[Event] Snowy Night Awaits

Lokasi: Sabrie City, jalanan sepi di pinggir sungai.
Waktu: 19:00

Jam tujuh malam.
Bukan saatnya untuk seorang perempuan--apalagi yang masih belia keluar dari rumahnya.
Tapi, ia suka sekali pemandangan malam, sehingga ia memutuskan untuk keluar rumah. Lagipula, tidak ada seorangpun dirumahnya. Kedua kakaknya sedang pergi ke suatu tempat dan katanya baru akan tiba keesokan harinya.

Gadis belia itu terus berjalan di tepi sungai kota, memandangi bayangan dirinya sendiri di air. Di dekat sungai itu ada sebuah toko hadiah yang entah kenapa masih ramai. Ada tulisan "Valentine's Day" di depan etalase toko.

"Valentine..."
Umurnya sudah 16 tahun, tetapi Selena sama sekali belum mendapatkan apa-apa dari lawan jenisnya sejak kecil. Apa daya? mungkin memang tidak pernah ada yang menyukainya.

Malam itu adalah malam yang dingin, tetapi Selena tetap bersikukuh untuk berada di luar rumahnya. Sementara, salju mulai turun sedikit demi sedikit.

------------
segini bisa? XD

Di saat yang sama dengan suasana yang sama. Seorang cowok keren *narsis* sedang berjalan-jalan di sepanjang jalanan malam yang dihiasi lampu-lampu indah. Toko-toko dengan coklat, bunga, gaun, hingga hiasan WC *slapped* bertebaran di sepanjang jalan yang ia lewati. Semuanya dimonopoli oleh warna pink, merah, putih yang melambangkan cinta yang manis. Ya, hari ini adalah tepat sehari sebelum valentine, tanggal 13 Febuari.

Di malam valentine yang berwarna cerah ini, setiap pasangan pasti akan melewatkannya berdua, hanya berdua dengan suasana yang sangat romantis.

Tetapi, Zeno Reisvoust, cowok ini tertinggal sendiri tanpa pasangan. Lalu, mengapa ia keluar malam-malam begini? Hanya ada satu alasan 'ISENG' *slapped* xD.

Tanpa arah dan tujuan, cowok chain ini pun duduk di pinggir sebuah air mancur dengan pose coolnya.

Di balik pose coolnya, sebenarnya ia berpikir 'Besok pagi sarapan apa yah..'


*Ulqui dibantai Zeno*

Selena melihat sekelilingnya saat itu, ia melihat seorang cowok--tepatnya chain dikejauhan.

Cowok?! Pikiran Selena secara otomatis mulai berpikir aneh-aneh. Ia memang ingin punya pasangan, tapi ia lupa kalau ia sendiri phobia terhadap cowok. Ia berpikir dua kali, cowok itu memang sendirian, ia juga sendirian, lagipula juga, ini sudah malam.

Lama kelamaan, cowok itu menarik perhatiannya. Walaupun gayanya terlihat narsis dan sok modis. Apa ini pertanda suka? Tidak.
Mungkin Selena akan menggunakan cowok tersebut untuk sedikit 'bermain'. Dasar Chain nakal *Selena menggebuki momo*

Selena pun berusaha mendekati cowok itu, entah apa yang ada di pikirannya.

"...Hoi, cowok yang disana...!" panggilnya dengan nada ketus.

"...Hoi, cowok yang disana...!"

Zeno yang sedang asyik memikirkan sarapannya keesokan hari dan majalah hentai *slapped* dikagetkan oleh suara seorang gadis. Ia melihat ke kanan dan ke kiri. Kalau perlu sekalian ke atas dan ke bawah mencari siapa yang gadis itu maksud untuk dipanggil sebenarnya.

Ia pun menunjuk dirinya sendiri, "Saya?"

Zeno menatap gadis itu dari atas ke bawah dan masih tetap dalam posisi coolnya. *ngakak*

Selena tampak bosan dengan ekspresi lambat cowok itu.

"Iya, kamu." tunjuknya. "Turun dari sana, kau mengganggu pemandanganku!"

Tampaknya Selena menggunakan cara-cara tsundere untuk mendekati cowok. Well, dia juga tidak ada perasaan suka sekali pun dengan cowok aneh yang baru saja ia lihat beberapa menit yang lalu ini.

"Iya, kamu."

Oh, untung saja benar Zeno yang ia maksud. Kalau salah, kejadian ini akan jadi kejadian memalukan di hari sebelum valentine.

"Turun dari sana, kau mengganggu pemandanganku!"

Eaa... Ini cewek malah nyuruh-nyuruh Zeno padahal kenal pun nggak, ketemu juga nggak pernah. Kalau cowok, pasti bakal Zeno tantangin dengan kata-kata pedas yang mungkin dapat berakhir ke acara lari-larian [Zenonya kabur *slapped*].

Tapi masalahnya sekarang, yang menyuruh Zeno saat ini adalah cewek. Ia bilang untuk turun dari tempat Zeno saat ini? Okeh, Zeno pun turun dan menghampiri gadis itu.

"Well, aku sudah turun dari sana. Berarti aku tidak mengganggu lagi kan?" Zeno mendekatkan wajahnya ke gadis itu sambil tersenyum nakal.

"Well, aku sudah turun dari sana. Berarti aku tidak mengganggu lagi kan?" Zeno mendekatkan wajahnya ke gadis itu sambil tersenyum nakal.

"Iya sih... tapi!" Selena sepeti mulai mengajak sang cowok berantem =))

Selena menarik cowok itu dari tempatnya ia berdiri. "Jangan pasang senyum seperti itu! Apa kau ingin menyakiti hati seorang gadis di malam Valentine seperti ini?!"

Selena membentak cowok itu. Mungkin ia terbawa dari phobia-nya yang sangat anti terhadap cowok, tapi kini ia mulai senang dengan ekspresi sang cowok yang sepertinya 'mau-mau aja'.

"Iya sih... tapi!"

'Woot, tapi apa, nona manis?' pikir Zeno sambil memikirkan kalimat apa yang harus ia katakan untuk membalas perkataan nona ini.

"Jangan pasang senyum seperti itu! Apa kau ingin menyakiti hati seorang gadis di malam Valentine seperti ini?!"

Hah? Emangnya salah kalau Zeno tersenyum seperti itu? Sepertinya senyuman Zeno selalu seperti itu [senyum mesum *dibantai*]. Dan apa kaitannya senyuman seorang Zeno dengan menyakiti hati seorang gadis di malam Valentine? Sepertinya hampir tak ada hubungannya kecuali satu..

"Nona manis tak punya pasangan?", Zeno menggoda gadis itu masih dengan senyumannya.

"Nona manis tak punya pasangan?", Zeno menggoda gadis itu masih dengan senyumannya.

GASP!

Cowok itu bisa membaca pikirannya! Selena hanya bisa diam disana sebentar. Memang benar ia tak punya pasangan, tapi...ia juga phobia cowok. Padahal, sekarang ada cowok tepat didepannya.

Selena memang merasa takut pada cowok itu, tapi, ia tak punya pilihan.
Penampilannya menawan, senyumnya yang agak mesum itu terasa segar dipandang, apa cowok itu harus menjadi kekasihnya? Entahlah, hanya hati Selena yang bisa memilih.

"...Memang aku tidak punya pasangan." kata Selena, ia menundukan wajahnya, malu.

Nona manis ini terdiam sejenak, apakah Zeno salah mengatakan hal itu secara terang-terangan? Tapi jika dilihat-lihat kembali, memang salah juga sih, menyakiti hati seorang gadis.

"...Memang aku tidak punya pasangan."

Sebelum Zeno sempat mengatakan sebuah kalimat lagi, sang gadis sudah mengakui hal tersebut terang-terangan dan ia menundukan wajahnya. Tebakan Zeno, ia pasti sedang menangis atau malu. Tetapi tak ada tanda-tanda ia menetaskanmeneteskan air mata. Phew, untung saja.

"Wah sama dong, aku juga. Bagaimana kalau kita lewati malam ini bersama?" Zeno tiba-tiba menanyakan hal yang sebenarnya aneh ditanyakan untuk dua orang yang baru saja bertemu beberapa menit yang lalu. Ditambah lagi ia merangkul Selena dengan santainya.

"Wah sama dong, aku juga. Bagaimana kalau kita lewati malam ini bersama?" Zeno tiba-tiba menanyakan hal yang sebenarnya aneh ditanyakan untuk dua orang yang baru saja bertemu beberapa menit yang lalu. Ditambah lagi ia merangkul Selena dengan santainya.

*PLAKKKKKKKKKKK*

Selena dengan keras memukul pipi cowok itu. Mukanya merah padam.
"Aku mau saja terima tawaranmu, tapi jangan pegang aku!!" teriaknya.

Phobia cowoknya kambuh, dengan refleks ia menampar cowok itu dengan keras. Apa ia marah?

Selena pun menjaga jarak darinya, kurang lebih 30 cm dari pandangannya. Ia mau menerima tawaran cowok itu, tapi pasti cowok itu sudah marah karena tamparan dahsyat nya.

Suasana pun terdiam...

'PLAK' Sebuah telapak tangan lembut mendarat di pipi Zeno. Karena ia tidak berada pada posisi siap, ia pun terjatuh.

"Aku mau saja terima tawaranmu, tapi jangan pegang aku!!"

Wah wah, tsundere, cewek yang paling bikin gregetan kalau didekati. Ia menerima tawaran Zeno dan tak ingin disentuh? Alasannya hanya satu, m-a-l-u. Cewek seperti ini yang menurut Zeno imut.

"Arghh...." Zeno mengerang memegangi pipinya, berpura-pura kesakitan untuk menarik perhatian cewek itu. Dan akting Zeno selama ini, 100% perfect *ngakak*

"Arghh...." Zeno mengerang memegangi pipinya, berpura-pura kesakitan untuk menarik perhatian cewek itu. Dan akting Zeno selama ini, 100% perfect *ngakak*

Selena diam saja melihat cowok itu kesakitan. Ia tahu, kalau perbuatan cowok itu hanya akting belaka, tapi rasanya memang benar2 sakit.

Tiba-tiba, Ia teringat di saku bajunya ada sebuah saputangan. Dengan terburu-buru, ia menuju pinggir sungai, membasahi saputangan itu lalu kembali dan mengompres bekas merah tamparannya di pipi si cowok.

"Maaf...sakit ya?" ucap Selena, setengah menangis.

"Maaf...sakit ya?"

Gadis itu mengompres bekas tamparannya di pipi Zeno dengan sapu tangannya. Zeno merasakan kebahagiaan sewaktu ia diobati oleh gadis itu. [PM lebay xD].

"Ya, sakit sekali. Tapi akan sembuh jika kau menciumku", Zeno menunjuk pipinya yang merah itu.

Keluarlah gombalan seorang Zeno yang nyontek dari manga manga shoujo *slapped* xD. Ia hanya menatap sang gadis sebagaimana seorang lelaki memandang kekasihnya yang imut


OOT : Okeh, Ulqui mulai kehabisan kata kata makanya ngaco semua omongannya *slapped*

"Ya, sakit sekali. Tapi akan sembuh jika kau menciumku", Zeno menunjuk pipinya yang merah itu.

Entah Selena polos, atau dia tidak sadar, Selena mencium pipi cowok itu, tanpa malu. Selena melakukannya dalam beberapa detik saja, dan melepasnya. Ia kembali tersenyum pada cowok itu.

"Kupikir...ia baik..." pikir Selena.
Apa aku bisa...pergi dengannya?

"Siapa namamu...?" tanya Selena pelan.

Eh eh, perkiraan Zeno sebelumnya, ia akan diomeli atau dihadiahi bonus satu tamparan lagi. OMG, gadis itu benar-benar melakukannya. Zeno memang senang membuat cewek yang ia sukai/godain blushing. Tetapi, jika mereka melakukan tindakan yang di luar kalkulasi Zeno, ialah yang akan blushing *ngakak*

"Siapa namamu...?"

Masih dengan wajahnya yang memerah, "Ze.. Zeno Reisvoust", jawab Zeno perlahan. Inilah jadinya jika Zeno sedang malu-malu

"Kalau kamu?" Zeno balik bertanya.

Masih dengan wajahnya yang memerah, "Ze.. Zeno Reisvoust", jawab Zeno

Oh, jadi itu namanya! Selena merasa tenang sejenak mendengar namanya.
Rasanya, seperti semua pertanyaannya terjawab.

"Kalau kamu?" Zeno balik bertanya.

"Ngg...namaku Selena Stray..." ucap Selena.

Ia merasa lebih biasa sekarang. Ternyata tak semua cowok itu buruk...yah, ia rasa sih...

"Ngg...namaku Selena Stray..."

Selena? Nama yang indah... Zeno masih tersipu-sipu dengan keimutan Selena, mulai dari cara bicaranya, tingkah lakunya, dan ekspresi yang ia tunjukan pada Zeno. Semoga ekspresi seperti ini hanya ia tunjukan pada Zeno seorang, yah, itulah harapan seorang cowok yang menyukai seseorang.

Cukup terpesona dengan Selena. Bukan kau yang harus terpesona, Zeno. Kau yang harus membuat Selena terpesona.

"Wah, namamu indah. Entah kenapa ingin kuambilkan bulan untuk kuberikan padamu" Gombalnya Zeno keluar lagi. "Jadi..." Zeno menarik tangan Selena "Mari kita nikmati malam ini", Zeno yang sudah dibilang untuk tidak menyentuhnya dengan santainya memegang tangan Selena. *ngakak*

"Wah, namamu indah. Entah kenapa ingin kuambilkan bulan untuk kuberikan padamu" Gombalnya Zeno keluar lagi.

Well? Selena hanya bisa tersipu2 melihat jawaban Zeno. Apalagi ekspresi yang harus ia pasang? Ia tengah tenggelam dalam malu.

"Jadi..." Zeno menarik tangan Selena "Mari kita nikmati malam ini", Zeno yang sudah dibilang untuk tidak menyentuhnya dengan santainya memegang tangan Selena. *ngakak*

"Err...boleh..."
Selena tidak bisa menolak Zeno lebih dari ini. Sejak kapan hatinya siap? hahaha, itu rahasianya. Selena mulai menyukai Zeno, padahal itu hanya pertemuan dalam jangka wktu beberapa menit...

OOT: Ganti topic ke [Valentine Event] nih?

OOT : He eh, lanjut ke dating

==========

"Err...boleh..."

Zeno berpikir kemana dulu seharusnya mereka pergi. Agar mood pun jadi bagus. Setelah mata birunya menjelajah ke setiap toko di sana, akhirnya ia memutuskan untuk masuk ke toko baju.

"Selena-chan, silahkan pilih baju mana pun yang kau suka. Kita gunakan baju lain dari biasanya sebagai pengingat hari ini" Zeno tersenyum melontarkan idenya yang dapat masuk ke kategori childish. *ngakak*

Mata Zeno lagi-lagi menelusuri toko baju tersebut. Baju bertumpuk-tumpuk tertata dengan rapi. Tetapi matanya hanya terpaku melihat sepasang baju yang didesain khusus untuk pasangan.

Selena menjaga tempo-nya dengan Zeno, ia berusaha untuk lebih akrab dengan cowok yang tadi ia anggap pervert itu. Ia mengikuti laju Zeno kearah toko baju.

Mata Zeno lagi-lagi menelusuri toko baju tersebut. Baju bertumpuk-tumpuk tertata dengan rapi. Tetapi matanya hanya terpaku melihat sepasang baju yang didesain khusus untuk pasangan.

"Kau mau...baju itu?" Selena menunjuk baju sepasang yang dilihat Zeno. "Menurutku itu cocok untukmu."

Selena tersenyum lagi ke arah Zeno.

"Kau mau...baju itu?"
"Menurutku itu cocok untukmu."

Hah? Zeno tersentak kaget. Ia langsung menatap ke arah gadis manis itu. Apakah cara ia memandang sepasang baju itu sangat memperlihatkan bahwa ia menginginkannya?

"Kalau kau mau, mengapa tidak?", Zeno tersenyum ke arah Selena. Mereka berdua jadi senyum-senyuman.

Jadi? Ya, Selena memutuskan membeli baju itu bersama Zeno [Zeno yang bayar ]

Selena dan Zeno pun keluar dari toko tersebut, salju sudah turun lumayan banyak di kota Sabrie, menutupi jalan remang-remang yang ada.

"Lalu...kita akan pergi kemana?" tanya Selena pada Zeno.

Akhirnya, baju itu pun dibeli dan tentu saja sebagai pihak cowok, Zeno yang membayar [pulang pulang kantong bolong nih xD].

"Lalu...kita akan pergi kemana?"

Zeno terdiam sejenak. Kemana yah enaknya.. Valentine.. Tentu saja, hadiah. Ia menemukan sebuah toko boneka dan lagi-lagi mengajak Selena ke sana.

"Toko berikutnya", Zeno menunjuk toko boneka seperti meminta pendapat Selena.

"Toko berikutnya", Zeno menunjuk toko boneka seperti meminta pendapat Selena.

Toko boneka Sabrie.
Banyak mainan ada disana, termasuk sebuah boneka beruang biru-putih yang diinginkan Selena. Selena yang sebenarnya masih kaku dan bingung mau ngapain sama Zeno malam itu, hanya ikut dengan alur yang ada.

"...Ayo masuk kedalam."

Mereka pun masuk ke toko boneka itu.