Log in
Similar topics
Who is online?
In total there are 2 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 2 Guests None
Most users ever online was 151 on Wed Oct 02, 2019 5:52 pm
Search
Latest topics
» Absensi di siniby Kaz Sun Sep 03, 2023 9:49 pm
» [Revive the Forum]
by Kuro Usagi Fri Sep 04, 2015 12:37 am
» Um.. hi, I guess?
by Kuro Usagi Fri Sep 04, 2015 12:35 am
» Do You Have Sixth Sense?
by Kurome Fri Jun 26, 2015 3:45 pm
» Website favorit kalian untuk baca komik online?
by Phantomhive_Earl Mon Oct 28, 2013 7:57 pm
» Biarkan Mata, Otak, Keyboard mengaum saat engkau mengetes mereka. xD~
by Phantomhive_Earl Mon Oct 28, 2013 7:56 pm
» Imaginary World
by Phantomhive_Earl Mon Oct 28, 2013 4:59 pm
» Komentar member di atas^
by Phantomhive_Earl Mon Oct 28, 2013 4:37 pm
» If you wish at fallen star, it will come true. Is that true?
by Phantomhive_Earl Sun Oct 27, 2013 3:56 pm
» Pengalaman Seram
by Phantomhive_Earl Sun Oct 27, 2013 12:48 pm
Yuzu no Sutori
Page 1 of 1
Yuzu no Sutori
Watashi wa Yuzu desu
Watashi wa Yasashii shoujo hanai
Watashi no kako no jissaini , yoru no gatsu to onaji youni kurai desu.
The Cream of Happiness
Jari jemari Yuzu bergerak teratur dari atas ke bawah, merapikan rambutnya yang berantakan. Ia merasa bosan, karena hari sudah malam. Bukanlah waktu yang menyenangkan untuk membunuh orang. Mereka tidak akan menjerit-jerit ketakutan dengan kilat pisau Yuzu karena mereka telah melayang ke dunia mimpi.
Yuzu berjalan ke meja riasnya untuk mengambil bedak. Namun tiba-tiba, ada krim wajah tak dikenal bertengger di pinggir cerminnya. Yuzu mengernyitkan dahi, lalu mengambil krim wajah tersebut. Setelah mengamati beberapa saat, akhirnya Yuzu memakainya.
Tiba-tiba air mata Yuzu keluar tanpa sebab dan tidak bisa berhenti. Jantungnya berdegup sangat kencang. Yuzu jatuh terduduk. Kepalanya terasa sakit. Mulutnya terasa asam, seperti habis memakan puluhan vitamin C hisap sekaligus. Yuzu tidak dapat mengeluarkan suara.
Saat Yuzu tersadar, ia sudah berada di padang bunga matahari dengan langit biru cerah. Yuzu mencoba untuk berdiri, tetapi tidak bisa. Seperti ada yang me-lem dengkulnya.
Tiba-tiba ada seekor kelinci datang menghampiri Yuzu. Yuzu bermaksud akan mengeluarkan pisaunya di kantung jaket. Namun tangannya malah bergerak ke arah kepala kelinci itu dan mengelusnya. Tiba-tiba hati Yuzu seperti diguyur oleh dewi perdamaian. Mulutnya tersenyum lebar. Tawa girang keluar dari mulutnya.
Tanpa sadar, Yuzu berlari ke tengah ladang bunga dan berputar. Ia merasakan sejuknya angin berhembus. Ia merasakan hatinya seolah hatinya sangat lapang. Tubuhnya juga serasa lebih ringan dari biasanya. Setelah menari-nari dan tertawa di tengah ladang bunga, ia pun sadar dan jatuh di rerumputan yang tebal dan hangat.
Yuzu kembali sadar. Kini ia bertanya tanya. Apa yang baru saja ia rasakan?
Kenapa hatinya serasa lepas?
Kenapa ia lupa dengan kebosanan yang ada di rumahnya?
Kenapa ia lupa bahwa dirinya adalah seorang pembunuh berdarah dingin..
Tiba-tiba, ia melihat seorang gadis yang ia kenal. Ia sedang tertawa bahagia. Ia mengelus-elus kelinci seperti yang dilakukan Yuzu. Tapi apabila dilihat dengan saksama, itu Yuzu! Yuzu heran mengapa ada dirinya yang lain di sebrang sana. Tetapi, hati Yuzu serasa lumer melihatnya.
Itu dia! Kenapa..
Kenapa ia merasa senang melihat orang lain senang?
Kenapa ia baru merasa bersalah telah membunuh banyak orang yang dapat tersenyum dan tertawa bahagia..
Tiba-tiba mata Yuzu terbelalak..
Ia tahu jawabannya..
Inikah yang namanya.. Kebahagiaan?
Dulu Yuzu merasa sangat senang bila membunuh orang. Namun sekarang perasaan senang itu sudah bukan apa-apa....
Air mata Yuzu mulai keluar. Kini ia sadar. Betapa kejinya menghilangkan senyum orang-orang tak berdosa hanya demi mimpi egoisnya sendiri. Kini ia sadar bagaimana sedihnya orang lain yang tidak dapat melihat senyum orang lain, apalagi senyum orang yang disayanginya..
Tangan Yuzu perlahan mengambil pisau di dalam jaketnya. Lalu ia membesetkannya ke nadi tangan kirinya. Darah mengucur kemana-mana. Yuzu menaruh tangannya diatas bunga matahari. Berniat memberikan rasa terima kasih pada ladang bunga yang telah memberi tahunya arti kebahagiaan yang sesungguhnya. Mata Yuzu perlahan berkunang-kunang. Lalu tanpa sadar mata Yuzu terpejam. Dengan nadi kiri menyentuh bunga matahari. Angin berhembus kencang. Tetapi tubuh Yuzu tidak merasakan apa apa lagi. Karena ia telah kembali ke kamarnya.
Kebahagiaan itu.. Sudah berakhir..
Yuzu kembali ke kamarnya dengan keadaan tergeletak. Darah yang keluar dari nadi kirinya terus keluar dari tangannya. Ibunya yang masuk ke kamar yuzu terkejut dan menghentikan pendarahan.
Sekarang Yuzu tahu bagaimana kebahagiaan itu..
Rasa sesal masih ada didalam dirinya
Krim wajah misterius itu, ikut hilang dengan kebahagiaannya...
Watashi wa Yasashii shoujo hanai
Watashi no kako no jissaini , yoru no gatsu to onaji youni kurai desu.
The Cream of Happiness
Jari jemari Yuzu bergerak teratur dari atas ke bawah, merapikan rambutnya yang berantakan. Ia merasa bosan, karena hari sudah malam. Bukanlah waktu yang menyenangkan untuk membunuh orang. Mereka tidak akan menjerit-jerit ketakutan dengan kilat pisau Yuzu karena mereka telah melayang ke dunia mimpi.
Yuzu berjalan ke meja riasnya untuk mengambil bedak. Namun tiba-tiba, ada krim wajah tak dikenal bertengger di pinggir cerminnya. Yuzu mengernyitkan dahi, lalu mengambil krim wajah tersebut. Setelah mengamati beberapa saat, akhirnya Yuzu memakainya.
Tiba-tiba air mata Yuzu keluar tanpa sebab dan tidak bisa berhenti. Jantungnya berdegup sangat kencang. Yuzu jatuh terduduk. Kepalanya terasa sakit. Mulutnya terasa asam, seperti habis memakan puluhan vitamin C hisap sekaligus. Yuzu tidak dapat mengeluarkan suara.
Saat Yuzu tersadar, ia sudah berada di padang bunga matahari dengan langit biru cerah. Yuzu mencoba untuk berdiri, tetapi tidak bisa. Seperti ada yang me-lem dengkulnya.
Tiba-tiba ada seekor kelinci datang menghampiri Yuzu. Yuzu bermaksud akan mengeluarkan pisaunya di kantung jaket. Namun tangannya malah bergerak ke arah kepala kelinci itu dan mengelusnya. Tiba-tiba hati Yuzu seperti diguyur oleh dewi perdamaian. Mulutnya tersenyum lebar. Tawa girang keluar dari mulutnya.
Tanpa sadar, Yuzu berlari ke tengah ladang bunga dan berputar. Ia merasakan sejuknya angin berhembus. Ia merasakan hatinya seolah hatinya sangat lapang. Tubuhnya juga serasa lebih ringan dari biasanya. Setelah menari-nari dan tertawa di tengah ladang bunga, ia pun sadar dan jatuh di rerumputan yang tebal dan hangat.
Yuzu kembali sadar. Kini ia bertanya tanya. Apa yang baru saja ia rasakan?
Kenapa hatinya serasa lepas?
Kenapa ia lupa dengan kebosanan yang ada di rumahnya?
Kenapa ia lupa bahwa dirinya adalah seorang pembunuh berdarah dingin..
Tiba-tiba, ia melihat seorang gadis yang ia kenal. Ia sedang tertawa bahagia. Ia mengelus-elus kelinci seperti yang dilakukan Yuzu. Tapi apabila dilihat dengan saksama, itu Yuzu! Yuzu heran mengapa ada dirinya yang lain di sebrang sana. Tetapi, hati Yuzu serasa lumer melihatnya.
Itu dia! Kenapa..
Kenapa ia merasa senang melihat orang lain senang?
Kenapa ia baru merasa bersalah telah membunuh banyak orang yang dapat tersenyum dan tertawa bahagia..
Tiba-tiba mata Yuzu terbelalak..
Ia tahu jawabannya..
Inikah yang namanya.. Kebahagiaan?
Dulu Yuzu merasa sangat senang bila membunuh orang. Namun sekarang perasaan senang itu sudah bukan apa-apa....
Air mata Yuzu mulai keluar. Kini ia sadar. Betapa kejinya menghilangkan senyum orang-orang tak berdosa hanya demi mimpi egoisnya sendiri. Kini ia sadar bagaimana sedihnya orang lain yang tidak dapat melihat senyum orang lain, apalagi senyum orang yang disayanginya..
Tangan Yuzu perlahan mengambil pisau di dalam jaketnya. Lalu ia membesetkannya ke nadi tangan kirinya. Darah mengucur kemana-mana. Yuzu menaruh tangannya diatas bunga matahari. Berniat memberikan rasa terima kasih pada ladang bunga yang telah memberi tahunya arti kebahagiaan yang sesungguhnya. Mata Yuzu perlahan berkunang-kunang. Lalu tanpa sadar mata Yuzu terpejam. Dengan nadi kiri menyentuh bunga matahari. Angin berhembus kencang. Tetapi tubuh Yuzu tidak merasakan apa apa lagi. Karena ia telah kembali ke kamarnya.
Kebahagiaan itu.. Sudah berakhir..
Yuzu kembali ke kamarnya dengan keadaan tergeletak. Darah yang keluar dari nadi kirinya terus keluar dari tangannya. Ibunya yang masuk ke kamar yuzu terkejut dan menghentikan pendarahan.
Sekarang Yuzu tahu bagaimana kebahagiaan itu..
Rasa sesal masih ada didalam dirinya
Krim wajah misterius itu, ikut hilang dengan kebahagiaannya...
Kanako Mizuki- Member
- Posts : 868
Points : 896
Join date : 2009-06-28
Age : 28
Location : Disono noh.. *kabur*
Character Bio
Character Name: Yuzuki Deindery
Status: Four Great Duke Houses
Job: Four Great Duke Houses Member
Re: Yuzu no Sutori
The Lost Friend
Notes: Bacalah sambil mendengarkan lagu Confidence - Rieko Miura
Musim panas sudah tiba. Yuzu membuka laci gudangnya untuk mencari baju musim panasnya. Tiba-tiba tangannya serasa meraba sesuatu. Sebuah album foto.
Album itu berwarna biru dengan tulisan 'Friend Forever' di depannya. Penasaran, Yuzu membukanya...
Disitulah terlihat..
Seseorang yang sampai sekarang masih berada dihatinya
Satu-satunya orang lain yang tidak tega ia bunuh..
Teman baiknya, Henny, berada di foto pertama. Ia sedang menyodorkan gundukan pasir pada kamera. Seulas senyum menghiasi wajahnya yang kecil. Mukanya tampak bahagia di sana. Lagi-lagi, hati Yuzu serasa tersihir.
Di foto kedua, terlihat dua gadis kecil yang sedang saling mengejar. Yuzu tahu siapa saja gadis itu. Yang sedang dikejar adalah Henny, dan yang sedang mengejar adalah dirinya. Mereka terlihat sedang tertawa gembira satu sama lain. Yuzu menghela napas panjang.
Dimanakah kiranya Henny sekarang ini?
Yuzu menutup kembali album foto itu lalu menaruhnya diatas lemari. Tetapi dari bagian belakang album, ada sepucuk surat yang jatuh. Kertas surat yang sudah kekuningan. Kertas surat yang umurnya pasti sudah memiliki tahun.
Yuzu yang penasaran mengambil surat tersebut, lalu membacanya. Kira-kira, surat yang tertulis seperti ini:
Dimana gerangan rasa persahabatannya yang dulu?
Dimana gerangan senyum bahagianya yang dulu?
Kini Yuzu sadar. Ia telah mengecewakan temanya. Ia hampir tidak pernah tersenyum lagi. Ia juga melupakan temannya, dibutakan oleh keinginan egoisnya.
Bagaimana bisa dulu ia berteman dengan Henny?
Bagaimana bisa Henny mempercayai Yuzu?
Lalu bagaimana dengan harapan Henny untuk bertemu kembali dengan senyum bahagia yang masih sama seperti dulu kalau Yuzu saja lupa bagaimana senyumnya dulu...
-lanjut besok-
Notes: Bacalah sambil mendengarkan lagu Confidence - Rieko Miura
Musim panas sudah tiba. Yuzu membuka laci gudangnya untuk mencari baju musim panasnya. Tiba-tiba tangannya serasa meraba sesuatu. Sebuah album foto.
Album itu berwarna biru dengan tulisan 'Friend Forever' di depannya. Penasaran, Yuzu membukanya...
Disitulah terlihat..
Seseorang yang sampai sekarang masih berada dihatinya
Satu-satunya orang lain yang tidak tega ia bunuh..
Teman baiknya, Henny, berada di foto pertama. Ia sedang menyodorkan gundukan pasir pada kamera. Seulas senyum menghiasi wajahnya yang kecil. Mukanya tampak bahagia di sana. Lagi-lagi, hati Yuzu serasa tersihir.
Di foto kedua, terlihat dua gadis kecil yang sedang saling mengejar. Yuzu tahu siapa saja gadis itu. Yang sedang dikejar adalah Henny, dan yang sedang mengejar adalah dirinya. Mereka terlihat sedang tertawa gembira satu sama lain. Yuzu menghela napas panjang.
Dimanakah kiranya Henny sekarang ini?
Yuzu menutup kembali album foto itu lalu menaruhnya diatas lemari. Tetapi dari bagian belakang album, ada sepucuk surat yang jatuh. Kertas surat yang sudah kekuningan. Kertas surat yang umurnya pasti sudah memiliki tahun.
Yuzu yang penasaran mengambil surat tersebut, lalu membacanya. Kira-kira, surat yang tertulis seperti ini:
Yuzu membelalakkan mata. Baris demi baris ia baca. Kini ia terduduk, bertanya pada diri sendiri.Henny Rabblegood, 21 Agustus 2000 wrote:
Yuzu,
Maaf aku tidak memberitahumu terlebih dahulu. Aku harus pindah ke Amerika karena pekerjaan ayahku. Tapi aku yakin, kau adalah orang yang tegar walau tanpa aku. Aku yakin, kau bisa mencari teman baru.
Aku masih ingat kita berteriak di musim dingin, dan tertawa bersama di musim panas. Hatiku selalu denganmu. Ketika aku menutup mata, aku dapat merasakan kehangatan dari belakang. Sehangat persahabatan kita.
Aku harap kita bisa bertemu lagi. Walaupun sangat tidak mungkin. Juga terlalu jauh untuk digapai. Pasti hati kita terkait erat. Kita pasti akan bertemu lagi, suatu hari.
Terima kasih sudah ingin menjadi temanku Yuzu. Aku mungkin tersapu oleh arus kehidupan Amerika. Tapi aku tidak akan pernah melupakanmu. Senyum bahagiamu, yang masih seperti dulu.
Salam pisah,
Henny
Dimana gerangan rasa persahabatannya yang dulu?
Dimana gerangan senyum bahagianya yang dulu?
Kini Yuzu sadar. Ia telah mengecewakan temanya. Ia hampir tidak pernah tersenyum lagi. Ia juga melupakan temannya, dibutakan oleh keinginan egoisnya.
Bagaimana bisa dulu ia berteman dengan Henny?
Bagaimana bisa Henny mempercayai Yuzu?
Lalu bagaimana dengan harapan Henny untuk bertemu kembali dengan senyum bahagia yang masih sama seperti dulu kalau Yuzu saja lupa bagaimana senyumnya dulu...
-lanjut besok-
Kanako Mizuki- Member
- Posts : 868
Points : 896
Join date : 2009-06-28
Age : 28
Location : Disono noh.. *kabur*
Character Bio
Character Name: Yuzuki Deindery
Status: Four Great Duke Houses
Job: Four Great Duke Houses Member
Similar topics
» Komentar Yuzu no Sutori: The Cream of Happiness
» (2nd Yuzu) Etoile Euphe Novadion - Legal Chain - Member of Four duke house (Novadion)
» (2nd Yuzu) Etoile Euphe Novadion - Legal Chain - Member of Four duke house (Novadion)
Page 1 of 1
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum
|
|