[FRP]FUTURE? WTH?!

Di luar perkiraan Shein. Shein mengira Ivvi menangis gara-gara kesal atau karena tidak suka pada gambar simple-nya itu, benar-benar di luar dugaan.

"aku suka sekali bunga.."

Shein tersenyum lagi, tentu saja. Dia mendekati Ivvi, kemudian menghapus air matanya.

"Aku juga suka sekali... bunga rosa alba putih di gambar itu, dan gadis itu... yang sekarang sedang melihat gambar ini dengan mata hijau-nya yang berkaca-kaca. Aku senang, kau menyukai gambarku itu... tapi aku akan menyempurnakannya lagi. Yang benar-benar sempurna untuk melukiskan perasaanku ," Shein menatap Ivvi dalam-dalam.

Tanpa disadari, semua siswa dan siswi di ruangan kelas itu, menatap Shein dan Ivvi. Shein sendiri tidak menyadarinya, pandangan dan perhatiannya hanya tertuju pada Ivvi.

"udah jangan mesra mesraan di depan umum" kata lilica

memang gadis ini Sukarno merusak suasana

"carilah tempat yang sepi! Ini di publik shein, ivvi" Katanga lagi

"sana balik ke kelas"

"hey alice lagi apa?"

"Ah..Lilica..Kukira kamu mau pergi bolos...Cuma lagi membandingkan saham...AH..SIAL...TURUN LAGI...", Alice merasa agak tenang sedikit.

"Oh iya, ganti baju dulu ah...", ia baru ingat, bajunya masih basah karena cipratan tadi.

".....", Ivvi cengo kayak di Ava sayo XD *digoreng*

"buatlah aku semakin menyukaimu...mahluk jenius yang aneh", ia menyeka air matanya, dan tertawa melihat shein yang melihatnya seperti itu.

"sana balik ke kelas"

"tapi ini kan dikelas ?, kau sendiri sedang apa disini ?"

"carilah tempat yang sepi! Ini di publik shein, ivvi"
"sana balik ke kelas"

Dasar Lilica, mengganggu saja... batin Shein yang kemudian kembali duduk ke tempatnya. Masih lemas gara-gara melakukan banyak sekali kegiatan klub kakaknya.

"Seharusnya kau yang kembali ke kelasmu sendiri, Lilica. Atau jangan-jangan kau bolos lagi?" tanya Shein dengan nada yang meninggi.

"buatlah aku semakin menyukaimu...mahluk jenius yang aneh"

"Hng? Aneh? Ahahaha," Shein tertawa lepas. Akhirnya, setelah marah-marah memang paling enak tertawa."Oh iya..."

Shein mengeluarkan dua buah tiket dari kantungnya. Sebuah tiket bermain "Ice Skating" di sebuah tempat di kota itu, yang baru saja di buka. Sebenarnya milik keluarga Einverd, tetapi Shein tidak banyak bicara soal EINVERD, ataupun yang lainnya. Dia sendiri lebih senang terlihat sebagai siswa biasa-biasa saja.

"Kau tau kan tempat yang baru di buka di dekat sini? Aku memenangkan undian, dan mendapatkan dua tiket ini. Tadinya tiket ini milik kakak kembarku, tetapi dia ada urusan, sehingga tidak bisa ikut. Bagaimana kalau sepulang sekolah bermain ke sana?" tanya Shein riang.

"Yak..selesai...Dengan terpaksa pakai seragam yang lama...Komputer sudah kurestore....", Alice melihat bercak-bercak darah disana sini.

"Ke kelas ah...", Alice mulai bosan diruang OSIS. Lagipula tugasnya sudah selesai. Ia berniat melepas penyamarannya itu dikelas nanti.

"Kau tau kan tempat yang baru di buka di dekat sini? Aku memenangkan undian, dan mendapatkan dua tiket ini. Tadinya tiket ini milik kakak kembarku, tetapi dia ada urusan, sehingga tidak bisa ikut. Bagaimana kalau sepulang sekolah bermain ke sana?"

"sepulang sekolah ?"

Ivvi berpikir..

ada les ga yaa...

drrtt...drrtt , getaran Handphonenya.
tidak sadar ada 6 buah sms masuk.
dengan topic yang sama.. dan pengirim yang bergender laki-laki semua.

Ivvi, nanti pulang bareng yaa...aku bawa motor/mobil/sepeda/becak/bajay loh

ukh....

"aku ikut...", Ivvi langsung berkata dengan cepat.
"sudah lama aku tidak bermain ice skating..."

eng, tapi ? apa aku masih bisa bermain ice skating ??

"oh iyaa...mungkin, aku harus minta izin kepada ketua band dulu untuk tidak latihan hari ini.."

Lokasi : Ruang Kelas
Dengan santai Alice membuka pintu kelas, tak lupa ia mengetuk pintu.
"Maaf.. Saya terlambat karena dari ruang OSIS...", Alice dengan santai membuka ikat rambutnya lalu melepas topengnya, sebenarnya kelasnya itu sudah tau kalau Alice suka menyamar dengan topeng. Tanpa disadari, ada Shein, Ivvi, dan Lilica dikelas itu. Pertama ia masih belum melihat Shein dan Ivvi, hanya melihat Lilica saja.

"Lho..Lilica. Sedang apa disini? Ah...bersama Shein dan Ivvi rupanya...", Beberapa saat kemudian, ia baru sadar ada Shein dan Ivvi disana sampai membuatnya tersentak kaget.
"HUWAA!!"

"HUWAA!!"

Lagi-lagi keributan. Dan Shein melihat siapa yang datang. Orang yang tadi di temuinya di kantin.

"Eh? Sekelas denganku juga? Kenapa berteriak seperti itu?" tanya Shein heran.

"oh iyaa...mungkin, aku harus minta izin kepada ketua band dulu untuk tidak latihan hari ini.."

"Hhh... kalau memang ada acara sepulang sekolah, tidak apa-apa, aku tidak memaksakan," lagi-lagi mood Shein ini berubah lagi. Shein memang seperti itu, sering berubah-ubah sifatnya, tak menentu.

Shein melamun lagi, dan tiba-tiba perempuan yang di kenalnya memasuki kelasnya. Wajah Shein semakin pucat saja melihat kedatangan fans-fans kakaknya itu, Shien.

"SHEIN! Di mana kakakmu?" tanya salah seorang perempuan, yang sepertinya mantan pacarnya Shien.

Shein buru-buru menghindar, dan pura-pura tertidur di mejanya sendiri. Dia sebenarnya malas meladeni mereka semua. Biasanya perempuan-perempuan yang di tolak Shien, ataupun fans-fans Shien selalu saja curhat kepadanya. Curhat, sampai berjam-jam, dan Shein mau tak mau mendengarkan ocehan mereka semua, dan memberikan saran Ini-itu. Jika di bandingkan dengan kakaknya, Shein yang selalu baik hati ke semua wanita itu mau tak mau menjadi tempat curhatan mereka semua.

"HUWAA!!"

Ivvi langsung merinding, ia menengok kearah sumber suara..
"alice ?"

"Hhh... kalau memang ada acara sepulang sekolah, tidak apa-apa, aku tidak memaksakan,"

"tidak apa-apa...baru saja aku latihan dengan mereka tadi, ketua pasti mengizinkan.."

tiba-tiba segerombolan wanita yang mempunyai wajah yang termake-up2 datang kekelas itu.

kini apa lagi...

"SHEIN! Di mana kakakmu?"

kakak ? jangan-jangan....

"Eh? Sekelas denganku juga? Kenapa berteriak seperti itu?"

"alice ?"

"Are...?Mereka tak kaget melihatku tadi memakai topeng..?ASTAGA!! AKU LUPAA MEMAKAI TOPENG!!![menepuk jidat sendiri]", Alice langsung mengambil topengnya lalu berlari keluar kelas sebentar.

"Shein dan Ivvi kan satu kelas denganku!! AMPUN DEH ALICE... Ayo...cepat pakaii!!", Alice memakai topeng itu, lalu menguncir rambutnya menjadi 2. Kemudian kembali ke kelasnya, dan bersikap cool.

"Hm..", ia memasukan kedua tangannya kedalam saku. Saat ia masuk, semua anak langsung terdiam melihatnya.

"hahahaha bu osis bu osis ketauan nyamar keluar kelas dan masuk lg" tawa lilica

"btw sapa tuh. Cewe cewe ga guna?"

"hahahaha bu osis bu osis ketauan nyamar keluar kelas dan masuk lg" tawa lilica

"Sst....kecilkan suaramu sedikit nak...", Alice mendengar tawa Lilica itu. Ya, sedikit malu juga..

Shein menjalankan aktingnya. Pura-pura tertidur. Tadinya dia ingin kabur, tetapi rasanya lemas sekali untuk bangkit dari mejanya itu. Lagi pula Shein memang kelelahan.

"SHEIN!" perempuan itu memukul kepala Shein dengan keras, sehingga mau tak mau Shein memang harus bangun."JANGAN BERAKTING! Coba lihat adikku!"

Perempuan itu, tepatnya Vanessa, menunjuk ke arah adiknya. Yang matanya masih berkaca-kaca dan sembab akibat menangis. Shein pun menghentikan aktingnya, dan mulai memperhatikan para pemuja kakaknya itu.

"Ada apa? Eh... kenapa menangis?"

Lalu di mulailah acara curhat di kelas itu. Shein dengan setia mendengarkan mereka semua, seperti psikolog professional memberi saran ini-itu. Walaupun kepalanya masih pusing dan capek, Shein kadang kasihan juga pada mereka semua, pada akhirnya Shein pun membantu mereka menyelesaikan masalah-masalahnya.

"Ada lagi! Adikku menangis gara-gara di tolak Shien mentah-mentah! INGAT ITU! BERITAHU PADANYA, AKU MENANTANGNYA!" Vanessa naik darah, dan mulai berteriak-teriak pada Shein.

Shein kemudian menarik nafasnya, dan menjelaskan tentang kakaknya pada Vanessa dan perempuan-perempuan, fans Shien yang lainnya.

"Maafkan kakakku. Tapi sebenarnya dia orang yang baik, aku minta maaf atas kesalahan kakakku," pada akhirnya juga, Shein-lah yang meminta maaf atas kesalahan kakaknya. Padahal seharusnya Shien yang mengurus ini semua."Hhh... dan... kumohon jangan menangis, ini..."

Shein memberikan adik Vanessa itu coklat. Tentu Shein tau coklat dapat membuat perempuan tenang. Di banding kakaknya juga, Shein lebih mengetahui perasaan perempuan.

Pada akhirnya... akulah yang harus mengurus semua ini...

Shein memegangi kepalanya, pusing. sama seperti sang PM yang pernah kejadian kayak begini

LiLica yang merasa kasihan pada kakaknya itu pun Beranjak Dari kursinya

Mendekati shein dan bertanya dengan kasar "Ada apa ini?! Mengapa teriak teriak?!!"

shien ?

Ivvi kaget mendengar nama itu, dia hanya diam dan menyingkirkan penglihatannya dari sekumpulan wanita itu.

"hhhhh...alice, kenapa tidak ada guru yang datang kekelas ini ?", Ivvi mulai mengganti topic ke Alice.

alice duduk sebangku dengan Ivvi.

"Ada apa ini?! Mengapa teriak teriak?!!"

"Tidak ada apa-apa, hanya ada masalah kecil," jawab Shein, lesu.

Shein kemudian menenangkan para fans-fans kakaknya yang masih marah-marah dan menangis itu. Heboh sekali. Dan teriakan mereka membuat Shein semakin pusing saja, tetapi dia tetap sabar menjadi 'tempat sampah' alias tempat curhatan mereka.

"Maafkan Shien nii-sama. Aku akan menyampaikan semua yang kalian bicarakan padaku tadi ke kakakku," Shein membungkuk, sopan. Kemudian fans-fans Shien pun akhirnya tenang, dan seluruhnya keluar dari kelas itu.

Menyebalkan sekali mejadi tempat curhatan itu...

Shein kemudian melihat Ivvi lagi. Dia kelihatannya agak heran dengan peristiwa tadi.

"Ada apa? Kau kenal kakakku kan? Yah, ya, tentu saja, seluruh sekolah tau tentangnya," ujar Shein dengan nada datarnya. Shein memang tidak terlalu menonjol, dia sendiri kadang suka menyendiri di ruang komputer, ataupun di halaman untuk melukis. Orang aneh.

"eng tidak...yaa, aku hanya mengetahuinya saja..", datar Ivvi berkata, ia tidak ingin mengucapkan kalau ia ini mantannya shien didepan sekumpulan fans2 shien itu.

"jadi...sepulang sekolah, kita akan pergi ? naik apa ? shinkansen ?", buru-buru ia mengganti topic.

Ivvi melihat jam tangannya.
==============================
(dipercepat waktunya aja, tunggu gema sama mizu bales dulu..baru dipercepat, masa mau nerangin pelajarn juga wkwkwk XD)

"hhhhh...alice, kenapa tidak ada guru yang datang kekelas ini ?", Ivvi mulai mengganti topic ke Alice.

"Ma..maaf...se..sepertinya anda....SALAH ORANG!! YA...SALAH ORANG!!", Alice yang panik langsung cepat2 menutupi keberadaannya. Ia masih memakai topeng rupanya. Lalu dengan santai pelan-pelan Alice berubah menjadi devil sementara waktu. Ia dengan santai berubah drastis sifatnya. Dengan cekatan Alice berubah menjadi berandalan. Ia menaikkan kakinya keatas meja.

"hey...aku sudah melihatmu dari awal...", ucapnya datar, sambil berpangku tangan kearah alice.

"kalau misalkan salah orang, kenapa kau tadi memanggil namaku ?", Ivvi nyengir melihat kegelisan aice.

"fufufufufu....", Ivvi >>

ia tertawa kecil melihat temen sebangkunya itu jadi salting.
"sudah jangan ganti sifat seperti itu..."

"jadi...sepulang sekolah, kita akan pergi ? naik apa ? shinkansen ?"

Oh, semuanya di luar rencana. Shein tidak mengira dia akan bertemu dengan Ivvi secepat itu.

"Eh? Terserah Ivvi-chan saja."

Shein sendiri membawa gundam-nya, yang bisa berubah ke flight mode. Tapi menaiki gundam untuk kencan rasanya merupakan ide yang buruk. Shein malah terlihat seperti akan mengajak Ivvi untuk perang jika menaiki gundam.

Hhh... semuanya di luar rencanaku...

(time is running out~)

Time : Sepulang sekolah, emm..mungkin sekitar jam setengah 3 sore ?

Ivvi merapihkan bukunya, laptopnya sudah ia taruh di loker yang penuh dengan code code password mengerikan. memakai sweater berwarna putihnya.

okeey, kencan setelah pulang sekolah.. ia menatap jam tangannya lagi.

"emm...shein, aku punya ide...dari pada kita menaiki shinkansen..kenapa tidak memakai motor besar ?", pikir Ivvi extreme.

"hey...aku sudah melihatmu dari awal...", ucapnya datar, sambil berpangku tangan kearah alice.

"kalau misalkan salah orang, kenapa kau tadi memanggil namaku ?", Ivvi nyengir melihat kegelisan aice.

"fufufufufu....", Ivvi >>

ia tertawa kecil melihat temen sebangkunya itu jadi salting.
"sudah jangan ganti sifat seperti itu..."

Alice masih bersifat cool, ia menurunkan kakinya dari meja. Lalu menjawab pertanyaan Ivvi dengan raut muka yang dingin.
"Siapa bilang aku memanggilmu, anak muda? Aku bukan Alice yang kau maksud itu. Aku memang murid kelas ini dari dulu.", Alice sudah tidak menjadi anak baik lagi sekarang, ia sudah menjadi anak yang cool. Ia masih menjadi devil. Lalu kembali menaikkan kakinya keatas meja bagaikan bos saja.

"emm...shein, aku punya ide...dari pada kita menaiki shinkansen..kenapa tidak memakai motor besar ?"

AP--APA?! Motor besar? Tapi... ah, baiklah. Akan kulakukan apapun demi Ivvi

Sejujurnya Shein benar-benar tidak terbiasa mengendarai, apalagi membonceng dengan motor. Biasanya dia menggunakan transportasi helikopter atau pesawat pribadi. Minimal dia menggunakan Limosine sebagai kendaraannya. Tapi walaupun begitu, Shein pernah sekali di ajarkan mengendarai motor dan sepeda oleh kakaknya, Shien.

Tidak ada salahnya untuk mencoba, bukan?

"Ah? Motor besar? Baiklah, tidak masalah," jawab Shein sambil melihat ke parkiran. Motor besar milik Shien masih ada. Mungkin tak ada salahnya jika Shein meminjamnya sebentar.

Kau tidak boleh main-main, Shein... nyawa Ivvi di pertaruhkan di sini. Kalau terjadi kecelakaan ketika kau memakai motor itu, bagaimana?

Shein mencoba menghalangi dirinya sendiri untuk menaiki motor besar itu. Tetapi keinginannya untuk membuat Ivvi senang lebih besar dari pada rasa takutnya itu.

eeh...itu motor siapa ?. pikir heran Ivvi, tiba-tiba sudah ada motor besar didepannya.

Lokasi : ada di tempat parkiran ?

Dilihatnya shein gugup untuk menaiki motor itu, Ivvi hanya menahan tawanya dalam hati.
"kalau mau, aku saja yang menyetir...", jawab Ivvi sambil tertawa.

mantan ketua geng motor =)) *digoreng*