[RP]LATOWIDGE ACADEMY

"tunggu sebentar...", ucap kepala sekolah itu.

"apa urusan 2 murid lainnya itu dengan kau springfield", yang dimaksud 2 murid itu adalah Ivvi dan shein.

Alice agak sedikit tersentak mendengar pernyataan gurunya itu. Hampir kehilangan ide untuk menjawabnya.
"Mereka hanya murid baru disini. Dan saya mengenal mereka sudah lama.", Alice agak gugup tapi ia berusaha bersikap tenang.

Cih....guru ini.....

"murid baru ? kenapa saya tidak tau dengan kedatangan murid baru itu ?", kesal kepala sekolah itu, ia merasa bahwa ia sudah ketinggalan informasi dan assistennya tidak memberitahukannya.

"SUNEO !!", teriak galak kepala sekolah itu ke assitennya.

"a, ada apa master...sa,saya tidak bisa melihat...kacamata saya hi,hilang..", sepertinya assistennya termasuk menjadi chain kepala sekolah itu.

suneo mencari-cari kacamatanya.
Ivvi melihat didekatnya ada sebuah meja kecil dan kacamata tergeletak disana, kacamata bertuliskan "suneo-kun~(L)".

hoeek..., gumam Ivvi membaca tulisan kecil dikacamata itu. ia langsung menyembunyikan kacamata itu dan pura-pura tidak mengerti kembali.


===================
gema mainin aja siSuneo wkwkwkwkwkw

heh....gue udah banyak jadi Puppet Master niihh....Alice, Yukiji, n kepsek tauuu!!
====================

"murid baru ? kenapa saya tidak tau dengan kedatangan murid baru itu ?"

"Ma..maafkan saya...Mereka baru memberitahuku kemarin malam..", Alice keheranan mendengar perkataan kepseknya.

Apa-apaan dengan kepsek ini? Tidak seperti biasanya....

wkwkwkwkwk sayo lebih banyak darimu
=====================

"Ma..maafkan saya...Mereka baru memberitahuku kemarin malam.."

"baiklah...kalian bisa keluar dari ruangan ini sekarang", ucapnya.

"suneo...buatkan aku teh !", pinta kepala sekolah itu.
si suneo yang masih cari-cari kacamatanya, berhenti mencari dan segera berlari kecil membuat teh.

Alice, shein, Ivvi dan ed keluar dari ruangan itu, adelart dibiarkan terikat dilantai ruang kepala sekolah.

_____________________

Lokasi : Depan pintu masuk ruang kepala sekolah

"apa-apaan guru itu...mengerikan", bisik Ivvi ke Alice.

"apa-apaan guru itu...mengerikan", bisik Ivvi ke Alice.

"Tapi, kamu juga tidak boleh anggap dia remeh. Beliau itu orang yang misterius. Yah...Hal ini bisa dianggap aneh...", Alice hanya mengangguk dan menjawab bisikan Ivvi itu.

"Menurutku, dia tetap menyeramkan seperti biasa...Kenapa aku terus yang jadi sasarannya...Sial..."

"Tapi, kamu juga tidak boleh anggap dia remeh. Beliau itu orang yang misterius. Yah...Hal ini bisa dianggap aneh..."

Ivvi bingung, siapa yang menganggap guru itu enteng ?....sekolah ini, aneh... ==

"Menurutku, dia tetap menyeramkan seperti biasa...Kenapa aku terus yang jadi sasarannya...Sial..."

"memang kenapa ?", Ivvi berakting kembali menjadi seorang perempuan yang anggun dan blabla.

"memang kenapa ?"

"Yah, anda tau lah.. Nona Ivvi.. Aku daritadi sangat sial berada didekatnya. Hawanya selalu menyeramkan.. Apalagi kalau lagi marah... Jangan harap bisa lolos darinya...." Yukiji menjadi seperti ini >>

"Yah, anda tau lah.. Nona Ivvi.. Aku daritadi sangat sial berada didekatnya. Hawanya selalu menyeramkan.. Apalagi kalau lagi marah... Jangan harap bisa lolos darinya...."

Akiyuki, yang saat itu sedang berjalan bersama Hera tiba-tiba saja bersin. Kau baik-baik saja?, tanya Hera kepada Akiyuki. Akiyuki, yang saat itu masih bersama gadis itu segera menengok ke arah Hera. Lalu, ia pun tersenyum dan berkata,"Daijoubu yo, Hera-chan! Aku baik-baik saja".

Namun, ia sendiri tidak merasa yakin dirinya baik-baik saja. Aduuh..! Pasti ada yang sedang membicarakanku tadi!, pikir Akiyuki.

Shein hanya diam saat melihat percekcokan di kantor kepala sekolah itu

Sebenernya PM-nya yang gak ngerti sih

"Tapi, kamu juga tidak boleh anggap dia remeh. Beliau itu orang yang misterius. Yah...Hal ini bisa dianggap aneh..."

Itu memang benar. Kalau di pikir secara logika, bukankah aneh ada 3 orang murid baru yang belum terdaftar di sekolah Latowidge? Memang kemungkinan Kepala Sekolah itu mencurigai Shein dkk sangatlah besar.

"Lalu... apa yang akan kita lakukan sekarang?"

Lokasi: Salahsatu ruang kelas

Akiyuki merasa ada hal yang aneh daritadi. Siapa murid baru itu? Dan mengapa Akiyuki merasa pernah melihatnya? Pertanyaan itu kembali muncul di benak Akiyuki. Ia berusaha untuk mengenyahkannya, namun entah mengapa muncul lagi.

Cepat-cepat Akiyuki mengambil tas kecil yang berisi buku rune dan juga topi miliknya yang tertinggal di kelas, dan pergi ke luar melalui koridor yang sama untuk mengikuti upacara penerimaan.

Sudah semuanya, Aki?, tanya Hera kepada Akiyuki. Akiyuki tersenyum yakin dan menjawab,"Ya, sudah semuanya". Lalu, ia segera memakaikan topi miliknya itu kepada Hera.

"Kau ini tidak tahan panas, kan? Pakailah"kata Akiyuki kepada Hera. Ia sudah menganggap gadis itu seperti adiknya sendiri. "Ayo kita pergi lagi", kata Akiyuki sambil menuntun Hera.

Shein bingung, melihat murid yang beramai-ramai menuju ke sebuah ruangan yang sangat besar.

Sepertinya upacara penerimaan murid baru akan segera di mulai. Dan upacara itu di mulai dengan pidato yang di laksanakan di ruang khusus itu.

"Wah... sudah mau di mulai kah? Ayo, Ivvi, Alice, kita segera masuk juga."

Shein terlihat cukup senang, karena untuk pertama kalinya dia mendatangi upacara penerimaan murid baru.

"Lalu... apa yang akan kita lakukan sekarang?"

"aku juga tidak mengerti", Ivvi mulai bingung sekarang. padahal shein yang punya rencana kenapa dia yang bingung juga =="

"ah ! kemana rhe....rhe....rhe,mi,fa,sol, la, si...", nyaris Ivvi ingin bilang 'kemana rhea ?' di depan ed, semoga shein tau apa yang dimaksud Ivvi. rhea harus punya nama samaran juga kan ?

"ah ! kemana rhe....rhe....rhe,mi,fa,sol, la, si..."

Shein tidak mengerti apakah yang Ivvi sebutkan itu nama orang atau nama apa, dia benar-benar tak mengerti kode yang di berikan Ivvi itu.

"Ahahaha... kau sedang bernyanyi ya, Ivvi?"

Kali ini Shein benar-benar lemot.

bodoh....

"phoenix ! phoenix~ syalallala", Ivvi mulai nyebut-nyebut ga jelas, kalo sheinnya masih tetap ga tau. lama-lama Ivvi tarik juga si shein ke laut.

"kau sedang apa nyonya Ivvi ? ayo kita pergi...sebentar lagi upacara". Ed memberi tangan kanannya kearah Ivvi.

"terima kasih...sebaiknya kau dengannya", Ivvi menarik tangan alice kearah Ed, dan mereka pun seperti berpelukan (wkwkwkwkw *digiling gema*)

maafkan aku...mfft

"phoenix ! phoenix~ syalallala"

"Phoenix? Oh...," akhirnya Shein mulai mengerti juga, yang di maksud Ivvi itu Rhea.

Tadinya Shein ingin mengajaknya masuk ke sekolah latowidge juga, tapi Shein tau Rhea benar-benar tidak tahan pada keramaian.

"Dia tidak senang keramaian. Tadinya aku ingin mengajaknya juga. Menurutmu bagaimana?" tanya Shein pada Ivvi, setengah berbisik.

bu sayo.. Itu yukiji, bukan Ed..
===================
Alice tersentak kaget ketika tangannya ditarik sampai akhirnya berpelukan.Apalagi, jarak wajah mereka sangat dekat.. *nambah2in masalah orang wkwkwk*

"[merah padam]A..Ma..MAAF!!", Alice sangat memerah hingga tak bisa melihat wajah Yukiji.
"Hm..[agak merah sedikit]", Yukiji mengangguk lemah.*lama2 ada stupid couple ke 2 ==""*

"Sial.. Ada pidato.. Matilah aku..", Alice menepuk jidatnya. Ia tau, setelah ini sambutan ketua osis. Artinya harus siap-siap.

"Sial.. Ada pidato.. Matilah aku.."

"Pidato ya? Oh ya, aku baru ingat kau ketua osis. Baiklah, semoga sukses," Shein menepuk pundak Alice."Nah, sebaiknya kita masuk juga, Ivvi."

Dia kemudian buru-buru masuk ke ruangan tersebut, ingin memperhatikan kehidupan anak-anak sekolah jaman ini seperti apa.

Shein kemudian duduk di tempat duduk yang paling depan, tentu Ivvi ada di sebelahnya. Memperhatikan murid-murid yang ramai berbicara di belakangnya, kemudian di panggung sudah ada kepala sekolah yang tadi di temuinya.

Akiyuki berjalan mendekati sebuah ruangan besar di sekolahnya bersama Hera. Di tempat itu akan dilaksanakan upacara penerimaan murid baru.

"Waah! Banyak sekali ya, orangnya!"kata Akiyuki. Lalu, ia melihat sepertinya pidato akan dimulai. "Sebaiknya aku masuk saja"kata Akiyuki. "Ayo, Hera"kata Akiyuki, kemudian membawa masuk Hera bersamanya.

wkwkwkwk, lebih pendekan nama Ed daripada yujiki
=====================

Lokasi : entah...di aula besar ?

"Dia tidak senang keramaian. Tadinya aku ingin mengajaknya juga. Menurutmu bagaimana?"

"emm...baiklah, tapi...kalau ada apa-apa kan, berbahaya...", Ivvi mulai gelisah dan menghayal ga jelas.

dilihatnya memang sudah banyak murid-murid beramaian, akan sangat susah jika mencari rhea disini
lagi-lagi...Ivvi dan shein dilihat banyak murid.

wass weesss woosss waaass, bisik demi bisik terdengar ramai dikupingnya.

Aduuh! Disini ramai sekali. Aku jadi tak bisa mendengar apa-apa, nih!, kata Hera kepada Akiyuki. "Apa boleh buat.. Ini kan upacara penerimaan murid baru. Sudah pastilah akan seramai ini"kata Akiyuki pada Hera.

"Tapi, mungkin kau benar", kata Akiyuki. Ia segera menengok sekeliling untuk mencari tempat yang tidak terlalu sepi, namun sepertinya tidak ada tempat seperti itu di ruangan tersebut sekarang. "Ya sudahlah, kita disini saja!"kata Akiyuki pada akhirnya.

"emm...baiklah, tapi...kalau ada apa-apa kan, berbahaya..."

Memang berbahaya. Lagi pula senjata Shein satu-satunya, sebuah gun biasa sudah habis untuk melawan si dokter bodoh itu. Shein sendiri tak mau repot-repot bertarung lagi, dan membuat kekacauan hari ini.

"Oh, itu benar. Tapi tidak akan terjadi apapun di sini, percayalah padaku," Shein mencoba meyakinkan Ivvi.

Kemudian Shein melihat Akiyuki yang baru datang, dan segera memanggilnya untuk bergabung.

"Aki-san! Di sini!" Shein berteriak, agar Akiyuki bisa mendengarnya di tengah keramaian itu.

Tanpa di sadari Shein, kepala sekolah itu terus memperhatikannya dengan tatapan tajam.

Darktray wrote:"Pidato ya? Oh ya, aku baru ingat kau ketua osis. Baiklah, semoga sukses,"

"Kau enak ya.. Tanpa beban.. [meringkuk] aku kan sudah lama tidak berpidato. Yukiji, sana kau temani mereka..Aku ikut kalian saja. Nanti kan tinggal maju kedepan.. Malas aku menunggu dipanggung.",

" [menepuk2 dada sendiri] Tenang, tenang Alice. Masa hanya pidato tidak bisa.. Tenang.. Tenang..Kau kan seorang OSIS.."

Lokasi : Taman Sekolah

"Zzz..."

Rhea masih asik tertidur di bawah pohon rindang. Sepi... tenang... damai... tidak ada suara-suara manusia yang ribut... ah pokoknya ia merasa nyenyak tidur di tempat itu.

Sampai kemudian ia terbangun dengan suara-suara berisik, beberapa orang siswa berlari agak terburu-buru di depannya berkata pidato lah, berkumpul lah... semua macam itu.

Ia tidak suka tidurnya diganggu, nona bersayap ini memasang tampang sebal akan ulah anak-anak tadi. Lagi-lagi mengeluh di dalam hatinya, 'Dasar Manusia' padahal dirinya sendiri sedang berada dalam sosok manusianya.

Masih dalam keadaan setengah ngantuk kemudian tiba-tiba saja seorang siswa menariknya, "Sedang apa kamu di sini, ayo ikut!"

Rhea yang terkaget mau tak mau terseret arus gelombang manusia itu sampai ia tiba di...


Lokasi : Aula

"Apa ini?"

Ia membeku begitu melihat ada banyak orang di sana. Kepalanya tiba-tiba berputar-putar dan mual melihat semua itu.

"Aki-san! Di sini!"

Akiyuki mencari arah suara itu datang. Ternyata dari Shein. Akiyuki segera mendatanginya bersama Hera.

"Jacob, ternyata kau sudah duluan!"kata Akiyuki kepada Shein. Lalu, Akiyuki melihat sang kepala sekolah. Ia merasa orang itu sedang memperhatikan Shein.

"Ano.. Jacob-san, sepertinya ada yang memperhatikanmu dari arah sana!"kata Akiyuki, sambil mengarahkan pandangan pada kepala sekolah, lalu kepada Shein.

"Ano.. Jacob-san, sepertinya ada yang memperhatikanmu dari arah sana!"

Shein otomatis langsung melihat juga ke arah kepala sekolah. Tatapannya benar-benar tajam, seperti sedang menyelidiki sesuatu yang ada pada Shein. Shein malah balik menatap kepala sekolah itu dengan tatapannya yang tak kalah tajam.

"Oh... kepala sekolah itu lagi. Biarkan saja, mungkin dia suka padaku..," candaan narsis ala Shein mulai keluar lagi.

"Apa ini?"

Suara itu benar-benar di kenalnya. Shein mengira dia hanya salah dengar, dan melihat ke arah suara tersebut.

"Rhea?"