[RP]EINVERD HOUSE

Melihat keadaan Masternya yang makin sekarat membuat Rhea otomatis mengacungkan senjata kipasnya ke depan wajah Shien atau Shein saat itu.

"Sebaiknya Anda pergi Tuan. Anda bukan lagi anggota keluarga ini sejak kematian Anda," ucapnya lagi, masih dengan nada tenang namun bersiap melakukan serangan jika Shien tidak juga melepaskan Masternya.

Ia tahu rasanya berada di bawah kendali orang lain, dan lagipula ia tahu bahwa Masternya tidak akan suka terus-terusan berada di bawah kendali orang ini.

"hentikan ! kembalikan shein !"

Shien tertawa keras melihat Ivvi yang mulai melawannya itu.

"Kau mau apa, Ivvi? Kau mau melawan ke-absolutanku? Seranglah aku sekarang, dan Shein akan semakin terluka parah."

"Sebaiknya Anda pergi Tuan. Anda bukan lagi anggota keluarga ini sejak kematian Anda,"

BUKAN? Bukan anggota lagi, huh? Apa mereka lebih memilih Shein yang lemah ini? Kalian semua orang-orang bodoh, tak memiliki otak. Ke absolutanku dapat mengalahkan kalian.

"Jika tidak, kau mau apa? Mau menyerang tubuh mastermu ini? Itu yang akan kau lakukan, Rhea?" Shien mulai memanas-manasi Rhea, Shien hanya tersenyum mengejek melihat Rhea yang sudah siap dengan senjatanya, dia mengira Rhea tidak akan berani menyerang tubuh Shein.

"Kau mau apa, Ivvi? Kau mau melawan ke-absolutanku? Seranglah aku sekarang, dan Shein akan semakin terluka parah."

sial...jika saja, dia tidak memakai tubuh shein...sudah kucabik-cabik dia

Ivvi benar-benar lupa terhadap ingatan masa lalunya, cinta pertamanya yang hilang dalam memorynya saja, membuat ia sangat pusing.

"kalau kau memang absolut , kenapa kau rela menyiksa adikmu ??! itu bukan sikap absolut, itu sikap penakut..", dingin ia mengatakan. ia tetap mempercayakan bahwa shein bisa kembali. tangan Ivvi semakin erat memegang tangan shien.

tolonglah...aku yakin shein bisa melawan dia dari dalam tubuh shein.

Absolut? Yah... itu yang terjadi.

"Yang akan saya lakukan? Membunuhnya agar bisa membunuh Anda," ucapan dingin dengan wajah datar dari seorang nona yang disebut Chain. Sayangnya nona bersayap ini tidak pernah berpikir menggunakan perasaan, ia tercipta tanpa perasaan dan itu yang mambuatnya kuat.

"Anda pergi atau?" sekali lagi mengancam. Coba lihat pilihan mana yang akan Shien pilih, pergi sekarang atau hilang selamanya?

--dear, you're not absolute anymore

"kalau kau memang absolut , kenapa kau rela menyiksa adikmu ??! itu bukan sikap absolut, itu sikap penakut.."

Shien kali ini benar-benar habis kesabarannya. Dia benar-benar benci jika sudah di sangkut pautkan dengan Shein. Apalagi di bandingkan.

"Yang akan saya lakukan? Membunuhnya agar bisa membunuh Anda,"

Apa?! Apa katanya? Kenapa Rhea berpikiran seperti itu? Padahal... aku masih menggunakan tubuh masternya. Ini semua... di luar rencanaku.

"Anda pergi atau?"

Shien tak dapat berkutik. Dia tidak bisa menggunakan ILLE-HOLE nya jika sedang merasuki seseorang. Shien hanya diam, menatap Rhea dengan penuh kebencian.

"Kau tau, Rhea... jika saja aku bisa menggunakan ILLE-HOLE, aku akan membunuhmu. Kau mau mencoba membunuhku? Kurasa aku akan bermain denganmu sebentar di sini."

Rhea seakan tidak mendengar... sudah jutaan makhluk rasanya yang mengatakan bahwa mereka ingin membunuhnya, tapi sampai saat itu Rhea masih hidup. Ini menyebabkan ketakutannya hilang, mati adalah pilihan terbaik, namun selama ia hidup ia tidak akan mati.

"Keluar," sekali lagi menghunuskan kipasnya ke arah wajah Shien. "Anda akan mati tuan, karena itu keluarlah," mengulang kembali. Sekali saja kipas itu diayunkan, maka Rhea bisa memilih elemen mana yang akan ia gunakan untuk membunuh Masternya.

"Anda akan mati tuan, karena itu keluarlah,"

Shien tentu hanya memanas-manasi suasana saja. Sudah jelas Shien tidak memiliki Chain saat itu, atau senjata-senjata lainnya. Shien sama sekali tidak takut, walaupun Shein yang terluka itu sudah tidak akan menjadi urusannya.

"Keluar sekarang dari tubuhku, onii-sama."

Shein mencoba memanggil Shien, dan menyuruhnya untuk keluar juga.

Gelap. Semuanya gelap. Shein tidak dapat melihat apapun, bahkan setitik cahaya pun tidak tampak di alam itu.

"Onii-sama bodoh. Seharusnya onii-sama tidak menghabiskan waktu dan tenaga untuk menyerang mereka semua sekarang. Kalau onii-sama berani, lawanlah aku. Satu lawan satu. Bawa ILLE-HOLE itu, duel denganku."

Shein tidak percaya dengan apa yang di katakannya pada Shien. Selama ini Shein tidak pernah melawan kakaknya. Kenapa sekarang begitu?

Lama... Rhea tidak mau menunggu lama, haruskah ia mengayunkan kipasnya sekarang. Setidaknya satu serangan di tengkuk belakang akan membuat manusia sekuat apapun roboh.

Tahu, yang namanya medula oblongata, jika medulamu terpukul oleh benda keras atau secara keras, kau pasti akan pingsan seketika. Dan Rhea biasa melakukan ini pada orang-orang yang membuatnya kesal, apalagi untuk menunggu.

Tanpa harus bicara lagi, nona bersayap ini kemudian menjauhkan kipasnya, mengangkatnya tinggi dan... 'PLAK!' memukulkannya ke tengkuk belakang Shein.

"Onii-sama bodoh. Seharusnya onii-sama tidak menghabiskan waktu dan tenaga untuk menyerang mereka semua sekarang. Kalau onii-sama berani, lawanlah aku. Satu lawan satu. Bawa ILLE-HOLE itu, duel denganku."

"DIAMLAH!"

Shien mulai kesal dengan Shein yang sudah memaksanya untuk keluar dari tubuhnya. Apalagi Shein kini sudah mulai berani melawan Shien.

Sementara itu Shien sibuk dengan ocehan Shein, Rhea ternyata memukul tengkuk belakang Shein, dan itu membuat kesadaran Shien hilang.


-Alam Bawah Sadar-

"TIDAK MUNGKIN. SIALAN! Jadi kau hanya mengalihkan perhatianku? Kau... terlihat sekali Shien yang sangat kesal. Rencananya untuk bermain-main gagal hanya karena ocehan Shein.

"Itu benar. Jika aku tidak melakukan itu, akan terjadi hal buruk di luar sana.

Shein sejenak terdiam, kini ada seberkas cahaya yang masuk ke alam itu. Dia dapat melihat wajah Shien dengan baik, wajah kebencian itu.

"Kenapa kau melakukan ini semua? Aku sendiri masih tidak percaya kau adalah onii-sama ku yang dulu. Pasti kau bukanlah dia, aku yakin itu."

Shien pun hanya diam. Dia membiarkan adiknya itu percaya bahwa yang dilihatnya sekarang bukanlah Shien yang asli. Dia mempunyai rencana lagi, semakin Shein percaya padanya, itu semakin membuat Shien mudah untuk mengontrolnya.

"Shien nii-sama tidak mungkin melakukan semua ini. Aku tidak mau berlama-lama. Sebelum kau menguasai tubuhku lagi, aku akan keluar," Shein menuju cahaya itu, dan meninggalkan Shien sendirian di alam itu.

"rhea....apa dia sudah menghilang ?", Ivvi masih memegang tangan shein, dia merasakan bahwa shien hanya diam dan tak bergerak saat itu.

"shein ?? shein..", ia menggoyang-goyangkan badan shein.

"ambilkan air dan panggilkan dokter !", Ivvi menyuruh para pelayan itu, bukannya bantu malah diem ==.

<< kekerasan TKW

"shein ?? shein.."

Shein berlahan membuka matanya. Dia sudah dapat menggerakkan tubuhnya seacara bebas lagi. Suara Ivvi di dengarnya samar-samar.

"Tenanglah, aku baik-baik saja," Shein tersenyum, berusaha agar Ivvi tidak terlalu khawatir padanya.

Kemudian dilihatnya Rhea, Shein benar-benar berterima kasih pada chainnya itu.

"Terima kasih, Rhea,"ucap Shein tulus."Kau boleh melakukan itu lagi, bunuhlah aku jika sampai kejadian tadi terulang lagi. Ini perintah."

Walaupun rasanya berat mengatakan itu semua. Tetapi tidak ada cara lain. Jika orang itu menguasai tubuhnya dan tak dapat di kendalikan, satu-satunya cara adalah dengan membunuh Shein.

"Tenanglah, aku baik-baik saja,"

Ivvi masih khawatir dengan keadaan shein sekarang, terlihat sekali bahwa dia tidak baik-baik saja, kenapa dia mengatakan baik-baik saja kepadanya ?

"Kau boleh melakukan itu lagi, bunuhlah aku jika sampai kejadian tadi terulang lagi. Ini perintah."

Ivvi mengeratkan tangan shein saat ia berkata seperti itu,

"sebenarnya yang tadi itu siapa ?".

"sebenarnya yang tadi itu siapa ?"

Shein bingung harus menjelaskan tentang Shien dari mana pada Ivvi. Dia sendiri belum mengerti semua keadaan ini. Tentang orang itu, yang menyerupai Shien.

Shein menarik nafasnya, pernafasannya belum teratur. Dia masih sulit untuk bernafas.

"Shien. Dia Shien Einverd. Kakak kembarku yang meninggal dalam peperangan seratus tahun yang lalu. Aku tidak tau apakah orang yang tadi merasuki ku benar-benar Shien. Shien nii-sama selalu baik padaku. Aku tidak percaya yang merasuki ku itu onii-sama."

Shein menunduk, memikirkan semuanya.

"Shien. Dia Shien Einverd. Kakak kembarku yang meninggal dalam peperangan seratus tahun yang lalu. Aku tidak tau apakah orang yang tadi merasuki ku benar-benar Shien. Shien nii-sama selalu baik padaku. Aku tidak percaya yang merasuki ku itu onii-sama."

aku masih tetap tidak mengerti...kenapa kakak shein yang sudah meninggal 100 tahun lalu itu, mengatakan paling mengenalku ? aku saja mengenal anggota keluarga Einverd pertama, hanyalah shein...kenapa kakaknya lebih dulu mengenalku ?

Ivvi menggelengkan kepala, ia sangat merasa pusing saat itu...
"istirahatlah...shein", Ivvi keluar dari ruangan itu dan menuju kamarnya, ia sangat pusing sekali hingga ingin tidur. mungkinkah itu efek, ia akan mengingat kembali ingatan masa lalunya ?

==============================
mau munculin shien dimimpi Ivvi

"istirahatlah...shein"

Shein mengangguk. Matanya terasa berat sekali, karena tidurnya kemarin yang tidak tenang. Tetapi Shein menahan semua itu. Jika kesadarannya hilang, bisa-bisa orang itu(Shien) menguasai tubuhnya lagi.

Lokasi : Ruang Tamu

Shein sebelumnya menuju ke ruang tamu, melihat ruang tamunya yang indah, rapih dan tertata dengan baik sekarang sudah seperti kepal pecah. Di tambah lagi ada buaya dan ular di sana. Kebun binatang?

"A... apa-apaan ini... MAID! BERSIHKAN RUANG TAMU INI SEKARANG JUGA! Jangan sampai aku melihat kotoran atau kekacauan sedikit pun. Dua puluh menit lagi aku akan kembali, dan semuanya sudah harus selesai."

Shein lagi-lagi ngoceh panjang lebar. Menyuruh ini-itu pada maid-nya. Shein pun menuju ke perpustakaan. Berniat mencari buku agar membuatnya tidak bosan sehingga dia kehilangan kesadarannya atau tertidur.

Lokasi : Kamar Ivvi

eukkh..pusing sekali...

Ia terus memegangi kepalanya, kaya orang migran

Ivvi...

desahan suara shien diotaknya

Aku adalah orang yang paling mengenalmu

"errg...", Ivvi menidurkan dirinya ketempat tidur, penglihatannya menjadi buram dan akhirnya semua menjadi gelap.

dream..........

ruangan serba putih dilihatnya, Ivvi berjalan lurus diruangan itu. dilihatnya sebuah tulisan berwarna merah darah, bertuliskan

Aku adalah orang yang paling mengenalmu

Ivvi menjaga jarak dengan tulisan itu, ia mundurkan langkahnya dan menabrak sesuatu dari belakang.

rambut perak nan panjang, hawa yang selalu mengatakan dirinya absolut.
shien ?

==============================================
om..kalo mau maenin shien pas dimimpi Ivvi, maenin aja

SHIEN SIDE

Shien terdiam di taman di dimensi itu. Wajahnya terlihat kesal sekali gara-gara insiden tadi. Dia memperhatikan. Dimensi itu merupakan dimesi ruang waktu. Shien bisa melihat semua masa lalu di sana. Hanya masa lalu. Dan Shien tidak bisa keluar dari dimensi itu kecuali jika merasuki Shein

Di lihatnya Ivvi yang memberikannya bunga, ketika dia masih kecil.

Ivvi yah... kurasa aku ingin bermain sebentar dengannya,

Shien beranjak dari sana, dan menuju sebuah pintu. Pintu berdimensi mimpi.

Di lihatnya ada Ivvi. Ivvi memang sudah terjebak di dimensi Shien. Dan dia menabrak Shien.

"Kau datang ke sini ya, Ivvi?"

"Kau datang ke sini ya, Ivvi?"

hhah...dia ?

"ke,kenapa kau ada disini ?", dilihatnya wujud shien, dia memang mirip dengan shein namun...rasanya Ivvi sering sekali melihat wajah itu lebih lama dari pada wajah shein.

tiba-tiba pakaian Ivvi berubah menjadi pakaian serba putih, gaun yang putih, rambutnya juga tergerai. ruangan putih itu memunculkan bunga-bunga. bunga yang ia beri ke shien waktu kecil.

apa-apaan ini ??

"ke,kenapa kau ada disini ?"

"Aku... terkurung di sini," jawabnya singkat.

Di lihatnya pakaian Ivvi berubah di sana. Dan Ivvi terlihat kebingungan, Shien hanya tersenyum.

"Di sini... semua pertanyaanmu akan terjawab. Tentang siapa sebenarnya aku. Yang kau lihat ini, semua masa lalu. Seratus tahun yang lalu."

Shein menjetikkan tangannya, dan semuanya menjadi gelap. Dia mendekati Ivvi, dan lagi-lagi berbisik.

"Belum saatnya untuk mengetahui semuanya," Shien menutup mata Ivvi dengan tangannya yang dingin."Karena jika kau mengetahuinya... akan menjadi mimpi buruk bagimu."

"Di sini... semua pertanyaanmu akan terjawab. Tentang siapa sebenarnya aku. Yang kau lihat ini, semua masa lalu. Seratus tahun yang lalu."

belum Ivvi menanyakan kenapa, semua menjadi gelap...ditambah tangan shien yang menutup mata Ivvi, menambah gelap penglihatannya.

"hey...apa-apann ini !? jangan sentuh aku !", Ivvi mencoba menarik tangan shien dari matanya.

"Karena jika kau mengetahuinya... akan menjadi mimpi buruk bagimu."

mimpi buruk ? apa maksdunya ?? pria ini membuatku tidak nyaman, gumamnya dan masih mencoba menarik tangan shien dari penglihatannya. susah sekali rasanya...tangannya yang dingin membuat Ivvi lemas menyentuhnya.
____________________________________
(song back, suara dajal pembunuh dateng) *dicambuk sama shien*

SHEIN SIDE

Shein sejenak terdiam. Dia memperhatikan lukisan Ivvi dan kembang api itu. Heran mengapa lukisan itu bisa ada di ruang tamunya.

Kenapa bisa ada di sini? Apa mungkin Raven yang sembarangan mengambil lukisanku?

Shein menatap lukisannya itu. Dia merasa kangen pada Ivvi, padahal baru beberapa menit saja mereka berpisah.


SHIEN SIDE

"hey...apa-apann ini !? jangan sentuh aku !"

Shien malah menarik Ivvi, dan memeluknya, dan dia pun tersenyum iblis.

"Pelukan ku dan adikku... berbeda bukan?"

==========================================

song backnya kok dajal..awakakak

pelukan dajal shien membuat Ivvi hanya diam dan tidak bergerak. rasanya dingin...ditambah gelapnya tempat itu.

"Pelukan ku dan adikku... berbeda bukan?"

"kubilang..JANGAN SENTUH AKU !!", Ivvi mulai mendorong shien dari dirinya.

rasanya sekarang benar-benar susah, mimpi Ivvi seperti dikendalikan oleh shien.
bola mata Ivvi mulai berkaca-kaca, ia seperti ketakutan disana. tangannya juga bergetar.

ingin sekali ia berteriak tolong, namun percuma...ini hanya mimpi, mimpi Ivvi yang digerakan shien.

"kubilang..JANGAN SENTUH AKU !!"

Shien masih memeluk Ivvi. Semakin Ivvi kesal dia semakin puas dan senang.

"Kenapa kau memntaku untuk tidak menyentuhmu? Bukankah dulu kau menyukaiku?"

Di lihatnya Ivvi benar-benar tersiksa. Shien hanya memberikan senyuman liciknya, semakin senang jika melihat orang lain tersiksa,

Location : Garden

...

"Ng..." Rhea seperti biasa tidur di bawah pohon itu, sebuah pohon besar yang ditanam di taman kediaman Einverd. Tidak ada pekerjaan... kejadian yang lalu itu sama sekali tidak mengusik pikirannya.

Tapi jadinya, ia sama sekali tidak bisa tidur... Rhea berusaha menutup matanya namun tidak bisa. Nona bersayap ini kemudian mengangkat badannya, melirik ke kiri dan ke kanan, mencari sesuatu yang bisa dikerjakannya.

"Bosan..."

Lokasi : Perpustakaan

Shein kembali lagi ke perpustakaan kesayangannya. Lagi-lagi mengacak-acak isi perpustakaan. Jika buku yang di temukannya tidak sesuai dengan keinginannya, Shein semabarangan melemparnya dan membiarkan para Maid yang membereskannya.

Kini Shein bukan hanya bermasalah dengan pengendalian chain-nya, tetapi pada orang yang merasukinya tadi, alias Shien.

Apa itu hanya ada arwah yang kebetulan lewat atau... tapi kenapa dia mengaku sebagai Shien? Apakah mungkin dia musuh kakakku seratus tahun yang lalu? Ngomong-ngomong kakak, kurasa aku harus pergi ke makamnya sekarang.

Shein menaruh buku-bukunya sembarangan, dan menuju ke taman belakang. Di sana ada sebuah nisan untuk mengenang semua yang telah pergi seratus tahun yang lalu. Walaupun tidak semuanya jasad di temukan, termasuk jasad kakaknya.


Lokasi : Taman Belakang


Shein memegang nisan itu. Sudah benar-benar lusuh dan kusam. Bahkan debunya telah menutupi nama kakaknya itu.

Shein kemudian mengambil bunga rosa alba-nya dan menaruhnya di depan nisan tersebut.

Semoga arwah onii-sama tenang di sisinya

Shein memejamkan matanya, dan berdo'a untuk beberapa menit ke depan.