[RP]Sabrie's Park - Ordinary Life

"hahaha mungkin"

"kau Dari keluarga yoshiaki yang terkenal itu yah? Tak kuercaya orang keluarga terkenal seperti mu bisa kenal dengan kairi" kata lilica

"memang dulu kairi seperti apa sih?"

OOT: menghidupkan lagi thread ini =w=

[Lokasi: Taman Burung Dara Sabrie]
Timeline Philip: sore hari sepulang sekolah
-------------------------------------------------------------------------------

Hari sudah sore, tapi masih ada satu pelajar Latowidge yang belum pulang ke rumahnya. Masih dengan pakaian seragam Latowidge, Philip berkeliaran di tanah lapang terbuka tempat burung-burung dara sering mampir untuk meminta sedekah makanan dari para pengunjung taman. Dengan meninggalkan buku-buku tentang genetika manusia dan chain beberapa meter di belakangnya, menemani tasnya, Philip berlari-lari kecil mengejar burung-burung dara yang beterbangan menghindarinya dengan ramah. Namun begitu ia berhenti untuk memeberi mereka makan, sebagian burung dara justru bertengger hampir di seluruh badannya. Philip geli sendiri, ia merasa seluruh tubuhnya tertusuk cakar-cakar unggas itu, tapi ia senang. Setidaknya, ia bisa melepaskan stress barang sejenak.

Lokasi: Taman Burung Dara Sabrie

Alleil, tidak lupa bersama dengan Kyle sedang berjalan jalan di taman burung dara Sabrie. Ia melihat seorang anak kecil yang merupakan murid Latowidge academy yang sedang bermain dengan burung dara yang berterbangan di sekitar situ.

"Huwaa....tampaknya menyenangkan." Kyle lepas dari Alleil dan bergabung dengan anak itu

"EH...oi, Kyle...dasar." Alleil menghela nafas

"Adik kecil sedang apa??" Tanya Kyle dengan sok akrab

"Adik kecil sedang apa?"
Suara itu muncul dari seorang anak perempuan berambut emas yang secara tiba-tiba muncul di sampingnya. Nada sok akrab serta panggilan "adik kecil" yang sangat mengganggunya. Siapa cewek itu? Philip bahkan terlihat lebih tua darinya, tapi dia memanggilnya seolah anak itu yang lebih tua darinya.

Philip tidak menghiraukannya. Menoleh pun tidak. Dia asyik mengamati burung-burung dara yang bertengger di tangan kirinya, mereka mematuki pakan mereka di telapak tangan Philip.

Kyle agak bingung dengan Philip yang tidak menghiraukannya sama sekali. Kyle malah tersenyum.

"Ung... baru pulang sekolah?" Tanya Kyle sok akrab

Sementara itu, Alleil hanya memperhatikan dari jauh Kyle yang mencoba mengajak bicara anak itu.

"Ung... baru pulang sekolah?"
Ini juga masih didiamkan oleh Philip. Memangnya siapa sih dia? Orang asing kok sok akrab dengannya? Sudah gitu dia seperti menganggap Philip anaknya... Puih.

Philip berdiri, melepas burung-burung dara yang beterbangan meninggalkannya satu per satu karena gerakan yang tiba-tiba dibuatnya. Dia menggeliat. Saatnya pulang.

NGAH?!

Kyle membatu di tempat. Ia serasa dicuekkin dari tadi (emang). 'bocah menyebalkan' pikirnya. Alleil akhirnya menghampiri Kyle.

"Sok akrab sih..." Ujar Alleil

"Tapi~~ masa dicuekin sih." Rengut Kyle

OOT:

----------------------------

Philip memberesi buku-bukunya dan memasukkan sebagian ke dalam tasnya, sedang dua sisanya yang tebal-tebal dibiarkan di luar. Masing-masing berjudul ENSIKLOPEDIA DNA dan PENELITIAN MANUSIA SUPER 50 TAHUN TERAKHIR. Bah, ini jelas bukan buku pelajaran anak-anak sekolah biasa, kan?

Philip baru ajan beranjak dari tempatnya separuh duduk di samping tas ketika seekor burung dara lewat di atas kepalanya. Piilip tersenyum memandanginya terbang bebas di angkasa.

Apakah suatu saat nanti, dia bisa sebebas burung itu ya?

OOT: Kacang rebus saya

Alleil memperhatikan pandangan pemuda itu. Ia memang tampaknya hanya berbeda beberapa tahun darinya tapi pandangannya sudah sangat dewasa. Ia menghampirinya dan berkata dengan lembut,

"Kamu ingin tau rasanya terbang di langit?"

OOT: cuma si Kyle kok.
-------------------------------------------------

"Kamu ingin tau rasanya terbang di langit?"
Suara lembut itu memanggil reaksi Phiilip. Berbeda dengan si anak perempuan, orang ke dua ini tampaknya lebih bisa memahami situasi. Dan dia mampu menarik wajah Philip untuk menoleh ke arahnya.

"Anda siapa?" tanya Philip.

OOT: KasIan kyle
--------------------

Alleil tampaknya puas dapat membuat anak itu menoleh padanya. Padahal tadi tidak mau dengan Kyle. Alleil pun tersenyum lembut lagi.

"Aku Alleil Von Deindery, kepala dari keluarga Deindery." Jawab Alleil dengan sopan dan lembut

"Hmph....curang. Pada Al-chan saja, mau...aku dicuekin " Rengut Kyle yang jongkok sendirian

"Oh," ujar Philip sekedarnya. Kepala Keluarga toh.

"Tidak ada manusia yang bisa terbang ke langit," kata Philip lagi. "Seharusnya Anda tahu itu."
Dia berdiri dengan tas disandang di bahu dan kedua buku yang gagal dipeluknya gara-gara ukurannya yang luar biasa tebal. "Anda tidak bisa memberitahu saya bagaimana rasanya terbang, karena Anda tidak pernah terbang."

Alleil hanya tersenyum. Memang ia tidak bisa. Tapi ia tahu seseorang yang bisa melakukannya.

"Memang aku tidak pernah terbang...tapi.... aku tahu kok seseorang yang dapat membuatmu merasakan rasanya terbang di angkasa." Jawab Alleil sambil tersenyum

Philip terbelalak, tapi kemudian dia kembali tenang.

"Tapi saya tidak terbang dengan sayap saya sendiri," kata Philip.
Memang benar, kan? Dia hanya akan dibawa terbang, bukan terbang dengan kekuatannya sendiri. Mungkin dia akan bisa merasakan rasanya terbang, tapi bukan terbang yang dia inginkan.

Ngomong-ngomong, kenapa jadi ngomongin terbang.

"Maaf, barangkali Anda salah paham," kata Philip kemudian, tertawa kecil. "Saya tidak ingin benar-benar terbang di langit."

Alleil malah tertawa kecil mendengar pernyataan Philip. Sebenarnya memang bukan 'terbang' yang itu yg dimaksud oleh philip. Melainkan, 'kebebasan' mungkin...

"Aku juga tau kok. he he... aku cuma bercanda." Jawab Alleil

"Maka canda Anda sama sekali tidak lucu," tegas Philip, kali ini dia berdiri. "Maaf, mungkin ayah saya sudah menunggu. Saya harus pulang."

Sudah cukup rasanya Philip mengobrol dengan orang-orang aneh yang sok akrab dengannya ini. Hari sudah semakin sore, ayahnya mungkin sekarang sedang menunggunya beserta anak-anak asuhan gereja lainnya.

Alleil menghela nafas. IA tidak bisa menaklukan pikiran keras kepala anak itu. Kyle menghampiri Alleil.

"Mau mengikutinya?" Tanya Kyle
"Hngh...kita coba saja." Alleil memutuskan

Mereka pun mengikuti Philip diam-diam

OOT: buset ngapain mbuntutin Philip?!
[Lokasi: gereja Sabrie]
---------------------------------------------------------

Philip membuka pintu gerbang dan masuklah ia ke dalam. Pintu gerbang sejanga dibiarkan terbuka karena ia tak bisa menutupnya. Kira-kira selusin anak-anak kecil langsung menubruknya, memeluknya, mereka tertawa gembira melihat sang kakak kembali. Tas dan buku-buku Philip jatuh semua, tak ada yang memungutnya.

Kemudian muncullah seorang pendeta tua. Perbedaan usia ayah dan anak jelas terlihat terlalu jauh. Tapi siapa peduli?

"Aku pulang, Ayah," kata Philip, melambai pada pendeta tua itu; yang hanya dibalas dengan anggukan dan senyuman serta lambaian.

... Membingungkan.. Sekarang ia sendirian di restaurant. Dilihatnya semua temannya sudah pergi. Oke, nona ini memang kesepian. Ia sudah menghabiskan kopinya. Saatnya pergi dari TKP...
"hng.....", alice menopang kepalanya dimeja. Ia benar-benar pusing sekarang.
"Aku...pergi...", jelasnya dengan nada serak. Suaranya hampir habis. Tapi, satu masalahnya.. Ia kan.. Sudah tidak punya rumah? Akhirnya ia memutuskan untuk pergi ke tempat lain. Jalannya sudah mulai semrawutan karena kepalanya yang meriang.

Lokasi = Taman Burung Dara Sabrie.

Alice mulai berjalan kearah taman ini. Kepalanya masih sakit. Yak.. Rupanya langkah kakinya mengarah kerini, taman burung dara. Sudah lama ia tak melihat tempat ini.. Mungkin.. 110 tahun yang lalu ia terakhir disini. Karena lelah, ia memutuskan untuk tidur sebentar. Lumayan lah..

OOT: Daripada ngk ada kerjaan - w - *plak!*

------------------------------------
Alleil's Side
Alleil dan Kyle terus mengikuti Philip dan ternyata ia sampai di sebuah Gereja. Ingin Alleil masuk ke sana tapi takut ketahuan.
"Ah... kebetulan aku bawa mantel ini. Pakai saja, Al-chan." Kata Kyle sambil memberikan sebuah mantel pada Alleil

"Eh? tapi gimana dengan Kyle?" Alleil ragu menerimanya

"Aku akan berjaga disini saja he he..." Ujarnya polos

Akhirnya dengan sedikit berat hati ia memakai mantel itu dan masuk ke dalam geraja berpura-pura untuk berdoa.

Serena's Side
Lokasi: Taman Burung Dara Sabrie
Serena sedang berjalan-jalan dengan Aile ke taman burung dara Sabrie. Tepatnya mereka habis berbelanja dan ingin istirahat dulu. Serena mendapati seorang gadis muda dan berniat menyapanya.

"Hai...sedang apa?" Sapanya pada Alice

[Lokasi: Gereja Sabrie]
-------------------------------

Setelah berhasil melepaskan diri dari anak-anak itu, Philip kemudian memberesi buku-buku dan tasnya. Ada seseorang mengenakan mantel yang melewatinya menuju gereja, Philip menyadari sebuah keganjilan tapi sementara ini akan dia diamkan.

Dia berjalan menghampiri sang ayah yang mungkin lebih pantas kalau menjadi kakeknya saja itu, memberinya salam. Kemudian Philip kembali menemani anak-anak asuhan gereja itu sementara sang Ayah masuk ke gereja untuk memimpin doa. Ya, adik-adik Philip semuanya tak ada yang memiliki hubungan darah dengannya. Terlihat dari wujud mereka, kan? Hanya Philip seorang yang berwajah oriental. Bahkan si pendeta yang menjadi ayah Philip pun tidak menampakkan ada kemiripan dengan Philip.

Toh sebuah keluarga tidak harus dibangun dengan hubungan darah, kan?

Alleil diam-diam mengamati Philip dari kejauhan (sungguh sangat kurang kerjaan) - w -. Ia mengamati keluarga Philip yang tampaknya tak ada hubungan darahnya karena muka mereka tampak sangat berbeda.

OOT: halah malah copas paragrafku ==a kreatif dong =A=
------------------------------------------------------------------------------------------------

Seorang anak kecil meminta Philip mengayunkan tubuhnya. Philip tertawa dan mengayunnya sebentar kemudian melepaskannya. Dia mengumpulkan adik-adiknya ke dalam lingkaran, kemudian membisiki mereka. Anak-anak itu menggerutu, kemudian berlarian meninggalkan Philip sambil mengejeknya. Namun Philip hanya tertawa.

Setelah semuanya menjauh, Philip pun menoleh pada seorang berjubah yang sedari tadi gagal menyembunyikan aura keberadaannya itu. Kalau ada orang yang terus mengamati Philip, tentu saja ia akan merasa diamati, kan?

"Bukannya Anda mau berdoa, Nona Deindry?" tanyanya dengan suara lantang agar wanita itu mendengarnya.

OOT = memang saya copas?? == << dodol
Btw...Alleil tuh cewek XD *plak!*

===============================

"Bukannya Anda mau berdoa, Tuan Deindery?"

Alleil merasa philip sengaja mengatakannya keras-keras. Akhirnya ia terpaksa menunjukan diri pada Philip.
"Tadinya begitu. Tapi, gereja ini bagus sehingga saya ingin menjelajahinya." Jawabnya dengan tenang walau berbohong

OOT: sori =w= edited~

Philip tertawa.
"Saya bukan gereja ya?" kata Philip sekali lagi menyudutkannya. "Aku tahu sekali dari tadi Anda mengamatiku. Lagipula, kalau orang mau mengamati gereja, dia sudah pasti tak akan selalu ada di belakangku, kan?"