Pandora Hearts
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Log in

I forgot my password

Who is online?
In total there are 4 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 4 Guests

None

[ View the whole list ]


Most users ever online was 313 on Sat Oct 05, 2024 9:26 pm
Search
 
 

Display results as :
 


Rechercher Advanced Search

Latest topics
» Absensi di sini
by Kaz Sun Sep 03, 2023 9:49 pm

» [Revive the Forum]
by Kuro Usagi Fri Sep 04, 2015 12:37 am

» Um.. hi, I guess?
by Kuro Usagi Fri Sep 04, 2015 12:35 am

» Do You Have Sixth Sense?
by Kurome Fri Jun 26, 2015 3:45 pm

» Website favorit kalian untuk baca komik online?
by Phantomhive_Earl Mon Oct 28, 2013 7:57 pm

» Biarkan Mata, Otak, Keyboard mengaum saat engkau mengetes mereka. xD~
by Phantomhive_Earl Mon Oct 28, 2013 7:56 pm

» Imaginary World
by Phantomhive_Earl Mon Oct 28, 2013 4:59 pm

» Komentar member di atas^
by Phantomhive_Earl Mon Oct 28, 2013 4:37 pm

» If you wish at fallen star, it will come true. Is that true?
by Phantomhive_Earl Sun Oct 27, 2013 3:56 pm

» Pengalaman Seram
by Phantomhive_Earl Sun Oct 27, 2013 12:48 pm

Fanlisting

[Fanfic] Spring Snow

Go down

[Fanfic] Spring Snow Empty [Fanfic] Spring Snow

Post by Kencana Shiroi Thu Apr 29, 2010 5:00 pm

Disclaimer : Jun Mochizuki

Warning : a little OOC, OC, gaje

Pairing : Jack x Alyss



Spring Snow


"Aku pulang dulu, ya, Alyss."

Gadis yang dipanggil Alyss itu malah menarik ujung jubah sang pemuda, seakan tidak rela dia pergi.

"Apa kamu akan ke sini lagi?"

Jack tersenyum. "Tentu saja."

"Benarkah? Janji, ya!"

"Tentu saja!"

ooo

ooo

Jack Vessailus. 25 tahun. Putra ketiga keluarga bangsawan Vessailus.

Tinggi : 180 cm. Berambut pirang, tampan dan menarik.

Hobby : membuat kotak musik dan menggoda gadis-gadis cantik.

Hobby baru akhir-akhir ini : mengunjungi kediaman Glen untuk bermain bersama Alyss.

ooo

ooo

Jack bersandar di kursinya yang empuk dan menatap pemandangan di luar jendela. Masih terlihat sisa salju yang turun tadi pagi. Walaupun sudah memasuki musim semi, terkadang masih turun salju. Jack berharap musim semi yang 'sebenarnya' segera datang. Kalau sedang senggang seperti ini, ia jadi teringat Alyss, gadis manis berambut panjang itu.

Sekarang bagaimana keadaan Alice, ya. Semoga dia tidak kesepian di kastil itu sendirian.

Karena terlalu asyik melamun, Jack tidak sadar kalau Mrs. Vessailus, ibunya, masuk ke kamarnya.

"Jack," panggil Mrs. Vesailuss pelan.

Tapi Jack tidak merespon ibunya. Ia bahkan tidak sadar kalau Mrs. Vessailus telah berada di sampingnya.

Ah, Alice kan tidak sendirian di sana. Ada Chesire, sang kucing. Tapi tetap saja aku cemas. Apa nanti aku berkunjung ke sana lagi, ya? Tapi baru beberapa jam yang lalu aku ke sana.

"Jack."

Memang sebaiknya aku mengunjunginya lagi untuk memastikan keadaannya. Lebih baik aku membawa sesuatu sebagai buah tangan. Hmm… apa kotak musik buatanku saja, ya? Tapi bunga juga bagus. Semua wanita pasti senang mendapat bunga 'kan?

"Jack!" panggil Mrs. Vessailus lebih keras. Kesal diacuhkan putranya sedari tadi.

Jack tersentak. Barulah ia sadar kalau ada orang lain di sini selain dirinya.

"Ah, selamat sore, Ibu. Seperti biasa Ibu tetap anggun," kata Jack sambil tersenyum manis pada ibunya. "Ada perlu apa Ibu ke sini?"

Mrs. Vessailus mendengus mendengar rayuan anaknya. "Langsung saja, Jack. Ibu tidak akan berbasa-basi."

"Ya?"

"Kapan kamu menikah?"

Jack melongo. Menikah? Kata itu sama sekali tidak ada dalam kamus otaknya yang sebagian besar didominasi dengan musik, gadis cantik dan hidup santai.

"Hah?" hanya itu respon Jack.

"Apalagi yang kamu tunggu, Jack? Kamu sudah 25 tahun, usia yang cukup untuk menikah dan membangun rumah tangga. Kapan kamu akan memberi Ibu cucu?" desak Mrs. Vessailus.

"Ibu tidak usah cemas soal keturunan. 'Kan sudah ada dua kakakku yang siap memberikan cucu." ujar Jack. Ada untungnya juga punya dua kakak, jadi semua harapan orang tua tidak dilimpahkan padanya.

"Tapi… Ibu tetap ingin melihat kamu menikah." Mrs. Vessailus masih bersikeras.

"Soal itu Ibu jangan cemas. Aku sudah punya gadis yang kusukai, kok," ujar Jack, sekedar untuk menghentikan ocehan ibunya. Bukan sepenuhnya bohong kok, memang dia sedang tertarik dengan 'gadis itu'.

Mrs. Vessailus tersenyum. "Wah, benarkah?! Bilang dong dari tadi! Nah, beri tahu Ibu ciri-ciri gadis itu."

"Uhmm…. dia gadis imut berambut panjang sampai semata kaki. Mempunyai mata violet indah. Tingginya kurang lebih 150 cm." Jack menyebutkan ciri-ciri Alyss.

"Oh," Mrs. Vessailus mengangguk-angguk. "Pasti dia gadis yang cantik. Tapi… 150 cm? Apa dia tidak terlalu pendek?"

"Ah, Ibu. Tinggi 150 cm kan wajar untuk gadis berumur 13 atau 14 tahun," ujar Jack spontan tanpa memikirkan akibatnya.

"…"

Karena terlalu syok, Mrs. Vessailus tidak sanggup berkomentar. Jack sepertinya tidak menyadari perubahan ekspresi ibunya. Ia asyik menuang teh ke segelas cangkir.

"Nih, teh untuk Ibu," kata Jack sambil menyodorkan secangkir teh untuk ibunya.

"…"

"Ibu?"

"Dasar…"

"Eh?"

"Dasar anak mesum!!" pekik Mrs. Vessailus tiba-tiba.

Jack langsung menutup telinga mendengar teriakan ibunya.

"Apa-apaan kamu ini?! Mengincar anak di bawah umur, sejak kapan seleramu berubah, Jack Vessailus?!" seru Mrs. Vessailuss marah.

Lho? Setelah berpikir semenit, barulah Jack paham maksud ibunya. Seorang pemuda berusia 25 tahun mengincar gadis yang kurang lebih berusia 13-15 tahun. Bagus. Bisa-bisa dia dicap sebagai pedofil.

"Te-tenang, Ibu. Apalah artinya perbedaan usia segitu. Bukannya Ayah dengan Ibu juga beda usia 6 tahun?" Jack berusaha membela diri. Walaupun dia tahu ibunya tidak akan menerima alasan apapun.

"Ini dan itu beda! Jangan cari-cari alasan! Jack, masih banyak gadis cantik di luar sana. Pilihlah gadis lain yang sebaya denganmu atau minimal lebih muda 5 tahun darimu.."

Jack meringis. Tak menyangka percakapan akan berbelok ke arah sini.

"Tapi Ibu, kalau sudah cinta apa boleh buat, 'kan?"

Mrs. Vessailus menghela napas berkali-kali untuk menenangkan dirinya.

"Karena kamu sudah keburu suka gadis itu, apa boleh buat. Percuma melarangmu. Tapi ingat! Kalau kamu ingin menikah dengannya, kamu harus menunggu sampai dia berusia 18 tahun. Mengerti?! Ah, hei…. jangan kabur!!" seru Mrs. Vessailus menyadari Jack sudah membuka pintu kamar, bersiap untuk pergi.

"Ibu, marah-marah itu tidak baik untuk kesehatan dan kencantikan, lho. Lanjutkan nanti saja, ya." Jack mengedipkan sebelah mata dan berlalu.

Mrs. Vessailus mendesah. Anak ketiganya itu bandel seperti biasa. Tapi kalau tidak begitu, bukan Jack Vessailus namanya, 'kan?

ooo

ooo

Jack berjalan di kebun rumahnya. Lagi-lagi salju turun. Jack tahu salju ini tak akan lama. Ia melihat bunga-bunga yang mulai ditimbuni salju dan memetik sehelai bunga mawar putih. Dibersihkannya bunga mawar itu dari serpihan salju.

Jack tersenyum. Dia bersiap-siap pergi menemui Alyss. Semoga Alyss senang menerima bunga ini, gumamnya.

Dalam perjalanan menuju kastil Glen, Jack teringat percakapan dengan ibunya tadi, dan tertawa kecil. Ibunya ada-ada saja. Memaksanya untuk menikah. Tapi…. sepertinya tidak buruk juga kalau menikah dengan Alyss. Ups! Dia memikirkan apa, sih? Jack menghapus pikiran itu.

ooo

ooo

"Jack, kau datang!"

Alyss tersenyum gembira melihat Jack.

"Aku datang, Alyss. Kamu sehat-sehat saja?" tanya Jack.

"Iya." Alyss tersenyum. Ia mengamati ekspresi Jack. "Ng? Jack, kenapa kamu senyum sendiri? Apa ada sesuatu?"

"Ah, tidak. Aku hanya teringat pembicaraanku dengan ibuku tadi pagi. Tadi dia mendesakku untuk cepat menikah," jawab Jack jujur.

Mendengar itu, Alyss menundukkan kepala. Ekspresi wajahnya berubah seketika. Jack menyadarinya.

"Ada apa, Alyss? Apakah aku telah menyinggungmu?" tanya Jack.

"Jack." Alyss menegakkan mukanya dan memandang Jack mantap.

"Ya?"

"Saat usiaku 18 tahun nanti, maukah kamu menikah denganku? Aku tidak rela perempuan lain menikah dengan Jack," kata Alyss jujur.

Jack terkejut karena tidak menyangka akan mendengar kalimat 'lamaran' dari Alyss. Tapi ia menganggukan kepalanya. "Tentu saja."

Alyss tersenyum gembira dan mengambur ke pelukan Jack. Jack balas memeluknya. Kebahagiaan terpancar di wajah mereka berdua. Sepertinya, Jack harus berterima kasih pada ibunya setelah ini.

THE END




A/N : Kok endingnya gake banget, ya. Oh ya, fanfic ini adalah kumpulan oneshot dengan pairing yang beda. kalau ingin baca fanfic pandora Hearts saya lainnya, silakan link ke account fanfiction saya (ada di signature). Akhie kata terima kasih untuk yang sudah membaca fanfic saya.
Kencana Shiroi
Kencana Shiroi
Member
Member

Posts : 85
Points : 103
Join date : 2009-10-25
Age : 32
Location : Surabaya

http://kencana_kencana.livejournal.com

Back to top Go down

Back to top

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum