[RP]Fly with the Wind, hear the song that flows

by **Rizuku Kiryuu** Sun Mar 14, 2010 5:48 pm

ATTENTION
PEMBALAS RP HANYA 156,804,000 DAN RIZUKU KIRYUU

Location: Reisvoust Household, Garden
Time: 09.00 am

"Nona Ellen, ini tehnya."
Wanita berusia 22 tahun ini mengangguk dan mengambil cangkir tehnya. "Terima kasih, Whim." jawab Ellen.

by **Kaz** Sun Mar 14, 2010 6:08 pm

Location: Halaman Belakang kediaman Reisvoust
Time: 09.00 AM

Angin berhembus pelan membelai rambut silver kebirauan miliknya yang terikat oleh sebuah pita kuning sederhana miliknya. Kedua tangannya mengulur gerak roda pada kursi roda yang ia duduki. Memang menyebalkan kalau kesehariannya harus ditemani kursi roda. Iris birunya bergerak kesegala arah, mencari sosok pemuda yang menjadi chainnya dan orang yang paling dicintainya. Tak lain dan tak bukan adalah Zeno.

"Ehm, kemana dia?"

Masih terus mencari sosok itu, namun yang ditemukan adalah Ellen. "Ah, Ellen!"

by **Rizuku Kiryuu** Mon Mar 15, 2010 5:43 pm

"Ah, Ellen!"

"Oh?" Ellen menoleh dan yang dilihatnya adalah Sylvette. Pacar Zeno ini. "Ada apa ya, Sylvette?" Ellen meletakkan cangkir tehnya dan berjalan ke arah Sylvette.

by **Kaz** Mon Mar 15, 2010 5:52 pm

Menuju kearahnya dengan kursi roda. Tak terlalu jauh, hanya 3 sampai 4 meter dari tempatnya. Oh well ini hal yang tak jadi masalah berat.

"Ada apa ya, Sylvette?"

"Tidak, hanya ingin berkunjung saja," seraya tersenyum simpul pada Ellen. Dia memang gadis periang yang suka menyunggingkan senyuman diwajahnya. Kembali celingak-celinguk ke semua arah. Ya ampun sekarang ia malah bingung sendiri.

"Kemana dia? Tumben sekali tidak bersamamu," ucapnya masih mencari Zeno di sekitar. Siapa tahu ada orang itu di sekitar sini.

by **Rizuku Kiryuu** Mon Mar 15, 2010 5:59 pm

"Kemana dia? Tumben sekali tidak bersamamu,"

"Ah, Zeno maksudmu?" ujar Ellen. "Yah...Dia sedang tidur sehingga aku tidak menemaninya, toh dia tidak mungkin kabur," tawa Ellen renyah. "Mau minum teh, Sylvette?"

by **Kaz** Mon Mar 15, 2010 6:38 pm

Mendengar perkataan Ellen saja. Tunggu, ia bilang tidur? Zeno masih tidur pada jam segini? Astaga, mau sampai kapan pemuda tua itu tidur pulas sementara sang kekasih malah ditinggalkan begitu saja.

"Tidur? Astaga, sudah 43 tahun tapi gemar tidur juga ya, hihihi" tawanya lepas.

"Minum teh? Boleh kalau anda tak sibuk," ucapnya menerima tawaran baik itu. Tak ada salahnya menerima jamuan ini, bukan? Ehm, sebenarnya ia tak bermaksud jahat kok, sungguh.

by **Rizuku Kiryuu** Mon Mar 15, 2010 6:52 pm

"Tidur? Astaga, sudah 43 tahun tapi gemar tidur juga ya, hihihi"

"44 lebih tepatnya, Sylvette." senyum Ellen.

"Minum teh? Boleh kalau anda tak sibuk,"

"Aku tidak sibuk karena itu aku mengajakmu minum teh." tawa Ellen kecil. Dia mengisyaratkan sesuatu pada salah satu maid dan maid itu mengangguk. "Ayo kita ke meja." Ellen mendorong kursi roda Sylvette.

by **Kaz** Mon Mar 15, 2010 8:03 pm

"Oh ya? Padahal ia kan setahun tua dariku dan itu 43, ah sudahlah," berhenti tertawa dan menutupnya dengan senyum ramah. Ia memang sudah berusia 40an meski tubuhnya seperti anak berusia 17 tahun. Kau tau lah, mengapa pertumbuhannya terhenti. Tak lain dan tak bukan karena masuk Abyss.

Berhenti berfikiran negatif, oke sekarang apa lagi? Ah iya, minum teh bersama Ellen. Dan pasti mereka akan berbincang-bincang cukup lama sambil menyeruput tehnya. Mulai dari hal ini, lalu itu, lalu ini, itu, dan seterusnya sampai benar-benar bosan. Namanya juga acara minum teh, tak heran kalau berjalan saangat lama.

Baru saja akan menggerakkan kursi rodanya, tapi Ellen segera mendorongkan kursi rodanya. A-auh, ia menjadi tak enak dengan Ellen. Tak sepantasnya ia didorongkan, pikir gadis ini. "Araa, anda baik sekali, Ellen-chan. Pasti banyak yang menyukaimu, ya, hehehe" candanya menghangatkan suasana.

by **Rizuku Kiryuu** Tue Mar 16, 2010 7:31 am

"Araa, anda baik sekali, Ellen-chan. Pasti banyak yang menyukaimu, ya, hehehe"

"Ahaha, tidak juga kok." jawab Ellen rada grogi. Sementara roda berdecit, Ellen yang memang setinggi Sylvette saat duduk mendorong kursi roda Sylvette.

by **Kaz** Tue Mar 16, 2010 8:50 am

Sylve tau ucapannya membuat si Nona Reisvoust ini merasa grogi. Bagi Sylve sendiri Ellen sahabatnya (yang lebih muda darinya sekitar 20 tahunan) patut di puji macam ini. Oh, bukannya ia merasa menyindir atau apa. Karena ia tahu bahwa kenyataan nona satu itu memang baik.

"Tak perlu merasa sungkan, Ellen" ucapnya ramah.

Rasanya hari ini akan jadi hari yang menyenangkan...

by **Rizuku Kiryuu** Tue Mar 16, 2010 9:29 am

"Tak perlu merasa sungkan, Ellen"

Ellen yang mendengar ucapan Sylvette hanya tersenyum sementara dirinya memberhentikan kursi roda Sylvette di depan meja teh. Seorang maid menuangkan white tea ke dalam cangkir teh Ellen.

"Kau mau teh apa, Sylve?"

by **Kaz** Tue Mar 16, 2010 10:05 am

Sampai juga di meja teh telah tersedia untuk mereka berdua. Kedua tangannya saling berpangku di atas pangkuannya. Ia membuat dirinya serileks mungkin. Menghirup udara segar, menyejukkan hati.

"Kau mau teh apa, Sylve?"

"Ceylon White Tea kalau ada, jika tak ada yang lain juga boleh." tuturnya manis. Ia melihat sekelilingnya, bunga-bunga bermekaran disana sini, harum mawar yang ranum turut menghiasi setiap jengkal taman ini.

by **Rizuku Kiryuu** Tue Mar 16, 2010 10:17 am

"Ceylon White Tea kalau ada, jika tak ada yang lain juga boleh."

"Ah, kebetulan." ujar Ellen. Dia memberikan satu isyarat lagi pada maid dan maid itu mengangguk. Dia menuangkan Ceylon White Tea ke dalam cangkir teh Sylvette.

"Kebetulan aku menemukannya saat aku membongkar-bongkar rempah-rempah untuk teh dan juga obat-obatan. Aku ingat Zeno pernah membelikannya untukmu, Sylve." ujar Ellen.

by **Kaz** Tue Mar 16, 2010 10:33 am

Ehm, rupanya ada ya teh itu? Ia hampir mengira kalau teh Ceylon White sedang tak ada dan mungkin... habis atau alasan yang lain. Gadis ini segera meneguk teh yang ada didalam cangkirnya.

"Kebetulan aku menemukannya saat aku membongkar-bongkar rempah-rempah untuk teh dan juga obat-obatan. Aku ingat Zeno pernah membelikannya untukmu, Sylve."

"Eh?" ia berhenti sejenak. Membelikan teh untuknya? Wah, tapi sepertinya Zeno belum pernah membelikannya teh. "Masa sih? Zeno tak pernah memberikan aku rempah-rempah teh sebelumnya." ungkapnya jujur.

by **Rizuku Kiryuu** Tue Mar 16, 2010 10:58 am

"Masa sih? Zeno tak pernah memberikan aku rempah-rempah teh sebelumnya."

Ellen tertawa. "Tentu saja, karena Zeno tidak berani memberikannya padamu."

by **Kaz** Tue Mar 16, 2010 11:20 am

"Tentu saja, karena Zeno tidak berani memberikannya padamu.

Sylve yang tentu saja tidak tahu akan perasaan Zeno hanya bisa mengerutkan dahinya. Memang apa salahnya kalau ia memberikan rempah-rempah itu langsung padanya?

"Eeh? Tapi kenapa?" tanyanya polos.

by **Rizuku Kiryuu** Tue Mar 16, 2010 11:29 am

"Eeh? Tapi kenapa?"

"Karena Zeno menyukaimu," jawab Ellen ringan.

by **Kaz** Tue Mar 16, 2010 12:22 pm

"Karena Zeno menyukaimu,"

Jedeng... Sekarang ia jadi bingung sendiri. Tunggu, Ellen bilang kalau Zeno menyukainya? Ehm, kalau memang itu benar, artinya rasa suka Sylve jadi terbalaskan dong. Kalau diperhatikan baik-baik memang benar juga.

"Me-menyukaiku?" kaget, dengan semu merah diwajahnya.

by **Rizuku Kiryuu** Tue Mar 16, 2010 12:39 pm

"Me-menyukaiku?"

Ellen menoleh ke arah Sylvette. "Yap. Zeno menyukaimu," jawab Ellen meneguhkan pernyataannya yang tadi.

by **Kaz** Wed Mar 17, 2010 12:16 pm

Semu merah masih menghiasi wajah lugunya itu. Nona manis ini meletakkan cangkir beserta alasnya kembali di atas meja. Sylve termenung akan kata-kata Ellen. Memang benar kalau ia menyukai Zeno sejak pertama kali bertemu. Namun ia merasa bahwa dirinya tak pantas untuk mendampingi Chainnya itu lebih dari sekedar kontraktor.

"Etto... bukannya aku tidak percaya atau apa... Sepertinya aku tak pantas untuk menjadi kekasihnya. Lagipula aku telah merepotkan Zeno selama ini."

Menghela napas sejenak.

"Aku juga rakyat biasa, tak pantas untuk mendampinginya yang menjadi seorang Leader keluarga. Jadi..." tak bisa meneruskan kata-kata. Ia menjadi bingung, hatinya merasa ia pantas mencintai Zeno. Namun Sylve juga merasa tidak pantas. Apa yang kau pikirkan Nona?

by **Rizuku Kiryuu** Wed Mar 17, 2010 12:32 pm

"Etto... bukannya aku tidak percaya atau apa... Sepertinya aku tak
pantas untuk menjadi kekasihnya. Lagipula aku telah merepotkan Zeno
selama ini."

Ellen tersenyum lembut. "Zeno tidak akan keberatan untuk direpotkan olehmu, Sylve. Dia tipe orang yang seperti itu," ujar Ellen.

"Aku juga rakyat biasa, tak pantas untuk mendampinginya yang menjadi seorang Leader keluarga. Jadi..."

"Jadi apa?" tanya Ellen straight out. "Pantas atau tidak pantas, bukan urusan. Cinta tidak mengenal batasan-batasan keluarga, mau kau rakyat jelata ataupun keluarga bangsawan, itu bukan urusan. Kalau kau memang mencintainya, mengapa tidak menyatakannya?"

by **Kaz** Wed Mar 17, 2010 12:55 pm

"Pantas atau tidak pantas, bukan urusan. Cinta tidak mengenal batasan-batasan keluarga, mau kau rakyat jelata ataupun keluarga bangsawan, itu bukan urusan. Kalau kau memang mencintainya, mengapa tidak menyatakannya?"

Sylve terdiam saja. Membenarkan perkataan Ellen di dalam hatinya, semua yang dikatakan Ellen membuatnya hampir kehilangan kata. Sekarang ia mencoba berpikir atas jawaban yang akan dilontarkannya itu. Berpikirlah, berpikirlah...

Aku memang menyukainya, tapi sepertinya aku tak bisa...

"Ehm, a-aku.. memang cinta padanya..." ucapnya lirih, masih bersemu merah.

by **Rizuku Kiryuu** Wed Mar 17, 2010 12:58 pm

"Ehm, a-aku.. memang cinta padanya..."

"Aku tahu," jawab Ellen lembut.

by **Kaz** Wed Mar 17, 2010 1:25 pm

"Aku tahu,"

"Yah, tapi sepertinya ia tak akan menerimaku," ucapnya agak tertawa lirih. Perasaannya jadi kacau, ia bingung akan perkataannya, perasaannya, semuanya. Bimbang, perih, hal-hal itu saling bercampur aduk menjadi satu. Membuatnya pusing.

Terdiam sejenak, kembali meneguk tehnya.

by **Rizuku Kiryuu** Wed Mar 17, 2010 1:31 pm

"Yah, tapi sepertinya ia tak akan menerimaku,"

"Kenapa kau sudah pesimis begitu sebelum mencoba? Kita tidak tahu kan?" ujar Ellen membalas perkataan Sylvette.

by Sponsored content

[RP]Fly with the Wind, hear the song that flows

[RP]Fly with the Wind, hear the song that flows

Re: [RP]Fly with the Wind, hear the song that flows

Re: [RP]Fly with the Wind, hear the song that flows

Re: [RP]Fly with the Wind, hear the song that flows

Re: [RP]Fly with the Wind, hear the song that flows

Re: [RP]Fly with the Wind, hear the song that flows

Re: [RP]Fly with the Wind, hear the song that flows

Re: [RP]Fly with the Wind, hear the song that flows

Re: [RP]Fly with the Wind, hear the song that flows

Re: [RP]Fly with the Wind, hear the song that flows

Re: [RP]Fly with the Wind, hear the song that flows

Re: [RP]Fly with the Wind, hear the song that flows

Re: [RP]Fly with the Wind, hear the song that flows

Re: [RP]Fly with the Wind, hear the song that flows

Re: [RP]Fly with the Wind, hear the song that flows

Re: [RP]Fly with the Wind, hear the song that flows

Re: [RP]Fly with the Wind, hear the song that flows

Re: [RP]Fly with the Wind, hear the song that flows

Re: [RP]Fly with the Wind, hear the song that flows

Re: [RP]Fly with the Wind, hear the song that flows

Re: [RP]Fly with the Wind, hear the song that flows

Re: [RP]Fly with the Wind, hear the song that flows

Re: [RP]Fly with the Wind, hear the song that flows

Re: [RP]Fly with the Wind, hear the song that flows

Re: [RP]Fly with the Wind, hear the song that flows

Re: [RP]Fly with the Wind, hear the song that flows