Log in
Who is online?
In total there are 24 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 24 Guests :: 1 BotNone
Most users ever online was 313 on Sat Oct 05, 2024 9:26 pm
Search
Latest topics
» Absensi di siniby Kaz Sun Sep 03, 2023 9:49 pm
» [Revive the Forum]
by Kuro Usagi Fri Sep 04, 2015 12:37 am
» Um.. hi, I guess?
by Kuro Usagi Fri Sep 04, 2015 12:35 am
» Do You Have Sixth Sense?
by Kurome Fri Jun 26, 2015 3:45 pm
» Website favorit kalian untuk baca komik online?
by Phantomhive_Earl Mon Oct 28, 2013 7:57 pm
» Biarkan Mata, Otak, Keyboard mengaum saat engkau mengetes mereka. xD~
by Phantomhive_Earl Mon Oct 28, 2013 7:56 pm
» Imaginary World
by Phantomhive_Earl Mon Oct 28, 2013 4:59 pm
» Komentar member di atas^
by Phantomhive_Earl Mon Oct 28, 2013 4:37 pm
» If you wish at fallen star, it will come true. Is that true?
by Phantomhive_Earl Sun Oct 27, 2013 3:56 pm
» Pengalaman Seram
by Phantomhive_Earl Sun Oct 27, 2013 12:48 pm
[FRP]Make up Lives
2 posters
Page 1 of 1
[FRP]Make up Lives
time: jam 7 pagi.
place: atap sekolah
(OOC: terbuka buat anak-anak akademi latowidge. PLUS, latian nulis agak panjang, ya? Biar deskripsinya jelas. USAHAKAN Minimal 100 kata)
===========================
Siapa yang tak kenal Philip Easton? Well, memang hampir semuanya tak kenal dengannya. Daripada namanya, yang bahkan mungkin tak diberikan oleh orang tua kandungnya, para siswa lebih kenal dengan cowok cupu yang langganan nongkrong di perpustakaan atau di atap sekolah, yang makanan sehari-harinya adalah buku. Kalau dilihat baik-baik, Philip sebenarnya tidak cupu. Seperti pagi-pagi begini, sehabis menginap secara tak sengaja di atap sekolah, Philip bangun dengan tampang berantakan.
Matanya masih bersinar redup 5 watt, kancing bajunya terbuka separuh tak berurutan. Kemejanya kusut. Wajahnya menyiratkan ketampanan yang terkubur dalam buku-buku yang selalu ditekuninya. Ups, bicara soal buku, semuanya berserakan di sekitarnya. Untungnya, masih rapi, tak ada halaman yang terlepas setelah semalam dia gunakan untuk selimut. Tak hanya itu, terkunci sendirian di atap sekolah ternyata memberikan kesempatan bagi Philip untuk tetap melakukan riset dengan lebih fokus.
Sinar matahari pagi sudah hadir menyinari Akademi Latowidge. Coretan-coretan pensil Philip di puncak menara air di atap sekolah itu perlahan-lahan terlihat. Berbagai macam istilah sains ada di sana. Namun ada satu kata yang bisa kalian pahami: 6 months.
Apakah itu? Philip memandangi susunan angka dan huruf yang dia tuliskan sendiri itu. Itu adalah sisa waktunya di dunia ini. Itu pun, ada kemungkinan dipercepat.
Philip memejamkan mata. Baru kali ini cahaya matahari terasa menusuknya. "Kehidupan yang menyedihkan."
place: atap sekolah
(OOC: terbuka buat anak-anak akademi latowidge. PLUS, latian nulis agak panjang, ya? Biar deskripsinya jelas. USAHAKAN Minimal 100 kata)
===========================
Siapa yang tak kenal Philip Easton? Well, memang hampir semuanya tak kenal dengannya. Daripada namanya, yang bahkan mungkin tak diberikan oleh orang tua kandungnya, para siswa lebih kenal dengan cowok cupu yang langganan nongkrong di perpustakaan atau di atap sekolah, yang makanan sehari-harinya adalah buku. Kalau dilihat baik-baik, Philip sebenarnya tidak cupu. Seperti pagi-pagi begini, sehabis menginap secara tak sengaja di atap sekolah, Philip bangun dengan tampang berantakan.
Matanya masih bersinar redup 5 watt, kancing bajunya terbuka separuh tak berurutan. Kemejanya kusut. Wajahnya menyiratkan ketampanan yang terkubur dalam buku-buku yang selalu ditekuninya. Ups, bicara soal buku, semuanya berserakan di sekitarnya. Untungnya, masih rapi, tak ada halaman yang terlepas setelah semalam dia gunakan untuk selimut. Tak hanya itu, terkunci sendirian di atap sekolah ternyata memberikan kesempatan bagi Philip untuk tetap melakukan riset dengan lebih fokus.
Sinar matahari pagi sudah hadir menyinari Akademi Latowidge. Coretan-coretan pensil Philip di puncak menara air di atap sekolah itu perlahan-lahan terlihat. Berbagai macam istilah sains ada di sana. Namun ada satu kata yang bisa kalian pahami: 6 months.
Apakah itu? Philip memandangi susunan angka dan huruf yang dia tuliskan sendiri itu. Itu adalah sisa waktunya di dunia ini. Itu pun, ada kemungkinan dipercepat.
Philip memejamkan mata. Baru kali ini cahaya matahari terasa menusuknya. "Kehidupan yang menyedihkan."
Earl Oz Vessalius- Member
- Posts : 538
Points : 570
Join date : 2009-09-21
Age : 35
Location : neverworld
Character Bio
Character Name: Oz Nightingale
Status: Contractor
Job: Head of Rien
Re: [FRP]Make up Lives
Yosh.. School hater is here..
School hater secara harafiar berarti pembenci sekolah/tidak suka sekolah. Kata-kata yang mendeskripsikan perempuan ini dengan sangat indah.
Bagaimana tidak? Jika ia tidak dipaksa dan diancam oleh keluarganya ia mungkin sekarang berada di rumah bermain pedang.
Sekolah baginya merupakan suatu penjara penyiksaan. Penuh dengan peraturan, anak-anak menyebalkan,, dan tujuannya di sana hanya untuk BELAJAR. Padahal di perpustakaan rumahnya ada lebih banyak buku daripada di sini.
Lebih dari itu ia bisa belajar di rumah. Jadi mengapa harus ke sini? Oh iya.. Ijazah dan teman (dalam pandangannya dih anak sekolah *kecuali beberapa* = boneka berjalan yang menyebalkan)
Tentu saja...
Tapi.. Keluarganya tak pernah bilang jangan bolos kelas kan? Jadi.. Masa bodohlah!
Maka dari itu berbekal dukungan kebencian, Lilica Einverd berjalan menuju ke atap. Mau apa? Yah bolos! Menikmati matahari pagi itu..
Kakinya dengan semangat menusuri tangga-tangga menuju tempat paling tinggi di gedung itu.
Tak lama nafasnya mulai terengah-engah dan di depannya terdapat pintu yang baginya mirip pintu surga..
Ia mengambil satu jepit dari sakunya dan mulai membuka pintu itu (calon pencuri?)
Tidak memperdulikan kanan kiri ia membuka pintu itu dan berjalan masuk.. Menyambut angin dan matahari yang menerpa dirinya..
Sayang sekali tiba-tiba BRUAK JEDUG!!
Yosh ia kesandung dan jatuh..
Dilihatnya seorang murid laki-laki dan buku yang ia tindih.. Segera ia beridiri
Dan membungkuk..
"Ma-ma-maaf!" Katanya sambil mengambil buku-buku itu.
School hater secara harafiar berarti pembenci sekolah/tidak suka sekolah. Kata-kata yang mendeskripsikan perempuan ini dengan sangat indah.
Bagaimana tidak? Jika ia tidak dipaksa dan diancam oleh keluarganya ia mungkin sekarang berada di rumah bermain pedang.
Sekolah baginya merupakan suatu penjara penyiksaan. Penuh dengan peraturan, anak-anak menyebalkan,, dan tujuannya di sana hanya untuk BELAJAR. Padahal di perpustakaan rumahnya ada lebih banyak buku daripada di sini.
Lebih dari itu ia bisa belajar di rumah. Jadi mengapa harus ke sini? Oh iya.. Ijazah dan teman (dalam pandangannya dih anak sekolah *kecuali beberapa* = boneka berjalan yang menyebalkan)
Tentu saja...
Tapi.. Keluarganya tak pernah bilang jangan bolos kelas kan? Jadi.. Masa bodohlah!
Maka dari itu berbekal dukungan kebencian, Lilica Einverd berjalan menuju ke atap. Mau apa? Yah bolos! Menikmati matahari pagi itu..
Kakinya dengan semangat menusuri tangga-tangga menuju tempat paling tinggi di gedung itu.
Tak lama nafasnya mulai terengah-engah dan di depannya terdapat pintu yang baginya mirip pintu surga..
Ia mengambil satu jepit dari sakunya dan mulai membuka pintu itu (calon pencuri?)
Tidak memperdulikan kanan kiri ia membuka pintu itu dan berjalan masuk.. Menyambut angin dan matahari yang menerpa dirinya..
Sayang sekali tiba-tiba BRUAK JEDUG!!
Yosh ia kesandung dan jatuh..
Dilihatnya seorang murid laki-laki dan buku yang ia tindih.. Segera ia beridiri
Dan membungkuk..
"Ma-ma-maaf!" Katanya sambil mengambil buku-buku itu.
Fuschia.A.T.Ellenoire- Member
- Posts : 2905
Points : 3010
Join date : 2009-07-20
Age : 27
Character Bio
Character Name: Noire I. Erland
Status: Member of 4 great duke houses, Rien
Job: member of 4 great duke houses, Rien
Re: [FRP]Make up Lives
(OOC: ==""" tega... Philip diinjek )
====================
Philip tidak berniat untuk melanjutkan mimpi buruknya yang sudah dia nikmati selama 5 jam, tidak. Hanya saja, jam segini pelajaran sudah dimulai. Apa yang bisa dilakukan oleh Philip? Dia tidak bawa seragam ganti dan dia tak mungkin mandi di sekolah... yah, sebenarnya bisa saja menumpang di Ruang Kesehatan dan meminjam baju seragam, tapi Philip terlalu malas untuk melakukannya. Lagipula, saat ini ada yang sedang memenuhi kepalanya. Berawal dari sebuah pertanyaan yang kemudian berkembang jumlahnya jadi tak terhitung.
Apa yang akan kulakukan? Bagaimana perasaan Ayah kalau aku memberitahunya? Aku harus bagamana sekarang ini? Dan lain-lain, terus bermunculan sampai kepala Philip penat dibuatnya.
BRUAK JEDUG!!
Badan kurusnya tahu-tahu terpelanting sedikit dan terguling. Kasarnya lantai atap sekolah itu menggores pipinya, untung tidak ada darah yang tertoreh di sana. Ya ampun, apa lagi ini? Philip membuka matanya dan terpana memandang seorang siswi memunguti buku-bukunya sambil meminta maaf padanya. Hah? Oh oh, rupanya dia mengira gara-gara dia buku-buku Philip bisa bertebaran begitu.
Philip nyaris tertawa melihat kekikukannya. Padahal kalau melihat wajahnya, Philip tahu gadis itu tidak biasanya kikuk.
"Biarkan saja, sejak awal sudah begitu kok," kata Philip, seraya melipat kakinya. "Lilica Einverd. Apa jadinya kamu kalau kelihatan sedang ngobrol denganku? Kau juga anak bangsawan kan?"
====================
Philip tidak berniat untuk melanjutkan mimpi buruknya yang sudah dia nikmati selama 5 jam, tidak. Hanya saja, jam segini pelajaran sudah dimulai. Apa yang bisa dilakukan oleh Philip? Dia tidak bawa seragam ganti dan dia tak mungkin mandi di sekolah... yah, sebenarnya bisa saja menumpang di Ruang Kesehatan dan meminjam baju seragam, tapi Philip terlalu malas untuk melakukannya. Lagipula, saat ini ada yang sedang memenuhi kepalanya. Berawal dari sebuah pertanyaan yang kemudian berkembang jumlahnya jadi tak terhitung.
Apa yang akan kulakukan? Bagaimana perasaan Ayah kalau aku memberitahunya? Aku harus bagamana sekarang ini? Dan lain-lain, terus bermunculan sampai kepala Philip penat dibuatnya.
BRUAK JEDUG!!
Badan kurusnya tahu-tahu terpelanting sedikit dan terguling. Kasarnya lantai atap sekolah itu menggores pipinya, untung tidak ada darah yang tertoreh di sana. Ya ampun, apa lagi ini? Philip membuka matanya dan terpana memandang seorang siswi memunguti buku-bukunya sambil meminta maaf padanya. Hah? Oh oh, rupanya dia mengira gara-gara dia buku-buku Philip bisa bertebaran begitu.
Philip nyaris tertawa melihat kekikukannya. Padahal kalau melihat wajahnya, Philip tahu gadis itu tidak biasanya kikuk.
"Biarkan saja, sejak awal sudah begitu kok," kata Philip, seraya melipat kakinya. "Lilica Einverd. Apa jadinya kamu kalau kelihatan sedang ngobrol denganku? Kau juga anak bangsawan kan?"
Earl Oz Vessalius- Member
- Posts : 538
Points : 570
Join date : 2009-09-21
Age : 35
Location : neverworld
Character Bio
Character Name: Oz Nightingale
Status: Contractor
Job: Head of Rien
Re: [FRP]Make up Lives
Lilica masih dengan gugup memunguti buku-buku itu..
ditambah dengan Philip yang terpelanting ..
matanya membelak dan ia panik sambil bingung mau membantu Philip atau membereskan buku-buku itu. Jadi ia lari sana sini sambil membawa buku itu lalu menghampiri Philip dan memungut buku lagi sampai beberapa kali.
mengakibatkannya nafasnya agak tersenggal-senggal. ia menaruh buku itu sambil tolah-toleh..
"a-ano MAAF!" ujarnya sambil membungkukkan badannya.
tentu saja hanya di rumah ia bisa bersikap kacau. di sekolah? tentu tidak.
"Biarkan saja, sejak awal sudah begitu kok,"
lilica terkejut mendengar Philip bebricara.. pertama kalinya ia mendnegar suara anak ini
"tapi bukunya nanti rusak kan?" jawab lilica sambil memandangi buku-buku itu.
"Lilica Einverd. Apa jadinya kamu kalau kelihatan sedang ngobrol denganku? Kau juga anak bangsawan kan?"
mendengar pertanyaan itu, lilica cukup tersinggung. Oh, bencinya ia jadi anak bangsawan..
"kalau keliahatan mengobrol denganmu? kita berdua akan dihukum oleh guru karena membolos" jawab lilica dengan muka innocent dan tersenyum pada Philip.
pertanyaan kedua inilah yang cukup menancap..
"iya aku anak keluarga Einverd, yang paling dibenci. memang mengapakah? smeoga kau tak keberatan berbagi atap (?) ini dneganku. karena JELAS SEKALI aku tak berniat masuk kelas" jawab lilica panjang dan lebar
ia baru sadar. ini MASIH PAGI! dan ia sudah ada di sini dengan baju kotor dan buku berserakan
"ini pagi bukan? mengapa kau ada di sini dengan model orang baru bangun tidur?" tanya lilica bingung
ditambah dengan Philip yang terpelanting ..
matanya membelak dan ia panik sambil bingung mau membantu Philip atau membereskan buku-buku itu. Jadi ia lari sana sini sambil membawa buku itu lalu menghampiri Philip dan memungut buku lagi sampai beberapa kali.
mengakibatkannya nafasnya agak tersenggal-senggal. ia menaruh buku itu sambil tolah-toleh..
"a-ano MAAF!" ujarnya sambil membungkukkan badannya.
tentu saja hanya di rumah ia bisa bersikap kacau. di sekolah? tentu tidak.
"Biarkan saja, sejak awal sudah begitu kok,"
lilica terkejut mendengar Philip bebricara.. pertama kalinya ia mendnegar suara anak ini
"tapi bukunya nanti rusak kan?" jawab lilica sambil memandangi buku-buku itu.
"Lilica Einverd. Apa jadinya kamu kalau kelihatan sedang ngobrol denganku? Kau juga anak bangsawan kan?"
mendengar pertanyaan itu, lilica cukup tersinggung. Oh, bencinya ia jadi anak bangsawan..
"kalau keliahatan mengobrol denganmu? kita berdua akan dihukum oleh guru karena membolos" jawab lilica dengan muka innocent dan tersenyum pada Philip.
pertanyaan kedua inilah yang cukup menancap..
"iya aku anak keluarga Einverd, yang paling dibenci. memang mengapakah? smeoga kau tak keberatan berbagi atap (?) ini dneganku. karena JELAS SEKALI aku tak berniat masuk kelas" jawab lilica panjang dan lebar
ia baru sadar. ini MASIH PAGI! dan ia sudah ada di sini dengan baju kotor dan buku berserakan
"ini pagi bukan? mengapa kau ada di sini dengan model orang baru bangun tidur?" tanya lilica bingung
Fuschia.A.T.Ellenoire- Member
- Posts : 2905
Points : 3010
Join date : 2009-07-20
Age : 27
Character Bio
Character Name: Noire I. Erland
Status: Member of 4 great duke houses, Rien
Job: member of 4 great duke houses, Rien
Re: [FRP]Make up Lives
Mengejutkan; itulah kesan pertama yang ditangkap oleh kepala Philip tentang anak perempuan berlama Lilica Einverd itu. Bagaimana tidak? Secara usia, dia tidak terpaut jauh dengannya, tapi dia memiliki wajah yang layaknya dimiliki oleh orang dewasa. Kaku, dingin, dan terkesan penuh kebencian akan sesuatu. Philip harap, datangnya wajah itu tidak dikarenakan ia memanggil gadis itu dengan nama lengkapnya. Oh oh jangan salah sangka. Philip memang sudah membiasakan diri untuk memanggil semua orang dengan nama lengkap mereka.
"iya aku anak keluarga Einverd, yang paling dibenci. memang mengapakah? smeoga kau tak keberatan berbagi atap (?) ini dneganku. karena JELAS SEKALI aku tak berniat masuk kelas"
Nah lho, dia malah mengeluarkan semua uneg-unegnya di depan Philip Easton. Kenapa gerangan? Apa karena selama ini Philip tidak menonjol di kalangan para siswa, sehingga dia merasa sesantai itu untuk mengungkapkan jati dirinya? Nona, tolong hati-hati karena ingatan Philip sangat kuat.
Anak yang paling dibenci di antara keluarganya, ya? Somehow, Philip tahu bagaimana rasanya, walau tidak pasti. Yah, dia tidak pernah tahu siapa orang tua kandungnya. Kalau ada yang berpikir keadaan Philip lebih baik dari Lilica, Philip akan meninju orang itu.
Sembari menghembuskan nafas panjang, Philip menumpuk buku-bukunya yang sudah berserakan ke dalam dua tumpukan yang dikelompokkan. Sebelah kanan untuk sains, yang lebih tinggi dari yang sebelah kiri tentang chain dan contractor. Buku-buku di tumpukan sebelah kiri itu hanya dibacanya ketika dia punya waktu luang.
"ini pagi bukan? mengapa kau ada di sini dengan model orang baru bangun tidur?"
Philip menumpuk buku terakhir dengan keras, seraya menguap lebar dan menggaruk-garuk kepalanya. "Aku memang baru bangun tidur kok. Semalam terkunci di sini." Melihat Lilica berniat membolos, pemuda itu pun menambahkan, "Ah, kalau kau mau bolos, silakan saja. Aku tak akan bilang. Dan sebaiknya, kita tidak mengobrol dengan suara keras." Dia mengedipkan matanya.
"iya aku anak keluarga Einverd, yang paling dibenci. memang mengapakah? smeoga kau tak keberatan berbagi atap (?) ini dneganku. karena JELAS SEKALI aku tak berniat masuk kelas"
Nah lho, dia malah mengeluarkan semua uneg-unegnya di depan Philip Easton. Kenapa gerangan? Apa karena selama ini Philip tidak menonjol di kalangan para siswa, sehingga dia merasa sesantai itu untuk mengungkapkan jati dirinya? Nona, tolong hati-hati karena ingatan Philip sangat kuat.
Anak yang paling dibenci di antara keluarganya, ya? Somehow, Philip tahu bagaimana rasanya, walau tidak pasti. Yah, dia tidak pernah tahu siapa orang tua kandungnya. Kalau ada yang berpikir keadaan Philip lebih baik dari Lilica, Philip akan meninju orang itu.
Sembari menghembuskan nafas panjang, Philip menumpuk buku-bukunya yang sudah berserakan ke dalam dua tumpukan yang dikelompokkan. Sebelah kanan untuk sains, yang lebih tinggi dari yang sebelah kiri tentang chain dan contractor. Buku-buku di tumpukan sebelah kiri itu hanya dibacanya ketika dia punya waktu luang.
"ini pagi bukan? mengapa kau ada di sini dengan model orang baru bangun tidur?"
Philip menumpuk buku terakhir dengan keras, seraya menguap lebar dan menggaruk-garuk kepalanya. "Aku memang baru bangun tidur kok. Semalam terkunci di sini." Melihat Lilica berniat membolos, pemuda itu pun menambahkan, "Ah, kalau kau mau bolos, silakan saja. Aku tak akan bilang. Dan sebaiknya, kita tidak mengobrol dengan suara keras." Dia mengedipkan matanya.
Earl Oz Vessalius- Member
- Posts : 538
Points : 570
Join date : 2009-09-21
Age : 35
Location : neverworld
Character Bio
Character Name: Oz Nightingale
Status: Contractor
Job: Head of Rien
Re: [FRP]Make up Lives
Sepertinya Lilica senang bisa berbicara dengan orang. Sudah agak jarang ia bisa berbicara pada seorang teman sekolahnya. Maklum kecuali beberapa orang, ia tidak punya teman di sekolah. Tapi saat ini ia bisa dengan bebas berbicara dengan tenang tanpa harus memperdulikan tata kramanya.
Lilica melihat Philip menumpuk buku-buku itu. Satunya buku sains semua dan satunya tentang Chain dan contractor. Lilica cukup kaget melihat tumpukkan buku-buku itu. Jarang ada yang membaca buku-buku itu. Saat memikirkan alasan mengapa Philip membaca buku-buku 'berat' seperti itu. Philip telah menjawab pertanyaannya dan menyadarkannya dari lamuan.
"Aku memang baru bangun tidur kok. Semalam terkunci di sini."
Lilica pun tertawa kecil mendengar jawaban itu. "fuh hahhaha lalu kau tak mandi. makan, dll?" tanya Lilica di sela-sela tawanya itu.
"Ah, kalau kau mau bolos, silakan saja. Aku tak akan bilang. Dan sebaiknya, kita tidak mengobrol dengan suara keras."
Senyum mengembang di wajah Lilica. Untunglah Philip tak bilang. Jika bilang maka tamat riwayatnya sudah. Ia akan dibunuh kakaknya, jelas sekali fakta itu.
Lilica pun segera mengecilkan suaranya dan menjawab Philip "Baiklah. terima kasih banyak. Aku benar-benar sennag bisa membolos paling tidak"
Saat Philip mengedipkan matanya pada Lilica, jelas sekali ia bingung harus berbuat apa. Lha, dia tidak pernah seperti itu. Tapi untuk bersikap normal, Lilica pun tersenyum pada Philip.
"eto.. mata anda kelilipan?" tanya Lilica dengan bingung (geblek bener chara gue) =)) =))
Lilica melihat Philip menumpuk buku-buku itu. Satunya buku sains semua dan satunya tentang Chain dan contractor. Lilica cukup kaget melihat tumpukkan buku-buku itu. Jarang ada yang membaca buku-buku itu. Saat memikirkan alasan mengapa Philip membaca buku-buku 'berat' seperti itu. Philip telah menjawab pertanyaannya dan menyadarkannya dari lamuan.
"Aku memang baru bangun tidur kok. Semalam terkunci di sini."
Lilica pun tertawa kecil mendengar jawaban itu. "fuh hahhaha lalu kau tak mandi. makan, dll?" tanya Lilica di sela-sela tawanya itu.
"Ah, kalau kau mau bolos, silakan saja. Aku tak akan bilang. Dan sebaiknya, kita tidak mengobrol dengan suara keras."
Senyum mengembang di wajah Lilica. Untunglah Philip tak bilang. Jika bilang maka tamat riwayatnya sudah. Ia akan dibunuh kakaknya, jelas sekali fakta itu.
Lilica pun segera mengecilkan suaranya dan menjawab Philip "Baiklah. terima kasih banyak. Aku benar-benar sennag bisa membolos paling tidak"
Saat Philip mengedipkan matanya pada Lilica, jelas sekali ia bingung harus berbuat apa. Lha, dia tidak pernah seperti itu. Tapi untuk bersikap normal, Lilica pun tersenyum pada Philip.
"eto.. mata anda kelilipan?" tanya Lilica dengan bingung (geblek bener chara gue) =)) =))
Fuschia.A.T.Ellenoire- Member
- Posts : 2905
Points : 3010
Join date : 2009-07-20
Age : 27
Character Bio
Character Name: Noire I. Erland
Status: Member of 4 great duke houses, Rien
Job: member of 4 great duke houses, Rien
Re: [FRP]Make up Lives
Sebetulnya, alasan kenapa Philip tidak berniat lapor pada pihak sekolah kalau ada sepasang murid cowok dan cewek membolos di atap sekolah ini, sederhana saja. Philip tidak suka berurusan dengan mereka. Philip mungkin tidak dikenal di kalangan para siswa. Kenapa? Karena sebagian besar waktunya memang digunakan untuk membaca dan membaca, selain itu juga karena guru-guru memanggilnya untuk memanfaatkan kecerdasan otaknya untuk memecahkan masalah mereka. Kemudian apakah dia dihargai atas bantuannya? Tidak. Philip hanya siswa akademi biasa sampai sekarang. Alasannya mungkin juga sederhana, Philip mendapatkan satu dugaan yang selalu disimpan di dalam kepalanya: sekolah tak ingin ada yang tahu ada anak sejenius dia bersekolah di Latowidge. Terutama, mereka menyembunyikan Philip dari Pandora. Kenapa, ya? Ini yang belum diketahui oleh Philip.
"Baiklah. terima kasih banyak. Aku benar-benar sennag bisa membolos paling tidak"
Ho, syukurlah kalau begitu posisinya juga aman. Philip bisa bernafas lega.
"eto.. mata anda kelilipan?"
Philip mengabaikannya. Mendengarnya pun tidak. Oh, jangan tersinggung dulu, Nona Lilica Einverd, Andabukan korban pertama atas kecuekan cowok itu. Biasa dikucilkan, dia juga mulai terbiasa mengabaikan orang.
Dia mengangkut buku-bukunya dan memindahkannya ke sisi lain atap sekolah yang menyembunyikannya dari pintu menuju bawah. Yah, dia sedang membolos. Artinya, dia sedang tidak boleh ketahuan oleh pihak sekolah, kan?
"Baiklah. terima kasih banyak. Aku benar-benar sennag bisa membolos paling tidak"
Ho, syukurlah kalau begitu posisinya juga aman. Philip bisa bernafas lega.
"eto.. mata anda kelilipan?"
Philip mengabaikannya. Mendengarnya pun tidak. Oh, jangan tersinggung dulu, Nona Lilica Einverd, Andabukan korban pertama atas kecuekan cowok itu. Biasa dikucilkan, dia juga mulai terbiasa mengabaikan orang.
Dia mengangkut buku-bukunya dan memindahkannya ke sisi lain atap sekolah yang menyembunyikannya dari pintu menuju bawah. Yah, dia sedang membolos. Artinya, dia sedang tidak boleh ketahuan oleh pihak sekolah, kan?
Earl Oz Vessalius- Member
- Posts : 538
Points : 570
Join date : 2009-09-21
Age : 35
Location : neverworld
Character Bio
Character Name: Oz Nightingale
Status: Contractor
Job: Head of Rien
Re: [FRP]Make up Lives
Lilica hanya memandang cowok itu membenahi buku-bukunya. Rupanya cowok ini tidak terlalu suka berbicara atau hanya sekedar cuek saja. Tidak ada masalah sebenarnya. Ia juga sedang tidak mood berbicara.
Maka diam-diam pun Lilica mengikuti Philip. Matanya tertuju pada setumpuk buku-buku itu. Buku-buku tentang chain dan contractor itu cukup menarik perhatiannya. Tanpa seijin dari pemilik buku-buku itu. Lilica mengambil sebuah buku tentang chain dan contractor yang terletak paling atas. Ia mengamati buku itu sebentar lalu membuka-bukanya dan menaruhnya kembali saat ia menyadari buku itu tidak lagi menarik perhatiannya. Segera ia mengambil buku yang berada di tumpukan-tumpukan buku sains itu. Lilica tidak terlalu mengerti akan sains tapi yang pasti ini menyangkut tentang gen dan DNA. Seperti tadi ia membuka-buka buku itu dan setelah itu menaruhnya kembali.
Matanya tertuju kepada Philip lalu kepada buku itu. Berkali-kali ia melakukan itu. Sayang ia tidak menemukan jawaban. Ya, jawaban mengapa Philip membaca buku-buku itu. Di dorong rasa ingin tahu. Lilica bertanya pada Philip
"tidak biasa seorang murid membaca buku dengan topik seberat ini."
Lilica menunjuk buku-buku sains itu "apalagi buku-buku sains seperti ini. Jika aku boleh bertanya adakah alasan khusus dibalik kau membaca buku-buku ini? jika kau tidak mau menjawab, tidak apa-apa. Lupakan saja pertanyaanku" Lanjut Lilica sambil sekali lagi menatap Philip.
Maka diam-diam pun Lilica mengikuti Philip. Matanya tertuju pada setumpuk buku-buku itu. Buku-buku tentang chain dan contractor itu cukup menarik perhatiannya. Tanpa seijin dari pemilik buku-buku itu. Lilica mengambil sebuah buku tentang chain dan contractor yang terletak paling atas. Ia mengamati buku itu sebentar lalu membuka-bukanya dan menaruhnya kembali saat ia menyadari buku itu tidak lagi menarik perhatiannya. Segera ia mengambil buku yang berada di tumpukan-tumpukan buku sains itu. Lilica tidak terlalu mengerti akan sains tapi yang pasti ini menyangkut tentang gen dan DNA. Seperti tadi ia membuka-buka buku itu dan setelah itu menaruhnya kembali.
Matanya tertuju kepada Philip lalu kepada buku itu. Berkali-kali ia melakukan itu. Sayang ia tidak menemukan jawaban. Ya, jawaban mengapa Philip membaca buku-buku itu. Di dorong rasa ingin tahu. Lilica bertanya pada Philip
"tidak biasa seorang murid membaca buku dengan topik seberat ini."
Lilica menunjuk buku-buku sains itu "apalagi buku-buku sains seperti ini. Jika aku boleh bertanya adakah alasan khusus dibalik kau membaca buku-buku ini? jika kau tidak mau menjawab, tidak apa-apa. Lupakan saja pertanyaanku" Lanjut Lilica sambil sekali lagi menatap Philip.
Fuschia.A.T.Ellenoire- Member
- Posts : 2905
Points : 3010
Join date : 2009-07-20
Age : 27
Character Bio
Character Name: Noire I. Erland
Status: Member of 4 great duke houses, Rien
Job: member of 4 great duke houses, Rien
Re: [FRP]Make up Lives
Philip selesai memasok sudut tersembunyi atap sekolah dengan buku-bukunya. Sekarang ia merasa seperti memiiki markas rahasia sendiri. Rasanya senang sekali! Aman dari guru patroli, nyaman udaranya, juga suasananya sangat kondusif untuk berpikir. Untuk merayakannya, Philip menggeliat sambil mengangkat kedua tangannya ke udara. Cengiran lebar terulas jelas di wajah kasurnya itu.
Baru saja ia menata buku-bukunya, tangan Lilica Einverd sudah menggerayanginya dan menyomot satu di antaranya yang paling atas. Rupanya cewek itu mengikutinya. Hhh, Philip tidak suka apa yang sedang dibaca dan dipelajarinya diketahui orang lain. Ya, karena Philip pasti akan mendengar cemoohan dari mereka. Kalimat-kalimat menusuk seperti, "Sok pintar kau!" atau "Terang aja, orang dia kan jenius!" Oke, dia memang jenius. Tapi bukan salahnya dia memiliki otak jenius, kan? Kembali ke kisah masa lalunya, orang tua angkatnyalah biang keladinya. Dan mereka pulalah, yang menyebabkan Philip tak bisa berhenti membaca buku-buku itu.
"tidak biasa seorang murid membaca buku dengan topik seberat ini."
Yak, berikutnya pasti keluar ejekan. Philip duduk, menyandarkan diri pada dinding dan mulai mengambil satu buku yang berjudul "Mutasi DNA".
"apalagi buku-buku sains seperti ini. Jika aku boleh bertanya adakah alasan khusus dibalik kau membaca buku-buku ini? jika kau tidak mau menjawab, tidak apa-apa. Lupakan saja pertanyaanku"
Philip menghentikan sejenak gerakan matanya ketika membaca kalimat pertama. Ha? Kalimat sepanjang itu tadi bukan ejekan, kan? Tapi... tetap saja, bukan topik yang bisa dengan nyaman jadi bahan perbincangan bagi Philip.
"Masalahku adalah masalahku, kau sebaiknya tidak terlibat," kata Philip, kalem, berusaha menyembunyikan nada cemasnya. Ya, kegembiraannya mendapatkan markas baru meledak berkeping-keping gara-gara pertanyaan dari anak perempuan dari keluarga bangsawan Einverd itu.
Lilica Einverd, apa yang sebenarnya ingin dikatakan Philip adalah Philip tak ingin memiliki teman. Karena kehidupannya di bumi ini tak akan lama, kalau dia hilang nanti, dia hanya akan menyusahkan teman-temannya. Tapi Philip bukanlah seorang pembicara yang baik.
Baru saja ia menata buku-bukunya, tangan Lilica Einverd sudah menggerayanginya dan menyomot satu di antaranya yang paling atas. Rupanya cewek itu mengikutinya. Hhh, Philip tidak suka apa yang sedang dibaca dan dipelajarinya diketahui orang lain. Ya, karena Philip pasti akan mendengar cemoohan dari mereka. Kalimat-kalimat menusuk seperti, "Sok pintar kau!" atau "Terang aja, orang dia kan jenius!" Oke, dia memang jenius. Tapi bukan salahnya dia memiliki otak jenius, kan? Kembali ke kisah masa lalunya, orang tua angkatnyalah biang keladinya. Dan mereka pulalah, yang menyebabkan Philip tak bisa berhenti membaca buku-buku itu.
"tidak biasa seorang murid membaca buku dengan topik seberat ini."
Yak, berikutnya pasti keluar ejekan. Philip duduk, menyandarkan diri pada dinding dan mulai mengambil satu buku yang berjudul "Mutasi DNA".
"apalagi buku-buku sains seperti ini. Jika aku boleh bertanya adakah alasan khusus dibalik kau membaca buku-buku ini? jika kau tidak mau menjawab, tidak apa-apa. Lupakan saja pertanyaanku"
Philip menghentikan sejenak gerakan matanya ketika membaca kalimat pertama. Ha? Kalimat sepanjang itu tadi bukan ejekan, kan? Tapi... tetap saja, bukan topik yang bisa dengan nyaman jadi bahan perbincangan bagi Philip.
"Masalahku adalah masalahku, kau sebaiknya tidak terlibat," kata Philip, kalem, berusaha menyembunyikan nada cemasnya. Ya, kegembiraannya mendapatkan markas baru meledak berkeping-keping gara-gara pertanyaan dari anak perempuan dari keluarga bangsawan Einverd itu.
Lilica Einverd, apa yang sebenarnya ingin dikatakan Philip adalah Philip tak ingin memiliki teman. Karena kehidupannya di bumi ini tak akan lama, kalau dia hilang nanti, dia hanya akan menyusahkan teman-temannya. Tapi Philip bukanlah seorang pembicara yang baik.
Earl Oz Vessalius- Member
- Posts : 538
Points : 570
Join date : 2009-09-21
Age : 35
Location : neverworld
Character Bio
Character Name: Oz Nightingale
Status: Contractor
Job: Head of Rien
Re: [FRP]Make up Lives
Lilica melihat Philip yang sedang membaca buku dan sepertinya terkejut mendengar pertanyaannya. Ia melihat ketidaknyamanan tertampang jelas di wajah Philip. Saat ini Lilica cukup merasa bersalah mengambil topik yang membuat Philip tidak nyaman.
"Masalahku adalah masalahku, kau sebaiknya tidak terlibat,"
Terdengarlah jawaban Philip. Lilica bernafas lega bahwa Philip tidak marah, meski ia cukup bernada cemas. Tidak ingin membuat Philip merasa tidak enak, Lilica pun tidur di lantai sambil mengambil satu buku tentang chain dan contractor lalu membacanya. Setelah memebaca beberapa lama, Lilica menatap Philip yang sedang membaca buku "mutasi DNA". Dipandangnya lekat-lekat cowok itu dari balik bukunya.
'hebat tuh mahkluk gue aja bisa langsung jedotin pala ke meja suruh baca buku macem gituh' pikirnya nista.
Benar-benar kagum akan Philip yang membaca buku 'terlarang' baginya itu. Lilica pun tiba-tiba tertawa.
"he-hebat ahahha... bener deh kalau aku yang baca buku itu dijamin udah jedotin kepala duluan ke meja waktu liat judulnya aja" Puji Lilica sambil mentertawakan dirinya sendiri. Mungkin bagi orang lain ini tidak lucu tapi baginya entah mengapa cukup lucu, kebodohannya sendiri itu.
"Masalahku adalah masalahku, kau sebaiknya tidak terlibat,"
Terdengarlah jawaban Philip. Lilica bernafas lega bahwa Philip tidak marah, meski ia cukup bernada cemas. Tidak ingin membuat Philip merasa tidak enak, Lilica pun tidur di lantai sambil mengambil satu buku tentang chain dan contractor lalu membacanya. Setelah memebaca beberapa lama, Lilica menatap Philip yang sedang membaca buku "mutasi DNA". Dipandangnya lekat-lekat cowok itu dari balik bukunya.
'hebat tuh mahkluk gue aja bisa langsung jedotin pala ke meja suruh baca buku macem gituh' pikirnya nista.
Benar-benar kagum akan Philip yang membaca buku 'terlarang' baginya itu. Lilica pun tiba-tiba tertawa.
"he-hebat ahahha... bener deh kalau aku yang baca buku itu dijamin udah jedotin kepala duluan ke meja waktu liat judulnya aja" Puji Lilica sambil mentertawakan dirinya sendiri. Mungkin bagi orang lain ini tidak lucu tapi baginya entah mengapa cukup lucu, kebodohannya sendiri itu.
Fuschia.A.T.Ellenoire- Member
- Posts : 2905
Points : 3010
Join date : 2009-07-20
Age : 27
Character Bio
Character Name: Noire I. Erland
Status: Member of 4 great duke houses, Rien
Job: member of 4 great duke houses, Rien
Re: [FRP]Make up Lives
(OOC: Kok jadi engga berasa FRP ya? 0w0)
==================
Hening sejenak setelah Philip selesai melemparkan jawaban yang mungkin terdengar pedas di telinga. Ingin sekali dia menampar mulutnya sendiri, tapi tentu saja itu tak ada gunanya. Kalimat itu sudah ia lontarkan dan tak bisa kembali lagi. Tapi rupanya Lilica Einverd tidak keberatan, dia malah berbaring dan mencomot kembali sebuah buku bacaan Philip tentang Chain dan Contractor. Philip tak peduli, dia sedang tak membacanya.
"he-hebat ahahha... bener deh kalau aku yang baca buku itu dijamin udah jedotin kepala duluan ke meja waktu liat judulnya aja"
Tawa Lilica, sekali lagi, mengagetkan Philip sampai jantungnya menggedor-gedor dadanya, seperti mau melompat keluar. Astaga, cewek ini apa-apaan sih? Mau tak mau, Philip kehilangan jejak kalimat mana yang terakhir dia baca tadi, walau ia sudah menunjuknya dengan jari telunjuknya.
Philip tahu, Lilica berhasil mengintip judul buku yang dibaca Philip. Philip pun bereaksi dengan melipat lututnya, menutupi judul buku itu dengan kakinya yang ditekuk. Memang tidak memberikan pengaruh, karena sudah terlanjur ketahuan. Tapi setidaknya, tingkahnya ini memberikan makna tertentu bagi gadis di depannya itu, kan?
Setelah berhasil menguasai diri dari kekagetan dan menemukan kalimat terakhir yang sedang dibacanya, Philip pun menggumam cukup keras sampai bisa terdengar Lilica, "Terkadang kau tak bisa menolak bacaan apa yang harus kaupelajari. Dan kita sedang sembunyi. Pelankan suaramu."
==================
Hening sejenak setelah Philip selesai melemparkan jawaban yang mungkin terdengar pedas di telinga. Ingin sekali dia menampar mulutnya sendiri, tapi tentu saja itu tak ada gunanya. Kalimat itu sudah ia lontarkan dan tak bisa kembali lagi. Tapi rupanya Lilica Einverd tidak keberatan, dia malah berbaring dan mencomot kembali sebuah buku bacaan Philip tentang Chain dan Contractor. Philip tak peduli, dia sedang tak membacanya.
"he-hebat ahahha... bener deh kalau aku yang baca buku itu dijamin udah jedotin kepala duluan ke meja waktu liat judulnya aja"
Tawa Lilica, sekali lagi, mengagetkan Philip sampai jantungnya menggedor-gedor dadanya, seperti mau melompat keluar. Astaga, cewek ini apa-apaan sih? Mau tak mau, Philip kehilangan jejak kalimat mana yang terakhir dia baca tadi, walau ia sudah menunjuknya dengan jari telunjuknya.
Philip tahu, Lilica berhasil mengintip judul buku yang dibaca Philip. Philip pun bereaksi dengan melipat lututnya, menutupi judul buku itu dengan kakinya yang ditekuk. Memang tidak memberikan pengaruh, karena sudah terlanjur ketahuan. Tapi setidaknya, tingkahnya ini memberikan makna tertentu bagi gadis di depannya itu, kan?
Setelah berhasil menguasai diri dari kekagetan dan menemukan kalimat terakhir yang sedang dibacanya, Philip pun menggumam cukup keras sampai bisa terdengar Lilica, "Terkadang kau tak bisa menolak bacaan apa yang harus kaupelajari. Dan kita sedang sembunyi. Pelankan suaramu."
Earl Oz Vessalius- Member
- Posts : 538
Points : 570
Join date : 2009-09-21
Age : 35
Location : neverworld
Character Bio
Character Name: Oz Nightingale
Status: Contractor
Job: Head of Rien
Re: [FRP]Make up Lives
Lilica melihat Philip yang melipatkan kakinya tanda tidak enak dengan pembicaraan ini atau sekedar gugup. Kali ini Lilica segera mengerti bahwa Philip tidak senang dicampuri urusannya. Maka gadis ini segera menepis berbagai pertanyaan yang berada di kepalanya tentang cowok ini.
"Terkadang kau tak bisa menolak bacaan apa yang harus kaupelajari. Dan kita sedang sembunyi. Pelankan suaramu."
Lilica pun segera membalas dengan bisikkan "hoohh pantesan.. hoe? a-ano maaf ne"
Lilica pun melanjutkan membaca buku itu dengan tenang.
"Terkadang kau tak bisa menolak bacaan apa yang harus kaupelajari. Dan kita sedang sembunyi. Pelankan suaramu."
Lilica pun segera membalas dengan bisikkan "hoohh pantesan.. hoe? a-ano maaf ne"
Lilica pun melanjutkan membaca buku itu dengan tenang.
Fuschia.A.T.Ellenoire- Member
- Posts : 2905
Points : 3010
Join date : 2009-07-20
Age : 27
Character Bio
Character Name: Noire I. Erland
Status: Member of 4 great duke houses, Rien
Job: member of 4 great duke houses, Rien
Re: [FRP]Make up Lives
"hoohh pantesan.. hoe? a-ano maaf ne"
Philip mengabaikannya.
Dengan kesunyian yang kemudian tercipta di antara mereka berdua, Philip semula merasa nyaman. Tapi ada sebuah perasaan yang menggerogoti hatinya, terus menggelayutinya, membuat hatinya serasa tak enak. Apakah ini yang namanya penyesalan? Seharusnya dia menikmati ketenangan ini karena dia bisa membaca dengan tenang. Tapi... kenapa?
Philip mengetuk-ngetuk bukunya dengan jari telunjuknya. Makin lama ketukannya makin keras, dan dia pun mengeluarkan suaranya sambil membalik-balik halaman bukunya, memeriksa isi bab-bab di depannya, "Tadi kau bilang, kau anak yang tidak diinginkan? Sedikit banyak aku tahu bagaimana rasanya. Tapi, setidaknya kau memiliki keluarga. Kau masih bisa melakukan sesuatu untuk membuat keluargamu mengakuimu. Kenapa kau tak mencobanya saja?"
Philip mengabaikannya.
Dengan kesunyian yang kemudian tercipta di antara mereka berdua, Philip semula merasa nyaman. Tapi ada sebuah perasaan yang menggerogoti hatinya, terus menggelayutinya, membuat hatinya serasa tak enak. Apakah ini yang namanya penyesalan? Seharusnya dia menikmati ketenangan ini karena dia bisa membaca dengan tenang. Tapi... kenapa?
Philip mengetuk-ngetuk bukunya dengan jari telunjuknya. Makin lama ketukannya makin keras, dan dia pun mengeluarkan suaranya sambil membalik-balik halaman bukunya, memeriksa isi bab-bab di depannya, "Tadi kau bilang, kau anak yang tidak diinginkan? Sedikit banyak aku tahu bagaimana rasanya. Tapi, setidaknya kau memiliki keluarga. Kau masih bisa melakukan sesuatu untuk membuat keluargamu mengakuimu. Kenapa kau tak mencobanya saja?"
Earl Oz Vessalius- Member
- Posts : 538
Points : 570
Join date : 2009-09-21
Age : 35
Location : neverworld
Character Bio
Character Name: Oz Nightingale
Status: Contractor
Job: Head of Rien
Re: [FRP]Make up Lives
Lilica membaca dalam ketenangan. Hal yang cukup unik, mengingat ia adalah anak yang cukup senang berbicara. Sekali-sekali seperti ini pun sebenarnya cukup menyenangkan. ia sekarang mulai mengerti kehebatan buku dalam menemaninya. Saat ia mulai larut dalam buku itu suara Philip mengejutkannya.
"Tadi kau bilang, kau anak yang tidak diinginkan? Sedikit banyak aku tahu bagaimana rasanya. Tapi, setidaknya kau memiliki keluarga. Kau masih bisa melakukan sesuatu untuk membuat keluargamu mengakuimu. Kenapa kau tak mencobanya saja?"
Lilica menutup bukunya lalu menatap langit mendung yang ada di atasnya. Ia menghela nafas. Bersiap menjawab pertanyaan itu.
"hahaha... Keluargaku teridiri dari yang berhubungan darah dan yang tidak. yang membenci ku tidak mempunyai hubungan darah denganku. Pada saat seseorang membenci orang lain, maka apapun yang mereka lakukan akan terlihat buruk di matanya. maka dari itu... aku memilih diam saja dan mengabaikan mereka." Jelas Lilica panjang dan lebar.
Ia menyadari dari perkataan Philip bahwa cowok itu tidak mempunyai keluarga. Sebenarnya Lilica ingin bertanya kenapa, tapi ia segera menutup mulutnya, mengingat itu bukan hal baik untuk dibicarakan.
"Tadi kau bilang, kau anak yang tidak diinginkan? Sedikit banyak aku tahu bagaimana rasanya. Tapi, setidaknya kau memiliki keluarga. Kau masih bisa melakukan sesuatu untuk membuat keluargamu mengakuimu. Kenapa kau tak mencobanya saja?"
Lilica menutup bukunya lalu menatap langit mendung yang ada di atasnya. Ia menghela nafas. Bersiap menjawab pertanyaan itu.
"hahaha... Keluargaku teridiri dari yang berhubungan darah dan yang tidak. yang membenci ku tidak mempunyai hubungan darah denganku. Pada saat seseorang membenci orang lain, maka apapun yang mereka lakukan akan terlihat buruk di matanya. maka dari itu... aku memilih diam saja dan mengabaikan mereka." Jelas Lilica panjang dan lebar.
Ia menyadari dari perkataan Philip bahwa cowok itu tidak mempunyai keluarga. Sebenarnya Lilica ingin bertanya kenapa, tapi ia segera menutup mulutnya, mengingat itu bukan hal baik untuk dibicarakan.
Fuschia.A.T.Ellenoire- Member
- Posts : 2905
Points : 3010
Join date : 2009-07-20
Age : 27
Character Bio
Character Name: Noire I. Erland
Status: Member of 4 great duke houses, Rien
Job: member of 4 great duke houses, Rien
Re: [FRP]Make up Lives
Agak lama Philip menunggu keluarnya jawaban dari mulut gadis itu, tapi dia menunggunya dengan sabar. Namun apa yang kemudian didengar Philip adalah sebuah hal yang aneh baginya.
"hahaha... Keluargaku teridiri dari yang berhubungan darah dan yang tidak. yang membenci ku tidak mempunyai hubungan darah denganku. Pada saat seseorang membenci orang lain, maka apapun yang mereka lakukan akan terlihat buruk di matanya. maka dari itu... aku memilih diam saja dan mengabaikan mereka."
Philip mengerutkan dahi dan menelengkan kepalanya, mencoba mencerna kalimat demi kalimat sampai ia mengerti sepenuhnya. Apa yang Philip tangkap dalam kepalanya adalah Lilica tidak disukai oleh keluarganya yang tidak berhubungan darah dengannya. Ya, Philip tahu bagaimana rasanya, karena sekarang ini seluruh anggota keluarganya sama sekali tidak memiliki hubungan darah dengannya.
Lalu tentang kebencian yang melahirkan perbuatan buruk, Philip tidak sepenuhnya percaya. Err, sejujurnya dia tak tahu bagaimana harus menyikapinya.
"Mungkin tidak selalu begitu," kata Philip, mengangkat bahunya, kemudian mengangkat bukunya dan menjadikannya topi. "Ada kalanya kita melakukan hal yang buruk di mata kita, walau kita tidak sedang membenci. Dan mungkin, begitu pulalah keluargamu." Philip tersenyum pada Lilica Einverd. "Mungkin mereka hanya merasa sungkan, tapi tidak bisa menyatakan perasaan mereka yang sebenarnya."
Wah, betapa kuatnya daya analisis Philip Easton.
"hahaha... Keluargaku teridiri dari yang berhubungan darah dan yang tidak. yang membenci ku tidak mempunyai hubungan darah denganku. Pada saat seseorang membenci orang lain, maka apapun yang mereka lakukan akan terlihat buruk di matanya. maka dari itu... aku memilih diam saja dan mengabaikan mereka."
Philip mengerutkan dahi dan menelengkan kepalanya, mencoba mencerna kalimat demi kalimat sampai ia mengerti sepenuhnya. Apa yang Philip tangkap dalam kepalanya adalah Lilica tidak disukai oleh keluarganya yang tidak berhubungan darah dengannya. Ya, Philip tahu bagaimana rasanya, karena sekarang ini seluruh anggota keluarganya sama sekali tidak memiliki hubungan darah dengannya.
Lalu tentang kebencian yang melahirkan perbuatan buruk, Philip tidak sepenuhnya percaya. Err, sejujurnya dia tak tahu bagaimana harus menyikapinya.
"Mungkin tidak selalu begitu," kata Philip, mengangkat bahunya, kemudian mengangkat bukunya dan menjadikannya topi. "Ada kalanya kita melakukan hal yang buruk di mata kita, walau kita tidak sedang membenci. Dan mungkin, begitu pulalah keluargamu." Philip tersenyum pada Lilica Einverd. "Mungkin mereka hanya merasa sungkan, tapi tidak bisa menyatakan perasaan mereka yang sebenarnya."
Wah, betapa kuatnya daya analisis Philip Easton.
Earl Oz Vessalius- Member
- Posts : 538
Points : 570
Join date : 2009-09-21
Age : 35
Location : neverworld
Character Bio
Character Name: Oz Nightingale
Status: Contractor
Job: Head of Rien
Re: [FRP]Make up Lives
Lilica hanya tersenyum kecil mendengar jawaban Philip. Ya, sebagaian dia benar tapi juga sebagian dia salah. Perktaan Philip cukup berguna dan menyadarkan Lilica sebenarnya. Yang cowok itu tidak tahu sebagian juga karena salahnya juga.
"yah.. itu juga sebagian kesalahanku juga. Mengabaikkan tata krama dan menjadi liar" Jelas Lilica sambil tertawa pelan.
Lilica baru sadar. Cowok itu baru saja tersenyum. Ia segera berdiri sambil mendekati Philip. lalu menatap lekat-lekat wajah cowok itu. Tangannya pun dengan sengaja menarik mulut Philip hingga seperti tersenyum.
"kau barusan tersenyum?" tanya Lilica kaget
"yah.. itu juga sebagian kesalahanku juga. Mengabaikkan tata krama dan menjadi liar" Jelas Lilica sambil tertawa pelan.
Lilica baru sadar. Cowok itu baru saja tersenyum. Ia segera berdiri sambil mendekati Philip. lalu menatap lekat-lekat wajah cowok itu. Tangannya pun dengan sengaja menarik mulut Philip hingga seperti tersenyum.
"kau barusan tersenyum?" tanya Lilica kaget
Fuschia.A.T.Ellenoire- Member
- Posts : 2905
Points : 3010
Join date : 2009-07-20
Age : 27
Character Bio
Character Name: Noire I. Erland
Status: Member of 4 great duke houses, Rien
Job: member of 4 great duke houses, Rien
Re: [FRP]Make up Lives
Kata-kata Philip rupanya mengena di hati Lilica, terlihat dari reaksinya, juga dari jawabannya.
"yah.. itu juga sebagian kesalahanku juga. Mengabaikkan tata krama dan menjadi liar"
Oh, rupanya anak itu juga ikut andil dalam masalahnya sendiri. Artinya, dia dibenci karena tingkah lakunya sendiri, kan? Haha, manusia memang aneh. Lilica Einverd jjuga termasuk yang aneh. Dia tidak mau dibenci, tapi dia bertingkah supaya dibenci. Dari mana Philip tahu tentang Lilica tidak mau dibenci? Tentu dari cara Lilica tadi berkata kalau ia adalah anak yang dibenci. Orang yang sengaja ingin dibenci tak akan membeberkan fakta bahwa ia dibenci, bukan?
Tunggu dulu...
Pikiran Philip mendadak terblokir oleh Lilica Einverd yang mendadak mendekatinya dan menarik pipinya hingga melar.
"Eeeehhh!! Habhaaan?!" Philip gagal memprotes dengan benar gara-gara mulutnya ditarik ke samping dari dua arah sekaligus. Tangannya berusaha menyingkirkan kedua tangan Lilica.
(OOT: yang diomongin Philip tuh "apaan")
"yah.. itu juga sebagian kesalahanku juga. Mengabaikkan tata krama dan menjadi liar"
Oh, rupanya anak itu juga ikut andil dalam masalahnya sendiri. Artinya, dia dibenci karena tingkah lakunya sendiri, kan? Haha, manusia memang aneh. Lilica Einverd jjuga termasuk yang aneh. Dia tidak mau dibenci, tapi dia bertingkah supaya dibenci. Dari mana Philip tahu tentang Lilica tidak mau dibenci? Tentu dari cara Lilica tadi berkata kalau ia adalah anak yang dibenci. Orang yang sengaja ingin dibenci tak akan membeberkan fakta bahwa ia dibenci, bukan?
Tunggu dulu...
Pikiran Philip mendadak terblokir oleh Lilica Einverd yang mendadak mendekatinya dan menarik pipinya hingga melar.
"Eeeehhh!! Habhaaan?!" Philip gagal memprotes dengan benar gara-gara mulutnya ditarik ke samping dari dua arah sekaligus. Tangannya berusaha menyingkirkan kedua tangan Lilica.
(OOT: yang diomongin Philip tuh "apaan")
Earl Oz Vessalius- Member
- Posts : 538
Points : 570
Join date : 2009-09-21
Age : 35
Location : neverworld
Character Bio
Character Name: Oz Nightingale
Status: Contractor
Job: Head of Rien
Page 1 of 1
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum