Log in
Similar topics
Who is online?
In total there are 8 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 8 Guests None
Most users ever online was 313 on Sat Oct 05, 2024 9:26 pm
Search
Latest topics
» Absensi di siniby Kaz Sun Sep 03, 2023 9:49 pm
» [Revive the Forum]
by Kuro Usagi Fri Sep 04, 2015 12:37 am
» Um.. hi, I guess?
by Kuro Usagi Fri Sep 04, 2015 12:35 am
» Do You Have Sixth Sense?
by Kurome Fri Jun 26, 2015 3:45 pm
» Website favorit kalian untuk baca komik online?
by Phantomhive_Earl Mon Oct 28, 2013 7:57 pm
» Biarkan Mata, Otak, Keyboard mengaum saat engkau mengetes mereka. xD~
by Phantomhive_Earl Mon Oct 28, 2013 7:56 pm
» Imaginary World
by Phantomhive_Earl Mon Oct 28, 2013 4:59 pm
» Komentar member di atas^
by Phantomhive_Earl Mon Oct 28, 2013 4:37 pm
» If you wish at fallen star, it will come true. Is that true?
by Phantomhive_Earl Sun Oct 27, 2013 3:56 pm
» Pengalaman Seram
by Phantomhive_Earl Sun Oct 27, 2013 12:48 pm
[Omake] Apart
Page 1 of 1
[Omake] Apart
Title : Apart
Author : Ulqui Schiffer / Seiran Akari / Cielo Vespertilio
DoC : Wednesday, February 24, 2010
Genre : Romance
Rating : ?
Character(s) :
1. Zeno Reisvoust Ulqui Schiffer
2. Sylvette Seravine Archolete Gema
Author's Note : Hmm.. Ide ini muncul ketika Ulqui lagi bosen dengerin ceramahan guru *dilempar ke laut*. Jangan lupa komen yah~ xD
====================
The one who struggles 'til the end is the victor.
Di tempat ini, aku terdiam menatapi awan-awan putih bagaikan kapas. Padang rumput luas terbentang dan aku tengah berbaring di tengah-tengahnya tanpa siapa pun di sekitar. Kukepal tangan kanan ini dan mengarahkannya ke langit yang jauh di atas sana. Ingin sekali rasanya aku menonjok orang yang memimpin di atas sana karena telah membuat situasi rumit dan buruk seperti sekarang.
Duduk dan menghela nafas panjang. Entah apa yang sebenarnya ada dalam pikiranku, semuanya tercampur menjadi satu. Kejadian dari awal hingga yang akan terjadi selanjutnya telah benar-benar membuatku bagai tidak hidup. Sudah 6 bulan berlalu sejak keluar dari tempat yang takkan pernah ingin kukunjungi lagi. Cukup sekali saja berada dan merasakan Abyss, penjara waktu. Kehilangan orang-orang yang amat penting bagi hidupku, orang-orang yang kucintai...
Kali ini, sesudah keluar pun, masih saja hal-hal buruk berdatangan, lagi-lagi mencoba membuatku terpuruk. Chain dan contractornya terikat ikatan yang sulit untuk dilepaskan maupun dibatalkan. Inilah posisiku sekarang. Tanpa megetahui akibat mengikat kontrak secara ilegal, kini kujerat seorang gadis dalam keadaan tak menentu. Jam pertanda kontrak kami memang berjalan lebih lambat dibanding pada umumnya. Enam bulan berlalu dan jarum jam hanya berpindah 22.5 derajat atau seperenambelas.
Jarum itu telah bergerak dua kali. Pertanda itu bergerak pertama kali sekitar tiga bulan yang lalu ketika aku mengambil tindakan untuk menyelamatkannya. Tak kukira tiga bulan kemudian, tepatnya seminggu yang lalu, ia kembali bergerak. Menurut kalkulasi pada tahun keempat kontrak kami akan berakhir untuk selamanya.
Setelah menyadari hal itu, aku pergi meninggalkannya. Tak tega memang, tapi apa daya. Aku harus menemukan cara agar kontrak kami dapat dibatalkan meskipun akan berakhir dengan hilangnya nyawaku. Tak masalah, kehidupanku seharusnya sudah lama berakhir di penjara waktu, Abyss. Para chain yang tak memiliki otak terus menyerang hingga staminaku habis total. Kedua tangan ini juga seharusnya tak ada lagi. Keduanya telah menjadi santapan chain-chain, begitu juga dengan kaki kanan ini. Kondisi yang benar-benar telah dekat dengan ajal tersebut terselamatkan oleh seekor chain pegasus, wujudku sekarang. Entah ucapan terimakasih atau amarah kah yang harus kulontarkan pada chain tersebut.
“Huuf... Investigasi sekali lagi” tak ada artinya membuang waktu duduk tanpa usaha di alam bebas. Aku hanyalah seekor chain pegasus yang tak memiliki tempat untuk pulang. Rumah keluargaku, Reisvoust bukanlah rumahku lagi. Memang duke periode ini menawarkanku menjadi penerusnya dan kusanggupi namun.. tetap saja.. aku bukanlah Zeno yang dulu..
Pencaharianku hari ini terhenti di sebuah pesisir pantai dalam lingkungan kekuasaan Keluarga Oswald. Pasir putih dan air yang tenang membuatku ingin menikmatinya meskipun hari masih siang. Dari kejauhan kulihat para turis sedang melihat botol-botol berisi permohonan mereka menuju lautan luas. Hari masih siang, pasang surut pasti membantu botol-botol itu terhanyut ke lautan. Hei, kalau mereka memohon sesuatu, aku juga berhak melakukan hal yang sama!
Kutuliskan permohonanku pada selembar kertas putih, hanya sebuah permohonan yang benar-benar kuingin menjadi kenyataan. Jika mereka menggunakan botol, aku membekukan kertas ini dengan eternal iceku dan membiarkannya terbawa pasang surut. Dengan begini, setidaknya aku masih memiliki pengharapan dan membangkitkan semangat agar mampu bertahan dalam kondisi ini.
Tetapi tetap saja, pikiran tentang Sylve dan aku kembali terjerat dalam Abyss menggetarkanku. Bagaimana jika aku saja yang kembali ke sana? Dalam wujud chain ini seharusnya tak menjadi masalah. Tak usah menunggu hingga itu terjadi. Lebih baik aku mati sekarang tanpa merepotkan Sylve dan lainnya lebih dari ini.
“Zeno Reisvoust, jangan kau sekali-kali berpikir untuk mati lagi”
“!!! Siapa kau” terkejut, aku melihat sekeliling. Di sebelahku tak ada siapa-siapa dan suara ini, tak kukenal, tak pernah kudengar sebelumnya.
“Kau kira mengapa kubiarkan kau meminjam wujudku, bahkan kekuatanku hingga aku menjadi tak berdaya seperti sekarang?”
“K.. kau?! Chain itu?!” lagi-lagi ia mengejutkanku dengan kalimatnya. Chain inilah alasan aku masih ada di bumi ini.
“Pikirkanlah baik-baik. Kematian hanya membawa petaka dan kehadiranmu dibutuhkan”
“Mereka, siapa?” kalimat tadi adalah kalimat terakhir yang pernah kudengar darinya. Chain yang tak pernah kutemui, kukenal, dan kuketahui namanya.
“Ze... Zeno-kun!” suara yang familiar ini, suara manis yang menentramkan hati gelisahku. Ada apa ini? Mengapa Sylve dapat menemukanku? Dan lagi, untuk apa ia datang?
“Syl.... Sylve?” terdiam.. Tak satu pun kata dapat keluar dari mulutku.
“Huee... Kau kemana saja? Sudah 5 hari tak bertemu dirimu, aku kangen. Hueee...” Sylve menangis manja. Inilah dia, gadis manis yang tak berdaya tanpa kursi rodanya dan diriku.. Tunggu, untuk apa kusebutkan diriku? Aaa... Inikah maksudmu, chain?
Kuberjalan menuju tempat Sylve menangis, pasir yang lembut menyentuh kedua kakiku. Kugunakan kedua tanganku untuk menggendong Sylve di punggungku dan membawanya ke tepi lautan. Ia tak menangis ataupun berkata apa-apa, perkiraanku, terkejut. Sekarang, kami duduk berdua di “Aku terharu, Sylve-chan~ Maafkan tindakanku yang seenaknya, aku janji mulai detik ini takkan kuulangi perbuatan ini lagi” kuacak-acak rambut silver keunguannya yang indah berkilauan.
“Mouu....” raut wajahnya memintaku untuk berhenti melakukan hal itu.
Berduaan di pantai memiliki nilai plus sendiri. Siang menjelang sore, sang matahari pun mulai tenggelam ke ujung barat. Tepat di depan mata kami memandang. Cahaya jingga mulai mendominasi langit yang tadinya biru terang. Lautan pun tak mau kalah memantulkan cahaya jingga matahari. Inilah kelebihan daerah Oswald yang mampu menarik turis-turis untuk tinggal dan berlibur.
“Mataharinya cantik, Zeno-kun” Dengan wajah inosennya, Sylve mencoba meraih sang matahari dengan kedua tangannya.
“Hahaha, kau lebih cantik, Sylve-chan” Tertawa... Cara jitu menghangatkan suasana.
“Hee?!” Lihatlah wajahnya yang memerah malu menanggapi gombalanku yang belum apa-apanya. Aku hanya bisa tersenyum menanggapi raut wajahnya yang benar-benar imut itu.
Kurangkul kepalanya dan sedikit menundukkan kepalaku. “Aku sayang padamu, Sylve” bisikku pelan, sangat pelan agar hanya terdengar oleh Sylve seorang, tidak yang lain.
Hei chain, akan kutunjukan padamu bahwa Zeno Reisvoust takkan kalah hanya karena hal sepele maupun berat sekalipun! Dan terima kasih atas segalanya.
Jadi, yang manakah diriku yang asli? Yang sebelumnya atau yang sekarang? Hahaha..
In the end, I will not let us be apart. We are fated to be together after all.
Author : Ulqui Schiffer / Seiran Akari / Cielo Vespertilio
DoC : Wednesday, February 24, 2010
Genre : Romance
Rating : ?
Character(s) :
1. Zeno Reisvoust Ulqui Schiffer
2. Sylvette Seravine Archolete Gema
Author's Note : Hmm.. Ide ini muncul ketika Ulqui lagi bosen dengerin ceramahan guru *dilempar ke laut*. Jangan lupa komen yah~ xD
====================
The one who struggles 'til the end is the victor.
Di tempat ini, aku terdiam menatapi awan-awan putih bagaikan kapas. Padang rumput luas terbentang dan aku tengah berbaring di tengah-tengahnya tanpa siapa pun di sekitar. Kukepal tangan kanan ini dan mengarahkannya ke langit yang jauh di atas sana. Ingin sekali rasanya aku menonjok orang yang memimpin di atas sana karena telah membuat situasi rumit dan buruk seperti sekarang.
Duduk dan menghela nafas panjang. Entah apa yang sebenarnya ada dalam pikiranku, semuanya tercampur menjadi satu. Kejadian dari awal hingga yang akan terjadi selanjutnya telah benar-benar membuatku bagai tidak hidup. Sudah 6 bulan berlalu sejak keluar dari tempat yang takkan pernah ingin kukunjungi lagi. Cukup sekali saja berada dan merasakan Abyss, penjara waktu. Kehilangan orang-orang yang amat penting bagi hidupku, orang-orang yang kucintai...
Kali ini, sesudah keluar pun, masih saja hal-hal buruk berdatangan, lagi-lagi mencoba membuatku terpuruk. Chain dan contractornya terikat ikatan yang sulit untuk dilepaskan maupun dibatalkan. Inilah posisiku sekarang. Tanpa megetahui akibat mengikat kontrak secara ilegal, kini kujerat seorang gadis dalam keadaan tak menentu. Jam pertanda kontrak kami memang berjalan lebih lambat dibanding pada umumnya. Enam bulan berlalu dan jarum jam hanya berpindah 22.5 derajat atau seperenambelas.
Jarum itu telah bergerak dua kali. Pertanda itu bergerak pertama kali sekitar tiga bulan yang lalu ketika aku mengambil tindakan untuk menyelamatkannya. Tak kukira tiga bulan kemudian, tepatnya seminggu yang lalu, ia kembali bergerak. Menurut kalkulasi pada tahun keempat kontrak kami akan berakhir untuk selamanya.
Setelah menyadari hal itu, aku pergi meninggalkannya. Tak tega memang, tapi apa daya. Aku harus menemukan cara agar kontrak kami dapat dibatalkan meskipun akan berakhir dengan hilangnya nyawaku. Tak masalah, kehidupanku seharusnya sudah lama berakhir di penjara waktu, Abyss. Para chain yang tak memiliki otak terus menyerang hingga staminaku habis total. Kedua tangan ini juga seharusnya tak ada lagi. Keduanya telah menjadi santapan chain-chain, begitu juga dengan kaki kanan ini. Kondisi yang benar-benar telah dekat dengan ajal tersebut terselamatkan oleh seekor chain pegasus, wujudku sekarang. Entah ucapan terimakasih atau amarah kah yang harus kulontarkan pada chain tersebut.
“Huuf... Investigasi sekali lagi” tak ada artinya membuang waktu duduk tanpa usaha di alam bebas. Aku hanyalah seekor chain pegasus yang tak memiliki tempat untuk pulang. Rumah keluargaku, Reisvoust bukanlah rumahku lagi. Memang duke periode ini menawarkanku menjadi penerusnya dan kusanggupi namun.. tetap saja.. aku bukanlah Zeno yang dulu..
Pencaharianku hari ini terhenti di sebuah pesisir pantai dalam lingkungan kekuasaan Keluarga Oswald. Pasir putih dan air yang tenang membuatku ingin menikmatinya meskipun hari masih siang. Dari kejauhan kulihat para turis sedang melihat botol-botol berisi permohonan mereka menuju lautan luas. Hari masih siang, pasang surut pasti membantu botol-botol itu terhanyut ke lautan. Hei, kalau mereka memohon sesuatu, aku juga berhak melakukan hal yang sama!
Kutuliskan permohonanku pada selembar kertas putih, hanya sebuah permohonan yang benar-benar kuingin menjadi kenyataan. Jika mereka menggunakan botol, aku membekukan kertas ini dengan eternal iceku dan membiarkannya terbawa pasang surut. Dengan begini, setidaknya aku masih memiliki pengharapan dan membangkitkan semangat agar mampu bertahan dalam kondisi ini.
Tetapi tetap saja, pikiran tentang Sylve dan aku kembali terjerat dalam Abyss menggetarkanku. Bagaimana jika aku saja yang kembali ke sana? Dalam wujud chain ini seharusnya tak menjadi masalah. Tak usah menunggu hingga itu terjadi. Lebih baik aku mati sekarang tanpa merepotkan Sylve dan lainnya lebih dari ini.
“Zeno Reisvoust, jangan kau sekali-kali berpikir untuk mati lagi”
“!!! Siapa kau” terkejut, aku melihat sekeliling. Di sebelahku tak ada siapa-siapa dan suara ini, tak kukenal, tak pernah kudengar sebelumnya.
“Kau kira mengapa kubiarkan kau meminjam wujudku, bahkan kekuatanku hingga aku menjadi tak berdaya seperti sekarang?”
“K.. kau?! Chain itu?!” lagi-lagi ia mengejutkanku dengan kalimatnya. Chain inilah alasan aku masih ada di bumi ini.
“Pikirkanlah baik-baik. Kematian hanya membawa petaka dan kehadiranmu dibutuhkan”
“Mereka, siapa?” kalimat tadi adalah kalimat terakhir yang pernah kudengar darinya. Chain yang tak pernah kutemui, kukenal, dan kuketahui namanya.
“Ze... Zeno-kun!” suara yang familiar ini, suara manis yang menentramkan hati gelisahku. Ada apa ini? Mengapa Sylve dapat menemukanku? Dan lagi, untuk apa ia datang?
“Syl.... Sylve?” terdiam.. Tak satu pun kata dapat keluar dari mulutku.
“Huee... Kau kemana saja? Sudah 5 hari tak bertemu dirimu, aku kangen. Hueee...” Sylve menangis manja. Inilah dia, gadis manis yang tak berdaya tanpa kursi rodanya dan diriku.. Tunggu, untuk apa kusebutkan diriku? Aaa... Inikah maksudmu, chain?
Kuberjalan menuju tempat Sylve menangis, pasir yang lembut menyentuh kedua kakiku. Kugunakan kedua tanganku untuk menggendong Sylve di punggungku dan membawanya ke tepi lautan. Ia tak menangis ataupun berkata apa-apa, perkiraanku, terkejut. Sekarang, kami duduk berdua di “Aku terharu, Sylve-chan~ Maafkan tindakanku yang seenaknya, aku janji mulai detik ini takkan kuulangi perbuatan ini lagi” kuacak-acak rambut silver keunguannya yang indah berkilauan.
“Mouu....” raut wajahnya memintaku untuk berhenti melakukan hal itu.
Berduaan di pantai memiliki nilai plus sendiri. Siang menjelang sore, sang matahari pun mulai tenggelam ke ujung barat. Tepat di depan mata kami memandang. Cahaya jingga mulai mendominasi langit yang tadinya biru terang. Lautan pun tak mau kalah memantulkan cahaya jingga matahari. Inilah kelebihan daerah Oswald yang mampu menarik turis-turis untuk tinggal dan berlibur.
“Mataharinya cantik, Zeno-kun” Dengan wajah inosennya, Sylve mencoba meraih sang matahari dengan kedua tangannya.
“Hahaha, kau lebih cantik, Sylve-chan” Tertawa... Cara jitu menghangatkan suasana.
“Hee?!” Lihatlah wajahnya yang memerah malu menanggapi gombalanku yang belum apa-apanya. Aku hanya bisa tersenyum menanggapi raut wajahnya yang benar-benar imut itu.
Kurangkul kepalanya dan sedikit menundukkan kepalaku. “Aku sayang padamu, Sylve” bisikku pelan, sangat pelan agar hanya terdengar oleh Sylve seorang, tidak yang lain.
Hei chain, akan kutunjukan padamu bahwa Zeno Reisvoust takkan kalah hanya karena hal sepele maupun berat sekalipun! Dan terima kasih atas segalanya.
Jadi, yang manakah diriku yang asli? Yang sebelumnya atau yang sekarang? Hahaha..
In the end, I will not let us be apart. We are fated to be together after all.
The End
Ulqui Schiffer- Admin
- Posts : 11607
Points : 11760
Join date : 2009-06-23
Age : 28
Location : Kingdom of Istoria
Character Bio
Character Name: Zeno / Z-Pegasus
Status: Four Great Duke Houses, Chain
Job: Head of Four Great Duke Houses, Pandora Elite Officer,Illegal Chain
Page 1 of 1
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum