Log in
Similar topics
Who is online?
In total there are 5 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 5 Guests None
Most users ever online was 313 on Sat Oct 05, 2024 9:26 pm
Search
Latest topics
» Absensi di siniby Kaz Sun Sep 03, 2023 9:49 pm
» [Revive the Forum]
by Kuro Usagi Fri Sep 04, 2015 12:37 am
» Um.. hi, I guess?
by Kuro Usagi Fri Sep 04, 2015 12:35 am
» Do You Have Sixth Sense?
by Kurome Fri Jun 26, 2015 3:45 pm
» Website favorit kalian untuk baca komik online?
by Phantomhive_Earl Mon Oct 28, 2013 7:57 pm
» Biarkan Mata, Otak, Keyboard mengaum saat engkau mengetes mereka. xD~
by Phantomhive_Earl Mon Oct 28, 2013 7:56 pm
» Imaginary World
by Phantomhive_Earl Mon Oct 28, 2013 4:59 pm
» Komentar member di atas^
by Phantomhive_Earl Mon Oct 28, 2013 4:37 pm
» If you wish at fallen star, it will come true. Is that true?
by Phantomhive_Earl Sun Oct 27, 2013 3:56 pm
» Pengalaman Seram
by Phantomhive_Earl Sun Oct 27, 2013 12:48 pm
[omake] run and revenge
Page 1 of 1
[omake] run and revenge
Title : Run and Revenge
Pesan : Akh.. omake pertama buatan ruu == pasti jelek banget jadinya.. huuh... maklumin aja ya baca omake aneh punya ruu.. maklum nikinya cuma iseng iseng doank...
****************************************************************
“Lari… teruslah berlari dan Mendendamlah. Larilah dari kenyataan hidupmu dan Pendamlah rasa dendammu itu. Lalu bencilah, dan berharaplah bahwa kehidupan ini hanya omong kosong yang tak berguna”
Pagi itu seperti biasa tak ada yang berubah. Ichinose Miisa (Umur 13 Tahun) terbangun dari tidurnya, pada hari hari yang lalu ia juga mendapatkan mimpi seperti itu.
Kalimat dalam mimpi itu membuat Miisa berfikir tentang arti hidupnya yang sebenarnya. Miisa merasa bahwa kalimat itu menghantui dirinya,
Tetapi siapa? Siapa yang telah mengucapkan kata-kata yang menghantuinya itu? Miisa sendiri pun tidak mengetahui hal itu.
Terbangun dari mimpi yang mengerikan dan selalu menghantui dirinya itu, Miisa beranjak dari tempat tidurnya.
Miisa melangkah keluar dari kamarnya dan tercium aroma roti bakar kesukaannya “Wah… Harum sekali aromanya…” dengan nada lembut miisa mengucapkan itu.
Mendengar pujian dari anaknya Nyonya Sheirapun berkata (Sheira = nama ibunya miisa. Khu khu) “Ah miisa, Selamat pagi” Ucap Sheira lembut.
Ayah dari Miisa yaitu Tuan Shinepun berkomentar “Pagi-pagi seoerti ini udara masih sangat dingin, Sebaiknya cepat makan roti bakarmu Miisa sebelum menjadi dingin”
Ah.. komentar dari dari Tuan Shine seperti orang sedang ceramah ya…
Ah? Anda bertanya saya ini siapa? Ah.. Maaf saya belum memperkenal kan diri, saya adalah pelayan disini.
Nama saya adalah Riya. (Penjelasan singkat Riya. Seorang pelayan pria berumur 25 Tahun, Mengabdi di keluarga Ichinose selama 8 Tahun)
Miisapun duduk dan menyantap sarapan paginya itu. Sejauh ini Miisa melakukan kehidupannya yang terlihat biasa saja tetapi sebenarnya Miisa akan menghadapi kejamnya kehidupan dunia yang telah menantinya.
***********
Sesudah acara makan pagi keluarga Ichinose, Kedua orang tua Miisapun bersiap-siap untuk menghadiri acara disuatu tempat nan jauh. Miisa sudah cukup terbiasa ditinggal oleh kedua orang tuanya yang selalu sibuk setiap saat, lagipula selama menunggu Miisa tidak pernah sendirian Karena Riya selalu menemaninya selama ini.
“Nona Miisa, Sebaiknya anda beristirahat” Ucap Riya dengan lembut kepada Miisa.
“aaah? Istirahat? Tadikan baru bangun tidur…” Ucap Miisa dengan nada yang penuh Tanya.
“Tetapi anda terlihat kurang bersemangat pagi ini. Apakah anda baik baik saja?” Mendengar perkataan Riya dengan cepat Miisa menyelanya dan berkata
“Ah! Riya-rin berlebihan! Lagipula aku sehat sehat saja kok!”. Ah.. Mendengar jawaban seperti itu Riyapun berusaha menahan tawanya, entah dari mana Miisa menambahkan embel-embel “rin” kepada Riya.
Seiring waktu berjalan Miisa merasakan bahwa sepertinya akan terjadi hal buruk akan terjadi. Wajah Miisa yang tadinya terlihat cerah dan berseri-seri berubah menjadi pucat pasi.
Dengan wajahnya yang pucat itu Miisa berkata “Riya-rin… bisakah mengantarkanku ke tempat acara ayahanda dan ibunda?” *Awakakak Ayahanda n Ibunda =))*
Riya merasakan kejanggalan pada perilaku Miisa yang seperti itu, lalu dengan cepat Riya Menanggapi permintaan Miisa.
Diperjalanan menuju tempat acara tersebut terlihat kerumunan orang-orang mengelilingi kendaraan yang hancur berantakan. Kendaraan tersebut terlihat telah terkena bom yang amat dasyat, kendaraan tersebut sudah hangus dan hancur menjadi kepingan kepingan.
Melihat hal itu Miisa berkata “Riya-rin! Tolong berhenti sebentar!” Mendengar perkataan Miisa, Riya langsung menghentikan kendaraannya itu. Miisapun menghampiri kerumunan orang-orang itu, diperhatikannya kendaraan yang sudah hancur tersebut dan Miisa berfikir “apakah ini kecelakaan?” Menurut informasi yang didapatkan Miisa kendaraan tersebut dengan tiba-tiba meledak dan diperkirakan asal ledakan itu dari dalam kendaraan tersebut, sepertinya didalam kendaraan tersebut sudah dimasukan bom waktu.
Miisa merasa jangan-jangan itu adalah kendaraan milik orang tuanya tetapi miisa berusaha berfikir positif dan bertanya kepada salah satu saksi
Emh… Permisi, Kalau boleh saya tahu. Apakah ada korban di kecelakaan ini?”
saksi itu menjawab “Ya, terdapat 2 korban. Satu perempuan dan satu laki laki. Sepertinya mereka berasal dari keluarga Ichinose.”
Mendengar perkataan orang tersebut Miisa menunjukan rasa tidak percayanya yang amat dalam “A.. Apa buktinya?”
Orang itu berkata lagi “Ya.. buktinya sangat jelas. Tanda pengenal mereka tak ikut hancur dan ditanda pengenal tersebut tertulis bahwa mereka berasal dari keluarga Ichinose” Mendengar hal itu Miisa menangis sejadi-jadinya, dilihatnya jenaza kedua orang tuanya yang hancur karma terkena ledakan. Langit yang tadinyacerah mulai berubah menjadi mendung, air hujan menetes dengan derasnya seakan berlomba lomba mencapai tanah lebih dahulu.
---------------------------------
To be continue...
Pesan : Akh.. omake pertama buatan ruu == pasti jelek banget jadinya.. huuh... maklumin aja ya baca omake aneh punya ruu.. maklum nikinya cuma iseng iseng doank...
****************************************************************
“Lari… teruslah berlari dan Mendendamlah. Larilah dari kenyataan hidupmu dan Pendamlah rasa dendammu itu. Lalu bencilah, dan berharaplah bahwa kehidupan ini hanya omong kosong yang tak berguna”
Pagi itu seperti biasa tak ada yang berubah. Ichinose Miisa (Umur 13 Tahun) terbangun dari tidurnya, pada hari hari yang lalu ia juga mendapatkan mimpi seperti itu.
Kalimat dalam mimpi itu membuat Miisa berfikir tentang arti hidupnya yang sebenarnya. Miisa merasa bahwa kalimat itu menghantui dirinya,
Tetapi siapa? Siapa yang telah mengucapkan kata-kata yang menghantuinya itu? Miisa sendiri pun tidak mengetahui hal itu.
Terbangun dari mimpi yang mengerikan dan selalu menghantui dirinya itu, Miisa beranjak dari tempat tidurnya.
Miisa melangkah keluar dari kamarnya dan tercium aroma roti bakar kesukaannya “Wah… Harum sekali aromanya…” dengan nada lembut miisa mengucapkan itu.
Mendengar pujian dari anaknya Nyonya Sheirapun berkata (Sheira = nama ibunya miisa. Khu khu) “Ah miisa, Selamat pagi” Ucap Sheira lembut.
Ayah dari Miisa yaitu Tuan Shinepun berkomentar “Pagi-pagi seoerti ini udara masih sangat dingin, Sebaiknya cepat makan roti bakarmu Miisa sebelum menjadi dingin”
Ah.. komentar dari dari Tuan Shine seperti orang sedang ceramah ya…
Ah? Anda bertanya saya ini siapa? Ah.. Maaf saya belum memperkenal kan diri, saya adalah pelayan disini.
Nama saya adalah Riya. (Penjelasan singkat Riya. Seorang pelayan pria berumur 25 Tahun, Mengabdi di keluarga Ichinose selama 8 Tahun)
Miisapun duduk dan menyantap sarapan paginya itu. Sejauh ini Miisa melakukan kehidupannya yang terlihat biasa saja tetapi sebenarnya Miisa akan menghadapi kejamnya kehidupan dunia yang telah menantinya.
***********
Sesudah acara makan pagi keluarga Ichinose, Kedua orang tua Miisapun bersiap-siap untuk menghadiri acara disuatu tempat nan jauh. Miisa sudah cukup terbiasa ditinggal oleh kedua orang tuanya yang selalu sibuk setiap saat, lagipula selama menunggu Miisa tidak pernah sendirian Karena Riya selalu menemaninya selama ini.
“Nona Miisa, Sebaiknya anda beristirahat” Ucap Riya dengan lembut kepada Miisa.
“aaah? Istirahat? Tadikan baru bangun tidur…” Ucap Miisa dengan nada yang penuh Tanya.
“Tetapi anda terlihat kurang bersemangat pagi ini. Apakah anda baik baik saja?” Mendengar perkataan Riya dengan cepat Miisa menyelanya dan berkata
“Ah! Riya-rin berlebihan! Lagipula aku sehat sehat saja kok!”. Ah.. Mendengar jawaban seperti itu Riyapun berusaha menahan tawanya, entah dari mana Miisa menambahkan embel-embel “rin” kepada Riya.
Seiring waktu berjalan Miisa merasakan bahwa sepertinya akan terjadi hal buruk akan terjadi. Wajah Miisa yang tadinya terlihat cerah dan berseri-seri berubah menjadi pucat pasi.
Dengan wajahnya yang pucat itu Miisa berkata “Riya-rin… bisakah mengantarkanku ke tempat acara ayahanda dan ibunda?” *Awakakak Ayahanda n Ibunda =))*
Riya merasakan kejanggalan pada perilaku Miisa yang seperti itu, lalu dengan cepat Riya Menanggapi permintaan Miisa.
Diperjalanan menuju tempat acara tersebut terlihat kerumunan orang-orang mengelilingi kendaraan yang hancur berantakan. Kendaraan tersebut terlihat telah terkena bom yang amat dasyat, kendaraan tersebut sudah hangus dan hancur menjadi kepingan kepingan.
Melihat hal itu Miisa berkata “Riya-rin! Tolong berhenti sebentar!” Mendengar perkataan Miisa, Riya langsung menghentikan kendaraannya itu. Miisapun menghampiri kerumunan orang-orang itu, diperhatikannya kendaraan yang sudah hancur tersebut dan Miisa berfikir “apakah ini kecelakaan?” Menurut informasi yang didapatkan Miisa kendaraan tersebut dengan tiba-tiba meledak dan diperkirakan asal ledakan itu dari dalam kendaraan tersebut, sepertinya didalam kendaraan tersebut sudah dimasukan bom waktu.
Miisa merasa jangan-jangan itu adalah kendaraan milik orang tuanya tetapi miisa berusaha berfikir positif dan bertanya kepada salah satu saksi
Emh… Permisi, Kalau boleh saya tahu. Apakah ada korban di kecelakaan ini?”
saksi itu menjawab “Ya, terdapat 2 korban. Satu perempuan dan satu laki laki. Sepertinya mereka berasal dari keluarga Ichinose.”
Mendengar perkataan orang tersebut Miisa menunjukan rasa tidak percayanya yang amat dalam “A.. Apa buktinya?”
Orang itu berkata lagi “Ya.. buktinya sangat jelas. Tanda pengenal mereka tak ikut hancur dan ditanda pengenal tersebut tertulis bahwa mereka berasal dari keluarga Ichinose” Mendengar hal itu Miisa menangis sejadi-jadinya, dilihatnya jenaza kedua orang tuanya yang hancur karma terkena ledakan. Langit yang tadinyacerah mulai berubah menjadi mendung, air hujan menetes dengan derasnya seakan berlomba lomba mencapai tanah lebih dahulu.
---------------------------------
To be continue...
ruu chi- Member
- Posts : 3974
Points : 4058
Join date : 2009-06-29
Age : 28
Location : dikamar ruu~ xDD
Character Bio
Character Name: Leona Jacquelin
Status: Human
Job: academy Student
Page 1 of 1
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum