Log in
Similar topics
Who is online?
In total there are 5 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 5 Guests None
Most users ever online was 313 on Sat Oct 05, 2024 9:26 pm
Search
Latest topics
» Absensi di siniby Kaz Sun Sep 03, 2023 9:49 pm
» [Revive the Forum]
by Kuro Usagi Fri Sep 04, 2015 12:37 am
» Um.. hi, I guess?
by Kuro Usagi Fri Sep 04, 2015 12:35 am
» Do You Have Sixth Sense?
by Kurome Fri Jun 26, 2015 3:45 pm
» Website favorit kalian untuk baca komik online?
by Phantomhive_Earl Mon Oct 28, 2013 7:57 pm
» Biarkan Mata, Otak, Keyboard mengaum saat engkau mengetes mereka. xD~
by Phantomhive_Earl Mon Oct 28, 2013 7:56 pm
» Imaginary World
by Phantomhive_Earl Mon Oct 28, 2013 4:59 pm
» Komentar member di atas^
by Phantomhive_Earl Mon Oct 28, 2013 4:37 pm
» If you wish at fallen star, it will come true. Is that true?
by Phantomhive_Earl Sun Oct 27, 2013 3:56 pm
» Pengalaman Seram
by Phantomhive_Earl Sun Oct 27, 2013 12:48 pm
[Omake] Zeno in Wonderland
2 posters
Page 1 of 1
[Omake] Zeno in Wonderland
Title : Zeno in Wonderland
Author : Ulqui Schiffer / Seiran Akari / Cielo Vespertilio
DoC : Saturday, March 13, 2010
Genre : Adventure, Fantasy
Rating : SU
Character(s) :
1. Zeno Reisvoust (c) Ulqui Schiffer
2. Shion Aldoph Erland (c) Papih
3. Alviss Jade Erland (c) Rizu
4. Alfonse Alger (c) Papih
5. Regina Zu Oswald (c) Mamih
6. Ashura Il Dante Sevastian (c) Rino
7. Leona Jacqueline (c) Ruu
8. Ruelle Ferand Travers (c) Ulqui Schiffer
Author's Note : Tadi Ulqui abis nonton Alice in Wonderland, yasud, bikin versi Zeno gpp kan? *disambit* xDD. Dan karena yang tadi Ulqui tonton itu semacam sekuelnya.. Jadi Ulqui gak tahu urutan kejadian di film pertamanya. Ngacak gpp yah, yang penting mirip *disepak* xD.
Komentar di sini : [link]
====================
Do you believe that fantasy will become reality?
Lagi-lagi, sebagai perwakilan dan leader keluarga Reisvoust, aku harus menghadiri pesta yang menyusahkan. Sudah tahu pekerjaannya menumpuk dan malah sudah menggunung, sekarang malah ditunda karena pesta tak penting seperti ini. Memang ini pesta pernikahan keluarga noble di wilayah tengah Benua Elsdonia yang berarti area Reisvoust. Tetapi tetap saja.. Mereka kan dapat mengirim Ellen atau yang lainnya.
Sifatku katanya mendukung untuk menghadiri pesta. Memang aku ini mudah akrab dengan siapa saja tak peduli usia dan status sosial. Tapi, tetap saja aku tak dapat menghilangkan rasa ketidak sukaanku pada pesta. Menghilangkan memang tidak bisa, tetapi menyembunyikan sangat mudah. Akibat sikapku yang seperti ini, aku telah dicap sebagai pria yang mencintai pesta.
Pertanyaannya sekarang, mengapa aku bisa membenci pesta yang dinilai menyenangkan? Pertama, aku benci makanan manis. Setiap kali aku menghadiri pesta pasti tuan rumah memaksaku memakan benda-benda manis. Kedua, aku harus menjaga sikap. Ellen akan mengomeliku jika aku merayu setiap wanita bangsawan yang kutemui. Ketiga, aku benci orang yang mengada-ada. Para tamu pesta dipastikan akan mengenakan gaun terbaiknya dan mencoba menarik perhatian. Menyebalkan, aku lebih suka orang yang sederhana.
Dan pesta kali ini, semua faktor kebencianku akan pesta tetap ada. Yang lebih parah, pesta ini diadakan di siang bolong. Harusnya ini menjadi waktu luangku menjahili Sylve. Payah.. Melewatkan waktu sia-sia hanya berdiri dan mengobrol tanpa melakukan sesuatu yang bermutu. Beruntungnya, bukan aku yang menjadi pusat perhatian sehingga mampu melarikan diri ke taman.
Bengong.... Tak ada tanda-tanda kehidupan yang dapat diperhatikan...
'Sreek sreek'
“Siapa di sana?” secara reflek, aku langsung berbalik mengarah ke suara itu berasal. Kutunggu beberapa saat, tak ada jawaban. Aku bukan tipe orang yang sabar, segera kuhampiri semak-semak asal suara itu. Tapi.. tak ada siapapun. Imajinasiku saja kah? Akhir-akhir ini aku terlalu banyak bekerja, sepertinya ini efek sampingnya. Aku kembali duduk di sebuah kursi taman.
“BAA!”
“WAAA!” kaget, aku pun terjatuh dari kursi ke belakang. Di hadapanku ada seekor kelinci putih, berompi, dan membawa jam. Eh, dia bukan kelinci sungguhan. Seorang manusia berambut silver, bermata merah maroon, dan lengkap dengan telinga kelincinya yang putih. Sedang cosplay atau apa? Dia sedang bergelantungan di pohon.
“Kau melihat sebuah lubang besar di sekitar sini?” ia tak henti-hentinya menatapi jam saku miliknya.
“Memang ada perlu apa?” Kesal? Tentu saja, siapapun yang memperlakukan Zeno Reisvoust dengan tidak menyenangkan akan menerima tantangan dariku.
“Heh.. Buang-buang waktu. Gawat.. Telat telat” kemudian ia berlari entah kemana.
Dasar tak tahu diri. Siapa yang kau buat kaget barusan? Hah? Zeno Reisvoust, leader Reisvoust! Tak tinggal diam? Tentu saja, orang seperti itu perlu diberi pelajaran. Aku pun mengikutinya berputar-putar hingga akhirnya ia berhenti dan melompat.. ke sebuah.. lubang.. Nekad lah, terjun bebas!
Sudah memilih terjun sih.. Sudah tahu harus menanggung resikonya sih.. Tetapi kenapa lubang ini tak berujung? Sudah berapa lama aku terus merosot ke bawah? Apa nggak bakal sampai ke dalam bumi? Pikiranku dihujani berbagai macam kekhawatiran. Hingga akhirnya, 'pluk', aku mendarat di sebuah ruangan.
“Aneh.. Rasanya aku tak pernah memberikan izin membuat lubang sedalam ini” atau, apakah ada selembar kertas tentang ini yang tak begitu kuperhatikan dan langsung saja kustempel dan tanda tangani? Bisa gawat jika ketahuan Ellen..
Permasalahan berikutnya.. Semua pintu di ruangan ini terkunci. Ah, ada sebuah kunci di atas meja! Tapi, sia-sia.. Tak ada satu pintu pun yang terbuka kecuali sebuah pintu di balik tirai dengan ukuran yang sangat mini.
Selalu saja ada sesuatu di jalanku, membuatku kesal. . Kembali kulihat meja itu, ada sebotol minuman dengan tulisan 'DRINK ME'. Kalau saja minuman itu ditempeli gambar wanita cantik, aku tak perlu berpikir panjang untuk meneguknya. XD
Oh well... Aku.. menyusut.. SERIUS! MENYUSUT! Dengan ukuran begini.. berarti aku bisa melewati pintu mini size itu.. Tunggu dulu.. KUNCINYA! OMG! Sialan, kutaruh di atas meja. Gimana caranya ngambil? Gimana? Heh, bukan Zeno Reisvoust jika tak mampu menyelesaikan perkara sepele seperti ini. Kubekukan es dan kuraih kunci itu dan tada~ pintu terbuka lebar untuk Zeno. Berilah tepuk tangan yang meriah untuk kehebatanku!
Yang ada di hadapanku sekarang hanyalah hutan ajaib.. Capung berbentuk naga.. Serangga entah apaan berwujud kuda-kudaan.. Bahkan tumbuhannya juga sangat unik. Sulit dipercaya, ini imajinasiku saja atau memang kenyataan?
“Ahhh!! Sia-sia menghabiskan waktu bertanya pada manusia yang jawabnya juga lelet. Dasar lola. Aduh telat, telat” ini dia kelinci sial tadi.
“HEI USAMIMI SIAL! BALIK KE SINI SEKARANG JUGA!” kutantang dia dengan wajah garang >
Kelinci itu pun berbalik arah dan menatap ke arahku sejenak. “Namaku Shion Adolph Erland. Jika ada yang dapat kubantu, katakan lain kali saja” Ia langsung nyelonong pergi tanpa lupa membuatku jengkel dengan menjulurkan lidahnya >
Kau takkan kemana-mana Usamimi Shion, akan kuburu kau, dan kujebloskan ke neraka atau Abyss saja yang gampang. Si rese ini membuatku jadi bertampang seperti ini >
Sudah jauh sekali Usamimi Shion itu berlari. Aku tertinggal.. :dikacangin:. Harusnya aku berubah ke wujud chainku agar bisa menyainginya. Jadilah sekarang aku berjalan-jalan menyusuri hutan belantara unik dan ajaib ini. Jamur.. Jamur betebaran dimana-mana dan ada seekor ulat biru di atasnya.. yang anehnya... sedang merokok menggunakan pipa entah apa namanya itu.
“Siapa kau?” tanya ulat itu, menghembuskan asap ke depan wajah Zeno.
Dunia ini dihuni makhluk-makhluk tak tahu diri ternyata. Aku yakin bahwa aku nggak akan pernah mengunjungi dunia ini lagi, tak akan pernah! Kejadiannya sama seperti tadi. Mataku benar-benar dibuat bingung. Tadinya, memang seekor ulat sedang diam di atas jamur itu. Tetapi sekarang telah berubah menjadi seorang pria berambut hitam dan bermata ungu, dengan dua buat antena biru di kepalanya masih menghirup dan menghembuskan asap itu.
“Aku Zeno” kujawab pertanyaannya tadi, menunggu balasan yang kuterima.
“Kau mungkin Zeno, kau juga mungkin bukan Zeno. Jadi kau siapa?” lagi-lagi ia menghembuskan asap tersebut.
“Kubilang aku Zeno. Kau sendiri siapa? Seenaknya membuang asap itu di depan wajahku” Aku sudah naik darah, bau asap akan melekat di bajunya. Ahh, nilai minus di hadapan wanita.
“Namaku Alviss Jade Erland. Sesukaku ingin membuang asap dimana pun dong” Alviss duduk dengan pose angkuh dan makin menjadi-jadi membuang asap tepat di wajahku.
“AHH! Capek lah” Kulempar jamur ke arah Alviss dan meninggalkannya ngomel-ngomel.
Apalagi yang akan kutemui? Makhluk aneh lainnya yang akan berubah menjadi seorang manusia? Imajinasiku sudah menjadi tambah gila.. Inikah pertanda bahwa aku akan menjadi gila sepenuhnya?
Hutan ini, nggak ada ujungnya apa? Aku telah berjalan lama sekali.. Tapi tetap saja yang kulihat hanya pepohonan dan serangga-serangga aneh. Ternyata tidak, kutemukan beberapa makhluk, karena aku tak tahu itu manusia atau bukan, sedang berpesta teh. Kumasuki area tersebut dan mendapat sambutan dari masing-masing dari mereka.
“Siapa di sana? Mari kita nikmati teh ini bersama-sama” orang bertopi itu menjabat tanganku dengan paksa dan menarikku duduk di meja mereka. Terjadi lagi.. Orang itu berubah menjadi seorang pria tampan, eh jangan tampan deh nampan saja, enak saja dia dipuji. Ia berambut hitam dan bermata biru gelap, yang paling mencolok darinya, ia mengenakan sepasang google.
“Jangan paksa orang begitu, Alfonse” kali ini seekor tikus menasihati orang yang bernama Alfonse tadi. Ehh.... Ia berubah menjadi seorang wanita cantik dengan rambut dan mata coklat. Akhirnya ada seorang wanita~ Mataku butuh penyegaran setelah melihat cowok semua~
“Biarkan saja Alfonse begitu, Regina” setelah berkata demikian, kelinci ini diam saja. Tak berkata apapun. Setelah kukedipkan kedua mata ini, ia menjadi seorang pria berambut biru gelap dan bermata merah, tak ketinggalan anting di telinga kirinya. Tampang cowok cool.
“Terserah apa katamu, Ashura. Aku mau tidur saja...” Regina pun tertidur di atas meja dan di tengah pesta teh ini dan tidak terbangun setelahnya.
“Pokoknya, kita pesta teh!” Alfonse yang begitu riang gembira tidak mendapat tanggapan dari Ashura yang terlihat sangat diam apalagi dari Regina yang dengan cueknya tidur pulas.
“Kalian melihat seekor kelinci putih bernama Shion?” akhirnya kutanyakan maksudku menjelajahi hutan gajelas ini.
Ashura dan Alfonse bertatap-tatapan sebentar dan akhirnya menggeleng, melanjutkan pesta teh mereka yang tertunda. Tak ada harapan pada mereka, sigh..
Lagi-lagi berjalan tanpa arah namun membawaku ke suatu istana megah dengan hiasan hati merah dimana-mana. Di dalam sedang ada keributan yang sangat besar. Tanpa menyadari bahaya, aku dengan cueknya masuk dan dengan sikap bossy bertanya dengan suara lantang
“Ada apa di sini?” Berkacak pinggang, cek. tampang nggak bersahabat, cek. Pose sempurna.
“Kue tart ratu dicuri! Kami sedang mencari tahu siapa pencurinya” kata seekor kodok sambil melompat-lompat panik. Kodok yang ini tidak berubah menjadi manusia untungnya. Bisa tertawa terbahak-bahak aku jika melihat manusia melompat-lompat dengan gaya persis seperti tadi. Apalagi perkaranya adalah kue tart yang dicuri? Ingin rasanya aku berguling-guling sambil ngakak sekarang.
“Jangan-jangan dia pencurinya! Cepat bawa dia ke ratu!” kodok lainnya menuduhku yang hampir saja tertawa lepas. Cari ribut ini kodok, digoreng tepung enak lo.
“Apa-apaan ini? Pada nyari ribut yah? Direbus enak lo” marah? Tentu saja, aku sampai mengeluarkan kata-kata seperti itu. Tapi sepertinya memang enak yah, makan swike sekarang. Jangan sampai air liur menetes...
Yeah, digiringlah aku ke hadapan yang mulia raja dan ratu hati. Namanya saja hati, tapi aslinya tak berhati. Ratunya sering sekali mengatakan “Off with his head” yang berarti perintah untuk memenggal kepala seseorang. Cih... Nyusahin aja..
“Benarkah kau yang mencuri kue tart ratu?” sang raja mulai berkata-kata. Awalnya ia terlihat sebagai seorang pria bijaksana dan berpengalaman tetapi setelah henshin *disepak*, ia berubah menjadi seorang ilmuan gila atau lebih tepatnya mirip alien.
“Rue, tentu saja dia kan? Siapa lagi kalau bukan dia?” sang ratu kepala aneh ini mendesak diriku yang nyatanya nggak tahu apa-apa. Awalnya memang ratu kepala aneh dengan dandanan norak sewaktu berubah.. Wehh... Jadi seorang wanita manis walau tampangnya masih jutek. “Off with his head!” sang ratu memerintahkan prajurit untuk memenggal kepalaku. Imajinasiku mau berkembang sampai seberapa sih? Sampai membuatku yang tokoh utama ini mau dibunuh? Hebat hebat..
“Ratu Leona.. Ini yang anda inginkan” Ini dia orang yang diburu dari tadi hingga aku telah menempelkan poster-poster WANTED di sepanjang jalan yang kulalui [?]. USAMIMI!
“Loh kau lagi. Nggak kapok-kapok yah?” suara itu terus terngiang-ngiang di telingaku.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
“Hoi Zeno, nggak kapok-kapok yah diomelin Ellen? Tidur di atas kertas kerja” Shion terkekeh seperti biasanya. Kekehan khas miliknya yang mirip nenek sihir *dibantai*
Haaa? Aku pun terduduk tegak di kursiku dan melihat setumpuk kertas telah lecek karena kutiduri tadi. Ditambah lagi sepertinya ada tinta yang menempel di pipi halusku *hoek*. “AHH!! TINTANYA LUNTUR!!!”
“Apa kubilang, untung kubangunkan kau sebelum Ellen datang” Shion kembali terkekeh, bersenang-senang di atas penderitaan orang lain.
Aku pun menyelesaikan semua yang dapat kulakukan sebelum diketahui oleh Ellen, tanpa bantuan Shion tentunya. Orang itu pergi setelah puas membuatku ngomel.
Tetapi... Terkadang imajinasi itu mengambil aspek dari hal-hal nyata. Bukan berarti bahwa imajinasi tidak dapat menjadi kenyataan bukan?
Kututup buku 'Alice in Wonderland' yang kubaca sebelum tertidur tadi. Petualanganku memang tak mirip dengan Alice, terima kasih kepada orang-orang yang mengganggunya. Tapi tetap saja menyenangkan, bagaimana pun ini imajinasiku.
“Kembali bekerja!” Ellen mengomeliku
If you believe, it might come true. Wanna try?
Author : Ulqui Schiffer / Seiran Akari / Cielo Vespertilio
DoC : Saturday, March 13, 2010
Genre : Adventure, Fantasy
Rating : SU
Character(s) :
1. Zeno Reisvoust (c) Ulqui Schiffer
2. Shion Aldoph Erland (c) Papih
3. Alviss Jade Erland (c) Rizu
4. Alfonse Alger (c) Papih
5. Regina Zu Oswald (c) Mamih
6. Ashura Il Dante Sevastian (c) Rino
7. Leona Jacqueline (c) Ruu
8. Ruelle Ferand Travers (c) Ulqui Schiffer
Author's Note : Tadi Ulqui abis nonton Alice in Wonderland, yasud, bikin versi Zeno gpp kan? *disambit* xDD. Dan karena yang tadi Ulqui tonton itu semacam sekuelnya.. Jadi Ulqui gak tahu urutan kejadian di film pertamanya. Ngacak gpp yah, yang penting mirip *disepak* xD.
Komentar di sini : [link]
====================
Do you believe that fantasy will become reality?
Lagi-lagi, sebagai perwakilan dan leader keluarga Reisvoust, aku harus menghadiri pesta yang menyusahkan. Sudah tahu pekerjaannya menumpuk dan malah sudah menggunung, sekarang malah ditunda karena pesta tak penting seperti ini. Memang ini pesta pernikahan keluarga noble di wilayah tengah Benua Elsdonia yang berarti area Reisvoust. Tetapi tetap saja.. Mereka kan dapat mengirim Ellen atau yang lainnya.
Sifatku katanya mendukung untuk menghadiri pesta. Memang aku ini mudah akrab dengan siapa saja tak peduli usia dan status sosial. Tapi, tetap saja aku tak dapat menghilangkan rasa ketidak sukaanku pada pesta. Menghilangkan memang tidak bisa, tetapi menyembunyikan sangat mudah. Akibat sikapku yang seperti ini, aku telah dicap sebagai pria yang mencintai pesta.
Pertanyaannya sekarang, mengapa aku bisa membenci pesta yang dinilai menyenangkan? Pertama, aku benci makanan manis. Setiap kali aku menghadiri pesta pasti tuan rumah memaksaku memakan benda-benda manis. Kedua, aku harus menjaga sikap. Ellen akan mengomeliku jika aku merayu setiap wanita bangsawan yang kutemui. Ketiga, aku benci orang yang mengada-ada. Para tamu pesta dipastikan akan mengenakan gaun terbaiknya dan mencoba menarik perhatian. Menyebalkan, aku lebih suka orang yang sederhana.
Dan pesta kali ini, semua faktor kebencianku akan pesta tetap ada. Yang lebih parah, pesta ini diadakan di siang bolong. Harusnya ini menjadi waktu luangku menjahili Sylve. Payah.. Melewatkan waktu sia-sia hanya berdiri dan mengobrol tanpa melakukan sesuatu yang bermutu. Beruntungnya, bukan aku yang menjadi pusat perhatian sehingga mampu melarikan diri ke taman.
Bengong.... Tak ada tanda-tanda kehidupan yang dapat diperhatikan...
'Sreek sreek'
“Siapa di sana?” secara reflek, aku langsung berbalik mengarah ke suara itu berasal. Kutunggu beberapa saat, tak ada jawaban. Aku bukan tipe orang yang sabar, segera kuhampiri semak-semak asal suara itu. Tapi.. tak ada siapapun. Imajinasiku saja kah? Akhir-akhir ini aku terlalu banyak bekerja, sepertinya ini efek sampingnya. Aku kembali duduk di sebuah kursi taman.
“BAA!”
“WAAA!” kaget, aku pun terjatuh dari kursi ke belakang. Di hadapanku ada seekor kelinci putih, berompi, dan membawa jam. Eh, dia bukan kelinci sungguhan. Seorang manusia berambut silver, bermata merah maroon, dan lengkap dengan telinga kelincinya yang putih. Sedang cosplay atau apa? Dia sedang bergelantungan di pohon.
“Kau melihat sebuah lubang besar di sekitar sini?” ia tak henti-hentinya menatapi jam saku miliknya.
“Memang ada perlu apa?” Kesal? Tentu saja, siapapun yang memperlakukan Zeno Reisvoust dengan tidak menyenangkan akan menerima tantangan dariku.
“Heh.. Buang-buang waktu. Gawat.. Telat telat” kemudian ia berlari entah kemana.
Dasar tak tahu diri. Siapa yang kau buat kaget barusan? Hah? Zeno Reisvoust, leader Reisvoust! Tak tinggal diam? Tentu saja, orang seperti itu perlu diberi pelajaran. Aku pun mengikutinya berputar-putar hingga akhirnya ia berhenti dan melompat.. ke sebuah.. lubang.. Nekad lah, terjun bebas!
Sudah memilih terjun sih.. Sudah tahu harus menanggung resikonya sih.. Tetapi kenapa lubang ini tak berujung? Sudah berapa lama aku terus merosot ke bawah? Apa nggak bakal sampai ke dalam bumi? Pikiranku dihujani berbagai macam kekhawatiran. Hingga akhirnya, 'pluk', aku mendarat di sebuah ruangan.
“Aneh.. Rasanya aku tak pernah memberikan izin membuat lubang sedalam ini” atau, apakah ada selembar kertas tentang ini yang tak begitu kuperhatikan dan langsung saja kustempel dan tanda tangani? Bisa gawat jika ketahuan Ellen..
Permasalahan berikutnya.. Semua pintu di ruangan ini terkunci. Ah, ada sebuah kunci di atas meja! Tapi, sia-sia.. Tak ada satu pintu pun yang terbuka kecuali sebuah pintu di balik tirai dengan ukuran yang sangat mini.
Selalu saja ada sesuatu di jalanku, membuatku kesal. . Kembali kulihat meja itu, ada sebotol minuman dengan tulisan 'DRINK ME'. Kalau saja minuman itu ditempeli gambar wanita cantik, aku tak perlu berpikir panjang untuk meneguknya. XD
Oh well... Aku.. menyusut.. SERIUS! MENYUSUT! Dengan ukuran begini.. berarti aku bisa melewati pintu mini size itu.. Tunggu dulu.. KUNCINYA! OMG! Sialan, kutaruh di atas meja. Gimana caranya ngambil? Gimana? Heh, bukan Zeno Reisvoust jika tak mampu menyelesaikan perkara sepele seperti ini. Kubekukan es dan kuraih kunci itu dan tada~ pintu terbuka lebar untuk Zeno. Berilah tepuk tangan yang meriah untuk kehebatanku!
Yang ada di hadapanku sekarang hanyalah hutan ajaib.. Capung berbentuk naga.. Serangga entah apaan berwujud kuda-kudaan.. Bahkan tumbuhannya juga sangat unik. Sulit dipercaya, ini imajinasiku saja atau memang kenyataan?
“Ahhh!! Sia-sia menghabiskan waktu bertanya pada manusia yang jawabnya juga lelet. Dasar lola. Aduh telat, telat” ini dia kelinci sial tadi.
“HEI USAMIMI SIAL! BALIK KE SINI SEKARANG JUGA!” kutantang dia dengan wajah garang >
Kelinci itu pun berbalik arah dan menatap ke arahku sejenak. “Namaku Shion Adolph Erland. Jika ada yang dapat kubantu, katakan lain kali saja” Ia langsung nyelonong pergi tanpa lupa membuatku jengkel dengan menjulurkan lidahnya >
Kau takkan kemana-mana Usamimi Shion, akan kuburu kau, dan kujebloskan ke neraka atau Abyss saja yang gampang. Si rese ini membuatku jadi bertampang seperti ini >
Sudah jauh sekali Usamimi Shion itu berlari. Aku tertinggal.. :dikacangin:. Harusnya aku berubah ke wujud chainku agar bisa menyainginya. Jadilah sekarang aku berjalan-jalan menyusuri hutan belantara unik dan ajaib ini. Jamur.. Jamur betebaran dimana-mana dan ada seekor ulat biru di atasnya.. yang anehnya... sedang merokok menggunakan pipa entah apa namanya itu.
“Siapa kau?” tanya ulat itu, menghembuskan asap ke depan wajah Zeno.
Dunia ini dihuni makhluk-makhluk tak tahu diri ternyata. Aku yakin bahwa aku nggak akan pernah mengunjungi dunia ini lagi, tak akan pernah! Kejadiannya sama seperti tadi. Mataku benar-benar dibuat bingung. Tadinya, memang seekor ulat sedang diam di atas jamur itu. Tetapi sekarang telah berubah menjadi seorang pria berambut hitam dan bermata ungu, dengan dua buat antena biru di kepalanya masih menghirup dan menghembuskan asap itu.
“Aku Zeno” kujawab pertanyaannya tadi, menunggu balasan yang kuterima.
“Kau mungkin Zeno, kau juga mungkin bukan Zeno. Jadi kau siapa?” lagi-lagi ia menghembuskan asap tersebut.
“Kubilang aku Zeno. Kau sendiri siapa? Seenaknya membuang asap itu di depan wajahku” Aku sudah naik darah, bau asap akan melekat di bajunya. Ahh, nilai minus di hadapan wanita.
“Namaku Alviss Jade Erland. Sesukaku ingin membuang asap dimana pun dong” Alviss duduk dengan pose angkuh dan makin menjadi-jadi membuang asap tepat di wajahku.
“AHH! Capek lah” Kulempar jamur ke arah Alviss dan meninggalkannya ngomel-ngomel.
Apalagi yang akan kutemui? Makhluk aneh lainnya yang akan berubah menjadi seorang manusia? Imajinasiku sudah menjadi tambah gila.. Inikah pertanda bahwa aku akan menjadi gila sepenuhnya?
Hutan ini, nggak ada ujungnya apa? Aku telah berjalan lama sekali.. Tapi tetap saja yang kulihat hanya pepohonan dan serangga-serangga aneh. Ternyata tidak, kutemukan beberapa makhluk, karena aku tak tahu itu manusia atau bukan, sedang berpesta teh. Kumasuki area tersebut dan mendapat sambutan dari masing-masing dari mereka.
“Siapa di sana? Mari kita nikmati teh ini bersama-sama” orang bertopi itu menjabat tanganku dengan paksa dan menarikku duduk di meja mereka. Terjadi lagi.. Orang itu berubah menjadi seorang pria tampan, eh jangan tampan deh nampan saja, enak saja dia dipuji. Ia berambut hitam dan bermata biru gelap, yang paling mencolok darinya, ia mengenakan sepasang google.
“Jangan paksa orang begitu, Alfonse” kali ini seekor tikus menasihati orang yang bernama Alfonse tadi. Ehh.... Ia berubah menjadi seorang wanita cantik dengan rambut dan mata coklat. Akhirnya ada seorang wanita~ Mataku butuh penyegaran setelah melihat cowok semua~
“Biarkan saja Alfonse begitu, Regina” setelah berkata demikian, kelinci ini diam saja. Tak berkata apapun. Setelah kukedipkan kedua mata ini, ia menjadi seorang pria berambut biru gelap dan bermata merah, tak ketinggalan anting di telinga kirinya. Tampang cowok cool.
“Terserah apa katamu, Ashura. Aku mau tidur saja...” Regina pun tertidur di atas meja dan di tengah pesta teh ini dan tidak terbangun setelahnya.
“Pokoknya, kita pesta teh!” Alfonse yang begitu riang gembira tidak mendapat tanggapan dari Ashura yang terlihat sangat diam apalagi dari Regina yang dengan cueknya tidur pulas.
“Kalian melihat seekor kelinci putih bernama Shion?” akhirnya kutanyakan maksudku menjelajahi hutan gajelas ini.
Ashura dan Alfonse bertatap-tatapan sebentar dan akhirnya menggeleng, melanjutkan pesta teh mereka yang tertunda. Tak ada harapan pada mereka, sigh..
Lagi-lagi berjalan tanpa arah namun membawaku ke suatu istana megah dengan hiasan hati merah dimana-mana. Di dalam sedang ada keributan yang sangat besar. Tanpa menyadari bahaya, aku dengan cueknya masuk dan dengan sikap bossy bertanya dengan suara lantang
“Ada apa di sini?” Berkacak pinggang, cek. tampang nggak bersahabat, cek. Pose sempurna.
“Kue tart ratu dicuri! Kami sedang mencari tahu siapa pencurinya” kata seekor kodok sambil melompat-lompat panik. Kodok yang ini tidak berubah menjadi manusia untungnya. Bisa tertawa terbahak-bahak aku jika melihat manusia melompat-lompat dengan gaya persis seperti tadi. Apalagi perkaranya adalah kue tart yang dicuri? Ingin rasanya aku berguling-guling sambil ngakak sekarang.
“Jangan-jangan dia pencurinya! Cepat bawa dia ke ratu!” kodok lainnya menuduhku yang hampir saja tertawa lepas. Cari ribut ini kodok, digoreng tepung enak lo.
“Apa-apaan ini? Pada nyari ribut yah? Direbus enak lo” marah? Tentu saja, aku sampai mengeluarkan kata-kata seperti itu. Tapi sepertinya memang enak yah, makan swike sekarang. Jangan sampai air liur menetes...
Yeah, digiringlah aku ke hadapan yang mulia raja dan ratu hati. Namanya saja hati, tapi aslinya tak berhati. Ratunya sering sekali mengatakan “Off with his head” yang berarti perintah untuk memenggal kepala seseorang. Cih... Nyusahin aja..
“Benarkah kau yang mencuri kue tart ratu?” sang raja mulai berkata-kata. Awalnya ia terlihat sebagai seorang pria bijaksana dan berpengalaman tetapi setelah henshin *disepak*, ia berubah menjadi seorang ilmuan gila atau lebih tepatnya mirip alien.
“Rue, tentu saja dia kan? Siapa lagi kalau bukan dia?” sang ratu kepala aneh ini mendesak diriku yang nyatanya nggak tahu apa-apa. Awalnya memang ratu kepala aneh dengan dandanan norak sewaktu berubah.. Wehh... Jadi seorang wanita manis walau tampangnya masih jutek. “Off with his head!” sang ratu memerintahkan prajurit untuk memenggal kepalaku. Imajinasiku mau berkembang sampai seberapa sih? Sampai membuatku yang tokoh utama ini mau dibunuh? Hebat hebat..
“Ratu Leona.. Ini yang anda inginkan” Ini dia orang yang diburu dari tadi hingga aku telah menempelkan poster-poster WANTED di sepanjang jalan yang kulalui [?]. USAMIMI!
“Loh kau lagi. Nggak kapok-kapok yah?” suara itu terus terngiang-ngiang di telingaku.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
“Hoi Zeno, nggak kapok-kapok yah diomelin Ellen? Tidur di atas kertas kerja” Shion terkekeh seperti biasanya. Kekehan khas miliknya yang mirip nenek sihir *dibantai*
Haaa? Aku pun terduduk tegak di kursiku dan melihat setumpuk kertas telah lecek karena kutiduri tadi. Ditambah lagi sepertinya ada tinta yang menempel di pipi halusku *hoek*. “AHH!! TINTANYA LUNTUR!!!”
“Apa kubilang, untung kubangunkan kau sebelum Ellen datang” Shion kembali terkekeh, bersenang-senang di atas penderitaan orang lain.
Aku pun menyelesaikan semua yang dapat kulakukan sebelum diketahui oleh Ellen, tanpa bantuan Shion tentunya. Orang itu pergi setelah puas membuatku ngomel.
Tetapi... Terkadang imajinasi itu mengambil aspek dari hal-hal nyata. Bukan berarti bahwa imajinasi tidak dapat menjadi kenyataan bukan?
Kututup buku 'Alice in Wonderland' yang kubaca sebelum tertidur tadi. Petualanganku memang tak mirip dengan Alice, terima kasih kepada orang-orang yang mengganggunya. Tapi tetap saja menyenangkan, bagaimana pun ini imajinasiku.
“Kembali bekerja!” Ellen mengomeliku
If you believe, it might come true. Wanna try?
The End
Last edited by Ulqui Schiffer on Sun Mar 14, 2010 1:28 am; edited 1 time in total
Ulqui Schiffer- Admin
- Posts : 11607
Points : 11760
Join date : 2009-06-23
Age : 28
Location : Kingdom of Istoria
Character Bio
Character Name: Zeno / Z-Pegasus
Status: Four Great Duke Houses, Chain
Job: Head of Four Great Duke Houses, Pandora Elite Officer,Illegal Chain
Re: [Omake] Zeno in Wonderland
=)) anjrit gw bisa-bisa disiram air cabe rawit nih sama tetangga kamar sebelah karena ngakak abis
sumpah WIN
enak banget, kalo ashura mah pasti bisu dia kalo masuk ke dalam cerita beginian /slapped
sumpah WIN
enak banget, kalo ashura mah pasti bisu dia kalo masuk ke dalam cerita beginian /slapped
Rivelino Verse Lucania- Member
- Posts : 1192
Points : 1214
Join date : 2010-02-07
Age : 31
Location : Jakarta
Character Bio
Character Name: Ashura Il Dante Sevastian
Status: Chain
Job: Legal Chain
Ulqui Schiffer- Admin
- Posts : 11607
Points : 11760
Join date : 2009-06-23
Age : 28
Location : Kingdom of Istoria
Character Bio
Character Name: Zeno / Z-Pegasus
Status: Four Great Duke Houses, Chain
Job: Head of Four Great Duke Houses, Pandora Elite Officer,Illegal Chain
Page 1 of 1
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum