[RP]EINVERD HOUSE

Shein tidak membalas lagi. Hanya geleng-geleng melihat tingkah laku Lilica.

"Walaupun dia servant, dia memiliki kebebasan di sini. Aku tidak mau mengekangnya," jawab Shein, tegas.

Kemudian kembali meminum teh yang sudah di sediakan para maid untuknya.

"kalau mau bertarung ayo, besok di taman belakang"

Shein terdiam, kemudian teringat bunga-bunga rosa alba peliharaannya juga banyak di tanam di taman belakang.

"Silahkan saling membunuh. Tapi jika aku melihat SATU SAJA kelopak bunga rosa alba-ku hancur, aku tidak akan segan-segan membunuh kalian," ucap Shein, tenang, dan tanpa bernada.

Kemudian kembali meneguk tehnya lagi. Laki-laki yang satu ini memang membenci keributan.

"tidak akan rosa alba itu juga berharga bagiku" kata lilica

"bodoh maksudku obati dia atau gimana, kasian dia pasti terkena damage kan setidaknya"

Lalu lilica menyadari perkataannya dan menenangkan diri

"maaf saya kehilangan kontrol, saya akan coba pastikan itu tidak akan terjadi lagi" katanya dingin

"Justru itu kau harus terbiasa, dengan hari jadi yang di sebut ulang tahun itu. Jadi tanggal 25 Desember, deal?"

sebenarnya Ivvi masih tidak mengerti akan hari ulang tahun, tidak pernah mengalami..

"hhh...terserah kalian hahahaha"

melihat kelakuan lilica dan ren serta si kairi, membuat Ivvi tertawa geli

"jadi...acara ulang tahunmu, akan diadakan besok kah ?", sebenarnya Ivvi belum sempat membungkus kado hadiah untuk shein.

"sepertinya begitu" jawab lilica yang sudah tenang

"jadi shein pestamu mau seperti apa??"

"maaf saya kehilangan kontrol, saya akan coba pastikan itu tidak akan terjadi lagi"

"Tidak apa-apa, aku juga tidak terlalu mempermasalahkannya," Shein dengan tenang meneguk tehnya lagi, sedang tidak ingin berdebat dengan Lilica.

"jadi...acara ulang tahunmu, akan diadakan besok kah ?"

Shein mengangguk pelan. Walau masih belum tau pasti kapan persiapan pesta ultahnya selesai, tapi dia yakin, besok juga pasti sudah selesai semua.

"jadi shein pestamu mau seperti apa??"

"Hnng, yang seperti biasa saja... aku tidak tau bagaimana mengaturnya. Yang penting sudah kuserahkan semuanya kepada para maid," jawab Shein lagi.

"baiklah, ahhh kau taknseru shein" kata lilica tetawa

"'hmm tumben kau begitu tenang ada apa?" tanya lilica

"'hmm tumben kau begitu tenang ada apa?"

"Hm? Tidak ada apa-apa. Memangnya biasanya aku tidak setenang ini ya?" tanya Shein sambil tersenyum lagi.

Sejujurnya, Shein hanya berpura-pura tenang saja. Di dalam hatinya dia sangatlah gelisah, apalagi setelah membaca tulisan 'ESAD' ciri khas sang kakak tersebut.

[i]Apa yang harus kulakukan.... Setiap kali aku mencoba untuk melupakan tulisan dan mawar itu, aku malah semakin gelisah. Oh, sial...[i], Shein mulai bertanya-tanya sendiri dalam hati, bingung ingin melakukan apa.

Tapi di luar, dia mencoba tersenyum dan berlaku tenang-tenang saja. Dia tidak ingin yang lainnya panik, tentu saja.

"tentang hal itukah?" bisik lilica

"jangan kuatir kita bisa mengatasi hal itu, ivvi akan selamat"

sreep..

Ivvi menaruh sendoknya. makanannya tidak habis..bukan karna sakit atau apa, ternyata ia masih memikirkan kejadian tadi.

"selamat malam..", Ivvi berjalan kearah kamarnya, dan bergerak cepat.

Lokasi : kamar Ivvi

ia mengambil kotak berukuran sedang, kertas, dan tinta.

diambilnya boneka chibi harimau itu, sebelum Ivvi menaruh boneka itu ke kotak, ia menarik tali yang berada di badan boneka.

suara orgel terdengar..
"hahahaha...", tiba-tiba ia tertawa, mungkin karna mengingat karyawan toko yang sudah menganggur sekarang

ia menyembunyikan kotak itu tepat dibawah tempat tidurnya.

"jangan kuatir kita bisa mengatasi hal itu, ivvi akan selamat"

Shein tidak berkata apa-apa, dia melihat Ivvi sudah meninggalkan ruang makan. Tadinya ingin mengikutinya, karena masih khawatir akibat tragedi yang terjadi tadi.

Tapi Shein berpikir, Ivvi punya privasinya sendiri, mungkin saja saat ini dia sedang tidak ingin diganggu. Lagipula keamanan di kediaman Einverd ini sangatlah ketat, rasanya tidak akan terjadi apa-apa pada Ivvi, selama dia masih ada di lingkungan rumah ini.

Tidak akan terjadi apa-apa, Shein... tenanglah... kau seharusnya bersenang-senang kan? Besok hari ulang tahunmu...

Shein kemudian meninggalkan ruang makan juga, dan berpikir untuk berlatih di taman belakang.

Lokasi : Taman Belakang Kediaman Einverd

Shein menyuruh maidnya untuk mempersiapkan banyak sekali papan. Papan itu sudah ditandai, dan terdapat bulatan merah ditengahnya, persis dengan papan darts, hanya saja papan itu lebih besar.

Pakaian Shein sudah berganti menjadi satu stel baju berwarna hitam, yang agak berat. Terlihat sekali itu merupakan pakaian untuk berlatih.

Shein mulai mengambil salah satu busur yang sudah di sediakan. Dia kemudian mengambil anak panahnya juga, matanya di sipitkan, melihat hanya ke papan tersebut. Dia memandang ke papan tersebut, tidak melepaskan pandangannya sedikitpun dari tanda kemerah-merahan yang ada di papan itu.

Anak panah pertama di luncurkan....

Hanya ini yang bisa kulakukan. Paling tidak ketepatan seranganku mencapai 87%... aku hanya tinggal mengasah kemampuanku itu, dan terus belajar untuk menjadi lebih kuat

Sleb

Anak panah itu menancap tepat pada tanda berwarna merah yang ada di darts tersebut.

Shein mengeluarkan anak panah kedua, dan mulai menariknya lagi, matanya di sipitkan lagi, tangannya tanpa di sadari oleh Shein, berdarah-darah akibat Shein yang terlalu keras menarik anak panah tersebut.

Tidak peduli. Yang penting harus menjadi lebih kuat.

Ivvi yang dari tadi tertawa, tiba-tiba..

ia melihat kearah jendela kamarnya, dilihatnya ada sebuah mawar putih lagi..mawar putih yang sama dengan sebelumnya..ber-bercak darah..

dengan posisi berbeda dari sebelumnya, pertama diluar jendela...sekarang, tepat di jendela itu..

apa artinya ? perasaan tidak enak itu semakin dekat, ke tempat Ivvi ?

Ivvi hanya diam menatap mawar itu, ia mengambilnya dan terlihat lagi sebuah kertas.. kali ini tertulis 'ESAD' dibanyak tempat dikertas itu.

"esad...", ucapnya tidak takut dengan kata itu.

ia memilih untuk naik ke tempat tidur, dan berbaring...
dan mencoba memejamkan matanya sambil menggengam mawar itu dengan kuat, dan membuat hancur kelopaknya..

Anak panah kedua melesat cepat sekali, dan mengenai anak panah pertama yang tadi Shein luncurkan. Sekarang posisi anak panah pertama itu tergantikan oleh yang kedua. Dan tentunya yang kedua pun lagi-lagi mengenai pas di tengah-tengah papan itu.

Shein mengambil anak panah ketiga sekarang, dan mulai menariknya lagi.

Butiran-butiran darah menetes lagi ke lantai. Pegangan anak panah tersebut cukup kasar, sehingga tentu membuat kulit sang pemanah tergores, dan terluka.

Shein melepaskannya, dan lagi-lagi anak panah itu melesat dengan kecepatan tinggi. Tetapi kali ini tidak mengenai sasaran. Pandangan mata Shein mulai buram, dan sulit untuk melihat sasaran. Ini semua gara-gara pengaruh dari kebiasaannya, yang sering membaca, bahkan sambil berbaring sekalipun.

Damn... baru sebentar saja, sudah mati rasa seperti ini... ternyata... aku masih terlalu lemah

Shein melempar busurnya itu, dan mulai berpikir apa yang akan dilakukannya selanjutnya. Dia tidak ingin kembali ke ruang kerjanya, dan melihat berkas-berkas yang banyak itu lagi.

Tiba-tiba saja, terpikir untuk membuatkan Ivvi minuman coklat panas. Pasti perempuan itu masih gelisah memikirkan kejadian tadi, dan coklat tentu bisa membuat perasaan menjadi tenang, setau Shein.

Shein kelupaan dengan tangannya yang terbaret-baret dan luka itu, langsung menuju ke dapur. Sekalian mengantar coklat panas, sekalian juga dia mengawasi Ivvi. Takut terjadi apa-apa padanya.

Lokasi : Dapur

Shein kebingungan, dan menatap bahan-bahan yang ada di depannya.

Pada akhirnya, dia meminta tolong kepada para maid, untuk menunjukkan cara-cara membuat minuman coklat panas kepada para maid. Para maid itu dengan sabarnya mengajarkan Shein yang cerewet dan telmi itu.

Tidak butuh waktu lama. Bagi Shein membuat minuman coklat panas itu tidaklah sulit, malah sangat mudah. Sejenak, dia merasa bangga sudah bisa membuat minuman sendiri.

Shein kemudian membawa minuman itu, berjalan pelan menuju ke kamar Ivvi.

Lokasi : Di depan kamar Ivvi

Shein melihat pintu didepannya.

Dia ragu-ragu juga, takut Ivvi terganggu privasinya.

Walaupun begitu, Shein merupakan orang yang tau sopan santun. Tapi tetap saja Shein penasaran dengan keadaan Ivvi, dan mulai mengetuk pintu di depannya.

Tok... tok...

"Ivvi? Kau ada di dalam? Aku membuatkan coklat panas untukmu. Siapa tau saja kau bisa menjadi lebih tenang dengan meminum ini," ucapnya ragu.

Ren tertawa keras, walaupun diserang ia masih saja bisa santai.

"Lo terlalu emosian, nona besar." ujarnya santai sambil garuk garuk kepala "Bilang aja lo nggak mau mainan lo direbut gw." balasnya sambil menyipitkan matanya

"Nona boleh aja melukai gw. Tapi jangan master gw." ujarnya sambil garuk garuk kepala. Incendie muncul dalam rupa serigala, berdiri di samping Ren dengan mata yang mengawasi dan menyidik ke arah Lilica.

Buset dah. Nih anak emang kelewat khawatir apa gimana sih? Masalah mesum aja diributin. Mesum kan pasti ada di setiap laki laki!

bola mata yang berwarna hijau tua itu, kini terbuka lebar... mendengar suara shein yang mengetuk pintu.

sebelum memberikan perintah ke shein untuk masuk, terlebih dahulu ia membuang bunga mawar yang hancur itu dibalik selimut.

"terima kasih, masuklah.."

ia melihat kertas bertulis 'ESAD' kedua itu masih didekatnya, mau tidak mau ia langsung mengambilnya dan membuang kertas itu ke tempat yang jauh, sebelumnya sudah dilecakan dan menjadi kecil..

"terima kasih, masuklah.."

Shein masuk sambil membawa satu gelas coklat panas.

"Minumlah. Setahuku coklat bisa menenangkan orang-orang yang meminumnya," Shein menyodorkan gelas tersebut pada Ivvi.

Shein teringat juga pada ulang tahunnya nanti. Dan berniat untuk sekalian mengumumkan knight barunya, Ren kepada orang-orang. Sekalikan meresmikan statusnya sebagai knight.

Dia kemudian memperhatikan Ivvi lagi, melihat reaksi apa yang dikeluarkan olehnya selanjutnya.

diminumnya coklat itu, sampai habis..

"fuaah enak...terima kasih", ucapnya sambil tertawa, hanya itu yang bisa ia lakukan untuk membuat shein melihatnya, bahwa ia baik-baik saja saat itu.

kemudian ia diam lagi sambil bertampang datar..

"hmmh... besok aku akan mencoba untuk bangun pagi", Ivvi membuka topic ga jelasnya.

akh....bodoh sekali aku, kenapa malah memberitahukan awal dari kejutan..

"aah...maksutku, bangun kesiangan juga tidak apa-apa sih, hahaha", ucapnya dengan swt-swt.

"diamlah ren; kalau kairi memang harus belajar biarlah ia belajar sendiri, jangan malah kau sogok, meski ia sebenarnya sudah 97 tahun, pikiran Dan badannya masih 14 tahun jadi jika ia pada umur 17 memang harus belajar silahkan tetapi jangan sampai ia belajar di waktu yang salah" kata lilca enteng sambil meminum tehnya

"melukai shein? Percayalah ren kau tak tahu berapa Kali aku melakukannya, brapa Kali aku membuatnya menangis Dan terluka, berapa Kali ia harus berkorban untukku benar begitu shein?" Tanya lilica

"well pada dasarnya ini emang salah gue, terus memang kenapa? Mau protes??" tantang lilica lagi

Ren tertawa.
"Maaf, tapi gw nggak bakal matuhin siapapun kecuali master gw." ujarnya sambil nyengir, menatap mata Lilica.

"Lagipula berdebat dengan anak kecil macam lo nggak ada gunanya. Nggak ada dadanya lagi." Ren memanyunkan mulutnya, dan berjalan pergi ke luar ruangan mencari masternya "So long little kid!" Ren melambaikan tangannya sambil membelakangi Lilica, menganggap semuanya tadi hanya angin lalu. Ren malas untuk masalah berdebat seperti ini, ia hanya lebih suka menggoda orang orang.

Why so serious? Ren menghela napas, menggeleng gelengkan kepalanya yang nampak seperti orang bego.

PLACE: Lorong-Lorong

Sekarang di mana master gw... Sekarang Ren gantian garuk garuk kepala, bingung mencari masternya di rumah sebesar ini Buset dah. Jangan sampe gw nyasar! Ntar gw nggak bisa ngelanjutin bacaan gw. Lagian tuh master kemana sih! Ngilang.

"tahu kok, ga usah bilang lagi". Kata liica pelan pada dirinya sendiri

"tahu kok kalau aku ini hanya anak kecil yang ga berguna, gue benci sama dia" bisiknya lagi

ia lalu menghadap kairi "mainlah dengannya"

maka kairi pun tersenyum Dan berlari mengejar ren

"ren!" teriak kairi girang

"mari main dganku!"

Ren tertawa melihat tingkah Kairi "Nanti 'MASTER' lo marah ke gw lagi! Bisa dimutilasi gw ntar!" ujar Ren menampangkan tampang sok dramatis.

Incendie mengendus kaki Kairi, seperti ingin mengenali Kairi.
"Oh gw ampir aja lupa!" Ren nyengir lebar "Ini namanya Incendie. Chain gw." lanjutnya

"fuaah enak...terima kasih"

"Sama-sama. Bagaimana? Sudah mendingan?" tanya Shein lagi, tak lepas dari senyumannya.

"aah...maksutku, bangun kesiangan juga tidak apa-apa sih, hahaha"

Shein tidak mengerti. Dia kemudian hanya ikut-ikutan ketawa saja.

Kemudian dia mendengar keributan di luar, perdebatan antara Lilica dan Ren.

Astaga... bertambah lagi orang yang membuat rumah ini jadi ramai...

Shein tersenyum evil. Berpikir untuk mencari Ren sebentar.

"Sebentar ya, Ivvi. Aku mau mengurus knight-ku itu dulu.... Nanti aku akan kembali lagi ke sini," Shein tau, jika nanti dia tidak mengurusnya, bisa terjadi suatu hal yang gawat.

Lokasi : Di lorong, deket si Ren

"Hei, Ren. Sedang kebingungan?" Shein menahan tawanya melihat knight-nya itu sepertinya sedang tersesat.

Ivvi hanya mengangguk kecil.

dilihatnya ada cipratan darah didekat tempat shein berdiri tadi.

apa yang dia lakukan ?

ia bangkit dari tempat tidurnya dan melihat jam sebentar. 11.45 PM ?

sekarang, dimana tempat P3K ?

disekitar sana tidak ada maid, mau tidak mau...Ivvi harus mencari kotal P3K itu sendiri..

Lokasi : on the way nyari kotak P3K

lorong-lorong disana nampak gelap, Ivvi berjalan pelan ke arah dapur..mungkin disana ada maid ? dan Ivvi bisa bertanya dimana kotak P3K..


sengisengisengisengisengisengisengisengisengisengisengisengisengisengisengiseng

Shein berpikir untuk mengundang Ren juga untuk acara besok, dia ingin meresmikan eksistensi knight-nya.

"Ah iya, Ren.... Besok hari ulang tahunku, kau mau ikut kan ke pestanya? Sekalian aku akan mengumumkan knight-ku yang baru. Dan jangan khawatir, di sana banyak wanita cantik," Shein tersenyum, tentu dia tau kesenangan knight-nya itu."Kalau kau mencariku, aku ada di kamar nona Ivvi."

Shein hanya ingin menyampaikan itu saja sebenarnya pada Ren. Dia ingin kembali lagi ke kamar Ivvi, sesuai dengan janjinya tadi.

Lokasi : Kamar Ivvi

Shein melihat ke sekeliling kamar Ivvi, tidak ada Ivvi di sana.

Kemudian Shein hanya duduk kembali di kasur Ivvi, memperhatikan sekelilingnya. Siapa tau ada yang menarik, yang di simpan oleh Ivvi.

Lokasi : Dapur

ternyata diruang itu sama saja..para maid nihil, hanya beberapa lampu yang menyala.

P3K P3K P3K P3K P3K

dibukanya salah satu lemari, Kitchen Bar disana

tidak ada..

dan pada akhirnya Ivvi hanya mengambil banyak Tisue, Kapas dan Air hangat

perban ? adakah ?

benar-benar tidak ada, ia kembali berjalan melewati lorong..mungkin saja menemukan seseorang yang bisa ditanya, dimana kotak P3K

"ah lilica hanya tak ingin dianggap rendah Dan tak becus saja" jelas kairi sambil mengelus ngelus chainnya re

"selain itu ia memang agak protective padaku hahhaha"

"lagipula salahmu juga sih membawa majalah begituan hahahaah, meski aku sudah tahu isinya dan sama sekali tak menarik perhatianku tetap saja, berbahaya membawa majalah begituan"

"oya memang kenapa kau suka dengan majalah begituan? Dan kenapa juga mau membuat harem?" Tanya kairi pada ren