[FRP] Childhood Memories

"...Tidak apa, Selena,"

"Ellen-chan..." ia menatap Ellen. "...Apa itu namaku? Aku sama sekali tidak ingat namaku siapa, kan?" tanyanya.

"Mau kuramal?"

"Ramalan?" Selena menarik baju Reze. "Apa kau bisa meramal, siapa yang akan membunuhku diantara semua orang disini?"

"kalian sedang bermain apa ? kok sepertinya seru sekali ? =))"

"Ah...tidak, aku tidak sedang bermain kok..." Selena masih terdiam.

Sebenarnya apa sih yang ada di otaknya?

"...Apa itu namaku? Aku sama sekali tidak ingat namaku siapa, kan?"

"...Ah, nama itu muncul begitu saja di kepalaku...Jadi, sampai kau ingat namamu siapa, bolehkah aku memanggilmu Selena?"

"kalian sedang bermain apa ? kok sepertinya seru
sekali ? =))"

"...Kau dari Novadion Household-kah?" tanya Ellen tajam.

"Ah...tidak, aku tidak sedang bermain kok..."

"benarkah ? bagaimana kalau kita bermain sesuatu ?" ajak Haze.

"...Kau dari Novadion Household-kah?"

'Novadion Household ? bukan, saya dari keluarga Halferz.. =))" ucap Haze dengan santai.

---

@mama riju: Haze belum masuk Novadion !

OOT : Ikutan ya~
---------------------------------------------
Location : sebuah taman di kota
Time : 2:00 PM

---------------------------------------------

Lotti sedang berjalan-jalan dengan kakaknya, Castor di sebuah taman untuk bermain. Namun, tiba-tiba kakaknya mendapat panggilan tugas untuk ke rumah sakit(critanya si kakak seorang dokter). Lotti memilih berjalan-jalan di taman dan bermain sejenak di sana daripada harus pulang ke rumah dan tidak melakukan kegiatan apa pun.

Saat itu dia melihat segeromboln anak sedang berkumpul dan mungkin sedang bermain. Lotti yang sedang ingin bermain pun menghampiri mereka. "Bolehkah saya ikut bermain disini? tanyanya dengan wajah innocent.

---------------------------------------

Spoiler:

---------------------------------------

"Bolehkah saya ikut bermain disini?'

"boleh kok.. Castor nii-san sedang ke rumah sakit ya ? =))" ucap Haze kecil dengan riang.

---

sekedar mengingatkan, Haze sama Lotti masih saudara jauh. Keluarga mereka sedang mengadakan pertemuan..

"boleh kok.. Castor nii-san sedang ke rumah sakit ya ? =))"

"Terima kasih, tapi..................................Anda siapa ya?" tanya Lotti kebingungan. Seingat Lotti, dia tidak kenal dengan seorang cowok seperti Haze. Maklum, Lotti tidak pernah bertemu dengan saudara-saudara jauhnya karena keluarga Lotti sangat jarang ikut pertemuan keluarga semacam itu.

saiya ikut nimbrung ya....... xD anggep aja dia bukan rien....

Location: sebuah taman di kota
pukul: 02.00 pm

Di siang hari yg cerah ini, Seira denga wajah yg cemberut pergi bermain ke taman. Ia merasa bosan bermain di rumah terus menerus, sehingga ia pergi ke taman, padahal ia dilarang pergi kesana oleh orang tuanya. Maklum saja, sebagai orang rien, bisa saja ia diperlakukan tidak baik oleh orang2 disekitarnya. Tapi bagi gadis kecil ini, hal tersebut tidak perlu ditakuti dan dengan santainya melangkah menuju taman.

Sesampainya ditaman, ia melihat banyak sekali anak-anak yg berkumpul. "wah banyak orang... mereka sedang bermain apa ya??" tanyanya dalam hati. Ia hanya memperhatikan mereka dari kejauhan.

"Terima kasih, tapi..................................Anda siapa ya?"

"ah, salam kenal.. saya Hayzest dari keluarga Halferz. Kamu Charlotte dari keluarga Zepherius kan..? =))" ucap Haze dengan polos

---

ini kok kesannya anak" yg lain diterlantarin.. *disepak keluar forum*

"ah, salam kenal.. saya Hayzest dari keluarga Halferz. Kamu Charlotte dari keluarga Zepherius kan..? =))"

"Ah iya, saya dari keluarga Zepherius.... eh keluarga Halferz? bukannya itu salah satu keluarga yang akan mengadakan pertemuan dengan keluargaku?" balas Lotti dengan wajah bingung...

Lotti melihat seseorang di kejauhan yang memandang ke arah mereka, Lotti pun menghampirinya dan menariknya. "Ayo ikut bermain dengan kami~" ajak Lotti sambil tertawa riang

"Ayo ikut bermain dengan kami~"

Seira yg sedang bengang-bengong melihat kaget ternyata ada yg menyapanya. "eh tidak apa-apa aku bergabung??" ini pertama kalinya Seira diajak bermain dengan anak yg kira-kira sebaya dengannya. "Semoga saja ia tidak menyadari aku itu seorang rien" ucapnya dalam hati.

"eh tidak apa-apa aku bergabung??"

"Tidak apa-apa, ayo gabung saja, semakin ramai semakin seru~" jawab Lotti sambil tersenyum. "Perkenalkan, saya Charlotte Zepherius.. Namamu siapa?" tanya Lotti ke Seira..

oot : FYI, ini FRP harusnya gak disangkutpautkan sama RP...tapi gak apalah
________________________________

Lokasi : Sama seperti yang lain
Time : sama juga *dilempar*

Shion kecil melihat ke sekelilingnya. Sebuah taman. Ya, taman yang dipenuhi oleh orang-orang yang sama sekali belum dikenalnya. Dan baginya itu sangatlah menarik. Bisa bertemu dengan orang-orang yang menurutnya masih asing.

Shion kemudian melihat ada seorang perempuan yang sedang memakan gulali. Mata merah Shion melihat sepenuhnya pada gulali yang dipegang oleh gadis kecil itu.

Tentu saja Shion menginginkannya.

Dia dengan cepat merebut gulali itu dari tangan si gadis kecil.

"Ini milikku!" Shion terkekeh, sambil dengan riang memakan gulali itu didepan gadis kecil tersebut.

Gadis kecil itu mulai meneteskan matanya dan menangis keras. Mata Shion semakin membulat. Ketika dia melihat gadis kecil itu menangis, entah kenapa ada perasaan senang dan sensasi yang luar biasa.

Menyenangkan bukan?

"Ah iya, saya dari keluarga Zepherius.... eh keluarga Halferz? bukannya itu salah satu keluarga yang akan mengadakan pertemuan dengan keluargaku?"

"iya.. kita saudara jauh.. =))" Ucap Haze dengan sedikit canggung.

"Semoga saja ia tidak menyadari aku itu seorang rien"

"Rien ?" batin Haze karena tidak sengaja membaca pikiran anak perempuan bermata ungu itu. Haze pun tidak ingin menanyakan kepada anak perempuan bermata ungu tersebut bahwa apa itu Rien.

"kalian semua, kita main petak umpet yuk !" Ajak Haze dengan senang.

tiba-tiba, Haze mendengar seorang anak perempuan menangis. Ia melihat seorang anak laki-laki bermata merah asik mengerjainya.

"hei ! kalian jangan bertengkar !" Haze melerai dengan polos

---

Haze cari gara" sama papi !

"Tidak apa-apa, ayo gabung saja, semakin ramai semakin seru~"

"benarkah?? baiklah aku ikut bergabung" Seira merasa agak senang.

"Perkenalkan, saya Charlotte Zepherius.. Namamu siapa?"

"oh iya, namaku Seira Aurelius, panggil saja Seira. Boleh aku memanggilmu Lotti?" jawabnya. Akhirnya ia mendapat teman juga.

"Rien ?"

"!!!" Seira terkejut mendengar perkataan haze. "kenapa dia bisa membaca pikiranku?? ah biarlah nanti juga lupa sendiri" yah hanya itu yg Seira harapkan agar tidak ada orang lain yg menyadarinya.

"Ini milikku!"

"eh?" Seira menengok ke asal suara tersebut. Ternyata ada seorang anak laki-laki yg merebut permen gulali anak perempuan yg lain. "hei! kenapa kau mengambil gulali milik anak itu?? itu kan miliknya" Seira mulai menceramahi Shion.

=========================
emang ini ada sangkut pautnya ama RP pi??? *g nyadar*
ampun dah shion bandel amat...

"hei ! kalian jangan bertengkar !"

Shion kini memperhatikan seorang anak yang sedang menegurnya. Shion masih memegang gulali milih anak perempuan itu, kini matanya menatap tajam Haze dari atas sampe kebawah.

"Aku tidak mencari gara-gara," jawab Shion polos."Aku hanya mengambil gulali ini saja. Kau mau?"

Shion menawari Haze gulali itu. Shion tersenyum senang, melihat ada yang menegurnya juga.

"hei! kenapa kau mengambil gulali milik anak itu?? itu kan miliknya"

"Gulali ini sudah menjadi milikku sejak aku memegangnya tadi," Shion mencomot gulalinya dan memakannya dengan terburu-buru."Kau mau juga?"

Shion menawarkan gulali itu lagi. Terkadang dia memperhatikan sekeliling taman itu, mencari kedua kakak kembarnya. Shein dan Shien.

"iya.. kita saudara jauh.. =))"

"Ooooh......." jawabnya datar. Lotti memang tidak menyadari kalau Haze adalah saudara jauhnya, mungkin karena dia tidak berminat dengan urusan yang menyangkut keluarganya..

"kalian semua, kita main petak umpet yuk !"

"Ayo-ayo" ucap Lotti sambil tertawa. Lotti memang memiliki sifat ceria ketika masih kecil, berbeda jauh dengan sifatnya ketika dewasa..

"benarkah?? baiklah aku ikut bergabung"

"Hehehe.. tentu saja boleh" ucapnya sambil tertawa..

"oh iya, namaku Seira Aurelius, panggil saja Seira. Boleh aku memanggilmu Lotti?"

"Seira ya? Nama yang bagus ya? Tentu saja Seira boleh memanggilku Lotti," jawanya polos.

Lotti melihat seorang anak laki-laki yang sedang mengganggu seorang anak perempuan sampai menangis. Entah apa yang ada di pikiran Lotti, dia langsung menghampiri anak laki-laki itu dan memukulnya. "Apa yang kau lakukan?" ucap Lotti serius ke anak itu. Meski lebih muda dari anak itu, Lotti tetap berani memukulnya tanpa merasa takut.

"Gulali ini sudah menjadi milikku sejak aku memegangnya tadi," "Kau mau juga?"

"kau seenaknya tau..!!! ogah, udah dijilat! dasar gak modal, gulali aja nyolong!" jawab Seira marah-marah. Niatnya pergi ke taman biar g bad mood malah ada yg bikin tambah bad mood.

======================
*ngakak ngetik dialognya seira*

"...Ah, nama itu muncul begitu saja di kepalaku...Jadi, sampai kau ingat namamu siapa, bolehkah aku memanggilmu Selena?"

"Ya sudahlah, panggil saja aku Selena..." ucapnya pada Ellen.

Tampaknya kerumunan bocah sudah mulai bertambah.

"...Aku tidak suka keramaian..." gumamnya.

Shion hanya melongo. Dia tidak mengerti. Memangnya salah mengambil gulali milik anak perempuan itu? Shion tidak mengerti. Baginya apa yang sudah dianggapnya sebagai miliknya akan menjadi miliknya selamanya.

Dan kejadian selanjutnya adalah Lotti yang memukulnya. Shion semakin tidak mengerti.

"Apa yang kau lakukan?"

"He... aku hanya mengambil gulali ini. Lagi pula gadis itu memakannya dengan perlahan sekali. Lebih baik kurebut saja kan?" Shion tidak takut setelah dipukul, dia berusaha membela dirinya sendiri.

"kau seenaknya tau..!!! ogah, udah dijilat! dasar gak modal, gulali aja nyolong!"

"Apa salahnya sih! Coba kutanya pada perempuan itu," Shion melirik gadis kecil pemilik gulali itu."Gulalinya boleh untukku kan?"

Shion tersenyum polos pada gadis kecil itu. Dan gadis kecil itu mengangguk, takut.

"He... aku hanya mengambil gulali ini. Lagi pula gadis itu memakannya dengan perlahan sekali. Lebih baik kurebut saja kan?"

"Lebih baik kau tidak menggangu gadis itu, dasar aneh!" gertaknya pada Shion. "Kau mengganggu pemandanganku hari ini, sebaiknya kau minta maaf pada gadis itu!"

"He... aku hanya mengambil gulali ini. Lagi pula gadis itu memakannya dengan perlahan sekali. Lebih baik kurebut saja kan?"

Lotti memukulnya sekali lagi, namun kali ini dengan sebuah tongkat kecil yang dia ambil di dekatnya. "Kalau kau berpikir mengambil gulali milik gadis itu hanya karena dia memakannya dengan lambat itu tidak masalah, lebih baik kau ambil saja seluruh gulali di toko permen" ucap Loti setengah berteriak.

"Aku tidak mencari gara-gara," "Aku hanya mengambil gulali ini saja. Kau mau?"

"boleh, sini gulalinya.." ucap Haze singkat

"...Aku tidak suka keramaian..."

Haze pun bengong mendengar perkataan gadis berambut biru terang itu. Ia pun menawarkan kepadanya untuk bermain bersamanya

"mengapa kau tidak suka keramaian ? " tanya Haze polos

"Apa salahnya sih! Coba kutanya pada perempuan itu," Shion melirik gadis kecil pemilik gulali itu."Gulalinya boleh untukku kan?"

"tentu saja salah bodoh! kau mengambil barang yg bukan milikmu! dan sekarang kau membuat anak perempuan itu takut! ayo minta maaf!" Seira ngomel-ngomel ke Shion sambil nge-death glare. "sudah biarkan saja anak bodoh itu, kau bisa beli gulali lagi" ucap Seira kepada gadis itu, semoga saja ia berhenti menangis lagi.

"mengapa kau tidak suka keramaian ? "

"Kau bertanya padaku, bukannya jawabannya sudah jelas?" ungkap Selena. "Aku jadi lupa tentang ingatanku sama sekali." jelasnya pada Haze

"Lebih baik kau tidak menggangu gadis itu, dasar aneh!"

Shion terkejut. Tiba-tiba saja seluruh anak disana seperti membencinya.

Coba pikir lagi. Shion hanya melakukan apa yang diinginkannya. Apakah itu salah? Kenapa semua membentaknya? Timbul banyak sekali pertanyaan dalam otaknya, dan Shion semakin sulit mencerna perkataan anak-anak itu.

Tapi disisi lain, Shion tetap merasakan sensasi yang luar biasa. Sensasi ketika orang-orang itu membentaknya, memarahinya, itu membuatnya senang!

"Are... bukankah kalian yang aneh? Aku hanya ingin mengambil gulali itu saja. Kenapa dipermasalahkan?"

Shion kemudian menepuk-nepuk kepala gadis kecil disampingnya, pemilik gulalinya.

"Lagi pula dia sudah mengizinkanku untuk memiliki gulalinya. Jadi beres kan masalahnya?" Shion nyengir.

Lagi-lagi Lotti memukulnya. Shion yang saat itu masih kecil, belum mampu menyadari ada bahaya, oleh karena itu gerakannya pun terbilang lamban.

"Kalau kau berpikir mengambil gulali milik gadis itu hanya karena dia memakannya dengan lambat itu tidak masalah, lebih baik kau ambil saja seluruh gulali di toko permen"

"Memang rencanaku begitu. Kau hebat ya bisa membaca pikiranku," Shion tersenyum polos.

"tentu saja salah bodoh! kau mengambil barang yg bukan milikmu! dan sekarang kau membuat anak perempuan itu takut! ayo minta maaf!"

Shion menggembungkan pipinya. Dia lama-lama agak kesal juga terus-menerus diserang oleh anak-anak disana.

"Aku tidak akan pernah minta maaf!" Shion menjulurkan lidahnya pada Seira.