[RP] peaceful place

"Kalau begitu biar kubantu, aku tidak keberatan,"

"ah ?", Regina >>
"alfonze-san seperti bidadari...", ucap regina kacau >>

regina melihat tumpukan itu lagi, seperti gedung pencakar raksasa yang hampir rubuh. inilah akibatnya jika bersantai terus.

"tapi..sepertinya itu merepotkan..", senyum regina terhadap alfonze
"aku akan mengerjakannya sendiri..", ucapnya seperti ini >>

"alfonze-san seperti bidadari..."

Alfonze tertawa mendengarnya,"Yang cocok dibilang bidadari itu kan Regina-sama," ucapnya keceplosan.

"tapi..sepertinya itu merepotkan.."

Alfonze menggeleng, dia memang berniat untuk membantu Regina. Lagi pula Alfonze juga pernah membaca berkas-berkas seperti ini dan melihat atasannya di pandora melakukan hal yang sama. Jadi bukan masalah baginya.

"Tidak apa-apa. Kalau dikerjakan bersama akan lebih cepat selesai kan?" Alfonze mengambil selembar berkasnya, membacanya

"Yang cocok dibilang bidadari itu kan Regina-sama,"

"ahahaha, tidak..kau bisa saja..", regina tertawa sambil menepuk-nepuk bahu alfonze.

"Tidak apa-apa. Kalau dikerjakan bersama akan lebih cepat selesai kan?

"baiklah, ayo kita kerjakan ~!", semangat regina seperti ini >>

regina mengambil berkas sangat banyak dan mulai mengerjakannya, membacanya, mentanda tangani, dan membicarakan masalah-masalah di berkas itu dengan alfonze.
dan waktu pun berjalan cepat, hingga berkas-berkas sudah mulai menipis.

Alfonze hanya tersenyum kecil saja, mungkin Regina menganggap perkataannya yang tadi hanyalah candaan biasa.

"ahahaha, tidak..kau bisa saja.."

"Tapi aku sungguh tidak bercanda sama-sekali," Alfonze memalingkan mukanya, buru-buru menghindar kemudian membereskan berkas-berkas yang tidak diterima/tidak disetujui.

Ternyata waktu yang dihabiskan tidak terlalu lama juga. Dalam waktu satu jam saja seluruh berkasnya sudah berhasil di tanda tangani dan diperiksa.

"Fiuh...," Alfonze menghembuskan nafasnya dengan lega setelah berhasil membantu Regina

"Tapi aku sungguh tidak bercanda sama-sekali,"

regina mendengarnya dan langsung melihat alfonze.
"terima kasih..", ucapnya sambil tersenyum

"tapi tetap saja, aku bukan bidadari..", regin melanjutkan untuk membaca berkas lagi.

dan akhirnya berkas-berkas dimejanya bersih sudah. regina berjalan kearah sofa panjang didekat sana , lalu ia tiduran sambil bersender diujung sofa.

"akhirnya selesai juga..", ucap regina sambil tertawa.

"tapi tetap saja, aku bukan bidadari.."

Tapi bagiku tetap saja kau itu bidadari

Alfonze memutuskan untuk menjawabnya didalam hati saja. Lagi pula sudah cukup keterlaluan kalau dia malah berdebat dengan masternya sendiri. Jadi Alfonze memilih untuk menyimpannya saja dalam-dalam.

Alfonze juga duduk di bangku yang berhadapan dengan sofa yang sedang ditiduri oleh Regina. Alfonze kembali autis diam dan tidak melakukan apa-apa lagi, selama Regina tidak kesulitan atau menyuruhnya sesuatu

"aku ingin cepat-cepat ke pantai", ucap regina yang mengusap2 kepalanya sendiri >>

lalu ia menatap alfonze, cukup lama ia menatapnya..dan regina hanya tersenyum saja. sekarang pukul 02.00 PM. waktu dimana orang-orang sehabis bekerja pasti kelelahan.

regina masih menatap alfonze tidak kelainnya, dan ternyata regina bengong kebiasaan buruknya..bengong sambil menatap alfonze.
mata regina sudah sayu karna kelelahan, dan akhirnya sesudah beberapa kedipan, dia tertidur di sofa itu.

"alfonze-san...bangunkan aku jika....", matanya mulai menutup

"aku..."

"ter..."

"tidur...", dan kelopak matanya kini sudah menutup bola matanya yang berwarna coklat tua.

"zzzzzzzzzzzzzzzzzz............", terlihat wajah regina yang lelah saat tidur.

"alfonze-san...bangunkan aku jika...."

"tidur..."

Alfonze hanya menggeleng-geleng saja melihat masternya itu sudah tertidur pulas hanya dengan hitungan detik saja.

Ya wajar saja, Regina sudah menyelesaikan tumpukkan berkas-berkas itu hanya dalam beberapa jam saja, tentu itu juga ada Alfonze yang membantu. Kalau tidak mungkin Regina akan menunda lagi pekerjaannya itu.

Alfonze akhirnya terdiam selama beberapa menit, tidak berbicara sepatah katapun karena takut membangunkan Regina.

Tapi Alfonze selalu menatap masternya itu, terutama ketika Regina sedang tertidur, rasanya seperti melihat bidadari yang sedang tertidur lelap.

Alfonze kemudian membersihkan beberapa berkas yang masih berceceran dibawah sofa itu.

posisi tidur regina kini beneran seperti tertidur bukan bersender lagi, dia tertidur lelap dengan posisi seperti mayat.
suara dengkurannya juga terdengar walau kecil.. ia sangat lelah sekali..hingga tertidur pulasnya.

oot : mulai sekarang judulnya bakalan berubah kalau ada Shion dateng
_____________________________________________
Lokasi : Depan rumahnya Regina/ Oswald household

Shion langsung dipersilahkan masuk oleh maid yang ada disana. Shion membawakan surat undangan untuk leader Oswald, lebih tepatnya undangan rapat yang akan dilaksanakan besoknya.

"Hm, bisa antarkan aku ke tempat nona Regina berada? Aku ingin menyampaikan hal penting," Shion menunjukkan suratnya, untuk meyakinkan maidnya.

Awalnya maid itu mungkin merasakan ada hawa tidak enak dari Shion *dilempar*. Oleh karena itu dia agak tidak yakin untuk mempersilahkannya.

"Aku ini member duke houses lho. Tak perlu takut seperti itu," Shion terkekeh, malah semakin membuat maid itu ketakutan.

Akhirnya Shion pun sampai di depan ruang kerja Regina. Shion berpikir untuk mendobraknya, tapi rasanya terlalu keterlaluan juga untuk perkenalan awal. Pada akhirnya Shion pun memakai cara normal seperti biasa.

Tok...tok

Shion mengetuk pintunya tapi tetap tidak ada jawaban, yasudah akhirnya Shion masuk tanpa dipersilahkan.

Tok...tok

ketukan pintu itu membuat regina terbangun dari tidurnya, dia segera menoleh...dan dilihatnya alfonze masih ada disana sedang merapikan berkas yang berjatuhan.

"Siapa ?", tanya Regina sambil merapihkan rambutnya yang agak berantakan.

tidak biasanya orang yang tinggal dikediaman ini mengetuk pintu tanpa mengucapkan siapa yang mengetuknya, tidak salah lagi orang yang sekarang mengetuk bukanlah orang yang tinggal dikediaman keluarga Oswald.

"Siapa ?"

Shion mendengar suara si leader Oswald itu, tebakan Shion adalah orangnya cukup pemalu atau apalah itu karena pintunya tidak langsung dibuka.

"Ini Shion Adolph Erland, dari keluarga Erland mengantarkan pesan penting," kata Shion dari balik pintu sok bernada serius.

Padahal dia mempunyai tujuan lain juga selain mengantarkan pesan.

"Ini Shion Adolph Erland, dari keluarga Erland mengantarkan pesan penting,"

pesan penting ? lagi ?

Regina menghela nafas, dan menggeleng-gelengkan kepalanya.
ia pun segera berdiri dari duduknya dan membuka pintu untuk shion.


dilihatnya seseorang pria yang gayanya tidak seperti keluarga bangsawan yang sangat formal. dia mempunyai gaya...tepatnya karna dia narsis -A- *digoreng*

Regina melihat surat ditangan shein.

"masuklah...", ucapnya sambil mempersilahkan shion masuk kedalam ruang kerjanya.

Shion cukup lama menunggu didepan pintu sampai pada akhirnya Regina membukakan pintu untuknya.

Shion melihat leader Oswald itu dari kepala sampai ke ujung kaki, sesuai dugaannya.

"masuklah..."

Sebelum masuk Shion mengintip kedalam ruang kerja Regina. Dia melihat ada Alfonze dan juga Leona didalamnya.

"Eh... maaf aku mengganggu kalian ya?" Shion terkekeh sebentar, melihat Alfonze juga ada disitu. Dia mengira Regina dan Alfonze sedang melakukan 'sesuatu'."Karena aku sudah kepalang datang, jadi aku akan mengganggu saja disini."

Shion berkata to the point, langsung masuk dan duduk di sofa yang ada di ruang itu tanpa permisi terlebih dahulu.

"Eh... maaf aku mengganggu kalian ya?"

hah ?

Regina memiringkan sebelah alisnya menatap shion.

"tidak...", ucapnya sederhana.

"Karena aku sudah kepalang datang, jadi aku akan mengganggu saja disini."

Regina >>

"well I'm so sorry Erland-san...sepertinya permintaan MENGGANGGU anda ditolak oleh saya dirumah ini...", tegas Regina sambil melempar-lempar beberapa paku ditangannya.

Regina melirik Alfonze, mendadakan untuk Alfonze membantu Regina untuk mengerjai balik pria narsis yang ingin mengacau dikediaman ini.

jangan salah kira, Regina dan Ivvi itu nyaris sama dalam kejailan.

"well I'm so sorry Erland-san...sepertinya permintaan MENGGANGGU anda ditolak oleh saya dirumah ini..."

"Panggil aku Shion saja," ucap Shion membenarkan."Ayolah, aku hanya bercanda, nona Oswald," Shion terkekeh, rasanya senang sekali melihat Regina yang kesal padanya.

Shion yang duduk di sofa ikut menawarkan Regina untuk duduk disofa juga.

"Lebih nyaman kalau berbicara sambil duduk kan, nona Oswald?" Shion tersenyum, sambil tetap memegang surat undangan rapatnya.