya. Ingin rasanya ia ikut bermain bersamanya.

"Kalau memang ingin main, pergilah, master." Suruh Sneich

"Tidak...tak apa." Jawabnya walau tidak benar

Sneich pun menghela nafas dan menarik tangan masternya itu sambil menghampiri Regina.

"Nona Oswald, Boleh kami bergabung?" Tanya Sneich

Sementara Ceil yang masih ditahan oleh Sneich, memerah saat melihat Regina dari dekat.

oot : sampai RP yang sebenarnya dimulai *digoreng*, yaa paling abis pulang dari pantai~
__________________________

ia masih sibuk tertawa bersama murid-muridnya, angin dipantai itu sepoy-sepoy..~
hingga membuat Ivvi tiduran saja dikursi lipat (dipan yang buat dipantai) , dengan memandangi regina yang bersenang-senang dengan muridnya.

"Nona Oswald, Boleh kami bergabung?"

"tentu saja !", regina >>

rokumi yang sedang bermain pasir dipantai memanggil alfonze dengan melambai-lambaikan tangannya, kaya gini juga >>

"nii-sama...! ayo...main !", ajak rokumi.

"tentu saja !",

Ceil senang mendengar hal ini. Apalagi melihat wajah Regina yang tersenyum itu, membuatnya tambah senang lagi.

"Terima kasih, Nona Oswald." Sneich membungkuk
"Nah, master... nfu fu..." Sneich menyengir

"He? =A=" Ceil bingung

Tiba-tiba Sneich menyipratkan air laut ke muka Ceil sehingga wajahnya basah.

"Pueh...asin ==" Keluh Ceil "Awas kau Sneich..." Ia balas menyipratkannya tapi Sneich malah menghindar sehingga airnya tak sengaja mengenai Regina.
"Huah! G-gomenasai. Oxo" Kata Ceil panik

"nii-sama...! ayo...main !"

Lamunan Alfonze langsung terpecah oleh panggilan Rokumi. Dia kembali fokus memperhatikan sekitarnya.

Bodoh sekali aku, harusnya aku tidak melamun seperti tadi. Bagaimana kalau terjadi sesuatu, aku pasti tidak akan bisa bergerak cepat kalau melamun terus...

"Iya, kau suka bermain pasir ya?" Alfonze mendekati Rokumi, mulai ikut bermain pasir bersamanya.

"Huah! G-gomenasai. Oxo"

Melihat kejadian tersebut, Alfonze langsung menghampiri Regina, takut terjadi apa-apa pada masternya.

"Regina-sama tidak apa-apa kan? Apa mata anda perih?" Alfonze menawarkannya tisu untuk membersihkan cipratan airnya.

regina yang masih saja tersenyum dan tertawa seperti orang gila

tba-tiba...

ada air yang menciprat ke arah wajahnya, dan regina pun langsung memejamkan matanya..

"Iya, kau suka bermain pasir ya?"

"suka", rokumi >>

dan kemudian alfonze mengahampiri regina

"Huah! G-gomenasai. Oxo"

"tidak apa-apa...", dalam keadaan basah seperti itu regina masih tersenyum.

"Regina-sama tidak apa-apa kan? Apa mata anda perih?"

"nee..nee, tidak apa-apa alfonze-san, terima kasih...", ia mengambil tisuenya dan masih tersenyum.

"sensei !", tiba-tiba salah satu murid memanggil dengan keras

wanita polos ini langsung melihat kearah sumber suara, begitu pula Ivvi

"nana [anggap saja namanya nana] ! dia berenang jauh sekali !", anak itu menunjuk nana yang berenang terlalu jauh

bagaimana anak itu semakin menjauh ? bukannya dia bersamaku tadi ?
regina langsung berlari ke arah anak tersebut, begitu pula Ivvi..

"nana !....nana...!", teriak regina memanggil nana, dan sepertinya nana tidak dengar.

regina yang nekat, tiba-tiba berenang menuju nana yang lumayan jauh dari tepi pantai.

Ivvi yang tidak bisa berenang berhenti ketika melihat regina menyusul nana.

"REGINA !", Ivvi malah meneriaki regina yang sudah terlanjur menyusul nana.

"nana [anggap saja namanya nana] ! dia berenang jauh sekali !"

"nana !....nana...!"

Otomatis Alfonze langsung bergerak cepat melihat Regina yang nekat itu. Dia melepas jubah dan jas knight-nya beserta gogglenya (oot : ini pas mau bernang goggle-nya malahan dibuka =)) )

"Regina-sama!" Alfonze berusaha memanggil, tetapi rasanya bercuma saja karena disana cukup ramai.

Oh, sial...

Alfonze masih berusaha mengejar, tapi sepertinya sesuatu yang buruk terjadi pada Regina

Tiba-tiba saja Regina ngeluyur berenang demi mencari salah satu anak muridnya yang bernama Nana yang sudah begitu jauh.

Ceil membuka mantelnya dan dengan cepat menceburkan diri ke laut. Ia kemudian berenang secepat mungkin untuk membantu Regina.

"Oi! Regina!" Panggilnya berharap Regina dapat mendengarnya

Ia pun berenang lagi mencoba mengejar Regina.

"REGINA !"

"Regina-sama!"

"Oi! Regina!"

wanita nekat ini masih saja berenang menyusul nana, ia tidak mendengar suara Ivvi, Ceil maupun Alfonze.

penglihatan regina semakin buram, karna air laut yang terus menerus mengenai matanya.
dan kedalaman laut pun semakin dalam namun regina semakin dekat dengan nana.
dilihatnya nana menangis dan nyaris tenggelam.

regina pun menangkap nana, dan berusaha menenangkannya namun nana tidak kunjung tenang, layaknya anak kecil yang panik disaat seperti itu. ia terus menangis ketakutan.
nana membuat regina tidak bisa bergerak, bebannya terlalu berat bagi regina yang lemah.
ia pun berada dititik puncak kelemahannya.
regina pun tenggelam, begitu pula nana..

REGINA....

regina ! bangun nak....bertahanlah !

didengarnya suara gaib, ayah dan ibu regina..

ayah...Ibu..., regina membuka matanya dan melihat dirinya semakin tenggelam.

Ceil berenang semakin jauh dan mendekati Regina. Dilihatnya Regina dan Nana tenggelam kedalam laut.

Sial! sial! sial!

Ia pun mengambil nafas dan menyelam. Dengan cepat ia menarik Regina dan NAna ke permukaan. Dengan sisa kekuatannya ia membawa mereka berdua ke tepi pantai.

"Regina! regina! bangunlah!" panggilnya dengan panik