[RP]Silenced

ATTENTION
RP HANYA BOLEH DIMASUKI ALVISS JADE ERLAND DAN NOIRE. I ERLAND

Location: Head of Erland's Office
Time: 6 p.m

Alviss dengan tenang masih duduk di depan meja kerjanya, meneliti berkas demi berkas yang akan dibutuhkannya nanti untuk memimpin rapat. Chain bermata ungu ini masih tenggelam dalam benaknya ketika dirasakannya kehadiran seseorang.

"Siapa itu?" tanyanya dalam.

"Siapa itu?"

ah, suara itu. Head of Erland. Tepatnya bernama Alviss Jade Erland. Rupanya orang itu telah merasakan kehadirannya. Tepat apa yang diharapkan dari seorang Head. Noire Illie Erland, salah seorang member duke house yang memihak pada Rien, tepatnya seorang pengkhianat.

Ia segera mengetuk pintu yang memisahkannya dengan sang Head. Lalu membuka pintu, dan melangkahkan kakinya masuk. Inilah pertama kalinya mereka akan bertemu rupanya. Dengan itulah ia memasang sebuah ekspresi profesional.

"Selamat malam Tuan Erland" Ujarnya dengan suara tegas.

"Tampaknya ini pertama kalinya kita bertemu"

Alviss melihat ke arah Noire. Rambutnya yang kuning panjang, dan suaranya yang tegas. Dia belum pernah bertemu dengan nona manis ini sebelumnya.

"..Noire Illie Erland, kurasa?" ujar Alviss tapi entah kenapa pikirannya menolak kata "Erland" .

"..Noire Illie Erland, kurasa?"

Noir hanya memasang sebuah senyum sopan saat nama lengkapnya disebutkan. Meski ia agak jijik mendengar nama keluarganya. Ah, yah... apa mau dikata? Kau membacanya dari sudut pandang seorang pengkhianat.

"Salam kenal, Head of Erland" Jawabnya pada Alviss.

"Anda dapat memanggil saya Noire. Seperti itu telah cukup"

DIpandanginya Alviss yang duduk di belakang mejanya, dan tampaknya sedang melihat-lihat berkas-berkas yang penting. Tampaknya gadis ini datang di waktu yang salah eh?

"apakah waktunya tidak tepat?" tanyanya menyuarakan pikirannya.

"apakah waktunya tidak tepat?"

Al menggeleng. "Tidak. Lagipula, aku ingin sekali bicara padamu, Noire." ujar Al. Ia melipat berkasnya dan menaruhnya ke dalam laci lalu menutupnya.

Kini mata ungunya yang tajam menatap Noire.

"Silakan duduk, Nona." ujarnya.

"Tidak. Lagipula, aku ingin sekali bicara padamu, Noire."

Oh? Bicara? Ini akan jadi menarik. Apa yang kira-kira seorang Head akan bicarakan pada Noire yang dalam notabene pengkhianat Erland? Yah, jika pemuda di depannya itu tahu siapa dia sebenarnya. Bagaimanapun susah untuk melihat jejaknya, meski Noire sendiri tahu bahwa seseorang dijamin telah mengetahui jati dirinya yang sebenarnya.

Dilihatnya bahwa mata ungu sang pemuda menatapnya dengan intens. Sang gadis hanya membalas tatapan mata itu, dengan sebuah senyuman kecil yang diluar terlihat sebagai senyum sopan, tetapi mengandung arti bahwa ia akan menerima tantangan. Sang Head dapat mengancamnya, tapi bukan berarti ia akan jatuh semudah itu.

"Silakan duduk, Nona."

Dengan segera Noire pun duduk di kursi. Tidak lupa tata krama cara duduk yang baik. Ia menegakkan tubuhnya dan kembali memandang sang pemuda.

"Apa yang ingin anda bicarakan, Tuan Alviss?" Tanya Noire secara langsung.

Jika pembicaraan ini memang penting, marilah langsung mulai.