[FRP] Happily ever after

Shein cukup lega melihat Ivvi sudah mengoceh panjang lebar lagi. Berarti kondisi Ivvi mulai membaik.

Dan sendok itu kembali dikuasai oleh Ivvi.

"kau juga belum makan kan ?"

"Aku akan makan kalau kau sudah makan," Shein tersenyum, kembali menyuapi Ivvi."Jangan direbut lagi, biarkan aku menyuapimu sampai makanan ini habis."

Shein mulai menyuapi Ivvi lagi dan akhirnya buburnya sudah hampir habis

"Aku akan makan kalau kau sudah makan,"

padahal Ivvi mau menjahili shein lagi, tapi shein menyuruhnya untuk memakan makanan itu sendiri sampai habis selayaknya seperti ayah.

"Jangan direbut lagi, biarkan aku menyuapimu sampai makanan ini habis."

Ivvi manggut-manggut dan menyerah, dia memakan makanan itu sampai habis. dan meminum segelas air putih.

lalu Ivvi tersenyum melihat shein seperti benar-benar suaminya lama-lama.

"suami.....", ucap Ivvi sangat pelan

"Ngomong-ngomong Lilica... kau tidak ikut dengan Shien-nii?"

Yeah, Lilica hampir saja lupa dengan rencana Jerman-Jerman itu.

Otaknya berpikir untuk menemukan jawaban yang bagus.

"Terkutuklah aku jika memilih untuk ke Jerman daripada melihat keadaan calon kakak iparku" Ujarnya masih kacau.

"Dan.... seandainya ia nanti marah... Aku jelas akan bilang bahwa itu salahmu Shein" Sambung Lilica dengan entengnya. Berniat mengkambing hitamkan kakaknya itu.

"Tapi toh, tadi aku langsung keluar dari rumah saat mendengar kabar tentang Ivvi. Mungkin Shien tak melihatku?"

Shein tersenyum senang, Ivvi sudah menghabiskan makanannya sekarang. Shein kemudian menuju ke tempat meja dorong yang jaraknya beberapa meter dari tempat tidur Ivvi.

"suami....."

Kesempatan emas yang dilewatkan begitu saja oleh Shein. Padahal Shein pasti akan merasa kelewat senang kalau mendengarnya.

"Dan.... seandainya ia nanti marah... Aku jelas akan bilang bahwa itu salahmu Shein"

Shein diam saja, dia sudah tidak peduli lagi pada Shien. Biar saja Shien memarahi atau membunuhnya, terserah.

"maafkan aku lilica...", Ivvi menatap lilica sedih.

"seharusnya kalian ke jerman bukan ?", tanyanya kepada kakak beradik ini.

Ivvi mencoba bangun lagi dari tempat tidurnya, Ingin sekali ia berdiri. Ivvi perlahan-lahan mulai menjatuhkan kedua kakinya ke lantai dan merasakan dinginnya lantai tersebut.

"seharusnya kalian ke jerman bukan ?"

Shein terdiam sebentar. Sebenarnya itu kan bukan salah Ivvi. Itu salah Shien tentu saja *slapped*

"Tidak apa-apa Ivvi. Aku lebih memilih disini, menemanimu...," Shein mengelus pipi Ivvi dengan lembut

"maafkan aku lilica..."

Tidak disangka Lilica tertawa keras.

"Hah?" Tanyanya disela sela tawanya yang keras.

"Adanya juga saya senang tidak perlu ke Jerman. Saya mempunyai acara sendiri! Dan keadaan anda, Nona ivvi. Merupakan suatu alasan yang tepat! meski tentu saja saya tidak berharap anda terluka" Jelas Lilica kembali

"Tidak apa-apa Ivvi. Aku lebih memilih disini, menemanimu...,"

tangan shein yang mengelus pipi Ivvi dengan lembut membuat Ivvi tenang dan hangat, ia menempelkan tangannya juga ke tangan shein yang sekarang mengelus pipi Ivvi.

"Adanya juga saya senang tidak perlu ke Jerman. Saya mempunyai acara
sendiri! Dan keadaan anda, Nona ivvi. Merupakan suatu alasan yang
tepat! meski tentu saja saya tidak berharap anda terluka"

Ivvi tersenyum lemah, dia masih belum benar-benar sehat mungkin 1 atau 2 hari lagi dia masih tetap dipenjara sehat itu.

sekarang Ivvi berjalan perlahan menuju sofa panjang didekat tempat tidurnya, tiang Infusnya juga ia bawa. karna selang infus masih menempel ditangan kanan Ivvi.
dia berjalan sangat pelan sekali sehingga masih cepetan nenek-nenek berjalan. dan akhirnya dia duduk disofa panjang itu.

Shein merasakan kehangatan tangan Ivvi juga dipipinya. Dia kemudian memperhatikan Ivvi yang berjalan dengan kesusahan ke sofa dan segera membantunya untuk duduk.

Setelah itu keadaan Ivvi semakin membaik sampai akhirnya sang dokter pun memberikan Ivvi untuk pulang

2 Hari kemudian

Shein membereskan baju-bajunya yang ada di lemari kecil rumah sakit itu. Dia memang sudah sejak empat hari terus-terusan menemani Ivvi di RS tanpa pulang ke rumah.

Shein menatap Ivvi, dia senang Ivvi akhirnya bisa segera keluar dari rumahsakit ini.

"Aku senang keadaanmu membaik, Ivvi," ucap Shein pada kekasihnya itu

"Aku senang keadaanmu membaik, Ivvi,"

semua perlengkapan dan baju Ivvi sudah dimasukannya didalam tasnya, Ivvi memeluk tangan shein

Ivvi hanya tersenyum saja, salju diluar sudah mencair sepenuhnya sekarang. sekarang adalah awal dari musim semi..dimana bunga-bunga bermekaran dan hangatnya matahari menyinari kota sabrie.

"ayo kita pulang shein...", Ivvi sambil menarik lengan shein.

Shein terkejut melihat Ivvi yang memeluk tangannya.

Sejak kejadian itu entah kenapa sifat Ivvi jadi lebih agresif menurut Shein. Tapi itu merupakan awal yang bagus bukan? Shein juga tidak lupa mengajak Lilica untuk pulang.

"ayo kita pulang shein...",

Shein mengangguk senang, dan segera menuju ke mobilnya. Rencananya dia ingin memberikan Ivvi kejutan untuk merayakan keluarnya Ivvi dari rumah sakit.

Shein mempersilahkan Ivvi dan Lilica untuk masuk ke mobil duluan seperti biasanya, kemudian Shein pun menyusul. Dia terdiam sebentar dan melihat kearah Ivvi.

"Kalau aku ngebut lagi kau bisa menamparku sekeras mungkin," canda Shein yang kemudian menyalakan mobilnya.

"Kalau aku ngebut lagi kau bisa menamparku sekeras mungkin,"

"dengan senang hati..", Ivvi tersenyum, sambil membunyikan tangannya "KRETEK~".

"ayo cepat jalan...", Ivvi menunjuk kearah jalan seperti ini >>
tidak lupa ia mengeratkan safety beltnya.

"dengan senang hati.."

Shein hanya tersenyum saja menanggapinya. Lagi pula dia sudah berjanji tidak akan melakukannya lagi tentu Shein tidak akan melanggarnya.

"ayo cepat jalan..."

Shein tertawa melihat Ivvi yang gaya memerintahnya bagaikan seorang tuan putri besar ini.

"Baiklah tuan putri," jawab Shein sambil memajukan mobilnya menuju sebuah tempat.

Lokasi : di butik pengantin

Shein memarkirkan mobilnya dan membukakan pintu untuk Ivvi seperti biasanya.

"Kau tidak keberatan kan jika kita mampir dulu kesini?" tanya Shein pada Ivvi sambil tersenyum

dan akhirnya mobil pun berjalan.

Ivvi melihat arah jalan pulang yang berbeda, entah apa bagaimana kenapa..shein sepertinya ingin membawanya dan lilica kesuatu tempat.

Lokasi : di butik pengantin

terlihat jelas papan nama toko mewah tersebut, terpasang banyak foto pra-wedding disana, apa lagi kalo bukan butik khusus pengantin ?

"Kau tidak keberatan kan jika kita mampir dulu kesini?"

Ivvi tidak berbicara, dia hanya tertawa melihat shein, dan tersenyum.
"apa maksudmu ?", ucapnya sambil tertawa kecil

"apa maksudmu ?"

Shein tersenyum melihat Ivvi yang sepertinya sudah menyadari. Atau mungkin juga belum. Ya, Shein memang berniat untuk segera menikahi Ivvi.

"4 hari yang lalu aku ingin mengajakmu kesini. Maksudku adalah untuk segera menikahimu, dan sekarang aku mengajakmu kesini untuk memilih baju," jawab Shein panjang lebar.

Shein melihat kesekitarnya, mencari-cari si wedding organizernya. Dia berpikir wedding organizernya sudah masuk duluan kedalam butik.

"Baiklah, ayo kita masuk," ajak Shein pada Ivvi

"4 hari yang lalu aku ingin mengajakmu kesini.
Maksudku adalah untuk segera menikahimu, dan sekarang aku mengajakmu
kesini untuk memilih baju,"

Ivvi masih tertawa kecil dan masih menggeleng-gelengkan kepalanya, ia tidak menyangka akan seperti ini.

"Baiklah, ayo kita masuk,"

ia mengikuti shein untuk masuk kedalam butik tersebut, butik yang penuh dengan wangi-wangi parfum mahal, foto pra-wedding, gaun-gaun pernikahan, dan perhiasan lainnya.

Ivvi melihat kesekitar dengan bengong.

Kostum pre-wedding dan pernikahan di butik itu memang yang paling lengkap di kota Sabrie itu. Tersedia baju pernikahan yang modelnya macam-macam, ada baju tradisional jepang, indonesia (batik, kebaya, etc), dan baju-baju dari berbagai negara

Shein hanya tinggal memilih, dan menyesuaikan kostum mereka dengan temanya nanti.

Kemudian seorang perempuan berambut kuning sebahu menyapa Shein dan Ivvi. Bajunya berpakaian formal, dan wajahnya berseri-seri. Ya mirip-mirip dengan Raven versi ceweknya *slapped*.

"Selamat siang tuan Einverd dan nona Ivvi, benar kan?" perempuan itu menjabat tangan Ivvi."Aku Florka Imre, wedding organizer."

Florka tersenyum, dia sangat senang karena akhirnya dia bisa melakukan tugasnya lagi sebagai wedding organizer.

Shein juga sudah lama kenal dengan Florka, sebenarnya teman kuliahnya dan dia meminta bantuan Florka yang kebetulan seorang wedding organizer

"Aku Florka Imre, wedding organizer."

"Ivvi...", senyum Ivvi sambil menjabat tangannya juga.

butik itu memang benar-benar indah, dimana warna dan tema dipadukan dan diatur secantik mungkin.

Ivvi hanya menunggu shein untuk berbicara lagi, ia tidak pernah tau tentang hal-hal yang seperti ini.

"Baiklah, Florka. Jadi western style kan?"

Florka mengangguk. Dia membawa koper yang isinya buku katalog semua, untuk mengurus hal tempat, dll-nya.

Florka kemudian membimbing Shein dan Ivvi ke tempat lain dibutik itu. Terdapat banyak baju pernikahan bermodelkan western style. Ada juga campuran gaun pengantin modern dengan gaun era victorian yang terlihat elegan.

Florka pun mempersilahkan pasangannya sendiri yang memilih busana yang akan mereka pakai.

Shein melihat ke Ivvi,"Kau ingin yang mana Ivvi?" tanya Shein meminta pendapat Ivvi juga

"Kau ingin yang mana Ivvi?"

semua gaun-gaun disana sangat bagus, susah bagi Ivvi untuk memilih. apalagi gaun disana sangat mahal..

"hm..sepertinya yang itu bagus..", ucapnya sambil menunjuk ke arah gaun wanita berwarna putih yang panjang dan jas lengkap pengantin pria berwarna putih.

"cantiknya...", Ivvi kagum melihat gaun itu

"hm..sepertinya yang itu bagus.."

Shein melihat pada gaun yang ditunjuk Ivvi.

gaun dan jas pengantin yang bermodelkan agak victorian, tapi terlihat cukup modern. Shein juga tertarik dengan baju itu dari tadi. Terdapat ornamen bunga dan gaun bagian bawahnya terlihat berkilauan.

"cantiknya..."

Shein mengangguk-angguk, menyetujui memang gaun itu sepertinya cocok.

"Mau mencobanya?" tanya Shein pada Ivvi."Aku juga akan mencoba jasnya tentu saja."

Shein menyuruh pekerja disana untuk membantu Ivvi mencoba gaun pengantinnya

"Mau mencobanya?"

Ivvi menggangguk-anggukan kepalanya dan dibawanya ia keruang ganti oleh para pelayan disana sesuai perintah shein.

sesuai ukurannya, gaun itu indah sekali dipakai Ivvi. Ivvi sendiri melihat dirinya di kaca sampe blushing (?)

"ah...apa ini pantas ?", tanyanya kepada 3 pelayan wanits yang membantunya memakai gaun pengantin itu sambil malu-malu blushing.

ketiga karyawan itu hanya tersenyum dan seperti ini >>

"Indah sekali nyonya..kau pantas memakainya ", kagum sang pelayan

Ivvi blushing melihat dirinya sendiri di cermin, dan menggeleng-gelengkan kepalanya sendiri.

Shein juga masuk ke ruang ganti. Tentu dia tidak meminta pelayan disana untuk membantunya soalnya pelayannya cewek semua karena jas pengantin memang mudah dipakainya, berbeda dengan gaun pengantin.

Hanya dalam beberapa menit saja Shein sudah selesai memakainya, dia melihat ke kaca. Baju itu berwarna putih, cocok dengan rambutnya yang berwarna kesilveran.

"Jadi begini ya rasanya memakai jas pengantin," Shein tersenyum melihat bayangannya di cermin.

Setelah itu dia keluar dari ruang ganti, ingin melihat Ivvi. Pasti Ivvi menjadi semakin cantik dengan gaun pengantinnya.

"nyonya..ayo keluar..perlihatkan kepada tunanganmu...", ketiga pelayan itu mendorong-dorong Ivvi untuk leuar dari ruang ganti.

"ti-tidak...", Ivvi menahannya tangannya dipintu supaya tidak terlihat oleh shein.

pelayan itu terus mendorongnya, Ivvi sampai pusing sendiri melihatnya berpakaian seperti ini.

dan akhirnya Ivvi tersandung jatuh kelantai.

BRUK

"sakit tau !", Ivvi >>

Shein sudah tidak sabar melihat Ivvi memakai gaun pengantinnya. Dan akhirnya Ivvi keluar juga dengan permulaan yang tersandung.

"sakit tau !"

Shein tertawa kecil, mengulurkan tangannya pada Ivvi untuk membantu Ivvi berdiri sambil menarik perempuan itu kepelukannya.

Shein mendekati telinga Ivvi, dan berbisik,"Kau cocok sekali dengan gaun itu, sangat cantik."

Shein memuji Ivvi, ya itu bukan gombalan tapi Ivvi memang cocok dan semakin cantik dengan gaun itu.